Anda di halaman 1dari 5

JOURNAL READING

“Effects of chalazia on corneal astigmatism”


Large-sized chalazia in middle upper eyelids compress the cornea and induce the corneal
astigmatism

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kepanitraan Kinik


Bagian Ilmu Kesehatan Mata

Pembimbing :
Dr. Ida Nugrahani, Sp.M

Oleh :
Mita Apriyanti, S.Ked
J510170074

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DAERAH KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
JOURNAL READING

“Effects of chalazia on corneal astigmatism”


Large-sized chalazia in middle upper eyelids compress the cornea and induce the corneal
astigmatism
Diajukan untuk memenuhi persyaratan kepanitraan klinik bagian ilmu kesehatan mata
program pendidikan profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

Mita Apriyanti, S.Ked


J510170074

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim pembimbing stase Ilmu Kesehatan Mata
Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Pembimbing
Dr. Ida Nugrahani, Sp.M (…………………….)

Dipresentasikan dihadapan
Dr. Ida Nugrahani, Sp.M (…………………….)
“Effects of chalazia on corneal astigmatism”
Large-sized chalazia in middle upper eyelids compress the cornea and induce the corneal
astigmatism

NO
1 Latar Belakang Kalazion merupakan penyakit kelopak yang
biasa terjadi yang menyebabkan morbiditas mata
dikarenakan proses inflamasi. Perubahan
topografi kornea merupakan faktor penting pada
operasi refraksi kornea, perhitungan kekuatan
intraokuler untuk operasi katarak dan penilaian
Resume jurnal “ Efficacy of Subconjungtival Bevacizumab
kemampuan Injections
penglihatan. beforeefek
Walaupun, anddari
after
astigmatisma kalazion belum di telusuri lebih
Surgical Excision in preventing Pterygium Recurrence
lanjut. Perubahan yangtejadi pada astigmatisma
korneal berdasarkan ukuran dan lokasi
dibutuhkan untuk hasil yang lebih baik dari
operasi mata.
2. Tujuan Penelitian Untuk mengevaluasi perubahan yang terjadi
pada astigmatisma kornea berdasarkan ukuran
dan lokasi kalazion.
3. Material dan method 1. Cross-sectional study
1. Jenis Penelitian 2. 114 mata (79 pasien) dibagi menjadi 2
2. Subjek Penelitian kelompok
Resume jurnal “ Efficacy
3. Cara of Subconjungtival 3.Bevacizumab
penelitian 44 mata dariInjections before and
33 pasien menjadi after
bagian
4. Outcome
Surgical Excision in preventing Pterygium Recurrencedari kelompok kalazion, dan 70 mata dari
5. Analisa statistik 46 pasien dari kelompok kontrol. Pada
kelompok kontrol, 22 mata normal
kontralateral pada pasien dengan kalazion
dan 48 mata dari 24 pasien tanpa
kalazion. Kalazion di klasifikasikan
berdasarkan sisi ( atas, bawah, dan
kelompok kedua kelopak mata), lokasi (
nasal, middle, temporal, maupun semua
area dari kelopak mata) dan ukuran (
kecil ≤1/5 dari kelopak mata, medium
2/5-3/5, besar >4/5. Sebuah alat
autokeratorefractometer (KR8100,
Topcon; Japan) untuk menilai nilai
keratometric dan wavefront aberration
data menggunakan(GalileiTM dual-
scheimpflug).
4. Astigmatisma oblique terjadi lebih
banyak pada kelompok kalazion
dibanding kelompok kontrol.
Astigmatisma oleh simulated keratometry
(simK), steep K oleh simK, total root
mean square oblique, second order
aberration, astigmatisma oblique dan
astigmatisma vertical secara signifikan
terjadi lebih banyak pada kelompok
kelopak mata atas. Astigmatisma oleh
simK, second order aberration,
astigmatisma oblique dan astigmatisma
vertical secara signifikan terjadi lebih
banyak pada kelompok kalazion kalazion
dengan ukuran yang besar (large-sized).
Corneal wavefront aberration merupakan
yang terbesar yang terjadi pada kelopak
mata atas pada kelompok dengan
kalazion, semua kelompok area dan
kelompok kalazion dengan ukuran yang
besar.
5. Semua hasil analisis statistik
menggunakan SPSS v.18.0, dan
perbandingan hasil antara kelompok
kalazion dengan kelompok kontrol
menggunakan t-test, dan Tukey post hoc
test dilakukan untuk mengetahui
perbedaan antara suk kelompok.
4 Hasil Data topografi kornea menunjukan kelompok
kalazion dengan kelompok kontrol adalah sama
antar kedua kelompok. Astigmatisma obligue
terjadi lebih banyak pada kelompok kalazion
dibanding kelompok kontrol (p=0,013)
Data topografi kornea berdasarkan sisi dari
kalazion menunjukan adanya perbedaan diantara
sub kelompok (p=0,001, 0,022, 0,002, <0,001,
0,009 dan 0,001)
Perubahan topografi kornea berdasarkan ukuran
kalazion, central corneal topograpic menunjukan
tiak ada perubahan yang terjadi secara signifikan
antara sub kelompok kalazion.
5 Kesimpulan Kalazion dengan ukuran besar pada seluruh
kelopak mata atas sebaiknya ditangani pada fase
seini mungkin karena dapat memicu terjadinya
perubahan yang besar pada topografi kornea.
Sebaiknya kalazion ditangani sebelum topografi
kornea dilakukan secara preoperasi dan sebelum
didiagnosa penyakit kornea lainnya.
6 Rangkuman dan Hasil Kalazion merupakan penyakit kelopak mata
Pembelajaran yang sering terjadi pada individu di segala usia
yag diakibatkan oleh jendalan kelenjar meibom
dan proses inflamasi kronis lipogranulomatous.
Calazion meningkatkan astigmatisma corneal
dan higher-order aberration HOAs, dimana
keterlibatan kalazion pada kornea bergantung
pada sisi, lokasi dan ukuran kalazion
menggunakan topografi kornea dan analisis
wavefront. Orientasi lamellar pada kornea
manusia menunjukan hubungan terhadap faktor
mekanikal dimana efek mekanikal tersebut
meningkat pada arah meridian sehingga menjadi
lebih dekat kearah center dari kornea. Stroma
kornea pada manusia terdiri dari kolagen pada
arah inferior-superior dan nasa-temporal. Oleh
karena itu, sulit untuk adanya tekanan pada
sclera untuk memiliki efek yang terjadi di kornea
dengan arah meridian. Kalazion yan terjadi
ditengah kelopak mata lebih mudah memicu
astigmatisma kornea pada arah meridian
dikarenakan letaknya berada di superior kornea
dan dekat dengan center dari kornea.

Anda mungkin juga menyukai