Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

NEUROFIBROMA

DISUSUN OLEH:
CHYNTIA MARANTIKA BAHRI
P1337420216111
3C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
NEUROFIBROMA

Konsep Teori
A. Definisi
Neurofibromatosis (NF) atau disebut juga sindrom neurokutan (neuro =
syaraf, kutan = kulit) adalah suatu kelainan genetika pada system syaraf yang
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan jaringan syaraf. Kelainan
ini bisa menjadi tumor dan menyebabkan abnormalitas-abnormalitas terutama
pada kulit dan tulang. Karena kelainan ini bisa tumbuh menjadi tumor, maka
NF dikategorikan sebagai tumor, yang disebut Neurofibroma. Ada 2 tipe NF,
yaitu NF1 yang lebih umum dan “ringan” dan NF2 yang lebih jarang dan
tingkatannya bisa dikatakan parah.
Neurofibromatosis (penyakit von Recklinghausen) adalah penyakit yang
ditularkan secara genetik, dimana neurofibroma muncul pada kulit dan bagian
tubuh lainnya. Neurofibroma adalah benjolan seperti daging yang lembut,
yang berasal dari jaringan saraf. Neurofibroma merupakan pertumbuhan dari
sel Schwann (penghasil selubung saraf atau mielin) dan sel lainnya yang
mengelilingi dan menyokong saraf-saraf tepi (saraf perifer, saraf yang berada
diluar otak dan medula spinalis) atau suatu kondisi dimana ada tumor
pertumbuhan di mana saja di sistem saraf perifer. Ini adalah kelainan bawaan,
dan dapat tumbuh di tulang, kulit, sistem saraf, dan kulit. Jenis yang paling
umum dari sel yang dipengaruhi adalah Schwann cell. Pertumbuhan ini
biasanya mulai muncul setelah masa pubertas dan bisa dirasakan dibawah
kulit sebagai benjolan kecil.

B. Penyebab
Penyebab neurofibroma sampai saat ini masih belum jelas. Pada sindrom
kongenital yang langka (Neurofibromatis von Recklinghausen) terdapat
kenaikan insiden. Penyebab kedua NF yang diketahui adalah karena adanya
mutasi pada gen. Pada NF1, gen yang bermutasi ada di kromosom 17,
sedangkan pada NF2 di kromosom 22. Penderita NF kebanyakan
mendapatkan penyakit ini dari faktor keturunan (dari kedua orangtuanya),
namun sekitar 30% kasus ternyata penderita NF tidak memiliki orang tua atau
riwayat keluarga yang memiliki penyakit NF pula. Artinya penyakit ini
mereka dapatkan karena tubuh mereka mengalami mutasi gen secara
individual dan tidak selalu bawaan lahir. Tetapi tetap saja mereka yang
menderita NF akibat mutasi gen individual, bisa menurunkan penyakit ini
pada keturunannya kelak.
Para ahli juga menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
memicu Sel Schwann normal untuk mengubah bentuk mereka, dan faktor-
faktor ini meliputi:
1. Sebuah operasi baru atau trauma yang mempengaruhi sistem saraf
perifer
2. Diet yang kaya lemak, minyak, dan permen
3. Merokok dan konsumsi alkohol meningkat
4. Ada penyakit dan infeksi
5. Sebagai efek samping dari beberapa obat
6. Racun bahan kimia di lingkungan
7. Sebuah gaya hidup stres
Gejala-gejala penyakit Tanda-tanda dan gejala dari kondisi ini biasanya
dicatat pada kulit. Orang mungkin merasa gatal sebuah, terbakar, atau
kesemutan sensasi. Ada juga pigmentations tidak biasa pada kulit, yang
akhirnya dapat berkembang menjadi makula. Orang juga dapat mencatat
bintik-bintik muncul di ketiak nya.

C. Tanda dan Gejala


Sekitar sepertiga penderita tidak mengeluhkan adanya gejala dan
penyakit ini pertama kali terdiagnosis ketika pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya benjolan dibawah kulit, di dekat saraf. Pada sepertiga
penderita lainnya penyakit ini terdiagnosis ketika penderitanya berobat untuk
masalah kosmetik. Tampak bintik-bintik kulit yang berwarna coklat (bintik
café-au lait) di dada, punggung, pinggul, sikut dan lutut. Bintik-bintik ini bisa
ditemukan pada saat anak lahir atau baru timbul pada masa bayi. Pada usia
10-15 tahun mulai muncul berbagai ukuran dan bentuk neurofibromatosis di
kulit. Jumlahnya bisa kurang dari 10 atau bisa mencapai ribuan. Bintik café-
au lait berukuran besar. Pada beberapa penderita, pertumbuhan ini
menimbulkan masalah dalam kerangka tubuh, seperti kelainan lengkung
tulang belakang (kifoskoliosis), kelainan bentuk tulang iga, pembesaran
tulang panjang pada lengan dan tungkai serta kelainan tulang tengkorak dan
di sekitar mata. Sepertiga sisanya memiliki kelainan neurologis.
Neurofibromatosis bisa mengenai setiap saraf tubuh tetapi sering tumbuh di
akar saraf spinalis. Neurofibroma menekan saraf tepi sehingga mengganggu
fungsinya yang normal. Neurofibroma yang mengenai saraf-saraf di kepala
bisa menyebabkan kebutaan, pusing, tuli dan gangguan koordinasi. Semakin
banyak neurofibroma yang tumbuh, maka semakin kompleks kelainan saraf
yang ditimbulkannya. Jenis neurofibromatosis yang lebih jarang adalah
neurofibromatosis jenis 2, dimana terjadi pertumbuhan tumor di telingan
bagian dalam (neuroma akustik). Tumor ini bisa menyebabkan tuli dan
kadang pusing pada usia 20 tahun.
NF 1 disertai gejala seperi ini:
1. Dua atau lebih Neurofibroma pada atau di bawah kulit atau satu
neurofibroma plexiform (sekelompok besar tumor yang melibatkan
beberapa saraf); Neurofibroma adalah benjolan bawah kulit yang
merupakan ciri khas dari penyakit dan peningkatan jumlah dengan usia.
2. Freckling dari pangkal paha atau ketiak (arm pit).
3. Café au lait spot (pigmen, makula coklat muda terletak pada saraf,
dengan tepi halus tanda lahir).
4. Kelainan rangka, seperti displasia sphenoid atau penipisan korteks tulang
panjang tubuh (tulang yaitu kaki, berpotensi menghasilkan membungkuk
kaki)
5. Lisch nodul (hamartomas iris), freckling di iris.
6. Tumor pada saraf optik, juga dikenal sebagai glioma optik.
7. Macrocephaly dalam 30-50% dari populasi anak
8. Epilepsi (kejang)
NF 2
Neuromas akustik bilateral (tumor dari saraf vestibulocochlear atau saraf
kranial 8 (CN VIII) juga dikenal sebagai schwannoma) sering menyebabkan
gangguan pendengaran. Bahkan, ciri khas NF 2 adalah gangguan
pendengaran akibat neuromas akustik sekitar usia dua puluh. Tumor yang
tumbuh dapat menyebabkan:
1. Sakit kepala
2. Keseimbangan dan vertigo perifer
3. Karena schwannoma dan keterlibatan dari telinga bagian dalam
4. Wajah kelemahan / kelumpuhan akibat keterlibatan atau kompresi pada
saraf wajah (saraf kranial 7 atau cn vii)
5. Pasien dengan NF2 juga dapat mengembangkan tumor otak lainnya, serta
tumor tulang belakang.
6. Tuli dan tinnitus.
7. Opacity Juvenile lenticular posterior
D. Pathway
Faktor luar dan dalam

Tumor Jinak/ganas Tumbuh terus menerus Merusak sel normal

Sel mengalami nekrosis Gangguan metabolisme

Pengobatan Pertumbuhan sel Pertumbuhan sel mulai meluas ke Asam laktat dan Ph
terganggu dan suplai jaringan lain menurun
nutrisi terganggu

Penurunan neurologi dan Mempengaruhi immuno


Kurang Ansietas Nyeri kemampuan menelan
asepsor
pegetahuan
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh. Demam
Resiko tinggi
infeksi
Gangguan komunikasi
verbal
Hipertermia
E. Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan berdasarkan atas usia, saraf mana yang terkena,
toleransi terhadap prosedur, dan progresivitas penyakit. Saat ini operasi
pengangkatan adalah metode yang sering dilakukan untuk menangani
neurofibroma apabila neurofibroma tersebut tidak melibatkan saraf utama.
Bila saraf utama terlibat, maka yang dapat dilakukan adalah mengambil
tumor dari saraf, meninggalkan saraf dalam keadaan utuh di dalam, atau
mendiamkan tumor tersebut apabila tidak menimbulkan gejala. Neurofibroma
umumnya dapat ditangani dengan baik dan kondisi tersebut tidak mudah
kambuh kembali.
Penatalaksanaan lainnya adalah dengan kemoterapi. Menggunakan aktif
anti-kanker obat-obatan untuk mengurangi ukuran tumor, atau untuk benar-
benar memberantas itu. Namun demikian, itu menimbulkan banyak efek
samping, seperti rambut rontok, sembelit, pusing, depresi, dan rambut rontok.
Sebuah intervensi pengobatan umum dan ideal adalah terapi radiasi, dan
pengobatan CyberKnife untuk neurofibroma adalah contoh dari ini. Prosedur
ini lebih aman untuk digunakan karena tidak menimbulkan rasa sakit dan
tidak akan membunuh sel-sel sehat lainnya dalam tubuh. Ini juga tidak
menyebabkan banyak efek samping. Terapi radiasi menggunakan sinar
gamma frekuensi rendah untuk mengangkat tumor. Apa yang baik tentang ini
adalah bahwa radiasi hanya dipancarkan langsung ke lokasi tumor, dan tidak
akan merusak jaringan sekitarnya atau organ dalam yang lewat.
Treatment dengan plastic surgery hanya akan mengangkat tumornya saja,
padahal sebagaimana kita tahu NF adalah penyakit genetik yang artinya
“kesalahan” berada pada bagian kromosom (bagian koding manusia) bukan di
bagian luar. Treatment yang dapat dilakukan adalah terapi yg ditemukan oleh
Dr weinberg yang disebut sebagai Electro-desiccation.
Dalam Electro-desiccation, arus listrik digunakan untuk mengeringkan
atau mengeringkan dan membunuh jaringan neurofibroma. Treatment ini
menggunakan pisau jenis kauter dengan titik tipis dan menjalankan arus
melalui neurofibroma tersebut, memgeringkan dan membunuh fibroma.
Teknik ini kurang invasif dibandingkan dengan metode penghapusan
tradisional bedah (dengan cara konvensional ini biasanya neurofibroma akan
muncul lagi dan lagi).
Prosedur Electro-desiccation biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan
atau dasar berjalan. Hal ini sering dilakukan dalam satu atau dua jam. Bius
lokal dapat digunakan ketika menghapus cluster tumor dari area kecil dari
tubuh, tetapi anestesi umum diperlukan untuk penyerapan di daerah yang
lebih besar dari kulit. Operasi biasanya tanpa rasa sakit dan karena anestesi
pasien baru umumnya pulang dalam satu atau dua jam. Sangat sedikit pasien
yang benar-benar membutuhkan obat analgesik atau nyeri pasca operasi. Ini
biasanya tidak sakit, tetapi mungkin gatal jadi kita akan menggunakan obat
untuk menanggulangi hal tersebut.

Konsep Asuhan Keperawatan


A. Diagnosa
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan
tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan
tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi
simpatetik.
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,
inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan
nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,
kelemahan.
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung,
kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue,
ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan
intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat
badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot
dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan
kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,
pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan
efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,
prosedur invasif
7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi
dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan
anemia.
8. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam
penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.
B. Intervensi Keperawatan
Dx NOC NIC Rasional
1 Tujuan : a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya a. Data-data mengenai pengalaman klien
a. Klien dapat mengurangi terhadap penyakit yang dideritanya. sebelumnya akan memberikan dasar untuk
rasa cemasnya penyuluhan dan menghindari adanya
b. Rileks dan dapat melihat duplikasi.
dirinya secara obyektif. b. Berikan informasi tentang prognosis b. Pemberian informasi dapat membantu
c. Menunjukkan koping yang secara akurat. klien dalam memahami proses
efektif serta mampu penyakitnya.
berpartisipasi dalam c. Beri kesempatan pada klien untuk c. Dapat menurunkan kecemasan klien.
pengobatan. mengekspresikan rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi
wajar dan ekspresi yang sesuai.
d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek d. Membantu klien dalam memahami
samping. Bantu klien mempersiapkan diri kebutuhan untuk pengobatan dan efek
dalam pengobatan. sampingnya.
e. Catat koping yang tidak efektif seperti e. Mengetahui dan menggali pola koping
kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan klien serta mengatasinya/memberikan
dll. solusi dalam upaya meningkatkan
kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi f. Agar klien memperoleh dukungan dari
dengan support system. orang yang terdekat/keluarga.
g. Berikan lingkungan yang tenang dan g. Memberikan kesempatan pada klien untuk
nyaman berpikir/merenung/istirahat.
h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan
dan sentuhlah dengan wajar. keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
2 Tujuan : a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan a. Memberikan informasi yang diperlukan
a. Klien mampu mengontrol intensitas untuk merencanakan asuhan.
rasa nyeri melalui aktivitas b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan
b. Melaporkan nyeri yang khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
dialaminya dan keluarga tentang cara menghadapinya komplikasi.
c. Mengikuti program c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan
pengobatan aktivitas menyenangkan seperti mengalihkan perhatian klien dari rasa
d. Mendemontrasikan tehnik mendengarkan musik atau nonton TV nyeri
relaksasi dan pengalihan d. Menganjurkan tehnik penanganan stress d. Meningkatkan kontrol diri atas efek
rasa nyeri melalui aktivitas (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), samping dengan menurunkan stress dan
yang mungkin gembira, dan berikan sentuhan ansietas.
therapeutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan
perlu. nyeri, tingkat nyeri dan sampai
sejauhmana klien mampu menahannya
serta untuk mengetahui kebutuhan klien
akan obat-obatan anti nyeri.
f. Diskusikan penanganan nyeri dengan f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.
dokter dan juga dengan klien
g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti g. Untuk mengatasi nyeri.
morfin, methadone, narkotik dll
3 Tujuan : a. Monitor intake makanan setiap hari, a. Memberikan informasi tentang status gizi
a. Klien menunjukkan berat apakah klien makan sesuai dengan klien.
badan yang stabil, hasil lab kebutuhannya.
normal dan tidak ada tanda b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran b. Memberikan informasi tentang
malnutrisi triceps serta amati penurunan berat badan. penambahan dan penurunan berat badan
b. Menyatakan pengertiannya klien.
terhadap perlunya intake c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat
yang adekuat lambat dan pembesaran kelenjar parotis. buruk.
c. Berpartisipasi dalam d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi d. Kalori merupakan sumber energi.
penatalaksanaan diet yang makanan tinggi kalori dengan intake
berhubungan dengan cairan yang adekuat. Anjurkan pula
penyakitnya makanan kecil untuk klien.
e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau e. Mencegah mual muntah, distensi
busuk atau bising. Hindarkan makanan berlebihan, dispepsia yang menyebabkan
yang terlalu manis, berlemak dan pedas. penurunan nafsu makan serta mengurangi
stimulus berbahaya yang dapat
meningkatkan ansietas.
f. Ciptakan suasana makan yang f. Agar klien merasa seperti berada dirumah
menyenangkan misalnya makan bersama sendiri.
teman atau keluarga.
g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, g. Untuk menimbulkan perasaan ingin
latihan moderate sebelum makan. makan/membangkitkan selera makan.
h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama
problem anoreksia yang dialami klien. (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
Kolaboratif
i. Amati studi laboraturium seperti total i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya
limposit, serum transferin dan albumin gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan
penyakit, pengobatan dan perawatan
terhadap klien.
j. Berikan pengobatan sesuai indikasi j. Membantu menghilangkan gejala
Phenotiazine, antidopaminergic, penyakit, efek samping dan meningkatkan
corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E status kesehatan klien.
dan B6, antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk k. Mempermudah intake makanan dan
memberikan makanan secara enteral, minuman dengan hasil yang maksimal dan
imbangi dengan infus. tepat sesuai kebutuhan.
4 Tujuan : a. Review pengertian klien dan keluarga a. Menghindari adanya duplikasi dan
a. Klien dapat mengatakan tentang diagnosa, pengobatan dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.
secara akurat tentang akibatnya.
diagnosis dan pengobatan b. Tentukan persepsi klien tentang kanker b. Memungkinkan dilakukan pembenaran
pada ting-katan siap. dan pengobatannya, ceritakan pada klien terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi
b. Mengikuti prosedur dengan tentang pengalaman klien lain yang serta kesalahan pengertian.
baik dan menjelaskan menderita kanker.
tentang alasan mengikuti c. Beri informasi yang akurat dan faktual. c. Membantu klien dalam memahami proses
prosedur tersebut. Jawab pertanyaan secara spesifik, penyakit.
c. Mempunyai inisiatif dalam hindarkan informasi yang tidak
perubahan gaya hidup dan diperlukan.
berpartisipasi dalam pengo- d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga d. Membantu klien dan keluarga dalam
batan. sebelum mengikuti prosedur pengobatan, membuat keputusan pengobatan.
d. Bekerjasama dengan therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah
pemberi informasi. pada klien.
e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan e. Mengetahui sampai sejauhmana
balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi pemahaman klien dan keluarga mengenai
tentang penyakitnya. penyakit klien.
f. Review klien /keluarga tentang pentingnya f. Meningkatkan pengetahuan klien dan
status nutrisi yang optimal. keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.
g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran g. Mengkaji perkembangan proses-proses
mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
adanya eritema, ulcerasi. serta masalah dengan kesehatan mulut
yang dapat mempengaruhi intake makanan
dan minuman.
h. Anjurkan klien memelihara kebersihan h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.
kulit dan rambut.
5 Tujuan : a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat a. Mengkaji perkembangan proses
a. Membrana mukosa tidak pertemuan dengan klien dan secara penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
menunjukkan kerusakan, periodik. memberikan informasi penting untuk
terbebas dari inflamasi dan mengembangkan rencana keperawatan.
ulcerasi b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat
b. Klien mengungkapkan perubahan mukosa membran. Amati tanda mempengaruhi pemasukan makanan dan
faktor penyebab secara terbakar di mulut, perubahan suara, rasa minuman.
verbal. kecap, kekentalan ludah.
c. Klien mampu c. Diskusikan dengan klien tentang c. Mencari alternatif lain mengenai
mendemontrasikan tehnik pemeliharaan mulut dan gigi.
mempertahankan/menjaga d. metode pemeliharan oral hygine. d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi
kebersihan rongga mulut. lanjut pada membran mukosa.
e. Intruksikan perubahan pola diet misalnya e. Agar klien mengetahui dan segera
hindari makanan panas, pedas, asam, memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.
hindarkan makanan yang keras.
f. Amati dan jelaskan pada klien tentang f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan
tanda superinfeksi oral. gigi dan gusi.
g. Kolaboratif g. Tindakan/terapi yang dapat
menghilangkan nyeri, menangani infeksi
dalam rongga mulut/infeksi sistemik.
h. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga
kemotherapi dapat diberikan terapi antibiotik yang
i. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, tepat.
topikal lidocaine, antimikrobial
mouthwash
j. preparation.
k. Kultur lesi oral.
6 Tujuan : a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. a. Mencegah terjadinya infeksi silang.
a. Klien mampu
mengidentifikasi dan b. Pengunjung juga dianjurkan melakukan b. Menurunkan/mengurangi adanya
berpartisipasi dalam hal yang sama. organisme hidup.
tindakan pecegahan infeksi c. Jaga personal hygine klien dengan baik. c. Peningkatan suhu merupakan tanda
b. Tidak menunjukkan tanda- terjadinya infeksi.
tanda infeksi dan d. Monitor temperatur. d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko
penyembuhan luka infeksi.
berlangsung normal e. Kaji semua sistem untuk melihat tanda- e. Mencegah terjadinya infeksi.
tanda infeksi.
f. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga f. Segera dapat diketahui apabila terjadi
aseptik prosedur. infeksi.
g. Kolaboratif g. Adanya indikasi yang jelas sehingga
antibiotik yang diberikan dapat mengatasi
h. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets. organisme penyebab infeksi.
i. Berikan antibiotik bila diindikasikan.
7 Tujuan : a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya a. Memberikan informasi untuk perencanaan
a. Klien dapat efek samping therapi kanker, amati asuhan dan mengembangkan identifikasi
mengidentifikasi intervensi penyembuhan luka. awal terhadap perubahan integritas kulit.
yang berhubungan dengan b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk b. Menghindari perlukaan yang dapat
kondisi spesifik bagian yang gatal. menimbulkan infeksi.
b. Berpartisipasi dalam c. Ubah posisi klien secara teratur. c. Menghindari penekanan yang terus
pencegahan komplikasi dan menerus pada suatu daerah tertentu.
percepatan penyembuhan d. Berikan advise pada klien untuk d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan
menghindari pemakaian cream kulit, produk yang kontra indikatif
minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.
8 Tujuan : a. Kontak dengan klien sering dan a. Perasaan empatik dan perhatian untuk siap
Setelah diberikan tindakan perlakukan klien dengan hangat dan sikap membantu klien dalam mengatasi
perawatan, konsep diri dan positif. permasalahan yang ada.
persepsi klien menjadi stabil b. Berikan dorongan pada klien untuk b. Perasaan yang diungkapakan pada orang
Kriteria hasil : mengekpresikan perasaan dan pikiran yang dipercaya akan membuat perasaan
a. Klien mampu untuk tentang kondisi, kemajuan, prognose, lega dan tidak tekanan batin.
mengeskpresikan perasaan sisem pendukung dan pengobatan.
tentang kondisinya c. Berikan informasi yang dapat dipercaya c. Informasi yang akurat memberikan
b. Klien mampu membagi dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang masukan dan instropeksi diri dalam
perasaan dengan perawat, penyakitnya. menerima dirinya.
keluarga dan orang dekat. d. Bantu klien mengidentifikasi potensial d. Ektulisasi diri dibutuhkan bagi klien
c. Klien mengkomunikasikan kesempatan untuk hidup mandiri melewati dengan kaneker.
perasaan tentang perubahan hidup dengan kanker, meliputi hubungan
dirinya secara konstruktif. interpersonal, peningkatan pengetahuan,
d. Klien mampu berpartisipasi kekuatan pribadi dan pengertian serta
dalam perawatan diri. perkembangan spiritual dan moral.
e. Kaji respon negatif terhadap perubahan e. Respon klien yang negatfi diperlukan
penampilan (menyangkal perubahan, bantuan baik fisik mapun psikis-moral
penurunan kemampuan merawat diri, untuk memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.
isolasi sosial, penolakan untuk
mendiskusikan masa depan.
f. Bantu dalam penatalaksanaan alopesia f. Dampak dari pada chemoterapi perlu
sesuai dengan kebutuhan. adanya penjelasan dan perawatan rambut.
g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang g. Konseling kesehatan secara bersama akan
terkait untuk tindakan konseling secara lebih lebih efektif.
profesional.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.


Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River.
Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River.
https://id.wikipedia.org/wiki/Neurofibromatosis (Diakses pada, 3 Agustus 2018,
pukul 00.36)

Anda mungkin juga menyukai