Anda di halaman 1dari 8

7 Fadhilah Puasa Ramadhan 10 Hari Pertama

Ramadhan adalah bulan yang mulia dan dinantikan oleh setiap umat islam. Pada bulan ramadhan umat
islam menunaikan ibadah puasa dan pahala ibadah di bulan ini dilipatgandakan. Puasa ramadhan wajib
hukumnya bagi umat islam dan berbeda dari puasa sunnah (baca macam-macam puasa sunnah) seperti
puasa rajab (baca keutamaan puasa rajab), puasa arafah (baca keutamaan puasa arafah), puasa senin
kamis ( baca keutamaan puasa senin kamis) serta puasa daud (baca keutamaan puasa daud) dari segi
hukum melaksanakannya. Umat islam diharamkan untuk meninggalkan puasa kecuali orang yang
memiliki uzur atau halangan seperti musafir, orang sakit, ibu hamil dan menyusui (baca tips puasa untuk
ibu hamil dan tips puasa untuk ibu menyusui) serta orang lanjut usia.
ads

Dalil mengenai puasa ramadhan


Puasa ramadhan dilaksanakan selama sebulan penuh dan tidak hanya menahan lapar selama bulan
ramadhan kita juga wajib menahan hawa nafsu sebagaimana firman Allah dalam surat Al baqarah ayat
183-185 yang bunyinya :

َ‫ع َلى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِّ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ِ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َ ِ‫ا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫ب‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

ُ َ‫ع َخي ًْرا فَ ُه َو َخي ٌْر لَّهُ َو ا َ ْن ت‬


‫ص ْو ُم ْوا‬ َ ‫ط َّو‬ َ ٌ‫علَى الَّ ِذيْنَ يُطِ ْيقُ ْو َنهُ فِ ْديَة‬
َ َ‫طعَا ُم مِ ْس ِكي ٍْن فَ َم ْن ت‬ َ ‫سف ٍَر فَ ِع َّدة ٌ ِِّم ْن اَي ٍَّام اُخ ََر َو‬ َ ‫ت فَ َم ْن َكانَ مِ ْن ُك ْم َم ِر ْيضًا ا َ ْو‬
َ ‫على‬ ٍ ‫اَيَّا ًما َم ْعد ُْود‬
َ‫َخي ٌْر لَّ ُك ْم ا ِْن كنت ْم ت ْعل ُم ْون‬
َ َ ُ ْ ُ

“(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada
hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) : memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan (memberi makan lebih dari seorang miskin untuk satu hari), maka itulah yang
lebih baik baginya. Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.

َ ‫علَى‬
‫سف ٍَر فَ ِع َّدة ٌ مِ ْن اَي ٍَّام‬ ُ ‫ش ْه َر َف ْل َي‬
َ ‫ص ْمهُ َو َم ْن َكانَ َم ِر ْيضًا ا َ ْو‬ َّ ‫ش ِه َد مِ ْن ُك ُم ال‬ ِ َ‫ت ِِّمنَ ْال ُه ٰدى َو ْالفُ ْرق‬
َ ‫ان فَ َم ْن‬ ٍ ‫اس َو َب ِي ِّٰن‬ ِ َّ‫ِي ا ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُ ْر ٰانُ ُهدًى ِِّللن‬ ٓ ‫ضانَ َّالذ‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
َ‫ع ٰلى َما ه َٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُر ْون‬
َ ‫هللا‬
َ ‫وا‬ ‫ِّر‬
ُ ‫ب‬
ِ َ
‫ك‬ ُ ‫ت‬‫ل‬ِ ‫و‬
َ َ ‫ة‬‫د‬َّ ‫ع‬
ِ ْ
‫ال‬ ‫ا‬‫و‬ ْ ُ ‫ل‬ ِ‫م‬ ْ
‫ك‬ ُ ‫ت‬‫ل‬ِ ‫و‬َ َ‫ْر‬ ‫س‬ُ ‫ع‬ ْ
‫ال‬ ‫م‬
ُ ُ
‫ك‬ ‫ب‬
ِ ‫د‬
ُ ‫ي‬
ْ ‫ُر‬
ِ ‫ي‬ ‫َل‬ َ ‫و‬
َ َ‫ْر‬ ‫س‬ ُ ‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫م‬‫ك‬ُ
ُ ُ ‫ب‬
ِ ‫هللا‬ ‫د‬
ُ ‫ي‬
ْ ِ َ ُ‫ا‬
‫ُر‬ ‫ي‬ ‫َر‬‫خ‬

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan men genai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dengan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (‘wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.

Berdasarkan beberapa hadist yang menerangkan bahwa bulan ramadhan memiliki beberapa
keistimewaan (baca keistimewaan ramadhan) dan keutamaan bulan ramadhan dibagi menjadi tiga fase
yakni sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua dan sepuluh hari ketiga. Sebagaimana hadist Rasullullah
SAW yang bunyinya

ُ ‫ضان َرحْ َمة َوأ َ ْو َس‬


‫طهُ َم ْغف َِرة َوآخِ ُرهُ ِعتْ ٌق مِ نَ النَّار‬ َ ‫أ َ َّو ُل‬
َ ‫ش ْه ِر َر َم‬

“Ramadhan itu awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya adalah kebebasan dari
api neraka”.
Tantangan puasa ramadhan 10 hari pertama
Sepuluh hari pertama dalam bulan ramadhan biasanya adalah masa tersulit dimana kita menyesuaikan
diri dengan kebiasaan baru yakni tidak makan dan minum disiang hari. Meskipun demikian sepuluh hari
pertama juga merupakan hari-hari dimana sebagian umat islam berbondong-bondong dan dengan
semangat melaksanakan ibadah khususnya ibadah shalat tarawih di masjid.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pada sepuluh hari pertama ramadhan, Allah memberikan rahmat
kepada seluruh umatnya. Semua pintu rahmat atau berkat Allah dibuka dan sebagai umat muslim yang
beriman tentunya kita tidak boleh melewatkannya. Rahmat Allah SWT adalah berkah kasih sayang allah
kepada makhluknya dan dengan rahmatnya inilah kita bisa terus hidup dan melaksanakan ibadah yang
dipersiapkan untuk kehidupan di akhirat. Jangan sampai kita termasuk dalam golongan orang yang lalai
dan melewatkan sepuluh yhari pertama ramadhan dengan sia-sia.

Pada sepuluh hari pertama ramadhan ini umat islam sebaiknya memperbanyak ibadah dan menjaga diri
dari hawa nafsu yang dapat membatalkan puasa. Umat islam yang dengan sengaja dan melalaikan
ibadah pada sepuluh hari pertama ini akan sangat merugi. Lalu bagaimanakah cara agar kita dapat
meraih rahmat Allah SWT pada sepuluh hari pertama ramadhan? Simak penjelasan berikut ini
mengenai Fadhilah Puasa Ramadhan 10 Hari Pertama:

1. Perbanyak ibadah sunnah


Agar mendapatkan rahmat Allah SWT tidak ada salahnya kita memperbanyak ibadah di bulan ramadhan
meskipun jika kita sibuk bekerja ( baca tips berpuasa sambil bekerja). Ibadah sunnah yang bisa kita
lakukan diantaranya adalah shalat sunnah misalnya shalat dhuha (baca keutamaan shalat dhuha)
maupun shalat sunnah rawatib baik sebelum mapupun sesudah shalat fardu.

2. Rajinlah membaca Alqur’an


Ramadhan adalah bulan dimana Alqur’an pertama kali diturunkan dan di bulan ini pahala membaca
Alqur’an dilipatgandakan. Daripada kita melakukan hal yang tidak bermanfaat dan bathil selama bulan
puasa maka sebaiknya jika kita memiliki waktu luang perbanyaklah membaca Alqur’an karena membaca
Alqur’an bisa mendatangkan ketenangan hati dan rahmat Allah SWT. (baca manfaat baca Alqur’an setiap
hari)

3. Banyak-banyaklah berzikir
Zikir adalah mengingat Allah dan barangsiapa ingin selalu dekat denganNya maka perbanyaklah berzikir.
Hati yang senantiasa berzikir akan selalu teringat pada Allah SWt dan dekat dengannya.
(baca keutamaan berzikir)

4. Hindari hal-hal yang bisa membatalkan puasa


Banyak hal yang bisa membatalkan puasa misalnya marah, berbohong, bergunjing dan lainnya. Agar
puasa kita tidak tercemari oleh hal tersebut dan mendapatkan rahmat Allah SWT maka sebaiknya hindari
hal-hal tersebut terutama mengobrol yang tidak penting saat berpuasa yang ujung-ujungnya bisa
mendatangkan ghibah.

5. Shalat wajib berjamaah


Sebaiknya jangan lewatkan shalat wajib berjamaah terutama bagi kaum pria karena sebagaimana kita
ketahui bahwa pria wajib hukumnya untuk shalat berjamaah. Rasullullah tidak pernah meninggalkan
shalat berjamaah meskipun dalam keadaan sakit maupun cuaca yang tidak menentu.

Selepas sahur sebaiknya tunaikan shalat subuh di masjid terdekat begitu juga dengan shalat wajib yang
lainnya.
6. Perbanyak Doa kepada Allah SWT
Berdoa adalah sarana komunikasi kita kepada Allah SWT dan agar kita senantiasa mendapatkan
berkahnya. Umat islam diwajibkan untuk selalu berdoa dan bulan ramadhan adalah bulan istimewa
dimana doa akan diijabah oleh Allah SWT.
7. Silaturahmi
Mengunjungi sanak saudara dan bersilaturahmi adalah salah satu pintu keberkahan Allah SWT. Saat
bersilaturahmi kita bisa menyambung tali persaudaraan dan juga memberikan sedekah kepada sanak
saudara yang membutuhkan.(baca keutamaan menyambung tali silaturahmi)

Demikian fadhilah puasa ramadhan 10 hari pertama dalam bulan ramadhan dan bagaimana agar kita
tidak melewatkannya. Semoga kita tidak termasuk orang yang lalai. Amin ya Rabbal Alamin. ( Baca
juga tips agar kuat berpuasadan tips agar lancar berpuasa ramadhan)

‫أن ال اِلهَ اِالللاُ َوحْ َدهُ ال ش َِريْكَ لَهُ ا ْل ُم ْنفَ ِر ُد بِا ْل َوحْ دَانِيّ ِة‬ ْ ‫صي َِام َوا ْل ِقي َِام َوأ‬
ْ ‫ش َه ُد‬ ّ ‫شه َْر ال‬
َ ‫ت‬ ِ ‫شه َْر ال َّطاعَا‬
ِ ‫ت َوا ْل َمب ََّرا‬ َ ‫ت َوا ْلب ََر َك ِة‬
ِ ‫شه َْر ا ْل َخي َْرا‬
َ َ‫شه ُْر َر َمضَان‬ ِ ّ ِ ‫اَ ْلح َْم ُد‬
َ ‫ِل الَذِى َجعَ َل‬

‫س ْولُهُ الَّذِى‬ َ ‫سيِّ َدنَا ُم َح ّمدًا‬


ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ ‫شه ُْو ِرا ْل ِع َظ ِام َوأيَّا َمهُ مِ نَ االي َِّام ا ْلك َِر ِام َوأ‬
َ َّ‫ش َه ُد أن‬ َ ‫علَى بَعْض َو َجعَ َل‬
ُّ ‫شه َْر َر َمضَانَ مِ نَ ال‬ َ ‫شه ُْو ِر َواالَي َِّام‬
ُّ ‫ْض ال‬ َّ َ‫َوا ْلقُد َْر ِة الّذِى ف‬
َ ‫ض َل بَع‬

‫سان اِلَى ي َْو ِم ِل َقاءِ َر ِّب ِه ْم‬


َ ْ‫علَى آ ِل ِه َوصَحْ ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِباِح‬
َ ‫س ِّي ِدنَا ُم َح ّمد َو‬
َ َ‫س ْو ِلك‬ َ ‫علَى‬
ُ ‫ع ْبدِكَ َو َر‬ َ ‫س ِلّ ْم‬ َ ‫سلَهُ للاُ َرحْ َمةً ِل ْل َعالَمِ ْينَ اللّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِّل ِو‬ َ ‫أر‬.
ْ

‫شه َْر فَ ْليَص ُْمهُ ۖ َو َم ْن كَانَ َم ِريضًا أَ ْو‬ َ ‫ان فَ َم ْن‬


َّ ‫ش ِه َد مِ ْن ُك ُم ال‬ ِ َّ‫شه ُْر َر َمضَانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ا ْلقُ ْرآنُ ُهدًى لِلن‬
ِ َ‫اس َوبَيِّنَات مِ نَ ا ْل ُهدَى َوا ْلفُ ْرق‬ َ :‫فقد قال للا تعالى في كتابه الكريم‬

ْ َ‫علَى َما َهدَا ُك ْم َولَعَلَّ ُك ْم ت‬


َ‫شك ُُرون‬ َ ‫ّللا‬ َّ ‫مِن أَيَّام أ ُ َخ َر ۗ ي ُِري ُد‬
َ َّ ‫ّللاُ بِ ُك ُم ا ْليُس َْر َو َال ي ُِري ُد بِ ُك ُم ا ْلعُس َْر َو ِلت ُ ْكمِ لُوا ا ْل ِع َّدةَ َو ِلت ُ َكبِّ ُروا‬ ْ ‫سفَر فَ ِع َّدة‬
َ ‫علَى‬
َ

،ُ‫أ َّما بَ ْعد‬

ْ ‫للا حَقَّ تُقَاتِ ِه َوال تَ ُم ْوتُنَّ اِالَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم‬


َ‫س ِل ُم ْون‬ ُ َّ‫فَيَا أيُّهَا الن‬
َ ‫اس اتَّقُ ْوا‬

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.

Puji syukur pada Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah SAW dan para ahli

keluarganya yang suci dan mulia.

Selaku khatib, saya berpesan pada diri sendiri dan jamaah sekalian: mari tingkatkan selalu ketakwaan kita kepada Allah SWT,

agar kita mendapatkan kesuksesan hidup dunia dan akherat. Amin.

Pada hari yang cerah ini, selaku khatib, saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk sejenak merencanakan amalan-amalan

utama kita di bulan Ramadhan.

Setiap kali Ramadhan tiba, hati kita bersuka-cita. Betapa tidak, Rasulallah SAW berpesan,

‫ِل فِي ِه لَ ْيلَة َخيْر مِ ْن‬


ِ َّ ِ ،‫ين‬
ِ ِ‫شيَاط‬ ُ ‫ق فِي ِه أَب َْو‬
َّ ‫ َوتُغَ ُّل فِي ِه َم َر َدةُ ال‬،‫اب ا ْلجَحِ ِيم‬ ُ َ‫ َوت ُ ْغل‬، ِ‫س َماء‬ ُ ‫ ت ُ ْفتَ ُح فِي ِه أَب َْو‬،ُ‫علَ ْي ُك ْم ِصيَا َمه‬
َّ ‫اب ال‬ َ ‫ّللاُ عَزَّ َو َج َّل‬
َّ ‫ض‬َ ‫ فَ َر‬،‫َارك‬ َ ، ُ‫أَتَا ُك ْم َر َمضَان‬
َ ‫شهْر ُمب‬

َ ِ‫أَ ْلف‬
‫ َم ْن ح ُِر َم َخي َْرهَا فَقَ ْد ح ُِر َم‬،‫شهْر‬

“Telah datang kepada kalian Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. ALLAH wajibkan kepada kalian puasa dibulan ini.

(Di bulan ini), akan dibukakan pintu-pintu langit, dan di tutup pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu. Demi ALLAH, di

bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala

di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan”

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.


Selain berpuasa sebagai amalan utama kita di bulan Ramadhan, bulan ini juga dipenuhi gemilang keberkahan amalan-

amalan lainnya. Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, selaku khatib, saya akan membahas empat amalan utama agar

kita mampu mengoptimalkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya.

Pertama: Ramadhan adalah bulan Alquran.

Allah SWT menegaskan,

)185 ‫ان… (البقرة‬ ِ َّ‫شه ُْر َر َمضَانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ا ْلقُ ْرآنُ ُهدًى لِلن‬
ِ َ‫اس َوبَيِّنَات مِ نَ ا ْل ُهدَى َوا ْلفُ ْرق‬ َ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-

penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) (QS al-Baqarah: 185).

Karena Alquran adalah petunjuk Ilahi, maka ketika semua buku dimulai dengan permohonan maaf penulisnya, khawatir ada

salah sumber atau salah ketik, Alquran memulainya dengan pernyataan yang sangat tegas, “tak ada keraguan di dalamnya,

petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”.

Sayangnya, seringkali kita merasa sudah sangat menguasai Alquran, padahal membacanya saja masih malas. Maka,

Ramadhan ini kesempatan untuk mengulang bacaan kita.

Rasulullah SAW pernah meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Alquran baginya. Ibnu Mas’ud berkata, “bagaimana aku

bacakan Alquran sementara ia turun padamu?” Rasulullah SAW menjawab, “aku senang mendengarnya dari (orang) lain.”

Demi mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW menitikan air mata dan meminta Ibn Mas’ud untuk menghentikan

bacaannya. Ayat yang membuat beliau SAW menangis adalah:

َ َ‫ْف إِذَا ِجئْنَا مِ ْن ُك ِّل أ ُ َّمة بِش َِهيد َو ِجئْنَا بِك‬


)41 ‫علَى َهؤ َُالءِ ش َِهيدًا (ألنساء‬ َ ‫فَ َكي‬

“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan

Kami mendatangkan kamu (Muhammad SAW) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”. (QS An-nisa: 41)

Beliau SAW kemudian berkata, “siapa orang yang ingin membaca Alquran seperti saat diturunkan, bacalah sesuai bacaan

Ibnu Umi Abdi (Abdullah bin Mas’ud)”.

Karena itulah, Khalid bin Walid, salah seorang sahabat Nabi SAW, setiap kali mengambil mushaf Alquran, ia menitikan air

mata menangis seraya berkata, “Aku sibuk (hingga tak sempat membacamu) karena jihad”. Bayangkan, Khalid bin Walid

menangis karena sibuk berjihad. Sementara kita?

Bagi kalangan awam, Ramadhan menjadi momen membaca Alquran, memperbaiki tilawah dan meluruskan ilmu tajwid.

Sementara bagi kalangan alim-cendikia, Ramadhan menjadi bulan “tadarus” Alquran secara ilmu pengetahuan saat dimana

kitab suci ini diserang oleh berbagai kalangan, terutama kaum kafir dan orientalis.

Studi tentang Alquran memang selalu menarik. Contoh sederhana, tentang sejarah kodifikasi dan proses pembukuannya.

Mushaf yang sampai ke tangan kita dikenal dengan istilah mushaf rasm Utsmani. Dinamakan demikian sebab kodifikasi final
Alquran baru dilakukan di zaman Utsman bin Affan. Dan disebut “rasm” bukan “kitabah” karena tulisan Arab sesungguhnya

adalah proses melukis, bukan menulis.

Sahabat Nabi yang lain, semisal Ibn Mas’ud (ra) sebagaimana dikisahkan di atas dan Ubay bin Kaab (ra) memiliki mushaf

sendiri dengan susunan yang berbeda dari mushaf Utsmani. Ibn Mas’ud, misalnya. Dia tidak memasukkan surah “al-fatihah”,

“An-Nas” dan “al-Falq” dalam daftar surah di mushafnya. Para Orientalis seperti Arthur Jeffrey (The Qur’an as a Scripture)

dan Theodore Noldek, (The Origin of the Koran) menyimpulkan perbedaan mushaf Ibn Mas’ud dengan mushaf-mushaf

sahabat Nabi lainnya, membuktikan ada “campur tangan kekuasaan” dalam menentukan surah-surah dalam Alquran.

Sementara, ulama Islam seperti al-Qurtubi menyimpulkan, tidak dimasukannya ketiga surah pendek itu dalam mushaf Ibn

Mas’ud sebab para sahabat Nabi sudah menghafalnya di luar kepala. Lagi pula, Ibn Mas’ud (ra) adalah sahabat Nabi yang

mengatakan, “aku belajar Alquran sebanyak 70 surah langsung dari Rasulullah SAW.” Jadi, Alquran yang dikodifikasi Ibn

Mas’ud lebih merupakan koleksi pribadi ketimbang untuk dibaca publik.

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.

Kedua: Ramadhan adalah bulan Qiyamul Lail.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata,

‫غف َِر لَهُ َما تَقَ َّد َم مِ ْن ذَ ْن ِب ِه‬ َ ِ‫ َم ْن قَا َم َر َمضَانَ إِي َمانًا َواحْ ت‬.
ُ ‫سابًا‬

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan

diampuni.” (HR. Bukhari Muslim).

Maksud dari kata “qiyam Ramadhan” adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh para ulama. Pada mulanya,

shalat taraweh ditunaikan sendiri-sendiri.

Rasulullah SAW khawatir, jika ditunaikan berjamaah maka hukumya akan wajib. Maka itu, beliau menunaikannya sendirian.

Lalu, di zaman Umar bin Khattab, taraweh ditunaikan secara berjamaah mengingat orang-orang sudah mulai lengah untuk

menunaikan taraweh karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Ubay bin Ka’ab salah satu sahabat Rasulullah SAW menjadi imam shalat pertama pada taraweh berjamaah di era Umar bin

Khattab itu.

Biasanya, Rasulullah SAW menutup shalat tarawehnya dengan shalat witir. Ketika Rasulullah SAW ditanya, “Doa (di waktu

apa) yang paling didengar (Allah)?”. Beliau SAW menjawab, “pada penghujung malam”.

Aisyah menceritakan:

َ ُ‫سلَم فَا ْنتَهَى ِوتْ ُره‬


‫إلى السَحْ ر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َلى للا‬
َ ‫للا ص‬ ُ ‫مِ ْن ُك ِل اللَ ْي ِل قَ ْد ْأوت ََر َر‬
ِ ‫سو ُل‬
“Pada setiap malam, Rasulullah SAW menunaikan shalat witr, dan shalatnya berakhir sampai waktu sahur (remang-

remang)”.

Shalat malam mengajarkan kita untuk khusyu dan tawadhu. Di era gadget dan media sosial, saat setiap kita mudah sekali up-

date status, shalat malam seharusnya mampu mengajarkan kita untuk tidak show-up, pamer kepada banyak orang.

Imam Ibnul Qayyim mengingatkan,

َ ‫صبَ َح نَادِي َمََ ا َخير مِ ن أبيتَ قَائِ َمََ ا َواصبَ َح ُمع ِْج‬
‫بََ ا‬ ْ : ‫قَ ْد قَا َل أ َح ُد الصَالِحِ ين‬
ْ ‫آلن اَبيت نَائِ َمََ ا َوا‬

dan sungguh telah berkata salah seorang yang shaleh, “bahwa engkau tertidur di malam hari (sehingga tidak tahajjud) dan

menyesal di pagi hari adalah lebih baik dari pada kau tahajjud di malam hari, dan berbangga (dengan tahajjud itu) di pagi

hari”

Shalat yang khusyu akan mengantarkan pertolongan dan kasih sayang Allah. Dikisahkan suatu malam, seorang pencuri

masuk ke rumah Malik bin Dinar. Pencuri itu mencari-cari emas dan perak yang dimiliki sang Imam. Namun, dia tak

mendapati apa-apa, kecuali sang imam yang tengah qiyamul lail.

Selepas mengucap salam, Imam Malik memergoki pencuri yang tengah mengintip itu. Disapanya: “Engkau ingin mencuri

harta, hanya memberimu kebahagiaan dunia. Sudahkah kau curi waktu malam untuk menyiapkan kebahagiaan akherat?”.

Pencuri itu tertegun. Ia kemudian duduk bersila, mendengarkan tausiyah sang Imam. Saat masuk waktu shubuh, Malik bin

Dinar dan pencuri itu keluar rumah, mereka menuju masjid bersama-sama. Masyarakat geger. Mereka berkata, “Imam

paling mulia berjalan ke masjid dan shalat berjamaah bersama pencuri paling utama”. Orang-orang bertanya: “apa

rahasianya”.

Malik bin Dinar pun menjawab, “ketuklah pintu langit, sebab Dia-lah yang menggenggam hati manusia”.

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.

Ketiga: Ramadhan adalah juga bulan sedekah.

Rasulullah SAW adalah seorang yang paling pemurah dan di bulan Ramadhan beliau lebih pemurah lagi. Kebaikan Rasulullah

SAW di bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus karena begitu cepat dan banyaknya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan, “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR.

Baihaqi). Dan bersedekah tidak harus menunggu kaya.

Suatu hari, Rasulullah SAW berkata,

‫ رجل له مال كثير أخذ من عرضه مئة ألف درهم تصدق بها ورجل ليس له إال درهمان فأخذ‬:‫سبق درهم مئة ألف درهم فقال رجل وكيف ذاك يا رسول للا قال‬

‫أحدهما فتصدق به‬


“(Pahala sedekah) satu dirham mengalahkan seratus ribu dirham”. Seorang sahabat bertanya, “Bagaimana mungkin, ya

Rasulullah?”. “(Bandingkan) seorang kaya raya yang memiliki banyak harta, dia mengambil seratus ribu dirham dari hartanya

dan bersedekah dengannya. Lalu ada seorang miskin yang hanya punya dua dirham, dan dia bersedekah dengan satu dari

dua dirham itu”.

Karena itulah, Ali bin Abi Thalib berkata, “Jangan malu bersedekah walaupun sedikit. Sebab, kebaikan itu (dinilai) pada

pemberiannya walaupun sedikit”.

Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib, “Bagaimana untuk mengetahui seseorang itu “ahli dunia” atau

“ahli akhirat”?” Ali bin Abi Thalib menjawab, “Jika ada dua orang (tamu) datang, satu orang (tamu) membawa hadiah, dan

satu lagi meminta sedekah. Bila hati tuan rumah lebih condong pada pembawa hadiah, maka dia termasuk ahli dunia.

Apabila hati tuan rumah lebih condong pada orang yang meminta sedekah, maka dia termasuk ahli akhirat.

Karena itu pula, Ibnul Qayyim mengatakan,

‫ لَكَانَتْ لَذّةُ ال ُمعْطِ ي أ ْكب ََر مِ ْن لَذَ ِة اآلخِ ِذ‬، ‫ِير‬


ِ ‫ّللا ) قَ ْب ِل يَ ِد الفَق‬
ِ َ ‫ص َدقَتُهُ تَقَ َع فِي ( يَ ِد‬
َ َ‫ق حَقّ ا ْل ِع ْل َم َوتَص َُو َر أن‬ َ َ‫ع ِل َم ا ْل ُمت‬
ُ ‫ص ِد‬ َ ‫لَ ْو‬

Seandainya seorang pemberi sedekah mengetahui dan melihat dengan sebenarnya bahwa sedekahnya telah sampai (ke

tangan Allah) sebelum sampai ke tangan orang miskin, niscaya rasa bahagia yang dirasakan seorang pemberi sedekah lebih

besar dari rasa bahagia penerima (sedekah) itu.

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.

Keempat: ramadhan adalah bulan tobat. Rasulullah SAW berkata,

‫ستَ ْغف ُِرهُ فِي ُك ِّل ي َْوم مِ ائ َةَ َم َّرة‬


ْ َ‫ َوأ‬،ِ‫ّللا‬ ُ ‫ فَ ِإنِّي أَت‬،ُ‫ستَ ْغف ُِروه‬
َّ ‫ُوب إِلَى‬ ُ َّ‫يَا أَيُّهَا الن‬
ِ َّ ‫اس ت ُوبُوا إِلَى‬
ْ ‫ّللا َوا‬

“Wahai umat manusia bertobatlah kalian. Sesungguhnya aku bertobat seratus kali dalam sehari-semalam”. Bila pada hari-

hari biasa kita dianjurkan bertobat. Maka, tobat di bulan Ramadhan tentu lebih baik adanya.

Mengapa tobat? Sebab manusia makhluk yang lemah. Allah memberi jalan tobat sebagai wujud kasih sayang-Nya. Bahkan

Allah sangat senang dan bahagia bila ada manusia yang bertobat.

Rasulullah SAW menggambarkan kesenangan Allah SWT itu dengan bersabda, “Sungguh Allah akan lebih senang menerima

tobat hamba-Nya ketika ia bertobat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antara kalian yang menunggang untanya

di tengah padang luas yang sangat tandus, lalu unta itu terlepas membawa lari bekal makanan dan minumannya dan

putuslah harapannya untuk memperoleh kembali. Kemudian, dia menghampiri sebatang pohon lalu berbaring di bawah

keteduhannya karena telah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut. Ketika dalam keadaan demikian, tiba-tiba

dia mendapati untanya telah berdiri di hadapannya….” (HR Muslim).


Seringkali kita merasa bahwa dosa yang kita lakukan hanya dosa-dosa kecil saja sehingga tak diperlukan bersegera dalam

bertobat. Padahal, kata Ibnul Qayyim, jangan pernah meremehkan dosa-dosa kecil. Lihatlah patok kayu di dermaga yang

melilit tambang, ia bahkan dapat menarik kapal.

Maka, tak ada kata lain bagi kita kecuali segera bertobat. Menarik untuk mengutip Ibnul Qayyim sekali lagi.

Katanya:

ِ ‫إلى لذَ ِة ا ْل َمع‬


‫ْصيَ ِة‬ َ ‫عفَة لَبَادِر إلَ ْيهَا أ ْع َظ َم مِ ْن ُمبَاد ََرتِ ِه‬
َ ‫افََ ا ُمضَا‬ ِ ‫علَى لَذَ ِة اْل َمع‬
ْ ‫ْصيَ ِة أ‬
َ َ‫ضع‬ َ ‫اصي أنَ لَذَةَ الت َْوبَة ت َِزيْد‬
ِ َ‫ع ِل َم ا ْلع‬
َ ‫لَ ْو‬.

“Sekiranya seorang pelaku maksiat mengetahui bahwa kenikmatan bertobat lebih dahsyat berlipat-lipat dari kelezatan

maksiat, niscaya dia akan bersegera menuju tobat lebih cepat dari usahanya menggapai maksiat”

Semoga kita dapat mengisi hari-hari di bulan suci ini dengan penuh keberkahan. Amin ya Rabbal alamin.

Demikian khutbah singkat ini, semoga bermanfaat. (inayatul/dakwatuna)

‫الرحِ ْي ُم‬ ْ ‫سلِمِ ْينَ مِ ْن ُك ِّل ذَ ْنب فَا‬


َ ‫ستَ ْغف ُِر ْو ُه َي ْغف ِْر لَ ُك ْم ِإنَّهُ ه َُو الغَفُ ْو ُر‬ ْ ‫سائ ِِر ال ُم‬ ْ َ‫أَقُ ْو ُل َهذَا القَ ْو َل َوأ‬
َ ‫ستَ ْغف ُِر‬
َ ‫للا ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬

Sumber: https://www.dakwatuna.com/2017/05/26/87300/khutbah-jumat-empat-amalan-di-bulan-

ramadhan/#ixzz5EuUCTdRV

Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai