Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BERAT LAHIR CUKUP (BBLC)


DI RUANG PERINATOLOGI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

OLEH:
Devi Maharani Hapsari, S.Kep.
NIM 132311101056

PPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BERAT LAHIR CUKUP (BBLC)
Oleh Devi Maharani Hapsari, S.Kep

1. Kasus
Bayi Berat Lahir Cukup (BBLC).

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang
aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram dan
sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini ditandai dengan kematangan dari
seluruh system fisiologis dan neurologisnya. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Murdiana, 2017).
Menurut Dep. Kes. RI, (2009) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, dkk (2009) Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

b. Penyebab
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru
lahir adalah sebagai berikut:
1) Faktor lingkungan internal
a) Umur ibu hamil
Umur ibu berkaitan dengan berat bayi lahir seperti kehamilan
dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan yang berisiko
tinggi. Umur ibu yang masih muda berkaitan erat dengan berat
badan bayi lahir karena perkembangan organ-organ reproduksi
dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Kehamilan pada usia
lebih 35 tahun lebih juga berisiko karena mulai muncul
penyakit hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit
degenerative pada persendian tulang belakang dan panggul. Ibu
hamil dengan kelainan diatas ditakutkan akan menyebabkan
kelainan pada bayi dan akan menghadapi kesulitan akibat
lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada
tulang panggul tengah. Berat badan baru lahir cukup dapat
timbul jika ibu dalam masa kehamilan antara 20-35 tahun.
b) Jarak kehamilan/kelahiran
Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN)
bahwa jarak kehamilan yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,
karena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang
ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya (rahim
dan kesehatan ibu) setelah melahirkan sebelumnya. Komplikasi
lainnya adalah janin akan mengalami pertumbuhan yang kurang
baik, persalinan lama atau perdarahan.
c) Paritas
Paritas secara luas mencangkup gravid/ jumlah kehamilan,
premature/ jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran
(jumlah anak yang dilahirkan). Paritas dikatakan tinggi jika
seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Wanita yang
sudah memiliki tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan
kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang
darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak
bayi sungsang ataupun melintang. Jumlah anak >4 orang perlu
diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin
banyak anak maka rahim ibu semakin lemah.
d) Kadar hemoglobin (Hb)
Kadar Hb pada ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan
bayi yang akan dilahirkan. Seorang ibu yang mengalami
anemia pada saat masa kehamilan akan berisiko gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas,
prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat badan
yang rendah. Ibu yang mengalami anemia pada masa
kehamilan ditandai dengan nilai Hb kurang dari 11 gr%. Kadar
Hb tidak normal pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan
perkembangan otak, risiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan serta bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu
dan anak.
e) Status gizi ibu hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.
Gizi ibu dapat mempengaruhi berat badan bayi lahir sehingga
perlu dilakukan pemantauan gizi pada ibu hamil. Cara untuk
menentukan status gizi ibu hamil yaitu dengan memantau
pertambahan berat badan selama hamil, mengukur lingkar
lengan atass (LILA) dan mengukur kadar hemoglobin. Bayi
akan normal berat badan saat lahir apabila ibu mengalami
peningkatan berat badan 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan
sebelum hamil. Pada LILA ibu dengan status gizi baik ditandai
dengan nilai lebih dari 23,4 cm.
f) Penyakit saat kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat
bayi lahir yaitu diabetes mellitus gestasional (DMG), cacar air,
dan penyakit infeksi TORCH.
2) Faktor ekternal/ tidak langsung)
a) Kondisi lingkungan eksternal seperti kondisi lingkungan,
aspuan zat gizi ibu hamil dan tingkat social ekonomi ibu hamil,
kebersihan lingkungan serta ketingian tempat tinggal. Semakin
bersih lingkungan pada ibu hamil akan meningkatkan daya
tahan tubuhnya sehingga ibu tidak dengan mudah terserang
penyakit dan tidak mengalami penurunan Hb.
b) Faktor ekonomi, sosial dan meliputi jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan serta pengetahuan ibu hamil. Factor ini sangat
berpengaruh yang dikaitkan dengan kualitas bahan makanan
untuk meningkatkan status gizinya. Ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik terkait dengan gizi yang harus dipenuhi
dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang normal
(cukup).
c) Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan
frekuensi pemeriksaan kehamilan / ANC
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan
sehingga kesehatan ibu hamil dapat terpelihara serta janin yang
terdapat pada kandungan akan lahir dengan berat badan yang
normal.

c. Patofisiologi
Ibu hamil dengan usia lebih dari 20 hingga 35 tahun yang mana
seluruh sistem reproduksi sudah siap untuk melakukan pembuahan dan
tempat tumbuh kembang bayi. Ibu juga tidak mengalami penyakit
penyerta sebagai akibat dari usia atau dari factor ibu sendiri sehingga
ibu tidak mengalami gangguan kesehatan dan tidak ada penurunan
status gizi sehingga bayi dalam kandungan dalam keadaan gizi yang
cukup. Jarak kehamilan dari sebelumnya juga lebih dari 2 tahun
sehingga rahim siap dan kondisi ibu siap untuk menerima bayi baru.
Ibu memiliki pengetahuan yang cukup pada masa kehamilan terkait
dengan nutrisi yang dibutuhkan serta kondisi ekonomi yang baik
sehingga ibu dapat memilih makanan yang akan dapat menunjang
tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Beberapa faktor diatas
dari kondisi ibu, kesiapan rahim, kondisi keuangan, pendidikan ibu,
jarak kehamilan, dan tidak ada faktor pencetus penyakit lain
menyebabkan ibu dapat menjaga status kesehatannya yang dimana
nutrisi yang dibutuhkan ibu cukup ditandai dengan berat badan dan
LILA yang cukup atau normal untuk ibu hamil dan Hb dalam batas
normal. Factor diatas dapat menunjang kebutuhan nutrisi pada janin
dalam bayi sehingga tumbuh kembang dari organ seperti otak dan
sistem yang lain dapat terbentuk dengan sempurna. Bayi tidak akan
mengalami keterlambatan tumbuh kembang sehingga bayi dapat lahir
dengan berat badan yang normal. Pada saat bayi lahir bayi akan
langsung menangis dengan spontan karena sistem pernafasan bayi
yang sudah matang dan siap untuk menerima udara di sekitar bayi.
Bayi juga akan mengalami tumbuh kembang yang baik pada sistem
neuromuscular ditandai dengan bayi dapat dengan aktif mencari
putting susu ibu dan bayi akan tampak lebih berenergik tanpa harus
mengalami hipoglikemia karena memiliki cadangan lemak yang
cukup. Bayi juga tidak mengalami hipoterimia karena cadangan lemak
yang cukup tersebut dapat dimetabolisme sebagai cara adaptasi tubuh
dalam menjaga panas tubuh.

d. Tanda dan Gejala


Ciri-ciri berat badan bayi lahir cukup adalah sebagai berikut:
1) Berat badan bayi >2500-4000 gram
2) Bayi lahir antara minggu ke 37 hingga 42
3) Panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala
33-35 cm dan lingkar lengan 11-12 cm
4) Frekuensi denyut jantung 120-160 kali per menit
5) Frekuensi pernafasan 40-60 kali per menit
6) Kulit kemerahan-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa
7) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
8) Kuku agak panjang dan lemas
9) Nilai APGAR >7 dan gerakannya aktif serta bayi lahir dapat
langsung menangis kuat
10) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut), reflek sucking (menghisap dan
menelan), reflek moro (gerakan memeluk jika dikagetkan dan
reflek grasping (menggenggam) sudah terbentuk dengan baik.
11) Genetalia: pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi
labia minora sedangkan pada bayi laki-laki testis sudah turun dan
skrotum sudah ada.
12) Eliminasi baik ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecokelatan.

e. Penatalaksanaan
1) Tes diagnostik
a) Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun
bila ada sepsis).
b) Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
c) Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia
atau hemoragi prenatal/perinatal).
d) Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar
8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e) Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2001).
2) Terapi
a) Non Farmakologi
 Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan
menit kelima setelah dilahirkan).
 Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila.
 Penimbangan BB setiap hari.
 Jadwal menyusui.
 Higiene dan perawatan tali pusat.

b) Farmakologi
 Suction dan oksigen
 Vitamin K

 Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin


1%, perak nitral atau neosporin)
 Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi.
Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada
bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis. (Bobak, M
Irene, 2005)
3. Pathway

- Usia ibu saat hamil (20-35)


- Jarak kehamilan (> 2 tahun)
- Nutrisi ibu (Hb diatas 11, BB kehamilan bertambah 11-
12,5 dan LILA: 23,4 cm)
- Pengetahuan ibu (baik)
- Status ekonomi (baik)
- Tidak terkena penyakit atau terinfeksi penyakit

PROSES PERSALINAN

Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
(35-37o C) Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan KurangCemas
pengetahuan
Amnion di jalan lahir tentang teknik menyusui

Kontaminasi pada luka


Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi oksitosin
Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi) terhambat
Resti infeksi
Risiko infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the ejection
Pada jalan napas of breast feeding

Proses adaptasi
Ketidakefektifan
Ineffective breast feeding
bersihan jalan napas
Risiko Hipotermi

Ketidakefektifan pemberian ASI

Risiko kekurangan volume


cairan
4. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Keluhan Utama : Berat Badan bayi Lahir Cukup
2) Riwayat Penyakit Sekarang : Bayi lahir dengan berat badan
cukup yaitu 3000 gram (lebih 2800 gram).Panjang badan 45 cm,
lingkar kepala 34 cm dan lingkar dada 30 cm. Bayi lahir spontan dan
menangis. Nadi bayi 150x/menit, nafas 66x/menit dan suhu 36 derajat
celcius. Usia kehamilan bayi cukup 40 minggu.
3) Riwayat Penyakit Dahulu : ibu bayi mengaku selama masa
kehamilan ibu selalu minum susu, vitamin dan makan dengan rutin.
Berat badan ibu cukup selama masa kehamilan
4) Riwayat Penyakit keluarga : ibu selama masa kehamilan tidak
mengalami diabetes mellitus dan hipertensi
5) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
6) Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun
secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam
pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan
darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama
kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.

7) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
8) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.
9) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
10) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan
disekitarnya.
11) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang
datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam
mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
12) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat
badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
13) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.
14)Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar
kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento
occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas
normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
15) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

b. Diagnosa keperawatan yang sering muncul


1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan jalan nafas
tidak paten akibat akumulasi cairan amnion.
2) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang teknik menyusui.
3) Risiko hipotermi berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan
luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
4) Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat), tali pusat masih basah.
5) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan keterbatasan
masukan cairan akibat reflek menghisap belum sempurna.
c. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1 Ketidakefekan Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam 1. Kaji pernafasan pasien
bersihan jalan ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat kembali normal 2. Auskultasi suara nafas pasien
nafas b.d dengan kriteria hasil : 3. Kaji tanda-tanda vital pasien
akumulasi 1. Suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu 4. Berikan posisi untuk meningkatkan ventilasi
cairan amnion mampu bernafas dg mudah, tidak ada pursed lips) 5. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa 6. Keluarkan sekret dengan suction
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang 7. Berikan susu hangat
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3. Tanda Tanda vital dbn
2 Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 1x24 jam 1. Kaji motivasi serta persepsi ibu tentang menyusui
an pemberian pemberian ASI dapat efektif dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan tanda bayi membutuhkan makanan (misal
ASI 1. Mempertahanken keefektifan pemberian asi selama yang reflek rooting, menghisap serta diam dan
berhubungan diinginkan bayinya terjaga/quiet alertness)
dengan kurang 2. Mencengkran dan mengompresi areola denga cepat 3. Ajari ibu tentang teknik menyusui yang benar
pengetahuan 3. Mengisap dan menempatkan lidah bayi dengan benar 4. Berikan informasi tentang manfaat menyusui baik
orang tua 4. Suara menelan bayi dapat didengar fisiologis maupun psikologis
tentang teknik 5. Minimal menyusu 8 hari sekali 5. Ajari ibu tentang perawatan payudara dan
menyusui. 6. Kepuasan bayi setelah menyusui manfaatmya
6. Monitor adanya nyeri pada puting susu dan
gangguan integritas kulit pada puting susu ibu
7. Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup,
hidrasi, dan diet seimbang
8. Diskusikan strategi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan suplai ASI (misal pijatan payudara,
sering mengeluarkan ASI, mengosongkan ASI,
perawatan kanguru dan pengobatan)
9. Dukung ibu untuk menggunakan pakaian yang
nyaman dan BH yang mendukung
3 Resiko Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam suhu 1. Kaji tanda-tanda vital tiap 2 jam
hipotermi b.d tubuh pasien dapat kembali normal dengan kriteria hasil : 2. Kaji warna kulit pasien
proses adaptasi 1.Suhu tubuh dalam rentang normal 3. Berikan posisi yang nyaman
tubuh 2.Nadi dan RR dalam rentang normal 4. Bebaskan pasien dari lingkungan yang dingin
5. Pakaikan bedong kain untuk menghangatkan tubuh
pasien
6. Berikan pemanas pasif (selimut, tutup kepala,
pakaian hangat)
7. Berikan pemanas eksternal aktif (lampu radiasi,
penghangat udara)
8. Berikan pemanas internal aktif (cairan IV hangat,
oksigen humidifire hangat)
9. Monitor gejala yang berhubungan dengan
hipotermia (takipnea, dysarthria)

4 Resiko Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam 1. Stimulasi refleks rooting
kekurangan resiko kekurangna volume cairan tidak ada dengan kriteria 2. Monitor intake cairan
volume cairan hasil : 3. Monitor berat badan bayi
b.d reflek 1. Turgor kulit baik 4. Tingkatkan efektivitas penghisapan dengan menekan
menghisap 2. Hematokrit dalam batas normal pipi berbarengan dengan menghisap
belum 3. Serum elektrolit dalam batas normal 5. Monitor refleks menghisap selama menyusui
sempurna
5 Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Pantau munculnya tanda-tanda infeksi (rubor, kalor,
b.d adanya diharapkan pasien bebas dari infeksi dengan kriteria hasil : tumor, dolor, fungsileosa)
luka terbuka 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi 2. Kaji TTV setiap hari
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (Nadi 120-140x 3. Kontrol lingkungan sekitar bayi
/menit, RR 30-60x /menit, suhu 36,5-37,5oC) 4. Lakukan perawatan bayi dengan menjaga teknik
3. Tali pusat berwarna jernih dan terbungkus kassa aseptic ketika perawatan
5. Berikan personal hygiene pada bayi
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
d. Daftar Pustaka

Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015.


Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Jakarta: EGC.

Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015.


Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 6. Jakarta: EGC.

Bobak, M. Irene, et. Al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4.
Jakarta: EGC.

Dep. Kes. RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes RI.

Doenges, Marilyn, E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Murdiana, E. 2017. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada


Bayi Ny ’’S’’ Dengan Hipotermia Sedang Di Rumah Sakit Umum
Daerah Syekh Yusuf Gowa. Makassar : Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.

M. Sholeh Kosim,dkk. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: IDAI.

Nanda Internasional 2015. Diagnosis Keperawatan 2015-2017. Oxford:


Willey Backwell.

Anda mungkin juga menyukai