Disusun oleh
FAJAROMI SAPUTRA
20100310150
Disusun oleh :
Nama :Fajaromi Saputra
No. Mahasiswa : 20100310150
Telah dipresentasikan
Hari/Tanggal:
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing,
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Tanggal Lahir : 13 Maret 1966
Agama : Islam
Suku bangsa /warga Negara : Jawa/ Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Banaran VI 31/06, Banaran, Playen
A. Keluhan Utama
Satu minggu ini pasien merasa lemas tak bersemangat dan tak bergairah
melakukan aktivitas.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
1. Autoanamnesis
Anamnesis dilakukan di kediaman pasien. Pasien mengaku sudah 1 minggu ini
pasien merasa mudah mengantuk dan tak bergairah untuk beraktifitas. Pasien merasa
tak bertenaga dan lemas. Sehari-hari pasien hanya menghabiskan waktu di rumah dan
tiduran. Meskipun pasien mengantuk, namun pasien tak bisa tidur. Pasien sering
berbaring di tempat tidur tapi tetap tidak bisa tidur. Pasien terus mengulang-ulang
bahwa dia merasa lemah dan tak bertenaga. Pasien terus menanyakan obat vitamin
tambahan yang bisa mengurangi ngantuk dan lemah nya pasien. Perasaan sedih dan
putus asa disangkal. Pasien juga menyangkal jika dia merasa was-was. Pasien terus
berkata bahwa dirinya baik-baik saja karena pasien yakin bahwa dirinya memang tidak
sakit. Kadang pasien keluar-keluar berinteraksi dengan tetangga, namun beberapa hari
ini pasien merasa enggan untuk keluar rumah. Pasien malas memasak dan bersih-
bersih rumah beberapa hari ini. Pasien tidak mendengar suara-suara aneh dan tidak
melihat bayangan atau penampakan.
2. Alloanamnesis
Alloanamnesis dilakukan pada suami pasien yaitu Tn. S. Menurut suami pasien
sudah 3 hari ini keadaan pasien memburuk pasien menjadi tak bersemangat dan
tidak mau melakukan apa-apa. Padahal sudah sekitar 2 bulan keadaan pasien sudah
sangat baik dan tak ada keluhan. Menurut suami pasien, pasien tiap malam tak bisa
tidur dan kadang berbicara sendiri seperti mengigau. Selain itu pasien juga sering
bingung jalan keliling rumah tanpa tau jelas tujuannya. Suami pasien merasa tak ada
hal-hal khusus yang terjadi belakangan ini. Tak ada masalah atau kejadian spesifik.
Gejala pasien memburuk secara tiba-tiba.
2. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh pengolah tanah di tanah milik pemerintah. Sehari-
hari pasien bekerja di hutan mencari kayu atau merawat tanaman..
3. Riwayat pernikahan
Pasien menikah dengan Tn. S yang juga bekerja sebagai buruh tani.
4. Agama
Pasien merupakan seorang pemeluk agama Islam yang taat, rajin melakukan
ibadah sholat 5 waktu.
5. Riwayat psikoseksual
Pasien memiliki orientasi seksual yang normal, yaitu heteroseksual.
6. Aktivitas sosial
Sebenarnya pasien adalah orang yang suka bersosialisasi dengan tetangga. Sebelum
nya pasien aktif mengikuti arisan dan pengajian. Pasien juga sering bergaul dengan
tetangga. Namun, belakangan ini pasien lebih menarik diri dan malas melakukan
kegiatan di luar rumah.
7. Riwayat keluarga
Keluarga pasien terdiri dari suami, istri dan dua orang anak. Hubungan antar
suami dan pasien baik. Anak pasien sudah bekerja di Jakarta dan di Yogyakarta.
Sekarang pasien hanya hidup berdua dengan suami
Genogram
Keterangan
C. Pembicaraan
Pembicaraan spontan, dalam menjawab pertanyaan volume suara sedang,
intonasi cukup, artikulasi baik dan jelas. Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa
dengan jawaban yang baik, isi pembicaraan dapat dimengerti dan sesuai dengan
apa yang ditanya.
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi visual : disangkal .
2. Halusinasi auditorik : disangkal
3. Halusinasi taktil : disangkal
E. Pikiran
1. Arus pikiran
Koheren pasien menjawab pertanyaan pemeriksa sesuai dengan pertanyaan
yang diberikan
2. Isi pikiran
o Waham kebesaran : tak ada
o Waham curiga : tak ada
o Waham nihilistik : tak ada
o Preokupasi pada keluhan tak berenergi dan ingin diberi obat vitamin
3. Bentuk pikiran
Realistis
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi,
siang, dan malam
Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di
rumah
Orang : Baik, pasien dapat mengenali suami
3. Daya Ingat
Daya ingat jarak jauh
Baik, pasien ingat nama SD, SMP, PT
Daya ingat masa lalu yang belum lama
Baik, pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke rumah sakit
Daya ingat yang baru saja
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dilakukannya sebelum diwawancarai
Penyimpanan dan daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat 3 benda yang diucapkan oleh dokter.
2. Penilaian realita
Dinilai dari sikap, pikiran, dan perilaku pasie, pasien masih dapat
membedakan mana yang nyata dan mana yang tak nyata.
3. Tilikan
Derajat 2, pasien tak merasa memiliki penyakit yang berhubungan
dengan kejiwaan namun pasien merasa butuh untuk rutin pergi ke
poliklinik kejiwaan .
1. Status Interna
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Status Gizi : Cukup
d. Tanda – tanda vital
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 kali/menit, reguler
- Nafas : 18 kali/menit
- Suhu : 36,5C
e. Mata : Konjungtiva tidak anemik, Sklera tidak ikterik
f. THT : Perdarahan (-), palpasi pada daerah sinus pada
bagian sinus nyeri (-), deviasi septum (-)
g. Mulut dan Gigi : Terdapat plaque gigi, tidak ada stomatitis,
tidak palatoskisis
h. Jantung : Bunyi jantung I-II regular, tidak ada murmur,
tidak ada gallop.
i. Paru : Vesikuler kiri dan kanan, tidak ada wheezing,
tidak ada rhonki.
j. Abdomen : membuncit, supel, tidak ada nyeri tekan, hati
dan limpa teraba 2 jari dibawah coste, bising usus normal.
k. Ekstrimitas : Akral hangat, tidak ada edema.
2. Status Neurologis
a. GCS : 15
b. Tanda Rangsang Meningeal : negatif
c. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal
ada, kadang-kadang timbul tremor pada ekstremitas atas
.
d. Motorik : 5 5
5 5
e. Sensorik : Dalam batas normal
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I :
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang secara
klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian berdasarkan
PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.
Pada pasien belum dapat dibuktikan tidak adanya faktor organo biologik,
sehingga diagnosis gangguan mental organik belum dapat disingkirkan. Sebaiknya
dilakukan pemeriksaan penunjang lain seperti EEG dan MRI /CT-Scan untuk
menemukan adanya faktor organo biologik pada pasien.
Yang paling menonjol terlihat pada pasien ini adalah afek depresi,
kehilangan minat, dan kehilangan energi. Hal tersebut mengindikasikan adanya
depresi yang terjadi. Selain itu, dahulu pasien pernah memiliki riwayat psiotik
yaitu menjadi seperti orang kesurupan dan marah-marah sendiri. Hal tersebut juga
mengindikasikan adanya penyakit psikotik yaitu skizofrenia.
Dari informasi-informasi tersebut dapat kita simpulkan bahwa diagnosis
axis I pasien ini adalah skizofrenia paranoid (F20.0) dengan diagnosis banding
depresi pasca skizofrenia (), depresi berat (F32.2), Gangguan Mental Organik (),
Aksis II :
Ditemukan ciri kepribadian cemas, dimana pasien sering gelisah dan
mengkhawatirkan tentang hal-hal yang bahkan belum terjadi. Pasien juga sangat
kepikiran dengan anaknya yang bekerja di luar kota.
Aksis III :
Penyakit lain belum ditemukan
Aksis IV :
Sebenarnya permasalahan yang mendasari terjadi nya gejala pasien belum terlalu
jelas. Namun dari anamnesis didapatkan bahwa gejala-gejala pasien terjadi setelah
anak-anaknya mulai meninggalkan rumah dan bekerja. Namun faktor beban
ekonomi juga dapat menjadi stressor.
Aksis V :
Untuk saat ini didapatkan 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
DD/
X. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka :
o Amitryptiline 2 x mg
o Risperidone 2 x ½ tablet
o Trihexyphenidil 2 x ½ tablet
o Cek Darah Lengkap dan Fungsi Hepar ( SGPT, SGOT )
b. Psikoterapi :
o Memberikan penjelasan pada pasien yang bersifat komunikatif, edukatif
dan informatif tentang keadaan pasien sehingga pasien dapat menjaga
kepatuhan minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya dan
juga menyadari bahwa ada kemungkinan bahwa keluhan-keluhan yang
dideritanya didasari oleh faktor psikologis dan dapat mencari bantuan
psikiatri pada saat pasien membutuhkannya.
o Mengembalikan pasien pada fungsi optimal dalam kehidupan, minimal
pasien bisa menjalani aktivitas sehari – hari dan merawat kebersihan diri
dengan baik.
c. Sosioterapi :
Terhadap keluarga memberikan edukasi dan informasi yang benar
tentang penyakit pasien sehingga diharapkan keluarga dapat menerima pasien
dan mendukung kearah penyembuhan. Keluarga juga diharapkan mampu
mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minum obat. Meminta keluarga
untuk lebih mendengarkan dan komunikasi dengan pasien.
XI. DISKUSI
Stresor psikososial yang diduga turut berpengaruh terhadap kejiwaan pasien ini
adalah faktor masalah dengan orang tua dimana ayah pasien menyangkal bahwa
anaknya sakit, penyakit hepatitis B yang diderita pasien, kepatuhan dalam kontrol
dan minum obat, faktor pekerjaan dimana pasien sangat terobsesi untuk menjadi
dokter, kekambuhan gangguan kejiwaan yang sudah lebih dari 10x, dan masalah
ekonomi.