Anda di halaman 1dari 2

Salah satu masalah operasi terpenting pada proses produksi ammonia adalah deaktivasi katalis

dikarenakan dengan menurunya kemampuan katalis konversi produksi ammonia menurun dan
pemakaian energi operasi akan meningkat. Keaktifan katalis dapat menurun dikarenakan umur maupun
poisoning yang mengakibatnya kondisi operasi berubah guna mendapatkan hasil produksi yang
mendekati design. Gelagat yg tampak dari masalah ini adalah kenaikan tekanan operasi. Ketika konversi
menurun, laju alir molar gas keluaran reaktor akan meningkat. Kenaikan alir molar gas menyebabkan
beban compressor tinggi sehingga tekanan operasi dan beban energy akan naik. Simulasi operasi
dilakukan dengan menggunakan simulasi dinamik. Simulasi dinamik dapat mewakili perubahan operasi
yang terjadi secara berkala guna mengefisiensikan energy yang diakibatkan deaktivasi katalis dan
mendapatkan hasil operasi yang optimal. Proses simulasi dynamic memerlukan biaya yang lebih mahal
dan waktu simulasi yang lebih lama bila dibandingkan dengan simulasi steady state. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menentukan kondisi operasi yang bisa diaplikasikan dalam proses industry,
meminimalkan beban energy yang dipakai untuk menghasilkan produk yang optimum dengan melihat
perubahan kondisi operasi. Simulasi dinamik dilakukan dengan bantuan aspen HYSYS.

A. Tekanan vs deaktivasi

- Indikasi awal terjadinya deaktivasi katalis adalah perubahan tekanan serta kenaikan temperature pada
reactor.

- Deaktivasi katalis bisa disebabkan oleh keracunan, cracking dsb.

- Perubahan tekanan dan kenaikan temperature sesuai dengan sifat termodinamika reaksi eksotermis,
dimana saat suhu naik maka konversi akan menurun.

- Konversi menurun menyebabkan laju alir molar gas bertambah. Dengan bertambah nya laju alir molar
gas beban compressor akan naik.

- Basis simulasi bedasarkan perubahan nilai ra = k . Pa . Pb . Pc , nilai laju reaksi akan berubah saat nilai k
dikalikan factor pengali, range yang dipakai adalaah 0.9 – 1.1

- % mol H2 vs N2 = 2.95

Deaktivasi bisa disimulasikan dengan perubahan nilai k pada laju reaksi dalam simulsi menggunakan hysys.
Nilai k merupakan factor perubahan konstanta reaksi kimia sesuai dengan rumus xxxx . Nilai k dibuat dari
range 0.9 – 1.1, dengan nilai k tersebut didapatkan hasil perubahan nila deaktivasi setiap 0,02 atau setara
penurununan nilai forward step (A) sebesar 0.550 dan backward step sebesar (A’) 9.410E+11 dengan nilai
awal A/A’ = 27.521/ 4.705E+13 []. Dengan data tersebut didapatkan pengaruh deaktivasi katalis terhadap
tekanan proses sebagai berikut;

- Tunjukin grafik
Speed Compressor vs k Mol Fraction vs k Deaktivation
Deaktivation

Mol Fraction Ammonia


0.175
Speed Compressor

14000 0.17
13500
13000 0.165
0.9
0.92
0.94
0.96
0.98
1
1.02
1.04
1.06
1.08
1.1

0.9
0.92
0.94
0.96
0.98
1
1.02
1.04
1.06
1.08
1.1
k Deaktivation k Deaktivation

B. Validasi data

- Data pada hysys menunjukan bahwa…

- Hasil pada lapangan sebagai berikut..

- Tabel gabungan

- Dari table dia ats dapat menunjukan bahwa..

C. Aspek perubahan energy dan ekonomi

Dari grafik dapat dilihat bahwa energy terbesar terjadi saat deaktivasi berkurang. Nilai tertinggi
didapatkan ketika compressor menggunakan speed maksimum ditambah dengan sedikitnya gas buang,
hal ini disebabkan karena dengan berkurangnya gas purge maka actual volume flow yang masuk kedalam
compressor bertambah. Diperlukan energy yang lebih besar untuk menekan kembali syn gas sebelum
masuk ke dalam reactor. Purge yang berlebih juga beresiko menaikan konsumsi energy pada unit HRU
oleh karena itu dibatasi flow maksimal purge masuk ke dalam unit HRU adalah 10% lebih dari design.

Saat simulasi berjalan dengan kondisi baik, dimana purge gas maksimal dan speed pada compressor sesuai
design. Purge

Deaktivasi katalis juga menyebabkan molar flow pembentukan produk berkurang, dimana

Anda mungkin juga menyukai