Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. STROKE
II.1.1.Definisi
≥ 24 jam atau sampai meninggal, tetapi tanpa bukti yang cukup untuk
(Sjahrir, 2003).
neurologi yang disebabkan oleh infark fokal serebri, medulla spinalis atau
gambaran imaging atau bukti objektif dari serebri, medulla spinalis atau
retina sesuai dengan distribusi vaskular. Atau berdasarkan bukti klinis dari
serebri, medulla spinalis atau retina iskemik bila menetap ≥ 24 jam atau
16,1% setiap 28 hari dan 29,9% setiap 1 tahun. Kasus kematian akibat
valvular 9,3% ; penyakit sinoatrial kronik 5,2% dan endokarditis 2,1%. Dari
yang ditentukan ; 412 (39%) penyebab pasti stroke iskemik tetapi tidak
stroke pertama 212 per 100,000 populasi (95% CI 200-223) dan 80,2 per
memiliki satu setengah kali lebih beresiko tinggi mengalami stroke emboli
(Corso, 2013).
II.1.3.FAKTOR RESIKO
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Keturunan/genetik
- Merokok
kurang buah
- Alkoholik
kontrasepsi
- Penyakit hipertensi
- Penyakit jantung
- Diabetes mellitus
- Gangguan ginjal
- Kegemukan (obesitas)
1. Stroke iskemik
- Trombosis serebri
- Emboli serebri
2. Stroke hemoragik
- Perdarahan subarakhnoid
1. TIA
2. Stroke in evolution
3. Completed stroke
c. Berdasarkan sistem pembuluh darah
1. Sistem karotis
gambaran klinik, penemuan hasil imejing otak CT scan atau MRI, kardio
Gejala klinis dan adanya penemuan imejing otak yang signifikan > 50 %
stenosis atau oklusi arteri besar di otak atau cabang arteri di korteks
kortikal seperti hemiplegik afasia, neglek dan lain – lain, gangguan fungsi
subkortikal yang berdiameter lebih dari 1,5 cm dan potensinya berasal dari
karotis interna di leher, ujung proksimal cabang MCA dan lain – lain.
2. Kardioembolism
Oklusi arteri disebabkan oleh embolus dari jantung. Sumber embolus dari
jantung terdiri dari resiko tinggi (high risk) dan resiko sedang (medium
risk). Sedikitnya ada satu penyebab embolus dari jantung. Gejala klinis
a. Resiko tinggi
- Atrial fibrilasi
- Kardiomiopati dilatasi
- Atrial myxoma
- Infeksi endokarditis
b. Resiko sedang
- Atrial flutter
Oklusi arteri kecil sering juga disebut infark lakunar. Pasien harus
mempunyai satu gejala klinis sindrom lakunar dan tidak mempunyai gejala
gambaran CT scan atau MRI otak yang normal atau infark lakunar dengan
diameter < 1,5 cm di daerah batang otak atau subkortikal. Disini tidak
Kategori ini jarang didapat. Pemeriksaan klinis atau CT scan atau MRI
stroke.
memberikan kombinasi gejala yang lebih banyak. Infark serebri terdiri atas
Gambaran klinik:
sisi lesi)
Gambaran klinik:
infark lakunar
Gambaran klinik:
- Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral dan gangguan
Gambaran klinik:
hemiparesis.
II.1.5.Patofisiologi
darah otak serta komponen lain dapat bersifat primer. Selain itu proses
patologi dapat terjadi sekunder yang disebabkan oleh proses lain seperti
perdarahan sistemik yang masif, fibrilasi atrial berat dan lain – lain.
darah sebagian atau seluruh lumen pembuluh darah otak. Sebagai akibat
seluler, berupa perubahan fungsi dan struktural sel yang diikuti kerusakan
pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya akan
yang iskemik, disertai kerusakan sawar darah otak /blood brain barrier
(BBB). Seluruh proses ini merupakan perubahan yang terjadi pada stroke
iskemik. Pada infark serebri yang cukup luas, edema serebri timbul akibat
kegagalan energi dari sel – sel otak dengan akibat perpindahan elektrolit
terjadi pada iskemia berat dan akut seperti hipoksia dan henti jantung.
Selain itu edema serebri dapat juga timbul akibat kerusakan sawar otak
Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti
(core) dengan tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini
akan menjadi nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi.
dimana sel – sel otak dan jaringan pendukungnya belum mati akan tetapi
akibat adanya aliran daerah kolateral atau luxury perfusion area. Daerah
penumbra iskemik inilah yang menjadi sasaran terapi stroke iskemik akut
supaya dapat direperfusi dan sel – sel otak berfungsi kembali, dan jika
Tahap 1:
b.Pengurangan O2
c.Kegagalan energi
Tahap 2:
b.Spreading depresion
Tahap 3: Inflamasi
Tahap 4: Apoptosis
II.1.6. Anatomi Vaskular
Dikutip dari Maas MB, Safdieh J. 2009. Ischemic Stroke: pathophysiology and
principles of Localization. Neurology Board Review Manual;13: 1 – 16.
dari darah. Pada keadaan normal, darah yang mengalir ke otak (CBF =
otak melalui dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis (kanan dan kiri) dan
ICA (kanan dan kiri). Arteri vertebralis menyuplai darah ke area belakang
dan area bawah dari otak, sampai di tempurung kepala. Sedangkan ICA
menyuplai darah ke area depan dan area bagian atas otak. Sistem karotis
dikenal sebagai sirkulasi anterior dan vertebrobasiler dikenal sebagai
innominata sedangkan yang kiri berasal dari arkus aorta. Arteri karotis
PH, arterial dan penurunan PaCO2 serta suhu tubuh (Gofir, 2009).
PCA.
Misal bila terjadi sumbatan parsial pada proksimal dari anterior cerebral
artery kanan, maka arteri serebri kanan ini akan menerima darah dari
arteri karotis komunis lewat ACA kiri dan anterior communicating artery
serebri, lobus frontal bagian superior dan lobus parietal bagian superior.
menerima darah dari arteri vertebralis melalui arteri perforating medial dan
dari arteri basilaris lewat cabangnya yaitu arteri perforating lateral dan
yaitu:
arteri basilaris.
adalah arteri ophtalmika dan cabang pertama dari arteri basilar adalah
AICA.
Gambar 2.Diagram Koronal. Menunjukkan teritori pembuluh darah utama di
otak. ACA = Anterior cerebral artery; MCA = middle cerebral artery; PCA =
posterior cerebral artery.
Dikutip dari Maas MB, Safdieh J. 2009. Ischemic Stroke: pathophysiology and
principles of Localization. Neurology Board Review Manual;13: 1 – 16.
berasal dekat sirkulus willisi yaitu proksimal atau distal pada anterior
pallidus anterior. Oleh karena itu ACA dibagi tiga cabang besar yaitu arteri
Anterior cerebral artery berasal dari ICA, dibagi atas 3 segmen yaitu:
1. A1 berasal dari arteri karotid interna ke anterior communicating
artery
callosalmarginal
Karakteristik klinis pada infark di daerah ACA meliputi defisit motorik dan
tungkai, deviasi mata dan kepala kearah lesi, afasia motorik transkortikal,
Middle cerebral artery adalah satu dari 3 pasang arteri terbesar yang
mensuplai darah ke otak. Middle cerebral artery berasal dari arteri karotid
yaitu MCA dan ACA dan berlanjut ke sulkus lateralis dan memberi
parietalis dan bagian inferior lobus temporalis dan lobus oksipitalis, juga
mensuplai kapsula interna dan basal ganglia. Middle cerebral artery dibagi
kepala dan mata ke arah lesi, afasia global dan anosognosia (Ropper,
2005).
oksipital medial.
3. P3 segmen quadrigeminal P1
4. P4 segmen korteks
Karakteristik klinis yang bisa didapati pada infark di daerah PCA meliputi:
4.Brain Stem
5.Cerebellum
(Ropper, 2005).
II.2.Edema Serebri
Rusaknya BBB ditambah dengan adanya ion – ion dan protein yang
2007).
II.3. Cerebral Blood Flow
Dikutip dari Peng T. 2008. Signal processing methods for the analysis of cerebral
blood flow and metabolism. Oxford University.
II.4. Terapi Osmotik
jaringan otak baik yang edema ataupun non edema. Manitol juga dapat
dan berat molekul 182 yang secara luas digunakan sebagai diuretik
osmotik.
Manitol juga merupakan isomer dari sorbitol yang biasanya disintesis oleh
hidrogenasi glukosa dan tersedia dalam berbagai bubuk kristal putih dan
bentuk granular yang semuanya larut dalam air. Infus manitol bersifat
asam dan dapat mengkristal jika disimpan pada suhu kamar dan dapat
dibuat larut lagi dengan pemanasan. Dan karena berat molekul 182 maka
manitol bebas disaring melalui tubulus ginjal, namun karena tidak diserap
terus menjadi osmotik aktif dalam tubulus. Hal inilah yang menyebabkan
maksimum terjadi dalam waktu sekitar 60 menit dengan total efek dapat
seperti iskemia otak, perdarahan otak, trauma otak dan tumor otak atau
abses otak. Diuretik osmotik terutama manitol adalah salah satu agen
2010;Bereczki 2000).
akan tetap berlangsung dan manitol dapat tetap mengurangi total volume
II.6.Transcranial Doppler
doppler ekstrakranial, yaitu suatu sinyal yang dipancarkan dari probe dan
dipantulkan ke objek yang bergerak (sel darah merah) dan frekuensi dari
2004).
dan apabila peningkatan TIK terus menekan perfusi, maka akan terjadi
darah yang rendah. Penting diingat bahwa TCD hanya mengukur mean
flow velocity serebral (cerebral blood flow velocity), hal ini dikarenakan bila
Dikutip dari Kassab MY. 2007. Transcranial Doppler: an Introduction for Primary
CarePhysicians. Journal of the American Board of Family Medicine: JABFM;
20(1): 65 – 71.
2007).
II.7 Kerangka Teori
II.8. Kerangka Konsep