Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR

DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS GARUM
JL.RAYA SUMBERDIREN NO.41 GARUM
Telp (0342)561081

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


PEMBERIAN PMT BALITA GIZI BURUK
NOMOR : KAK/49/2017

I. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
msyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap program UKM Puskesmas disusun oleh Tim
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), tidak hanya mengacu pedoman atau acuan yang
sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, maupun Dinas
Kesehatan Kabupaten, tapi juga perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat
terutama sasaran program UKM sehingga dapat digunakan untuk upaya mencapai visi dan
misi Puskesmas Garum yaitu “Menuju kabupaten blitar lebih sejahtera, maju dan berdaya
saing” dengan upaya meningkatkan sumber daya manusia, akses layanan kesehatan yang
memadai, serta meningkatkan peran serta masyarakat dengan memegang teguh tata nilai
guyup rukun, amanah, ramah, utamakan pelanggan, dan menjadi mitra masyarakat.
Anak yang memiliki status gizi kurang atau buruk berdasarkan pengukuran BB
terhadap TB yang sangat kurus mempunyai resiko kehilangan tingkat kecerdasan (IQ)
sebesar 10-15 poin. Keadaan gizi buruk sewaktu janin dalam kandungan dan setelah
dilahirkan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan otaknya, 66% dari jumlah
sel otak yaitu 25% dari berat otak dewasa. Sisanya akan ditentukan keadaan gizi setelah
lahir. Penelitian pada BBLR menunjukkan penurunan berat otak 12% dan otak kecil 30%.
Pengukuran IQ anak usia 7 tahun yang sebelumnya menderita Gizi buruk IQ 102, Gizi
kurang IQ 106, dan Gizi baik IQ 112. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan gizi masa lalu
dapat mempengaruhi kecerdasan di masa yang akan datang.
Kekurangan gizi pada anak balita usia 6-59 bulan berdampak pada lahirnya generasi
muda yang tidak berkualitas dan terjadi kehilangan generasi yang dapat mengganggu
kelangsungan kepentingan bangsa dan Negara. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh
ketersediaan SDM yang berkualitas memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat,
kesehatan yang prima serta tangkas daan cerdas. Masalah gizi kurang dan buruk
dipengaruhi langsung oleh factor konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak
langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan dan konsumsi pangan beragam, factor
social ekonomi, budaya dan politik. Investasi gizi berperan penting untuk memutuskan
lingkaran setan kemiskinan dan kurang gizi adalah rendahnya produktivitas kerja,
kehilangan kesempatan sekolah, dan kehilangan sumberdaya karena biaya kesehatan yang
tinggi.
Untuk mengatasi kekurangan gizi pada kelompok usia balita gizi kurang perlu
diselenggarakan PMT Pemulihan yang diberikan selama 90 hari makan berupa makanan
cair.

II. LATAR BELAKANG


1. GAMBARAN UMUM
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena
merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi
kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan bagi anak usia 6-
59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama
sehari-hari. PMT Pemulihan dimaksud berbasis bahan makanan lokal dengan menu
khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Mulai tahun 2011 Kementerian Kesehatan RI menyediakan anggaran untuk
kegiatan PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan melalui dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). Dengan adanya dana BOK di setiap puskesmas, kegiatan PMT
Pemulihan bagi anak balita usia 6 – 59 bulan diharapkan dapat didukung oleh
pimpinan puskesmas dan jajarannya. Untuk memperoleh pemahaman yang sama
dalam melaksanakan kegiatan dimaksud, maka disusun Panduan Penyelenggaraan
PMT Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang.

2. DASAR HUKUM
1. Undang Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
2. Undang Undang No.36 Tahun 2009 Tentang kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
4. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Di Puskesmas, Kemenkes RI, Tahun 2014
5. Buku PKP tahun 2016
6. Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Dinkes Kab Blitar, Tahun 2016
7. SK Kepala UPT Puskesmas Garum No. 440/03/409.104.13/SK/2017 Tentang Jenis
Pelayanan Yang Disediakan Di UPT Puskesmas Garum

III. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian balita gizi buruk
2. TUJUAN KHUSUS
a. Dilakukannya penapisan balita gizi buruk
b. Terselenggaranya kegiatan perawatan anak gizi buruk sesuai standar
c. Tercapainya peningkatan status gizi anak
d. Dilakukannya pendampingan anak gizi buruk pasca rawat inap dan rawat jalan
e. Dilakukannya pemantauan dan evaluasi pelayanan balita gizi buruk

IV. RENCANA KEGIATAN


1. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
- Menyediakan PMT Pemulihan bagi balita gizi buruk
Rincian Kegiatan :
- Mengumpulkan data balita BGM, BBSK, tampak kurus, dan BBK dari wilayah
b. Cara Pelaksanaan
- Kader dan Bidan wilayah mencatat balita yang BGM, kurus, dan sangat kurus
dari hasil kegiatan posyandu dan melaporkannya kepada Pelaksana Program Gizi
Puskesmas
- Pelaksana Program Gizi melakukan pelacakan kasus balita gizi buruk ke wilayah
- Pelaksana Program Gizi melaporkan hasil pelacakan ke Dinkes Kab
BlitarMencatat kebutuhan untuk PMT Pemulihan berupa susu balita sesuai
dengan dana dan sasaran yang telah didata
- Pemberian PMT Pemulihan berupa susu kepada sasaran setiap hari selama 90
hari makan
- Pelaksana Gizi Puskesmas menyimpan arsip laporan pemberian PMT Pemulihan
pada Balita Gizi buruk dan kurang

c. Pengorganisasian/Pelaksana Kegiatan
- Penangggung jawab Program Gizi dan pelaksana program adalan bidan di desa

2. SASARAN
a. Balita gizi buruk
b. Keluarga balita gizi buruk

3. JADWAL PELAKSANAAN
a. Waktu Pelaksanaan : jika diketemukan kasus (kondisional)
b. Tempat : dirumah sasaran

4. RENCANA PEMBIAYAAN
Dalam pelaksanaannya, rencana pembiayaan diusulkan melalui anggaran dana BOK
tahun 2017.

5. HASIL YANG DIHARAPKAN


a. PMT Pemulihan Balita sudah terdistribusi
b. Kenaikan BB balita dan status gizi balita menjadi gizi baik

V. PENUTUP
1. PENCATATAN, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
- Format pencatatan adalah tanda terima kesasaran /register balita
- Tanda terima bidan desa
- Hasil pemantauan BB balita
- Yang mengevaluasi adalah penaanggugungjawab program gizi puskemas
kemudian dimonitoring oleh Dinas Kesehatan Kab. Blitar
- Mengevaluasi perkembangan BB balita
- Evaluasi dilakukan setiap bulan selama 3 bulan pemberian susu balita, apakah
balita suka dengan susu yang diberikan apakah tidak suka sehingga perlu diganti
dengan susu ibu hamil yang lain.
- Laporan perkembangan BB dilakukan setiap bulan selama 3 bulan pemberian
susu pada bumil. Laporan diserahkan pada koordinator JKN

2. RENCANA TINDAK LANJUT


- Lebih memotivasi ibu balita untuk member makanan yang bergizi dan seimbang
dan membiasakan balita makan makanan yang benar dan tepat pada balita
- Pemberian susu dilakukan 2 minggu sekali dan ibu balita diharapkan mau datang
kepuskesmas/ponkesdes untuk melihat kondisi perkembangan balita.
- Menyampaikan pentingnya 1000 HPK pada balita

Garum, Januari 2017


Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Garum Penyusun

Dr. KENTIK WILUJENG ESTU IKA KRISNAWATI


NIP. 19820804 200901 2 006 NIP: 19820429 200312 2 004

Anda mungkin juga menyukai