Anda di halaman 1dari 7

STATUS PASIEN RESPONSI

RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

15 FERBUARI 2016

I. DATA DASAR
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 73 tahun
Alamat : Juwut Kenanga Porong
Pekerjaan : Insinyur
Tanggal Periksa : 15-2-2016

1.1 Keluhan utama


Kontrol post operasi katarak mata kiri

1.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang untuk kontrol post operasi katarak mata kiri 3 minggu yang
lalu. Saat ini pasien sudah tidak ada keluhan. Sebelumnya yaitu Agustus 2015,
pasien mengeluh mata kirinya kabur. Kabur dirasakan semakin lama semakin
parah. Awalnya pasien mengaku masih bisa melihat dengan samar-samar.
Namun sejak Desember 2015 , pasien mengeluh saat melihat lurus ke depan
lebih kabur dibanding melirik ke arah samping.
Pasien mengaku merasa lebih kabur saat melihat di siang hari
dibandingkan dengan malam hari. Selain itu, pasien juga dapat membaca
dengan jarak dekat tanpa menggunakan kacamata baca. Sejak Desember 2015,
pasien mengaku mata kiri berwarna putih kekeruhan. Pasien menyangkal
adanya nyeri maupun pusing. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Tidak ada
keluhan pada mata kanan.
1.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Melitus (-)
Hipertensi (-)
Riwayat trauma (-)
Riwayat alergi (-)

1.4 Riwayat Penyakit Keluarga


Keluhan serupa (-)
Hipertensi (-)
Diabetes Melitus (-)

1.5 Riwayat Pengunaan Obat


Pasien menggunakan obat tetes mata Tria Xitrol sejak selesai operasi.
Pasien menyangkal adanya alergi obat.
1.6 Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang insinyur dan tinggal bersama istrinya.

II. PEMERIKSAAN FISIK

1 Pemeriksaan Visus
Visus dasar
VOD :5/15
VOS :5/9 f
Refraksi
OD : S-1.25 5/5
OS : S-0.50 / C -0.75 X 800 5/5
2. Segmen anterior
NO Segmen anterior Oculi dextra +/- Oculi +/-
sinistra
1 Palpebra superior Normal Normal
2 Palpebra inferior Normal Normal
3 Konjungtiva Hiperemi - hiperemi -
palpebral
4 Konjungtiva bulbi Normal Normal
5 Kornea Jernih + Jernih +
Transparan + transparan +

6 BMD Dangkal, Dangkal,


Jernih Jernih
7 Iris Normal Normal
8 Pupil Bulat + Bulat +
Diameter 3 mm Diameter 3 mm
Refleks + Refleks +
cahaya cahaya
isokor Isokor +
9 Lensa jernih + Jernih +
IOL (+)

3. Segmen posterior
OD OS
Fundus Reflex + +
Optic Disc Batas tegas Batas tegas
CDR 0,3 0,3
Makula Reflex + +
4. Tonometri Schiotz

TOD = 6/5,5 = 14,6 mmHg

TOS = 5,5/5,5 = 15,9 mmHg


III. DAFTAR MASALAH

NO Tanggal Mulai Masalah Aktif


1 Agustus 2015 Pasien mengeluh pandangan mata kiri mulai kabur
2. Desember Pandangan mata kiri semakin kabur terutama saat melihat
2015 lurus ke depan, namun masih dapat melihat jika melirik ke
samping
3. Januari 2016 Penderita menjalani operasi katarak mata kiri dan
pemasangan IOL
Setelah operasi pandangan pasien menjadi lebih baik

4. 15 Febuari S:
2016 OD : tidak ada keluhan
OS: Pasien merasa pandangan mata sudah tidak kabur

O:
VOD = 5/15 S-1.25 5/5
VOS = 5/9 f S-0.50 / c-0.75 x80 5/5

Segmen Anterior :
Arcus Senilis +/+
Lensa keruh -/-
IOL -/+
Bekas Jahitan -/+
Iris Shadow -/-
Tonometri :
TOD = 6/5,5 = 14,6 mmHg
TOS = 5,5/5,5 = 15,9 mmHg

Segmen Posterior :
Fundus Reflex +/+
CDR 0,3/0,3
Macula Reflex +/+
IV. RENCANA PERMULAAN

NO Daftar Masalah Rencana Monitoring Terapi Edukasi


(Diagnosa /DD) Diagnosis
1 Kontrol post - -Keluhan Tria Xitrol Kontrol
operasi katarak -Visus rutin post
mata kiri -Slit Lamp operasi
-Tonometri
Dx: -Ophtalmoskopi Jika ada
OS : post OSCE -Hecting keluhan,
+ IOL kontrol
poli mata
2. Visus ODS - -Visus -Kacamata Motivasi
menurun lensa Kacamata
spheris
negatif
dengan
Dx: koreksi
OD Myopia terkecil
simplex memberi
visus
OS Myopia maksimal
Astigmat
Compositus -Kacamata
lensa
silindris
negatif
ASTIGMATISMA PADA OPERASI KATARAK

Luntz dan Livingstone (1977) melakukan penelitian pada 40 pasien yang telah
dilakukan operasi katarak dengan insisi pada kornea kemudian dijahit dengan nylon
monofilamen 10/0. Segera setelah dilakukan operasi katarak, terjadi komplikasi berupa
astigmatism yang disebabkan karena jahitan dari benang nylon (suture-induced
astigmatism), yang keparahannya tergantung pada kekuatan jahitan. Astigmatism
berkisar dari 1 dioptri hinggan 10.5 dioptri. Astigmatism akan hilang setelah dilakukan
pelepasan jahitan dan dalam beberapa minggu 48% akan kembali seperti sebelum
dilakukan operasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa dapat pula terjadi perubahan
pre-op dan post-op dari 0,75 hingga 1,5 D setelah dilakukan pengangkatan jahitan.

Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa terjadi insiden astigmatisma


meningkat secara lebih progresif pada 6 minggu awal setelah operasi. Perubahan dapat
mencapai 3D, bahkan 10,5 D. Hal ini disebabkan oleh adanya penutupan sutura yang
terlalu ketat sehingga terjadi distorsi kornea yang berlebihan. Setelah dilakukan
pengangkatan penjahitan, ditemukan visus yang hampir sama dengan pengukuran
sebelum dilakukan operasi. Ada pun perbedaannya, maksimal dapat berkisar hingga
2,25 D. Di sisi lain, kebanyakan axis mata tidak mengalami perubahan yang berarti
antara sebelum dan sesudah operasi. Jika berubah, axis silinder berubah dari arah
horizontal ke arah oblique.

Dalam rangka menangani suture-induced astigmatism, dibutuhkan


pengangkatan jahitan benang nilon. Hal ini akan lebih mudah bila dilakukan insisi
kornea, jika dibandingkan dengan insisi subkonjungitva. Oleh karena itu, corneal
section saat ini lebih dipilih dibandingkan subconjunctival section.

Anda mungkin juga menyukai