OLEH:
Devi Maharani Hapsari, S.Kep.
NIM 132311101056
1. Kasus
Bayi Berat Lahir Cukup (BBLC).
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang
aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram dan
sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini ditandai dengan kematangan dari
seluruh system fisiologis dan neurologisnya. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Murdiana, 2017).
Menurut Dep. Kes. RI, (2009) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, dkk (2009) Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
b. Penyebab
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru
lahir adalah sebagai berikut:
1) Faktor lingkungan internal
a) Umur ibu hamil
Umur ibu berkaitan dengan berat bayi lahir seperti kehamilan
dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan yang berisiko
tinggi. Umur ibu yang masih muda berkaitan erat dengan berat
badan bayi lahir karena perkembangan organ-organ reproduksi
dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Kehamilan pada usia
lebih 35 tahun lebih juga berisiko karena mulai muncul
penyakit hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit
degenerative pada persendian tulang belakang dan panggul. Ibu
hamil dengan kelainan diatas ditakutkan akan menyebabkan
kelainan pada bayi dan akan menghadapi kesulitan akibat
lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada
tulang panggul tengah. Berat badan baru lahir cukup dapat
timbul jika ibu dalam masa kehamilan antara 20-35 tahun.
b) Jarak kehamilan/kelahiran
Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN)
bahwa jarak kehamilan yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,
karena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang
ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya (rahim
dan kesehatan ibu) setelah melahirkan sebelumnya. Komplikasi
lainnya adalah janin akan mengalami pertumbuhan yang kurang
baik, persalinan lama atau perdarahan.
c) Paritas
Paritas secara luas mencangkup gravid/ jumlah kehamilan,
premature/ jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran
(jumlah anak yang dilahirkan). Paritas dikatakan tinggi jika
seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Wanita yang
sudah memiliki tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan
kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang
darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak
bayi sungsang ataupun melintang. Jumlah anak >4 orang perlu
diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin
banyak anak maka rahim ibu semakin lemah.
d) Kadar hemoglobin (Hb)
Kadar Hb pada ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan
bayi yang akan dilahirkan. Seorang ibu yang mengalami
anemia pada saat masa kehamilan akan berisiko gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas,
prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat badan
yang rendah. Ibu yang mengalami anemia pada masa
kehamilan ditandai dengan nilai Hb kurang dari 11 gr%. Kadar
Hb tidak normal pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan
perkembangan otak, risiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan serta bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu
dan anak.
e) Status gizi ibu hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.
Gizi ibu dapat mempengaruhi berat badan bayi lahir sehingga
perlu dilakukan pemantauan gizi pada ibu hamil. Cara untuk
menentukan status gizi ibu hamil yaitu dengan memantau
pertambahan berat badan selama hamil, mengukur lingkar
lengan atass (LILA) dan mengukur kadar hemoglobin. Bayi
akan normal berat badan saat lahir apabila ibu mengalami
peningkatan berat badan 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan
sebelum hamil. Pada LILA ibu dengan status gizi baik ditandai
dengan nilai lebih dari 23,4 cm.
f) Penyakit saat kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat
bayi lahir yaitu diabetes mellitus gestasional (DMG), cacar air,
dan penyakit infeksi TORCH.
2) Faktor ekternal/ tidak langsung)
a) Kondisi lingkungan eksternal seperti kondisi lingkungan,
aspuan zat gizi ibu hamil dan tingkat social ekonomi ibu hamil,
kebersihan lingkungan serta ketingian tempat tinggal. Semakin
bersih lingkungan pada ibu hamil akan meningkatkan daya
tahan tubuhnya sehingga ibu tidak dengan mudah terserang
penyakit dan tidak mengalami penurunan Hb.
b) Faktor ekonomi, sosial dan meliputi jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan serta pengetahuan ibu hamil. Factor ini sangat
berpengaruh yang dikaitkan dengan kualitas bahan makanan
untuk meningkatkan status gizinya. Ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik terkait dengan gizi yang harus dipenuhi
dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang normal
(cukup).
c) Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan
frekuensi pemeriksaan kehamilan / ANC
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan
sehingga kesehatan ibu hamil dapat terpelihara serta janin yang
terdapat pada kandungan akan lahir dengan berat badan yang
normal.
c. Patofisiologi
Ibu hamil dengan usia lebih dari 20 hingga 35 tahun yang mana
seluruh sistem reproduksi sudah siap untuk melakukan pembuahan dan
tempat tumbuh kembang bayi. Ibu juga tidak mengalami penyakit
penyerta sebagai akibat dari usia atau dari factor ibu sendiri sehingga
ibu tidak mengalami gangguan kesehatan dan tidak ada penurunan
status gizi sehingga bayi dalam kandungan dalam keadaan gizi yang
cukup. Jarak kehamilan dari sebelumnya juga lebih dari 2 tahun
sehingga rahim siap dan kondisi ibu siap untuk menerima bayi baru.
Ibu memiliki pengetahuan yang cukup pada masa kehamilan terkait
dengan nutrisi yang dibutuhkan serta kondisi ekonomi yang baik
sehingga ibu dapat memilih makanan yang akan dapat menunjang
tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Beberapa faktor diatas
dari kondisi ibu, kesiapan rahim, kondisi keuangan, pendidikan ibu,
jarak kehamilan, dan tidak ada faktor pencetus penyakit lain
menyebabkan ibu dapat menjaga status kesehatannya yang dimana
nutrisi yang dibutuhkan ibu cukup ditandai dengan berat badan dan
LILA yang cukup atau normal untuk ibu hamil dan Hb dalam batas
normal. Factor diatas dapat menunjang kebutuhan nutrisi pada janin
dalam bayi sehingga tumbuh kembang dari organ seperti otak dan
sistem yang lain dapat terbentuk dengan sempurna. Bayi tidak akan
mengalami keterlambatan tumbuh kembang sehingga bayi dapat lahir
dengan berat badan yang normal. Pada saat bayi lahir bayi akan
langsung menangis dengan spontan karena sistem pernafasan bayi
yang sudah matang dan siap untuk menerima udara di sekitar bayi.
Bayi juga akan mengalami tumbuh kembang yang baik pada sistem
neuromuscular ditandai dengan bayi dapat dengan aktif mencari
putting susu ibu dan bayi akan tampak lebih berenergik tanpa harus
mengalami hipoglikemia karena memiliki cadangan lemak yang
cukup. Bayi juga tidak mengalami hipoterimia karena cadangan lemak
yang cukup tersebut dapat dimetabolisme sebagai cara adaptasi tubuh
dalam menjaga panas tubuh.
e. Penatalaksanaan
1) Tes diagnostik
a) Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun
bila ada sepsis).
b) Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
c) Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia
atau hemoragi prenatal/perinatal).
d) Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar
8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e) Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2001).
2) Terapi
a) Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan
menit kelima setelah dilahirkan).
Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila.
Penimbangan BB setiap hari.
Jadwal menyusui.
Higiene dan perawatan tali pusat.
b) Farmakologi
Suction dan oksigen
Vitamin K
PROSES PERSALINAN
Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
(35-37o C) Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan KurangCemas
pengetahuan
Amnion di jalan lahir tentang teknik menyusui
Proses adaptasi
Ketidakefektifan
Ineffective breast feeding
bersihan jalan napas
Risiko Hipotermi
7) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
8) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.
9) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
10) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan
disekitarnya.
11) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang
datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam
mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
12) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat
badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
13) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.
14)Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar
kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento
occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas
normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
15) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
4 Resiko Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam 1. Stimulasi refleks rooting
kekurangan resiko kekurangna volume cairan tidak ada dengan kriteria 2. Monitor intake cairan
volume cairan hasil : 3. Monitor berat badan bayi
b.d reflek 1. Turgor kulit baik 4. Tingkatkan efektivitas penghisapan dengan menekan
menghisap 2. Hematokrit dalam batas normal pipi berbarengan dengan menghisap
belum 3. Serum elektrolit dalam batas normal 5. Monitor refleks menghisap selama menyusui
sempurna
5 Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Pantau munculnya tanda-tanda infeksi (rubor, kalor,
b.d adanya diharapkan pasien bebas dari infeksi dengan kriteria hasil : tumor, dolor, fungsileosa)
luka terbuka 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi 2. Kaji TTV setiap hari
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (Nadi 120-140x 3. Kontrol lingkungan sekitar bayi
/menit, RR 30-60x /menit, suhu 36,5-37,5oC) 4. Lakukan perawatan bayi dengan menjaga teknik
3. Tali pusat berwarna jernih dan terbungkus kassa aseptic ketika perawatan
5. Berikan personal hygiene pada bayi
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
d. Daftar Pustaka
Bobak, M. Irene, et. Al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Dep. Kes. RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes RI.