Anda di halaman 1dari 26

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI


RS. BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

RS BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU


2017

1
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RS. BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI


RUMAH SAKIT BAYANGKARA HASTA BRATA BATU

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan Radiologi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi suda selayaknya
memberikan pelayanan yang berkualitas. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan radiologi, maka mutlak diperlukan kegiatan
pemantapan mutu yang mencakup semua komponen kegiatan,
salah satunya adalah pedoman pelayanan radiologi. Pedoman
pelayanan radiologi ini dapat digunakan oleh para petugas radiologi
dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan uraian tugas masing-
masing.

1.2 Tujuan
a. Memberikan standart pelayanan di Radiologi bagi seluruh staf
Radiologi dalam memberikan pelayanan yang bermutu, nyaman dan
menjamin keselamatan pasien
b. Menjamin kontinuitas pelayanan pasien di unit Radiologi mulai dari
identifikasi pasien pelaksanaan pemeriksaan radiologi hingga
ekspertise dokter untuk pelayanan rawat inap, rawat jalan, maupun
rujukan ke radiologi luar Rumah Sakit Hasta Brata Batu

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan


a. Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata melaksanakan
pelayanan radiologi diagnostic dan pelayanan radiologi imaging.
Beberapa parameter pemeriksaan yang tidak dapat dikerjakan di
unit radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu akan

2
dirujuk ke unit radiologi rumah sakit luar yang bekerja sama
dengan unit radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu.
Terpisah dari unit pelayanan lain di rumah sakit, masyarakat yang
bisa mendapatkan pelayanan radiologi unit radiologi Rumah Sakit
Bhayangkara Hasta Brata Batu adalah pasien rawat jalan dan
rawat inap rumah sakit, pasien dengan permintaan sendiri ingin
mendapatkan pelayanan radiologi di Rumah Sakit Bhayangkara
Hasta Brata Batu, ataupun kiriman dari dokter di luar rumah sakit.
b. Untuk pelayanan radiologi di luar rumah sakit dipilih berdasarkan
rekomendasi dari Kepala Unit Radiologi dan dipilih berdasarkan
reputasi yang baik dan memenuhi standar Undang-Undang serta
adanya pemberitahuan informasi secara jelas kepada pasien
apabila ada pemeriksaan yang dirujuk ke unit radiologi di luar
Rumah Sakit.
1.4 Batasan Operasional
a. Pemeriksaan radiodiagnostik yang diselenggarakan harus mampu
mendeteksi kelainan-kelainan diantaranya pada tractus urinarius,
System muscolosceletal (cranium, collumnavertebralis, ekstremitas,
pelvis, thorax) pada pemeriksaan rongent dan USG serta kelainan
pada hepar, Vesica fellea (Gall Bladder/ kandungempedu), Ginjal,
Pancreas dan vesicaurinaria pada pemeriksaan USG
b. Radiolgi Rumah Sakit Bhayangkara Hastabrata Batu buka 24 jam
dan menerima semua parameter pemeriksaan Radiologi, dan
parameter yang tidak dapat dikerjakan di radiologi Rumah Sakit
Bhayangkara Hastabrata Batu akan di rujuk ke Rumah sakit
rujukan.

1.5 Landasan Hukum


a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
c. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008
Tentang Radiologi.
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XII/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi

3
Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan.
f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
g. Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2011 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Polri

II. STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Agar pelayanan radiologi dapat terselenggarakan dengan mutu yang
dapat dipertanggungjawabkan, maka pemeriksaan Radiologi harus
dilakukan oleh tenaga yang profesional.
Kualifikasi tenaga yang harus tersedia:
a.Dokter Spesialis Radiologi yang diakui oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Kesehatan dan
memiliki SIP.
b. Petugas Proteksi Radiasi, Lulusan Diploma IV Radiodiagnostik
dan Radioterapi dan memiliki SIB.
c. Tenaga Radiografer, Lulusan Diploma III Radiodiagnostik dan
Radioterapi
d.Tenaga Administrasi, Petugas yang paham mengenai
administrasi dan komputerisasi

2.2 Distribusi Ketenagaan


Sumber daya manusia yang ada di Radiologi RS Bhayangkara hasta
Brata Batu dibagi dalam tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Penanggung jawab Radiologi
b. Petugas Proteksi Radiasi
b. Radiografer

4
2.3 Struktur Organisasi Radiologi RS Bhayangkara Hasta
Brata Batu

KARUMKIT
KARUMKIT

Kasubbidjangmedum
Kasubbidjangmedum

Kaurjangmed
Kaurjangmed

Dokter Spesialis Radiologi


Dokter Spesialis Radiologi
Kepala Unit Radiologi
Kepala Unit Radiologi

Penanggung Jawab Alat dan dokumen Penanggung Jawab Administrasi


Penanggung Jawab Alat dan dokumen Petugas Proteksi Radiasi Penanggung Jawab Administrasi
(Radiografer Pelaksana) Petugas Proteksi Radiasi (Petugas Administrasi)
(Radiografer Pelaksana) (Petugas Administrasi)

2.4 Pengaturan Jaga


Unit radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu
memberikan pelayanan selama 24 jam,yaitu :
a. Shift pagi pukul 07.00 – 14.00 : 2 orang dinas di radiologi
b. Shift sore pukul 14.00 – 21.00 : 1 orang dinas di radiologi
c. Shift malam 21.00 – 07.00 : 1 orang dinas di radiologi

5
III. STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruang

6
3.2 Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana ditujukan bagi terselenggaranya pelayanan
Radiologi yang aman, efisien sesuai dengan peraturan yang
berlaku,serta dimungkinkan petugas unit radiologi bekerja dengan
nyaman dan tertib.
a. Standart Ruangan :
1. Letak unit/instalasi radiologi hendaknya mudah dijangkau dari
ruangan gawat darurat, perawatan intensive care, kamar bedah dan
ruangan lainnya.
2. Di setiap instalasi radiologi dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran dan alarm sesuai dengan kebutuhan.
3. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan kelembaban 40 - 60 %.
4. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut.

Persyaratan ruangan, meliputi jenis, kelengkapan dan ukuran/luas


ruangan yang dibutuhkan dan sudah memenuhi standart proteksi
radiasi sebagai berikut :

1. Ketebalan dinding
Bata merah dengan ketebalan 25 cm (duapuluh lima sentimeter) dan
kerapatan jenis 2,2 g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter
kubik),atau beton dengan ketebalan 20 cm (duapuluh sentimeter)
atau setara dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), sehingga
tingkat Radiasi di sekitar ruanga Pesawat Sinar-X tidak melampaui
Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun (satu milisievert per tahun).

2. Pintu dan ventilasi


- Pintu ruangan Pesawat Sinar-X dilapisi dengan timah hitam dengan
ketebalan tertentu sehingga tingkat Radiasi di sekitar ruangan
Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun
(satu milisievert per tahun).
- Ventilasi setinggi 2 (dua) meter dari lantai sebelah luar agar orang
di
luar tidak terkena paparan radiasi.
- Di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu merah
yang
menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai tanda sedang
dilakukan penyinaran (lampu peringatan tanda bahaya radiasi).

3. Ruangan dilengkapi dengan sistem pengaturan udara sesuai dengan


kebutuhan.

4.Pada tiap-tiap sambungan Pb, dibuat tumpang tindih/ overlapping

7
5. Jenis dan ukuran ruangan :
a. Ruang penyinaran/ Ruang X-ray
- Ukuran ruangan : sesuai kebutuhan/besarnya alat.
- Ruang X-ray tanpa fluoroskopi, minimal:
􀂃 Alat dengan kekuatan s/d 125 KV : 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t)
􀂃 Alat dengan kekuatan >125 KV : 6,5m (p) x 4m (l) x 2,8m (t)

b. Ruang CT Scan
- Ukuran : 6m (p) x 4m (l) x 3m (t)
- Dilengkapi dengan :
􀂃 Ruang operator
􀂃 Ruang mesin
􀂃 Ruang AHU/chiller

c.Ruang Ultra SonoGrafi/USG


􀂃 Ukuran : 4m (p) x 3m (l) x 2.7m (t)
􀂃 Dinding : Terbuat dari batu bata, tanpa Pb
􀂃 Perlengkapan : meja/tempat tidur pemeriksaan, Kursi pasien

d. Ruang Baca dan Konsultasi Dokter


- Terpisah dengan ruang pemeriksaan.
- Luas : disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 2m (p) x 2m (l) x
2,7m (t) /dokter spesialis radiologi dan dapat menampung :
􀂃 1 buah meja kerja
􀂃 2 buah kursi
􀂃 1 buah lemari
- Perlengkapan : Light box

e. Ruang CR
- Ukuran : minimal 3m (p) x 3m (l) x 2,8m (t)
- Dapat menampung :a. Tempat printer
b. Tempat processing
c. Tempat rekam medik elektronik
- Dilengkapi dengan AC. Suhu dan kelembaban disesuaikan
dengan kebutuhan alat.

f. Ruang ganti pakaian


- Ada disetiap ruang pemeriksaan.
- Luas : disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 1m (p) x 1,5m (l)
x 2,7m (t) dan dilengkapi dengan lemari baju/locker.

g. Gudang untuk film dan non film


Ukuran, suhu dan kelembaban disesuaikan dengan kebutuhan.

8
h. Kamar gelap
- Automatic Processing : Sebaiknya bujur sangkar; Luas 7 m 2;
Tinggi : 2.8 m
b. Standart Alat dan Bahan Habis Pakai :

1) Peralatan Utama :
a. Satu unit pesawat X-ray
b. Satu unit Dental X-ray
c. Satu unit CT-Scan
d. Satu unit CR
e. Satu unit pesawat USG
f. Satu buah light-case
g. Satu unit komputer dan printer
h. 1 buah standar cassette
i. Ruang ganti pasien
j. Ruang Kamar Gelap
k. Satu unit control panel pesawat X-ray
l. Apron protective
m.Perlengkapan proteksi radiasi
n. Tempat kaset exposed
o. Satu buah tempat tidur dan bantal
p. Kaset CR dengan ukuran kaset 35 x 40 cm (2 buah), 35x35 cm (2
buah)
q. Kaset x-ray dengan ukuran kaset 35 x 35 cm (1 buah), 30 x 40 cm
(1 buah)

2) Peralatan Penunjang :
a. Satu buah meja tulis
b. Tiga buah kursi
c. Tempat APD(Alat Perlindungan Diri)
d. Satu buah rak tempat dokumen-dokumen Radiologi
e. Satu buah washtafel
f. Box tissue
g. Satu kamar mandi
h. Lemari instrument
i. Pakaian pasien
j. Standar infuse
k. Meja Pemeriksaan
l. Tempat sampah

9
3)Perlengkapan proteksi radiasi :
a. Lead apron 2 (buah) tebal 0,5 mm Pb.
b. Film badge sesuai jumlah pekerja radiasi.
c. Screen dengan lead glass ukuran 20 cm x 30 cm tebal 2 mm Pb.

4) Perlengkapan Habis Pakai


a. Developer, fixer.
b. Film 30 x 40 cm, film 35x35, film CR , film CT-Scan, film dental
20x30 mm
c. USG pepper
b. Kapas dan alcohol
c. Hand Soap
d. Sarung tangan berbagai ukuran, dan Masker sekali pakai
e. Tissue
f. Asseptic Gel

IV TATA LAKSANA PELAYANAN


4.1 Tata Laksana Pelayanan Radiologi
1. Pemeriksaan radiodiagnostik dilakukan hanya berdasarkan
permintaan dari dokter dalam surat permintaan tersebut
dicantumkan keadaan klinis.
2. Pemeriksaan radiologi tanpa media kontras oleh radiografer.
3. Hasil pemeriksaan radiologi di ekspertisi oleh dokter spesialis
radiologi.
4. Tanggung jawab hasil bacaan pemeriksaan radiodiagnostik berada
dalam tanggung jawab seorang dokter spesialis radiologi.
5. Pemeriksaan harus dilakukan oleh tenaga bidang radiologi.
6. Teknik pemeriksaan dan pemeliharaan rutin diberikan kepada
tenaga radiographer sesuai dengan SPO.
7. SPO administrasi diketahui semua staf unit radiologi
8. Kebijakan dan prosedur akan dikembangkan oleh staf unit
radiologi bekerjasama dengan profesi lain terkait.

4.2 Prosedur Kerja Dengan Pesawat Sinar-X dan CT Scan


Setiap petugas pada saat melakukan pekerjaan dengan pesawat sinar-
X dan Ct Scan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

10
1. Mempergunakan baju pelindung yang terbuat dari Pb/timbal
(Apron protective)
2. Mempergunakan alat monitoring personil (TLD)
3. Berdiri sejauh mungkin dari sumber sinar (source)
4. Berdiri di belakang tabir pelindung
5. Bekerja sesuai SPM.
4.3 Sasaran Pelayanan
Pelayanan Radiologi di RS Bhayangkara Hasta Brata Batu
diselenggarakan bagi :
a. Pelayanan rutin
b. Pelayanan dengan perjanjian (elektif)
c. Pelayanan gawat darurat

4.4 Jenis Pelayanan Radiologi


1. Pelayanan Radiodiagnostik ( pelayanan X-Ray dan CT Scan)
Pemeriksaan dengan atau tanpa media kontras meliputi
pemeriksaan system musculoskleletal (cranium,columna
vertebralis, ekstremitas, pelvis, thorax)
2. Pelayanan Imeging diagnostic ( USG )
Mendeteksi kelainan-kelainan :
a. Hepar
b. Vesica fellea (Gall bladder/kandung empedu)
c. Ginjal
d. Pancreas
e. Lien
f. Vesicaurinaria

11
4.5 Tata Cara Pelayanan Radiologi Yang Berlaku

1. Pasien Rawat Jalan

Pasien datang ke Petugas administrasi Petugas administrasi


instalasi radiologi dengan mencatat identitas membuat kuitansi
membawa surat pasien berupa nama, pembayaran dan
pengantar dari dokter umur,jenis menyerahkan ke
yang memeriksa dan pemeriksaaan dan pasien untuk dibayar
menyerahkan ke petugas jenis pembayaran ke loket administrasi
administrasi radiologi pusat .

Setelah diproses film Setelah di foto rontgen Pasien


2. Pasien Rawat
di baca dan Inap radiografer memproses menunggu,kemudian
diekspertise oleh film di kamar radiografer memanggil
dokter radiologi gelap,pasien menunggu pasien ke ruang
diruang tunggu radiologi untuk
diperiksa.

Hasil foto rontgen dan


ekspertise di amplop dan
diserahkan ke pasien
untuk dibawa ke dokter
kembali

12
2. Pasien Rawat Inap

Pasien dari ruang Pasien membawa surat Pasien menunggu dan


rawat inap datang ke pengantar pemeriksaan petugas administrasi
unit radiologi diantar radiologi dari dokter di mencatat identitas
oleh perawat ruangan ruangan diserahkan ke pasien,jenis kelamin,jenis
petugas administrasi pemeriksaan dan jenis
radiologi pembayaran

Radiografer Petugas administrasi


mempersiapkan peralatan radiologi membuat
Foto rontgen dibaca dan langsung melakukan kuitansi pembayaran
pemeriksaan radiologi pemeriksaan radiologi lalu
dan diekspertise oleh
terhadap pasien sesuai menyerahkan ke perawat
dokter radiologi
permintaan,kemudian ruangan yang mengantar
memproses foto di kamar pasien
gelap

Hasil foto rontgen dan


ekspertise pasien Pembayaran
dibawa perawat dan dilakukan ketika
diserahkan ke dokter pasien akan
yang merawat diruang keluar dari rawat
rawat inap inap rumah sakit

3. Pengambilan Hasil Rontgen

1. Dokter Spesialis Radiologi akan memberikan hasil ekspertisi foto

rontgen yang diminta oleh dokter pengirim dalam waktu ≥3jam.

2. Pasien datang ke Instalasi Radiologi dengan menunjukkan kartu

pengambilan atau tanda terima lunas kepada petugas radiologi.

3. Petugas Radiologi akan mencatat tanggal rontgen, pengambilan,

nama pasien, jenis foto, nomor foto, dan tanda terima yang

ditanda tangani oleh penerima foto.

13
4. Pasien dipersilahkan untuk control dokter dengan membawa foto

rontgen dan hasil ekspertisi Radiologi.

4.6 Pengelolaan limbah

a) Sampah Medis berupa pembuangan sisa developer dan


fixer akan dibuang ke bak pencucian dimana salurannya
akan diteruskan ke IPAL.

b) Sampah bukan medis , seperti kertas, tissue, plastic dan


lain-lain akan dibuang ke tempat sampah dengan plastik
hitam dan akan dibuang ke tempat pembuangan sampah
akhir Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu.

4.7.Laporan Hasil dan Arsip.

Laporan hasil Radiologi akan dibuat arsip dalam bentuk hardcopy


dan softcopy. Rekapitulasi hasil Radiologi juga dibuat dalam
bentuk Buku Laporan Kinerja Radiologi dan dalam bentuk Laporan
Bulanan

4.8 Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat.

Pemeliharaan alat-alat Radiologi dilakukan oleh prinsipal alat


dengan jadwal setiap 6 bulan sekali. Perawatan harian dan
mingguan dilakukan oleh radiografer. Kalibrasi alat dikerjakan 1
tahun sekali.

4.9 Trouble shooting.

Bila ada trouble shooting dilakukan perbaikan sesuai dengan


petunjuk manual masing-masing alat, bila kerusakan tidak dapat
diatasi akan dilaporkan ke teknisi alat yang bersangkutan.

14
V. Logistik
Pengadaan alat dan bahan di Unit radiologi ada dua macam, yaitu :
A. Pengadaan bahan dan alat non medis,
B. Pengadaan bahan dan alat medis, termasuk obat dan alat kesehatan.

1. PENGADAAN BAHAN DAN ALAT NON MEDIS


Contoh bahan dan alat non medis adalah alat tulis kantor,
percetakan, barang keperluan rumah tangga, barang elektronik dan
sebagainya.

2. PENGADAAN BAHAN DAN ALAT MEDIS


Contoh bahan dan alat medis adalah film x – ray, reagent( cairan
chemical) dan sebagainya.

3. ALUR PENGADAAN BARANG MEDIS DAN NON MEDIS

Petugas radiologi Form permintaan Tim pengadaan barang


mengisi form barang dan nota melakukan rapat dengan
permintaan barang dinas di kumpulkan ketua tim,barang –
dan nota dinas yang atau diserahkan barang apa saja yang
sudah disediakan dari kembali ke tim akan direalisasi,
tim pengadaan pengadaan barang kemudian
barang rumah sakit rumah sakit (Medis mengajukannya ke
(Medis & Non – & Non – Medis) Karumkit untuk disposisi.
Medis)

Setelah bagian keuangan menyetujui, tim Setelah didapatkan


pengadaan merealisasikan permintaan barang disposisi Karumkit,
unit. Kemudian barang yang telah dibeli di tim pengadaan
serahkan ke bagian logistik (Medis & Non – mengajukan kepada
Medis) dan unit bisa mengambil barang di bagian keuangan,
bagian logistik (Medis & Non – Medis). untuk pencairan
dana.

15
4. RENCANA KEBUTUHAN BARANG UNIT RADIOLOGI

A.RENBUT BARANG NON MEDIS

BULAN

SATUA
N
NAMA BARANG

MAR
N

AGU

OKT

NOV
APR

MEI
JAN

FEB

JUN

DES
JUL

SEP
O

KERUMAHTANGGAAN HABIS PAKAI


1 Bayfresh 250 ml btl 1 1 1 1 1 1
2 Baygon 400 ml btl 1 1 1 1
3 Handsoap pump btl 1
4 Isi Handsoap rfl 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 Kanebo bh 1
6 Kapur barus putih kg 1 1 1 1
7 Kresek Hitam Jumbo pak 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
8 Kresek Kuning Jumbo pak 1 1 1 1 1 1
9 Sabut Busa bh 1 1 1 1 1 1
10 Stella Gantung rfl 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 Sunlight Cair 700 ml rfl 1 1 1 1 1 1
12 Tissu Kotak Halus pak 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13 Tissu kotak-hand hygiene pak 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
ALAT TULIS & PERLENGKAPAN KANTOR
1 Binder Klip Besar bh 1
2 Bolpoint Hitam bh 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Bolpoint Merah bh 1
4 Buku Folio Panjang bk 1
5 Cutter Besar bh 1
6 Cutter Kecil bh 1
7 Isi Cutter Besar pak 1
8 Isi Cutter Kecil pak 1
9 Isi Stapler Besar pak 1 1 1 1
10 Isi Stapler Kecil pak 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 Isolasi Double Tipe glg 1
12 Isolasi Kecil glg 1 1 1 1
13 Kertas A4 rim 1 1 1 1
14 Klip Besar bh 1 1 1
15 Klip Kecil bh 1 1 1 1 1 1
16 Lem Povinal Besar btl 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 Map Transparan lbr 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 Penggaris Besi bh 1 1
19 Penghapus Pensil bh 1 1
20 Pensil 2B bh 1 1
21 Pensil Dermatograph bh 1 1

16
22 Rautan pensil bh 1
23 Spidol Kecil bh 1 1
Spidol Permanen
24 bh 1 1 1 1 1 1
(Snowman)
25 Stabilo bh 1
26 Stapler Kecil bh 1 1
27 Stempel instalasi bh 1
28 Tinta Marker permanen btl 1
29 Tinta Stempel btl 1
30 Tip-ex Kertas bh 1
31 Tinta Printer btl 1 1 1 1 1 1
PERCETAKAN
1 kertas ekspertise dokter lbr 500 500 500 500 500 500
2 Amplop Foto RO Besar lbr 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
3 Amplop Foto RO Dental lbr 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
4 Amplop USG lbr 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
5 Blanko Radiologi bk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Kartu USG lbr 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
7 Kwitansi PM Radiologi bk 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8 Amplop CR bk 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250
INV JK PENDEK
1 Keset kamar mandi bh 1
2 Kotak obat bh 1
3 Spayer/semprotan bh 1
4 Dispenser tissue bh 1
ELEKTR JK PENDEK
Cartridge Hitam Epson
1 bh 1
L110
2 Dispenser bh 1
3 Jam digital bh 1
4 Jam dinding bh 1
5 Kabel rol bh 1
6 Mouse pad bh 1
7 Flaskdisk 8 gb bh 1
TENUN
1 Baju pasien bh 1 1
Sprei tempat tidur & sarung
2 bh 1
bantal
INV JK PANJANG
1 Kursi kantor bh 2
2 Kursi tunggu pasien bh 2
3 Lemari arsip bh 1
4 Lemari loker karyawan bh 1
5 meja kantor bh 2

17
Meja Komputer Radiologi
6 bh 1
(CR)
7 Air conditioner bh
8 Printer bh
9 Komputer bh
TOTAL RENBUT NON
1557 707 1214 717 1213 708 1222 707 1215 712 713 1206
MEDIS

BULAN
SATUAN

NO NAMA BARANG

MAR

AGU

OKT
APR

MEI
JAN

FEB

JUN

JUL

SEP
ALKES HABIS PAKAI
1 Film CR Box 1 1 1 1 1
2 Film CR Box 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Film 30 x 40 Box 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Film 35 x35 Box 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 DVB 11 * 14 Inch Box 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 DVB 8 * 10 Inch Box 1 1 1 1 1
7 Handscoon non steril M box 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Handscoon non steril L box 1 1 1 1
9 Kapas 1 kg glg 1 1 1 1
10 Leukoplast Besar Rol 1 1 1 1
11 Masker Tali karet Pak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 Paper USG rol 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
REAGEN
1 Alcohol fls 1 1
2 Chemical set 1 1 1 1 1
3 Jelly 5 L Gln 1 1
4 Savlon gln 1 1
INVENTARIS
1 CT.SCAN
TOTAL RKBU MEDIS 32 18 25 22 25 18 32 18 25 22 2
B. RENBUT BARANG MEDIS

18
VI. KESELAMATAN PASIEN
6.1 Pengertian

a. Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana


pasien bebas dari harm atau cedera, yang dapat meliputi
penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,penderitaan, cacat,
kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi. Di
Radiologi, Keselamatan Pasien berarti semua standar prosedur
operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan radiologi
harus ditaati, tidak ada kesalahan dalam teknik pemeriksaan baik
pemeriksaan Rontgent, CT- Scan dan USG, proteksi dan
keselamatan radiasi untuk pasien, pendamping pasien, tidak ada
kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta tidak ada
kesalahan ekspertisi hasil.
b. Keselamatan pasien di radiologi,berarti juga semua fasilitas yang
dipakai adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari
standar bangunan, mebeler, peralatan yang digunakan saat
pengambilan foto sampai alat-alat processing, yang dipilih adalah
alat yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.
c. Keselamatan pasien di Radiologi juga meliputi pencegahan
terkena paparan radiasi yang berhubungan dengan tindakan
proteksi radiasi mulai dari memperhatikan kolimasi pembatas sinar
utama sesuai luas daerah yang di periksa, bila mana mungkin
berikan pelindung pada organ yang peka terhadap radiasi seperti
gonad dan payudara, dan melakukan pemeriksaan sesuai SPO
(Standart Prosedur Operasional) di unit radiologi.

6.2 Asas Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi pada Pasien


Keselamatan dan kesehatan terhadap radiasi pengion yang
selanjutnya disebut keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan
untuk menciptakan kondisi yang sedemikian agar efek radiasi pengion
terhadap manusia (dalam hal ini adalah pekerja radiasi,pasien dan
keluarganya) dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang
ditentukan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun
1997 tentang Ketenaganukliran memuat konsepasas proteksi radiasi
yang terdiri atas asas justifikasi,limitasi, dan optimisasi.
1. Asas justifikasi, bahwa setiap kegiatan yang memanfaatkan
radioaktif atau sumber radiasi lainnya hanya boleh dilakukan apabila

19
menghasilkan keuntungan yang lebih besar kepada seseorang yang
terkena penyinaran radiasi atau bagi masyarakat, dibandingkan
dengan kerugian radiasi yang mungkin diakibatkannya, dengan
memperhatikan faktor sosial, faktor ekonomi, dan faktor lainnya yang
sesuai. Dalam melakukan pengkajian perlu diperhitungkan pula
estimasi kerugianyang berasal dari penyinaran potensial, yaitu
terjadinya penyinaran yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
2. Asas limitasi, bahwa penerimaan dosis oleh seseorang tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas.
Yang dimaksud Nilai Batas Dosis disini adalah dosis radiasi yang
diterima dari penyinaran eksterna dan interna selama 1 (satu) tahun
dan tidak tergantung pada laju dosis. Penetapan Nilai Batas Dosis ini
tidak memperhitungkan penerimaan dosis untuk tujuan medik dan
yang berasal dari radiasi alam.
3. Asas optimisasi, bahwa proteksi dan keselamatan terhadap
penyinaran yang berasal dari sumber radiasi yang dimanfaatkan, harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga besarnya dosis yang diterima
seseorang dan jumlah orang yang tersinari sekecil mungkin dengan
memperhatikan faktor sosial dan ekonomi. Pada dosis perorangan
yang berasal dari sumber radiasi harus diberlakukan pembatasan dosis
yang besarnya dibawah Nilai Batas Dosis.
Jadi asas proteksi radiasi berfokus pada keselamatan pasien yang
melakukan pemeriksaan di Unit Radiologi.

Untuk itu Unit Radiologi RS Bhayangkara Hasta Brata Batu dalam


pelayanan berfokus pada keselamatan pasien yang berasas pada proteksi
radiasi 3D yaitu : Dose, Diagnose, Dollars. Adapun 3D ini
mangandung arti :
1. Dose
Dalam radiodiagnostik setiap pasien yang melakukan pemeriksaan
Radiologi, kita sebagai pekerja radiasi memperhatikan dosis yang
diterima pasien baik untuk parameter kV, mA dan s (waktu)
diperhatikan sungguh-sungguh supaya tidak terjadi pengulangan
pemeriksaan dan dosis radiasi yang diterima pasien tidak berlebihan.
2. Diagnose
Pemeriksaan Radiologi bertujuan untuk menegakkan diagnose
dokter, untuk itu hasil radiograf harus optimal sehingga ekspertise
dokter memberikan penilaian yang akurat pula dalam penegakan

20
diagnose dokter.
3. Dollars
Jika kita sebagai pekerja radiasi bekerja dengan memperhatikan
budaya keselamatan, efektif dan efisien serta memperhatikan asas-
asas proteksi radiasi dan keselamatan radiasi maka “Dollars” yang
dihasilkan meningkat (dalam hal ini income/ keuntungan yang
dihasilkan cukup besar). Karena budaya keselamatan yang dilakukan
dengan komitmen dan konsisitensi yang tinggi akan menghasilkan
cost-benefit dan tentukan berfokus pada keselamatan pasien.

6.3 Prosedur Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi untuk


Pasien
1. Menggunakan kolimasi pembatas sinar utama sesuai luas daerah
yang di periksa
2. Memperhatikan jumlah panduan paparan medis
3. Melakukan sesuai SPO (Standar Prosedur Operasional) di unit
Radiologi
4. Bila mana mungkin berikan pelindung pada organ yang peka
terhadap radiasi seperti gonad dan payudara
6.4 Prosedur Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi untuk
Pendamping
1. Menggunakan perlengkapan Proteksi radiasi seperti Apron Protective
2. Keluarga, rekan, kerabat keluarga yang dewasa dan tidak sedang
hamil
3. Tidak berada pada berkas utama pesawat sinar-X

21
VII. KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian
a. Keselamatan radiasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
menciptakan kondisi yang sedemikian agar efek radiasi pengion
terhadap manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas
yang ditentukan.
Proteksi radiasi adalah semua tindakan untuk mengurangi pengaruh
radiasi terhadap manusia akibat pemanfaatan teknologi. Baik dari
petugas radiologi, pasien, atau keluarga pasien. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas
harus memahami proteksi radiasi ,mempunyai sikap dan kemampuan
untuk melakukakan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya
sesuai dengan SPO yang sudah ada.
b. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dimaksudkan untuk menjamin :
1) Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan kerja.
2) Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
3) Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara
aman dan efisien.
4) Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya
untuk membina norma-norma perlindungan kerja;
5) Bahwa pembinaan nama-noama itu periu diwujudkan dalarn
Undang-undang yang, memuat ketentuan-ketentuan umum tentang
keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik dan tehnologi.

7.2 Tujuan
Menjamin keselamatan, keamanan, ketentraman dan kesehatan
pasien, para pekerja dan masyarakat.
7.3 Tata Laksana
1. Ruangan :
1) Kebersihan terjaga, tempat kerja dibersihkan sebelum dan
selesai kerja, lantai bersih, kering, tidak licin.
2) Suhu ruang antara 200 – 240 C.
3) Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian
rupa sehingga penyerapan radiasinya setara dengan
penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm
4) Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah
yang menyala ketika meja kontrol pesawat dihidupkan.

22
5) Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari
lantai luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2
meter harus diberi penahan radiasi yang setara dengan 2
mm timbal dan jendela tersebut harus ditutup ketika
penyinaran sedang berlangsung.
6) Jendela pengamat di ruang operator harus diberi kaca
penahan radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal.
2. Peralatan :
1) Semua alat di Radiologi harus memiliki keamanan
sedemikian rupa, sehingga pekerja tidak terpapar radiasi.
2) Memiliki tabir pelindung yang sesuai .
3) Pesawat rontgen harus dikalibrasi secara berkala terutama
untuk memastikan penunjukkan angka-angkanya sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya

7.4 Alat Pengaman Diri


Pakaian Proteksi Radiasi (APRON) dengan ketebalan yang setara
dengan 0,35 mm timbal.
7.5 Alat Monitor Radiasi
a. Film Badge
Setiap pekerja radiasi diharuskan memakai film badge setiap
memulai pekerjaan, untuk memonitor radiasi yang diterima
pekerja.
b. Survey Meter
Di unit Radiologi harus disediakan alat survey meter yang dapat
digunakan untuk menukur paparan radiasi di ruangan serta
mengukur kebocoran alat radiasi.
7.6 Monitoring Kesehatan
Keadaaan kesehatan petugas radiologi harus memenuhi standar
kesehatan yang telah ditentukan di radiologi. Untuk menjamin
kesehatan para petugas radiologi dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemeriksaan foto thoraks.

b. Pemberian imunisasi.

c. Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan


secara rutin

d. Pemberian ekstra fooding berupa susu dan telur.

23
7.7 Prosedur Intervensi dalam Keadaan Darurat
Keadaan darurat adalah keadaan di luar dugaan yang
memungkinkan terjadinya bahaya radiasi bagi pekerja radiasi, pasien
maupun masyarakat umum.
Tindakan yang harus dilakukan adalah :
1. Mematikan aliran listrik
2. Mengevakuasi pasien
3. Mengevaluasi dan mengisolasi tempat kejadian
4. Meninjau kemungkinan yang terjadi dan mencatat semua
kejadian untuk dilaporkan ke BAPETEN

7.8 Keadaan Operasi Normal


1. Pemantauan dosis para pekerja radiasi dengan TLD/ film badge
yang diproses hasilnya oleh BPFK KENMENKES (BPFK Surabaya)
setiap 3 bulan sekali.
2. Pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi secara berkala setiap 6
bulan sekali.
3. Uji kalibrasi pesawat sinar X, uji fungsi dan perawatan peralatan
serta program jaminan kualitas dilakukan setiap 1 tahun sekali.

24
VIII.PENGENDALIAN MUTU

Unit radiologi harus senantiasa memantau dan mengevaluasi secara


periodik hasil pelayanan yang diselenggarakan. Hal ini penting untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu, cakupan dan efektivitas serta
efisiensi pelayanan.
Kriteria :
A. Evaluasi mutu Pelayanan
 Evaluasi mutu pelayanan dapat dilakukan secara intern
dibagian radiologi maupun secara ekstern bersama disiplin
ilmu lainnya.
B. Evaluasi cakupan pelayanan
 Evaluasi cakupan pelayanan dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana rujukan yang diterima oleh bagian radiologi dan
jumlah serta jenis pemeriksaan yang dibutuhkan.
C. Evaluasi efektifitas dan efisiensi pelayanan
 Evaluasi ini dilakukan dalam upaya mencapai pelayanan
radiologi yang makin maju.
Semua hasil dari evaluasi yang dilakukan dapat dijadikan dasar
bagi perencanaan dan pengembangan dibagian radiologi, baik
rencana jangka pendek maupun jangka panjang.
1. STANDAR PELAYANAN MINIMAL
B. Waktu tunggu X – Foto Thorax
C. Ekspertise dokter spesialis radiologi
D. Reject Analisis
E. Kepuasan Pasien
2. INDIKATOR
1. Rata – rata jumlah pasien perhari
2. Prosentase X – Foto thorax
3. Prosentase pemeriksaan rujukan luar.

25
IX. PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan Unit Radiologi disusun yang dapat


dipergunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesi dengan baik
dan benar sesuai ketentuan standar pelayanan kesehatan bidang radiologi
sehingga pelayanan kesehatan prima dapat terwujud.
Pedoman pelayanan unit radiologi ini disusun dengan memperhitungkan
kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karenanya
senantiasa untuk dilengkapi sesuai kebutuhan tuntutan pelayanan.
Akhirnya semoga pedoman pelayanan unit radiologi ini dapat
dipergunakan oleh seluruh unit radiologi dan bermanfaat bagi peningkatan
mutu layanan di bidang radiologi.

Ditetapkan di : Batu
Pada tanggal :
KARUMKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA
BATU

drg. Wahyu Ari Prananto,MARS


KOMPOL NRP 76030927

26

Anda mungkin juga menyukai