ORCHITIS
Oleh:
dr. Elsa Prima Putri
Pendamping:
dr. Sherly Monalisa
Wahana:
RSUD PARIAMAN
Topik : Orchitis
Tanggal (Kasus) : 21 Februari 2018 Presenter : dr. Elsa Prima Putri
Tanggal Presentasi : 21 Maret 2018 Pendamping : dr. Sherly Monalisa
Tempat Presentasi : RSUD Pariaman
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan
ѵ
Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pria, 42 th, bengkak pada buah zakar kiri
Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Orchitis
Bahan Bahasan Tinjauan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara membahas Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Orchitis.
2. Tatalaksanana Orchitis
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai Orchitis.
1. Subjektif :
- Bengkak pada buah zakar kiri sejak 1 bulan yang lalu, bengkak dirasakan
semakin bertambah besar setiap hari. Bengkak pada buah zakar tidak hilang
timbul saat tidur, berdiri maupun mengedan.
- Nyeri pada buah zakar dirasakan terutama saat pasien duduk. Nyeri dirasakan
menjalar ke bagian perut.
- Demam (+) sejak 1 minggu yang lalu, demam tidak tinggi ,tidak berkeringat,
tidak menggigil
- Mual (+) muntah (-)
- BAK normal tidak ada darah, tidak ada nanah, nyeri saat BAK disangkal.
- BAB dalam batas normal.
- Riwayat trauma dan penyakit menular seksual disangkal.
- Riwayat diabetes mellitus dikenal sejak 2 tahun yang lalu, pasien rutin kontrol ke
Puskesmas dan mendapatkan terapi Metformin 3x500mg.
- Riwayat bengkak pada bagian tubuh lain namun pecah sendiri ada.
2. Objektif :
Status Generalis:
Status Internus:
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor ϕ 2 mm = 2 mm,
refleks cahaya +/+ normal
Paru
Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari lateral LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 1 jari lateral LMCS RIC V,
o batas jantung kanan LSD, batas atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, HR 94 x/menit, gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : tidak tampak membuncit
Palpasi : nyeri tekan pada regio lumbal sinistra, nyeri ketok CVA (+)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Genitalia : transluminasi (-), hematoma (+), eritema (+) nyeri (+)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap: pada tanggal 21 Februari 2018
- RBC 4,73 x106/mm3 (4,5-5,5x106 mm3)
- MCV 80,8 fl
- HCT 38,2% (40-48%)
- PLT 383 x103/mm3 (150-400x103/mm3)
- WBC 13,86 x103/mm3 (5-10,0x103/mm3)
- HGB 13,1 gr/dl (13-16 gr/dl)
- MCH 27,7 pq (25,0-35,0 pq)
- MCHC 34,3 gr/dl (31,0-38,0 gr/dl)
- SGOT: 8 mg/dl SGPT: 10 mg/dl
- Ureum: 31 mg/dl Kreatinin: 0,7 mg/dl
- Gula darah sewaktu: 334 mg/dl
3. Assessment :
Penegakan diagnosis Orchitis dapat dilakukan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan
keluhan berupa bengkak dan nyeri pada testis kiri. Nyeri dirasakan terus-menerus
terutama saat duduk seperti ditusuk-tusuk, mual ada dan muntah tidak ada. BAB
(+) dalam batas normal, demam ada.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan pasien dalam kondisi baik, tampak sakit
sedang. Pemeriksaan tanda vital didapatkan: TD 130/90 mmHg, nadi 81x/menit,
RR:18x/menit, suhu: 37,0oC. Pada pemeriksan status lokalis regio testis
ditemukan tampak testis kiri membesar dengan posisi lebih tinggi dibanding
testis kanan. Terlihat adanya tanda radang pada skrotum, tidak terlihat adanya
massa abnormal. Testis teraba hangat, konsistensi lunak, nyeri tekan pada testis
kiri, tidak ada masa abnormal pada penis dan scrotum, tidak teraba funikulus
spermatikus.
Phren’s sign (+)
Iluminasi test (-/-)
Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah didapatkan peningkatan nilai
leukosit pada pada pemeriksaan darah rutin. Maka dapat disimpulkan bahwa
diagnosa orchitis pada kasus ini disebabkan oleh infeksi bakteri. Dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang tersebut dapat ditegakkan
diagnosis Orchitis Sinistra.
Penatalaksanaan Orchitis dengan penanganan secara konservatif untuk
eliminasi sumber infeksi, reduksi jumlah bakteri kontaminan dan mencegah
terjadinya infeksi yang persisten dan rekuren.
4. Plan :
Diagnosis : Orchitis + DM tipe 2 tidak terkontrol
Penatalaksanaan
- Pasien rawat inap
- IVFD RL 12j/ kolf
- IVFD Moxifloxacin 2x1
- Inj Ranitidin 2x1
- Inj Ketorolac 2x1
Follow up
22 Februari 2018
S/ bengkak pada buah zakar kiri (+)
Nyeri terasa saat duduk (+)
Demam (+)
O/ Keadaan Umum: Sedang
Kesadaran : CMC
TD : 140/ 80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Nafas : 22x/menit
Suhu : 37
St. Lokalis :
Inspeksi: Tampak testis kiri membesar dengan posisi lebih tinggi dibanding testis
kanan. Terlihat adanya tanda radang pada skrotum, tidak terlihat adanya massa
abnormal.
Palpasi: Testis teraba hangat, konsistensi lunak, nyeri tekan pada testis kiri, tidak
ada masa abnormal pada penis dan scrotum
A/ Orchitis + DM tipe 2 tidak terkontrol
P/ IVFD RL/12jam
Inf. Moxifloxacin 2x 500mg
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Konsul penyakit dalam dengan DM
23 Februari 2018
S/ bengkak pada buah zakar kiri pecah (+)
Nanah tampak keluar dari buah zakar.
Demam (+)
O/ Keadaan Umum: Sedang
Kesadaran : CMC
TD : 140/ 77 mmHg
Nadi : 93x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,5
St. Lokalis :
Inspeksi: Tampak darah dan nanah pada testis kiri
Palpasi: Testis teraba hangat, konsistensi lunak, nyeri tekan pada testis kiri,
A/ Orchitis
P/ pasien PAPS dengan obat pulang
Asam Mefenamat 3x500mg
Cefixime 2x200mg
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi testis
Testis merupakan sepasang struktur organ yang berbentuk oval dengan ukuran
4x2,5x2,5 cm dan berat kurang lebih 20 gr. Terletak di dalam scrotum dengan axis
panjang pada sumbu vertical dan biasanya testis kiri lebih rendah diabnding kanan,
Letak anatomis testis adalah caudolateral dan craniomedial. Testis diliputi oleh tunica
albuginea pada 2/3 anterior kecuali pada sisi dorsal dimana terdapat epidiymis dan
pedikel vaskuler. Sedangkan epididymis merupakan organ yang berbentuk kurva yang
terletak di sekeliling bagian dorsal dari testis. Suplai darah arteri pada testis dan
Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormone androgen
jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Diantar tubulus seminiferus inilah
mengenai proses ini antara lain adanya tarikan gubernakulum dan tekanan
Jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus pada bagian anterior dan lateral
testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut tunica vaginalis yang
meneruskan diri menjadi lapisan parietal. Lapisan ini langsung berhubngan dengan
karena asal embriologi ke dua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke testis berasal
dari aorta yang beranastomosis di funikulus spermatikus dengan arteri dan vasa
deferensia yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna. Aliran darah dari testis
inguinalis interna akan membentuk vena spermatika. Vena spermatika kanan akan
masuk ke dalam vena cava inferior sedangkan vena spermatika kiri akan masuk ke
B. Definisi Orchitis
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi.
Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus lain
dan bakteri dapat menyebabkan orchitis. Orkitis (inflamasi pada testis) dapat
disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis terkena, dan
jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak terjadi bila
bersifat unilateral.
C. Etiologi
Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling
sering menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Virus lainnya meliputi
Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya menyebabkan orkitis
D. Epidemiologi
Kejadian orchitis diperkirakan 1 diantara 1000 laki-laki.
4 dari 5 laki-laki prepubertal (lebih muda dari 10 tahun).
Sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis
(epidiymoorchitis), dan terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari
15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
E. Faktor resiko
Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang umum
untuk epididimis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor resiko.
Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatic ke epidiymis melalui saluran sperma dan
disebabkan oleh kuman neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-laki
Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi kalor, rubor,
dolor, tumor, dan function laesa. Orchitis paling umum disebabkan oleh infeksi
bakteri. Virus maupun trauma. Infeksi virus (mumps) bisa menginfeksi secara
hematogen, sedangkan infeksi bakteri biasanya melalui infeksi saluran kencing atau
G. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala orkitis dapat berupa demam, semen mengandung darah,
keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat,
membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air
WBCs, kemerahan skrotum secara unilateral atau bilateral, pembengkakan, dan nyeri.
H. Pemeriksaan penunjang
Testicular scan
I. Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan orchitis datang dengan keluhan nyeri dan
bengkak pada testis. Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang
berupa nyeri dan panas saat berkemih. Kadang disertai pembesaran getah bening.
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis berwarna
kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat dipalpasi. Pembengkakan
Laboratorium
Pada orchitis yang disebebabkan oleh bakteri dan virus terjadi peningkatan
leukosit.
Ultrasonografi
USG dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.
J. Diagnosis Banding
a. Torsio Testis
Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus, sehingga terjadi
hambatan aliran darah ke testis, sehingga apabila 5-6 jam (golden period) tidak
mendapatkan terapi akan terjadi atrofi testis. Karena perfusi oleh vasa spermatika
interna menurun. Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsi dimulai dari
kontraksi testis sebelah kiri, dimana testis kiri berputar berlawanan dari arah jarum
jam sehingga terjadi oedem testis dan funikulus spermatikus akibatnya terjadi
iskemia.
Gambaran klinis torsio testis, biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di daerah
skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Nyeri dapat
lebih horizontal daripada testis kontralateral. Kadang-kadang pada torsio yang baru
aja terjadi. Dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
Keadaan ini biasanya tidak disertai dengan demam. Pemeriksaan sedimen urine tidak
menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan
tanda inflamasi. Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis
sedangkan pada keradangan akut testis lainnya terjadi peningkatan aliran darah ke
testis.
Terapi torsi testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan mengembalikan posisi
testis ke asalnya dengan memutar testis kea rah berlawanan dengan arah torsio,
dengan local anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-20
ccbila gagal dilakukan operasi. (2) operasi, tujuannya adalah untuk mengembalikan
testis kea rah yang benar. Bila testis viabeldilakukan orkidopeksi pada tunica
inflamasi ini dapat terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi inflamasi ini berasal
dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat atau uretra yang secara ascending
menjalar ke epididimis. Dapat pula terjadi refluks urine melalui duktus ejakulatorius
atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke epididimis. Mikroba
penyebab infeksi pada pria dewasa muda (<35 tahun) yang tersering adalah chlamidia
trachomatis atau neisseria gonorhoika, sedangkan pada anak-anak dan orang tua yang
tersering adalah E.coli atau ureoplasma ureolitikum. Biasanya pasien datang dengan
keluhan nyeri mendadak pada daerah skrotum diikuti dengan bengkak pada kauda
hingga caput epididimis. Tidak jarang disertai demam, malese, dan nyeri dirasakan
hemiskrotum dan kadang kala pada palpasi sulit memisahkan antara epididimis
spermatikus pada daerah inguinal. Gejala klinis epididimitis akut sulit dibedakan
dengan torsio testis. Pada epididimitis akut jika dilakukan elevasi (pengangkatan)
testis, nyeri akan berkurang; hal ini berbeda dengan torsio testis.
c. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukkan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan visceralis tunica vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berbeda
di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi
dan reabsorbsi oleh system limfatik disekitarnya. Hidrokel bisa disebabkan oleh (1)
Keluhan utama pada hidrokel adanya benjolan yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan
Terapi suportif; bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting
adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir
mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa IM
30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri. Digunakan dalam kombinasi
dengan ceftriaxone untuk pengobatan gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari,
Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari.
3.Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan
kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia
Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO
S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas
terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan
bakteri terhambat. Dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan
L. Komplikasi
McCance & Hueter, 2002 dalam Lemone (2004 : 1533) menyatakan bahwa
kurang lebih 30% kasus orkitis terjadi atrofi testis dengan kerusakan irreversibel
abses skrotum, infark testis, fistula kulit skrotum, dan epididimitis kronik.
Abscess scrotalis
Infark testis
Rekurensi
Epididymitis kronis
Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita
epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini
M. Prognosis
Prognosis pada penderita orchitis secara umum adalah baik. Pada penyakit
orchitis dengan pemberian antibiotik yang tepat sebagian besar kasus orchitis bakteri