Anda di halaman 1dari 27

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

Nama : ARH Ruang : Tulip


ANAMNESIS
Umur : 5 bulan 22 hari Kelas : 2A

Nama : FS Jenis Kelamin : Perempuan


Tanggal lahir : 25 Januari 2009 Umur : 5 tahun
Nama Ayah : Tn. K Umur : 42 tahun
Pekerjaan Ayah : Serabutan Pendidikan Ayah : SMP
Nama Ibu : Ny. W Umur : 35 tahun
Pekerjaan Ibu : Petani Pendidikan Ibu : SMP
Alamat : Sewono rt 01/02 Bagelan Purworejo
Masuk RS Tanggal : 5-10-2014 Jam : 10.00 wib
Diagnosis Masuk : Febris Hari ke - 7

Dokter yang merawat : dr. Melna Purba, M.Sc., Sp.A Dokter Muda: Wiki Lestari, S.Ked
Tanggal : 05 Oktober 2014, Allo-anamnesis dengan ibu pasien
Keluhan Utama : Demam, menggigil.
Keluhan Tambahan : Batuk, pilek dan pasien sulit untuk minum obat.
Riwayat Penyakit Sekarang :
 14 Hari SMRS : Pasien mengalami batuk kering (+), dahak (-), pilek (+), sesak (-) ,
sudah diobati ke bidan namun tak kunjung membaik .
 7 hari SMRS : Pasien mengalami demam (+), batuk (+), dan pilek (+) kemudian
pergi berobat ke dokter umum namun keluhan tetap tak kunjung membaik.
 4 hari SMRS : Pasien mengalami demam (+) dan menggigil (+) pada pagi hingga
siang hari, batuk (+), pilek (+) dan intake makanan menurun. Demam dan menggigil
pada malam hari disangkal.
 1 hari SMRS : Pasien menjadi lebih pendiam lemas (+), demam (+), menggigil
(+), batuk (+), pilek (+), BAB (-), BAK (-)
 2 jam SMRS : Pasien mengalami demam, menggigil, pasien tdak mau minum
obat penurun panas.
 Sampai di RS : Saat masuk IGD pasien masih mengalami demam, tampak lemas,
dan pucat. Ibu pasien mengeluhakn pasien mengalami Demam (+), Menggigil (+),
Kejang (-), Pusing (+), Mual (-), Muntah (-), Nyeri perut (+), Mialgia (-), Diare (-).
Demam sudah berlangsung satu minggu dan anak sulit sekali untuk minum obat.
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

 . Riwayat tinggal di daerah endemik malaria (+)

Riwayat Penyakit yang pernah diderita :


 Riwayat batuk, pilek berulang (+) (± 1 – 2 bulan sekali keluhan muncul)
 Riwayat demam (+)
 Riwayat Sakit malaria disangkal
 Riwayat minum obat malaria 1 bulan terakhir disangkal
 Riwayat tranfusi darah disangkal
 Riwayat trauma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga:


 Kakek pasien ada yang mengalami batuk pilek berulang.
 Keluarga di rumah tidak ada yang mengalami keadaan lemas, demam ataupun
menggigil.
 Kakek pasien meninggal karena menderita DM.
 Penyakit-penyakit lain di keluarga disangkal.
Ikhtisar Keturunan:

70 Dm 60

46 42 33 46 42 36 35 31

FS 5 tahun

RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

RIWAYAT PRIBADI
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• Riwayat Antenatal
Saat hamil ibu usia 28 tahun, tidak pernah menderita sakit yang parah. Ibu
memeriksakan kehamilannya secara rutin >4x di bidan dan 3x di dokter untuk USG.
Minum tablet besi dan imunisasi TT 1x.
• Riwayat Natal/ Persalinan
Pasien lahir dari ibu G2P1A0 di bidan secara normal dan langsung menangis dengan usia
kehamilan 42 minggu. Berat badan lahir 3300 gram, panjang badan lahir 48 cm. Air
ketuban keruh, tidak ada ketuban pecah dini.
• Riwayat Post Natal
Bayi dalam keadaan sehat. Setelah lahir bayi langsung IMD, tidak mengalami kulit
berwarna kuning, tidak kejang dan tidak sesak nafas. Bayi diberikan ASI eksklusif dari
lahir sampai 6 bulan.
KESAN : Riwayat kehamilan ibu dan kelahiran bayi normal tidak ada gangguan.
Riwayat Nutrisi :
Umur Jenis Makanan Jumlah perhari
0 bulan-1 bulan ASI ± 7 Kali sehari
2 bulan - 6 bulan ASI ± 7 Kali sehari
6 bulan – 8 bulan ASI / Susu formula ± 6 Kali sehari
Diberikan makanan bubur tim 1 kali sehari
dan pisang

8 bulan – 12 bulan ASI / Susu formula ± 4 Kali sehari

Diberikan makanan bubur tim 2 kali sehari


dan buah (papaya/pisang)

12 bulan – 2 tahun ASI / susu formula ± 2 Kali sehari

RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

Diberikan nasi, lauk 3 kali sehari


(telur/ikan/ayam), sayuran
(wortel/bayam/)
Buah (papaya/pisang) 1 kali sehari

2 tahun – 5 tahun 6 bulan Diberikan nasi, lauk 3 kali sehari


(telur/ikan/ayam), pauk
(tahu/tempe)
sayuran 1 - 4 kali seminggu
(wortel/bayam/kangkung)
Buah (papaya/pisang/apel) 0 – 2 kali seminggu
Susu 1 gelas (200ml) 1 - 2 kali sehari

KESAN : Makanan pasien menurut kualitas dan kuantitas kurang baik.


Riwayat Tumbuh Kembang
• Pertumbuhan
- Setiap pasien dibawa ke posyandu, pasien mengalami penambahan berat badan dari
mulai lahir.
- Setiap ke posyandu selalu dengan gizi baik.
• Perkembangan :
a. Motorik kasar
- Tangan dan kaki bergerak aktif : usia 1 bulan
- Mengangkat kepal ketika tengkurap: usia2 bulan
- Kepala tegak ketika didudukkan: usia 3 bulan
- Tengkurap/telentang sendiri: usia 4 bulan
- Bangkit kepala tegak : usia 5 bulan
- Duduk tanpa pegangan : usia 6 bulan
- Bangkit untuk berdiri : usia 8 bulan
- Berjalan dengan baik : usia112 bulan
- Dapat berlari : usia 16 bulan
- Menendang bola ke depan : usia 18 bulan
- Melompat : usia 24 bulan

RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

- Berdiri 1 kaki 1 detik : usia 2 tahun 5 bulan


- Berdiri 1 kaki 3 detik : usia 3 tahun
- Berdiri 1 kaki 6 detik : usia 4 tahun 5 bulan
b. Bahasa
- Bereaksi terhadap bunyi: 1 bulan
- Bersuara: 3 bulan
- Teriak dan tertawa : usia 4 bulan
- Menoleh keaarah suara : usia 5 bulan
- Menyebut papa/mama tidak spesifik : usia 6 bulan
- Menyebut papa/mama spesifik : usia 9 bulan
- Menyebut 4 kata : usia 14 bulan
- Bicara sebagian dimengerti : usia 18 bulan
- Mengetahui 2 kegiatan : usia 2 tahun 5 bulan
- Kegunaan benda dan menghitung kubus : usia 3 tahun
- Mengartikan 5 kata : usia 4 tahun
- Mengartikan 7 kata : usia 4 tahun 5 bulan
c. Motorik halus
- Kepala menoleh kesamping: 2 bulan
- Memegang benda: usia 4 bulan
- Meraih, menggapai : 5 bulan
- Membenturkan 2 kubus : usia 9 bulan
- Mencoret – coret : usia 12 bulan
- Membuat menara dari 4 kubus : 18 bulan
- Meniru garis vertical : usia 2 tahun 2 bulan
- Mencontoh membuat lingkaran : usia 3 tahun
- Menggambar orang 6 bagian : usia 4 tahun 5 bulan
d. Personal sosial
- Menatap wajah: 1 bulan
- Tersenyum spontan: 2 bulan
- Berusaha meraih mainan: usia 5 bulan
- Menyatakan keinginan : usia 9 bulan
- Minum dengan cangkir : usia 12 bulan
- Membuka pakaian : usia 15 bulan

RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

- Menggosok gigi dengan bantuan : usia 24 bulan


- Berpakaian tanpa bantuan : usia 3 tahun
- Mengambil makan : usia 4 tahun
KESAN : Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik sesuai umur.
Riwayat Imunisasi
Pasien rutin dibawa ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi dan dilihat
perkembangannya.
- BCG : 1 kali pada usia 2 bulan
- Hepatitis B : 3 kali pada usia 0 bulan, 2 bulan, 3 bulan
- DPT : 2 kali pada usia 2 bulan, 4 bulan
- Polio : 3 kali pada usia 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan
- Campak : 1 kali pada usia 9 bulan
- Vaksinasi Meningitis, MMR, PCV, Varisella, Influenza dan tifoid belum pernah
diberikan
KESAN : Imunisasi PPI lengkap, imunisasi non PPI tidak ada.

Riwayat Personal Sosial


• Sosial
Pasien sejak lahir berada di rumah, tinggal bersama ibu dan ayah, 1 kakak laki - laki
kandung dan kakek kandung dari ayah.
 Ekonomi
Sumber pendapatan utama keluarga didapat dari ayah yang bekerja serabutan, dan
tambahan dari ibu yang bekerja sebagai petani.
Penghasilan yang didapat kadang dirasa kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
• Lingkungan
Pasien sekarang tinggal di rumah bersama ibu dan ayah, 1 kakak laki - laki kandung,
kakek kandung dari ayah. Rumahnya terletak di pinggir jalan kecamatan dan
mempunyai halaman yang banyak pohonnya. Lingkungan rumah dan sekitarnya cukup
terjaga kebersihannya. Jumlah kamar tidur di rumah ada 3, kamar mandi berjumlah 1
dan terletak sekitar 10 meter dari rumah, lantai rumah berupa semen tidak berkeramik,
rumah berdinding kayu, jarak rumah dengan tetangga paling dekat 20 meter, MCK
berasal dari air sumur, makanan sehari-hari dimasak sendiri, sumber air minum

RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

dimasak sendiri, makanan dirumah ditutup menggunakan tudung saji, pencahayaan


rumah baik dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Ibu selalu mencuci tangan
setelah menyebokkan pasien dan sebelum meneteki dan menyuapkan makan ke pasien,
ibu selalu mencuci tangan namun jarang menggunakan sabun.
KESAN : Sosial dan ekonomi kurang memadai. Keadaan lingkungan disekitar pasien baik.

Anamnesis Sistem (sampai di bangsal anak Tulip RSSH)


• Sistem Saraf Pusat : Demam (+), kejang (-), penurunan kesadaran (-)
• Sistem Kardiovaskular : Nyeri dada (-)
• Sistem Respirasi : Sesak nafas (-), batuk (+), pilek (+)
• Sistem Gastrointestinal : BAB cair (-) , muntah (-), kembung (-), nyeri perut (+)
• Sistem Urogenital : Frekuensi BAK agak menurun dari biasanya, warna
kuning
• Sistem Musculoskeletal : Kaku (-),
• Sistem Integumentum : Kulit kering (-), gatal (-), luka (-), bengkak (-), hiperemis,
suhu teraba

RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

PEMERIKSAAN Nama : ARH Ruang : Tulip


JASMANI Umur : 5 bulan 22 hari Kelas : 2A
PEMERIKSAAN UMUM (sampai di bangsal Tulip RSSH)
Status Generalisata
o Kesan umum : tampak lemah
o Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
o Heart rate : 125x/menit, cukup, kuat, regular
o Suhu badan : 39,4 0C (pengukuran axilla)
o Pernafasan : 38x/menit
Status gizi
o Berat badan : 17.5 kg
o Tinggi badan : 106 cm
o LK : 51 cm
o BB/U , Zscore : -2 SD s.d + 2 SD (gizi baik)
o TB/U, Zscore : -2 SD s.d + 2 SD (normal)
o BB/TB, Zscore : -2 SD s.d +2 SD (normal)
o LK : -2 SD s.d +2 SD (normal)
Kulit : turgor kulit dan elastisitas cukup < 2 detik,
Kelenjar limfa : pembesaran lnn (-)
Otot : tonus normal, klonus (-)
Tulang : deformitas (-)
Sendi : tidak ada keterbatasan gerak, tidak kaku

PEMERIKSAAN KHUSUS :
Pemeriksaan Thorax
Bentuk dada : datar, simetris
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)

RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

Pemeriksaan Paru-paru
Kanan Kiri
Inspeksi Tampak simetris, retraksi subcostalis(-), Tampak simetris, retraksi subcostalis (-),
retraksi supraclavicularis (-), retraksi retraksi supraclavicularis (-), retraksi
intercostalis (-), ketinggalan gerak (-) intercostalis (-), ketinggalan gerak (-)

Palpasi Ketinggalan gerak (-), deformitas (-), Ketinggalan gerak (-), deformitas (-),
fokal fremitus kanan=kiri fokal fremitus kanan=kiri

Perkusi Sonor pada seluruh lapangan paru Sonor pada seluruh lapangan paru

Auskult Suara dasar vesicular (+), ronkhi (-), Suara dasar vesicular (+), ronkhi (-),
asi wheezing (-) wheezing (-)

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : benjolan (-), sikatrik (-), kembung (-)
Auskultasi : peristaltik / BU (+) normal
Perkusi : thympani di 4 kuadran
Palpasi : nyeri tekan abdomen (-), turgor kulit kembali dengan cepat, hepatomegali
(+), splenomegali (+)
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Akral dingin, CRT < 2 detik, sianosis (+), ptekie (–), deformitas (-), edema
ekstremitas (-), pitting (-)
Inferior : Akral dingin, CRT < 2 detik, sianosis (+), deformitas (-), edema ekstremitas (-),
pitting (-), a.dorsalis pedis +/+ kuat

Tungkai Lengan
Kanan kiri kanan kiri
Gerakan : terbatas terbatas terbatas terbatas
Tonus : + + + +
Trofi : eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Clonus : (-) (-)
Pemeriksaan Genitalia
Tidak ditemukan adanya peradangan
Pemeriksaan Anus
Tidak ditemukan adanya kemerahan ataupun luka pada daerah anus. Diaper rash (-)
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

Pemeriksaan Kepala
Ukuran : normocephal
Mata : mata cekung (-/-), air mata (-/-), palpebra edema (-/-) sklera ikterik (-/-),
konjuntiva anemis (+/+), pupil isokor
Telinga : simetris, discharge (-), nyeri tekan (-), luka gatal (-) di belakang telinga
Hidung : deformitas (-), discharge (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : mukosa bibir sedikit kering (+), bibir pucat (+) lidah kotor (-),
Faring : hiperemis (-)
Leher : sikatrik (-)
RINGKASAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
- Pasien berusia 5 tahun datang dibawa oleh ibunya dengan keluhan demam (+), menggigil (+),
pusing (+), dan nyeri perut (+) yang telah berlangsung selama 1 mingggu.
- Demam disertai menggigil muncul pada pagi hingga siang hari. Demam pada malam hari di
sangkal. Pasien sudah dibawa berobat ke bidan dan dokter umum namun keadaan tak kunjung
membaik. Ibu juga mengeluhkan anaknya yang sulit untuk minum obat.
- Pemeriksaan fisik didapatkan ; keadaan pasien tampak lemas, pucat, kesadaran
composmentis. Laju nadi 125 x/menit, laju penapasan 38 x/menit dan suhu tubuh 39,4 0C.
Pada pemeriksaan umum ditemukan wajah, kedua telapak tangan dan kaki tampak pucat,
konjungtiva anemis +/+, hepatomegali (+) dan splenomegali (+).

RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

DIAGNOSIS & Nama : ARH Ruang : Tulip


RENCANA TERAPI Umur : 5 bulan 22 hari Kelas : 2A
DIAGNOSIS BANDING
o Observasi Febris hari ke – 7 dengan Anemia
- DD : Malaria
Demam Typhoid
Demam Dengue
Leptospirosis Ringan

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Darah Rutin Otomatik
2. Morfologi Darah tepi
3. Gol. darah

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Laboratorium darah rutin otomatik :
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin L 8.5 g/dL 10.5 – 12.9
Leukosit 5.8 103/µL 5.0 – 14.5
Hematokrit L 25 % 35 – 43
Eritrosit L 3.3 106/µL 3.60 – 5.20
Trombosit L 149 103/µL 150 – 400
MCV 78 fL 73 – 106
MCH 26 Pg 21 – 33
MCHC 34 g/dL 28 – 32
Diff Count
Netrofil 65.10 % 50 – 70
Limfosit L 21.30 % 25 – 40
Monosit H 10.30 % 2–8
Eusinofil 3.10 % 2.00 – 4.00
Basofil 0.20 % 0-1

RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

Laboratorium Morfologi Darah Tepi


Eritrosit Makrositik Hipokromik
Krenasi Ovalosit Fragmen Cell, Inclusioo Bodies
Leukosit Jumlah Cukup Granula Toxit +
Trombosit Jumlah Cukup Trombosit Besar
Parasit Ditemukan Plasmodium vivax Ring +

Laboratorium Hematologi
Gol. Darah o
Malaria Plasmodium Vivax (+)

RM.012.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

DIAGNOSIS KERJA
Malaria Plasmodium Vivax
RENCANA TATALAKSANA
1. Obat antipiretik, paracetamol dosis anak : 1- 5 tahun = 120 -250 mg (syrup 120/5ml).
Pada kasus ini dapat diberikan : syr 3 x 1 ½ cth
2. Pemberian cairan
Pada kasus ini berat badan pasien adalah 17.5 kg dengan keadaan tampak lemas dan intake
makan menurun. Maka dapat diberikan terapi rumatan yang bertujuan memelihara
keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Untuk anak gunakan rumus 4:2:1, yaitu :
10 kgbb pertama : 4 cc/kgbb/jam
10 kgbb kedua : 2 cc/kgbb/jam
Selebihnya : 1 cc/kgbb/jam
anak dengan BB 17.5 kg, kebutuhan cairannya adalah :
10 × 4 𝑐𝑐 = 40 cc
7 × 2 𝑐𝑐 = 14 cc
0,5 × 1 𝑐𝑐 = 0.5 cc
Jumlah = 54.5 cc/jam 54,5 x 24 = 1308 cc/hari
 Infus D5 ½ NS 18 tpm (makro) selama 24 jam
3. Untuk menangani infeksi Malaria

4. Nutrisi yang masuk


Berikan ASI pada anak seperti biasa dengan frekuensi lebih sering.
5. Antibiotik menyusul apabila terdapat tanda infeksi bakteri
6. Edukasi
Berikan nasehat pada ibu pasien tentang cara pemberian cairan, zinc, makanan, dan selalu
menjaga kebersihan diri pasien dan lingkungan sekitar pasien.
7. Monitor tanda-tanda dehidrasi

RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

FOLLOW UP

Px (07/05/2014) (08/05/2014) (09/05/2014)

S/  Demam (+)  Demam (+)  Demam (+)


 Pilek (+)  Pilek (+)  Pilek (+)
 Batuk (+)  Batuk (+)  Batuk (+)
 Muntah (-)  Muntah (-)  Muntah (-)
 Kejang (-)  Kejang (-)  Kejang (-)
 Minum/Makan (+/ )  Minum/Makan (+/ +)  Minum/Makan (+/ )

VS KU : Lemas (kooperatif) KU : Lemas (kooperatif) KU : Lemas (kooperatif)


HR : 125 x/mnt HR : 110 x/mnt HR : 110 x/mnt
Nadi reguler, isi cukup Nadi reguler, isi cukup Nadi reguler, isi cukup
RR : 24 x/mnt RR : 24 x/mnt RR : 24 x/mnt
t : 39.50 C t : 36.50 C t : 36.50 C

O/  Thorax  Thorax  Thorax


- Simetris (+) - Simetris (+) - Simetris (+)
- Vesikuler (+) - Vesikuler (+) - Vesikuler (+)
- Retraksi (-) - Retraksi (-) - Retraksi (-)
- Wheezing (-) - Wheezing (-) - Wheezing (-)
 Abdomen  Abdomen  Abdomen
Supel, BU (+) normal, Supel, BU (+) normal, Supel, BU (+) normal,
Hepatomegali (+), Hepatomegali (+), Hepatomegali (+),
Splenomegali (+) Splenomegali (+) Splenomegali (+)
 Ekstremitas  Ekstremitas  Ekstremitas
- akral hangat +/+, udem -/- - akral hangat +/+, udem -/- - akral hangat +/+, udem -/-
Turgor kulit : kembali Turgor kulit : kembali Turgor kulit : kembali
dengan cepat dengan cepat dengan cepat
CRT <2 detik CRT <2 detik CRT <2 detik
 Kepala :  Kepala :  Kepala :
- CA +/+, SI -/-, mata - CA +/+, SI -/-, mata - CA +/+, SI -/-, mata
cowong (-), edema palpebra cowong (-), edema palpebra cowong (-), edema palpebra
-/- -/- -/-
 Hidung  Hidung  Hidung
- Napas cuping hidung (-) - Napas cuping hidung (-) - Napas cuping hidung (-)
- Tidak ada deformitas - Tidak ada deformitas - Tidak ada deformitas
 Mulut  Mulut  Mulut
- Mukosa bibir kering (+) - Mukosa bibir kering (+) - Mukosa bibir kering (+)

A/ Dx klinis : Dx klinis : Dx klinis :


- Oservasi Febris Dengan - Malaria vivax dengan - Malaria vivax dengan
Anemia Anemia Anemia

P/ - Infus D5 ½ NS selama 24 - Infus D5 ½ NS selama 24 - Infus D5 ½ NS selama 24


RM.014.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

jam (makro) 18 tpm jam (makro) 18 tpm jam (makro) 18 tpm


- Pamol syr 3x 1 ½ cth - Pamol syr 3x 1 ½ cth - Pamol syr 3x 1 ½ cth
- Inj. Amoxcillin 3 x 500 - Hydrocloroquine - Hydrocloroquine
mg
- Px : DRO, Urin,
MDT,Gol darah

MASALAH YANG DIKAJI


1. Mengetahui dan memahami tentang malaria, epidemiologi, etiologi, patofisiologi
2. Mengetahui dan memahami penentuan pemeriksaan untuk menujang diagnosis malaria
3. Penatalaksanaan Malaria
4. Pencegahan Malaria

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akut
ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual, yang
masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah malaria
diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area = udara atau udara buruk karena
dahulu banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam
charges, demam kura dan paludisme ( Prabowo, 2004 )
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit
berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala
oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati, dan ginjal. Dapat
berlangsung akut maupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun
mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.

B. Epidimiologi
Secara global, penyebaran malaria sangat luas yaitu di wilayah antara garis bujur 60°
diutara dan 40° di selatan, meliputi lebih dari 100 negara beriklim tropis dan sub tropis.
Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sckitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk

RM.015.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

dunia. Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300-500 juta dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7
juta kematian, terutama di Afrika sub Sahara. Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Amerika
Tengah. Wilayah yang kini sudah bebas malaria adalah Eropa, Amerika Utara, sebagian besar
Timur Tengah, sebagian besar Karibia, sebagian Amerika Selatan. Australia dan Cina. Laporan
WHO tahun 2005 menyebutkan, di seluruh dunia jumlah kasus baru malaria berkisar 300-500
juta orang dengan kematian 2,7 juta orang/tahun, sebagian besar anak-anak di bawah lima tahun
yang merupakan kelompok paling rentan terhadap penyakit dan kematian akibat malaria;
dengan jumlah negara endemis malaria pada tahuin 2004 sebanyak 107 negara.
Di Indonesia yang merupakan negara tropis, malaria tetap menjadi salah satu penyakit
menular utama khususnya dibeberapa wilayah yang dinyatakan masih endemis terutama di luar
Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena malaria masih merupakan penyakit menular yang dapat
menyebabkan kematian pada kelompok berrisiko tinggi yaitu bayi, balita, dan ibu hamil dan
secara langsung dapat menurunkan produktivitas kerja. Pada tahun 2006 terdapat sekitar 2 juta
kasus malaria klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,75 juta kasus. Jumlah penderita positif
malaria (hasil pemeriksaan mikroskop positif terdapat kuman malaria) tahun 2006 sekitar 350
ribu kasus, dan pada tahun 2007 sekitar 311 ribu kasus. Komponen epidemiologi malaria terdiri
dari : ( 1 ) agent malaria adalah parasit Plasmodium s p p, ( 2 ) host malaria, ada dua jenis
yaitu manusia sebagai host intermediate atau sementara karena tidak ter jadi pembiak an
seksual dan nyamu k sebagai host definitive atau tetap karena terjadi pembiakan seksual dan (
3 ) lingkungan yaitu yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan nyamuk vektor
malaria. Kejadian luar biasa (KLB) ditandai dengan peningkatan kasus yang disebabkan adanya
peningkatan populasi vector sehingga transmisi malaria meningkat dan jumlah kesakitan
malaria juga meningkat. Sebelum peningkatan populasi vektor, selalu didahului perubahan
lingkungan yang berkaitan dengan tempat perindukan potensial seperti luas perairan, flora serta
karakteristik lingkungan yang mengakibatkan meningkatnya kepadatan larva. Untuk mencegah
KLB malaria, maka peningkatan vektor perlu diketahui melalui pengamatan yang terus
menerus ( surveilans ).
C. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium.
Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.
Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung

RM.016.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

melalui transfusidarah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
(Harijanto P.N.2000)
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria tertiana. P.
malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria kuartana. P. ovale merupakan
penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria
tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi
berat sebab dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga
menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh. (Harijanto P.N.2000)
D. Siklus Hidup Plasmodium

Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan nyamuk
Anopheles betina.(Harijanto P.N.2000).

Gambar 2. Siklus hidup nyamuk

1. Siklus Hidup pada Manusia / aseksual (sporozoit, tropozoit, merozoit , skizon ).


Pada waktu nyamuk Anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam
kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu
sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi
skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer
yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati
tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut
hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-
tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan
relaps (kambuh).(Depkes RI.2006)
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam peredaran darah dan
menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium
tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni.
Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah
merah lainnya. Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah,

RM.017.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

sebagian merozoit yang meninfeksi sel darah merah akan membentuk stadium seksual yaitu
gametosit jantan dan betina. (Depkes RI. 2006)
2. Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina / seksual (Gametosit, Zigot, Ookinet dan Ookista).
Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam
tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan
berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luas dinding
lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang nantinya
akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.(Harijanto, 2000)
Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh
manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam bervariasi, tergantung dari
spesies Plasmodium. Sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk
sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.(Harijanto, 2000)
3. Lingkungan Fisik
Udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus Sprogami atau masa inkubasi
Ektrinsik. Masa inkubasi Ekstrinsik adalah mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk
sampai terjadinya stadium sporogami dalam nyamuk yaitu terbentuknya sporozoid yang kemudian
masuk kedalam kelenjar liur. Makin tinggi suhu maka makin pendek masa inkubasi Ekstrinsik.
Pengaruh suhu berbeda dari setiap species pada suhu 26,7oC masa inkubasi Ekstrinsik untuk setiap
species sebagai berikut:
1. Parasit falciparum: 10 – 12 hari
2. Parasit vivax : 8 – 11 hari
3. Parasit malariae : 14 hari
4. Parasit ovale : 15 hari
Masa inkubasi Intrinsik adalah waktu mulai masuknya Sprozoid darah sampai timbulnya
gejala klinis/demam atau sampai pecahnya sizon darah dalam tubuh penderita. Masa inkubasi
Intrinsik berbeda tiap species :
1. Plasmodium falciparum : 10 – 14 hari (12)
2. Plasmodium vivax : 12 – 17 hari (13)
3. Plasmodium malariae : 18 – 40 hari (28)
4. Plasmodium ovale : 16 – 18 hari (7)
E. Penularan Malaria
Menurut epidemiologi penularan malaria secara alamiah terjadi akibat adanya interaksi antara
tiga faktor yaitu Host, Agent, dan Environment. Manusia adalah host vertebrata dari Human
plasmodium, nyamuk sebagai Host invertebrate, sementara Plasmodium sebagai parasit malaria

RM.018.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

sebagai agent penyebab penyakit yang sesungguhnya, sedangkan faktor lingkungan dapat dikaitkan
dalam beberapa aspek, seperti aspek fisik, biologi dan sosial ekonomi (Chwatt-Bruce.L.J,1985).
1. Manusia (Host Intermediate)
Pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria, tetapi kekebalan yang ada pada manusia
merupakan perlindungan terhadap infeksi Plasmodium malaria. Kekebalan adalah kemampuan
tubuh manusia untuk menghancurkan Plasmodium yang masuk atau membatasi perkembangannya.
Ada dua macam kekebalan yaitu :
a. Kekebalan Alami (Natural Imunity)
b. Kekebalan didapat (Acqired Immunity)

2. Nyamuk Anopheles spp (Host Defenitive)

Nyamuk Anopheles spp sebagai penular penyakit malaria yang menghisap darah hanya nyamuk
betina yang diperlukan untuk pertumbuhan dan mematangkan telurnya. Jenis nyamuk Anopheles spp
di Indonesia lebih dari 90 macam. Dari jenis yang ada hanya beberapa jenis yang mempunyai
potensi untuk menularkan malaria (Vektor). Menurut data di Subdit SPP, penular penyakit malaria
di Indonesia berjumlah 18 species. Di Indonesia dijumpai beberapa jenis Anopheles spp sebagai
vector Malaria, antara lain : An, sundaicus sp, An. Maculates sp, An. Balabacensis sp, An,
Barbnirostrip sp (Depkes RI, 2005). Di setiap daerah dimana terjdi transmisi malaria biasanya
hanya ada 1 atau paling banyak 3 spesies Anopheles yang menjadi vektor penting. Vector-vektor
tersebut memiliki habitat mulai dari rawa-rawa, pegunungan, sawah, pantai dan lain-lain (Achmadi,
2005).
Nyamuk Anopheles hidup di iklim tropis dan subtropics, namun bias juga hidup d daerah yang
beriklim sedang. Anopheles juga ditemukan pada daerah pada daerah dengan ketinggian lebih dari
2000-2500m. Menurut Myrna (2003), nyamuk Anopheles betina membutuhkan minimal 1 kali
memangsa darah agar telurnya dapat berkembang biak. Anopheles mulai menggigit sejak matahari
terbenam (jam 18.00) hingga subuh dan puncaknya pukul 19.00-21.00. Menurut Prabowo (2004),
jarak terbang Anopheles tidak lebih dari 0,5 – 3 km dari tempat perindukannya. Waktu yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan (sejak telur menjadi dewasa) bervariasi antara 2-5 minggu,
tergantung pada spesies, makanan yang tersedia dan suhu udara.
Menurut Achmadi (2005), secara umum nyamuk yang telah diidentifikasi sebagai penular malaria
mempunyai kebiasaan makan dan istirahat yang bervariasi yaitu:
a. Zoofilik : nyamuk yang menyukai darah binatang.
b. Anthropilik : nymuk yang menyukai darah manusia.
c. Zooanthropolik : nyamuk yang menyukai darah binatang dan manusia.

RM.019.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

d. Endofilik : nyamuk yang suka tinggal didalam rumah/bangunan.


e. Eksofilik : nyamuk yang suka tinggal di luar rumah.
f. Endofagik : nyamuk yang suka menggigit didalam rumah/bangunan.
f. Eksofagik : nyamuk yang suka menggigit diluar rumah.

Tempat tinggal manusia dan ternak, khususnya yang terbuat dari kayu merupakan tempat yang
paling disenangi oleh Anopheles. Vektor utama di Pulau Jawa dan Sumantra adalah An. andaicus,
An. maculates, An. aconitus, An. Balabacencis
3. Agent
Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup
dimana kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia yang rentan akan terjadi
stimulasi untuk memudahkan terjadi suatu proses penyakit.
Sampai saat ini dikenal empat macam agent penyebab malaria yaitu :
a. Plasmodium Falciparum, penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria
berat/malaria otak yang fatal, gejala serangnya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali.
b. Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana yang gejala serangannya timbul
berselang setiap tiga hari (Sering Kambuh)
c. Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana yang gejala serangnya timbul
berselang setiap empat hari sekali.
d. Plasmodium ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik
Barat. Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium, biasanya infeksi
semacam ini disebut infeksi campuran (mixed infection). Tapi umumnya paling banyak hanya
dua jenis parasit, yaitu campuran antara Parasit falsiparum dengan parasit vivax atau parasit
malariae. Campuran tiga jenis parasit jarang sekali dijumpai (Depkes.RI.2005).

F. Patogenesis Malaria

Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan.
Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah
daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka
akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya
kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria
yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah melalui limpa
sehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena
terbentuknya antibodi terhadap eritrosit (Harijanto, 2000)

RM.020.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah


pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari
eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hyperplasia
dari retikulosit diserta peningkatan makrofag (Harijanto, 200). Pada malaria berat mekanisme
patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan
eritrosit yang mengandung parasit mengalami perubahan struktur dan biomolekular sel untuk
mempertahankan kehidupan parasit. Perubahan tersebut meliputi mekanisme, diantaranya
transport membran sel, Sitoadherensi, Sekuestrasi dan Resetting (Harijanto, 2000)
1. Sitoadherensi
Sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi P. falciparum
pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit juga dapat melekat
pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk roset (Harijanto, 2006).
2. Sekuestrasi
Sitoadherens menyebabkan EP bersekuestrasi dalam mikrovaskular organ vital. Parasit yang
bersekuestrasi menumpuk di otak, paru, usus, jantung, limpa, hepar, otot dan ginjal.
Sekuestrasi menyebabkan ketidak sesuaian antara parasitemia di perifer dan jumlan total
parasit dalam tubuh. Penelitian di Vietnam melaporkan bahwa sekuestrasi di otak terjadi
baik pada kasus malaria serebral maupun non serebral dengan jumlah kuantitatif lebih tinggi
pada malaria serebral. Dilaporkan juga tidak ada kasus malaria serebral yang tidak
mengalami sekustrasi. Dengan demikian sekuentrasi diperlukan dalam patogenesa malaria
serebral.
3. Resetting
Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang mengandung
merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit, sehingga
berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya Resetting adalah
golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A dan B yang bertindak sebagai
reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi. (Harijanto P.N, 2006)

RM.021.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

Lingkaran Hidup Plasmodium

G. Patologi Malaria

Ketika parasit dalam bentuk sporozoit masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk Anopheles s p p , kurang lebih dalam waktu 30 menit akan sampai ke dalam sel hati.
Selanjutnya akan melakukan siklus dalam sel hati dengan berubah dari sporozoit menjadi
schizon hati muda, kemudian tua dan matang. Sporozoit pada fase eksoeritrosit bermultiplikasi
dalam sel hepar tanpa menyebabkan reaksi inflamasi, kemudian merozoit yang dihasilkan
menginfeksi eritrosit yang merupakan proses patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya
patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalah terjadinya perdarahan
dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler dipenuhi leukosit dan monosit, sehingga terjadi
sumbatan pembuluh darah oleh roset eritrosit yang terinfeksi.

RM.022.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

H. Diagnosis

1. Manifestasi Klinis
Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala
utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya
merozoit atau skizon), pengaruh GPI (Glycosyl Phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau
toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik)
banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam
periodic, anemia dan splenomegali. (Mansyor A dkk, 2001)
Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut:
a. Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit (terpendek untuk P.
falciparum dan terpanjanga untuk P. malariae), beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya
atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan
nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse darah yang mengandung stadium aseksual).
(Harijanto P.N, 2000)
b. Keluhan-keluhan prodromal
Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa: malaise, lesu, sakit
kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan
dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax
dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan prodromal tidak jelas. (Harijanto
P.N, 2000)
Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P. falciparum. Pada infeksi P.
falciparum dapat menimbulkan malaria berat dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai
malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium aseksual
dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut (Harijanto P.N, 2000):
1. Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.
2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit >10.000/μl.
3. Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau <12 ml/kgBB pada
anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan kreatinin >3mg%.
4. Edema paru.
5. Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.
6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg disertai keringat dingin atau perbedaan
temperature kulit-mukosa >1oC.

RM.023.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
8. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada hipertermis.
9. Asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).
10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karena obat antimalaria
pada kekurangan Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler jaringan
otak.
2. Anamnesis
Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:
1. Keluhan utama: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
2. Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria
3. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
4. Riwayat sakit malaria
5. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
6. Riwayat mendapat transfusi darah
3. Pemeriksaan Fisik
1. Malaria tanpa komplikasi:
a. Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37,5°C)
b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
c. Pembesaran limpa (splenomegali)
d. Pembesaran hati (hepatomegali)
2. Malaria dengan komplikasi dapat ditemukan keadaan dibawah ini:
a. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat
b. Keadaan umum yang lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
c. Kejang-kejang
d. Panas sangat tinggi
e. Mata atau tubuh kuning
4. Laboratorium
1. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/Iapangan/rumah sakit untuk
menentukan:

RM.024.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

a. Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).


b. Spesies dan stadium plasmodium
c. Kepadatan parasit
Untuk penderita tersangka malaria berat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
d. Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam
sampai 3 hari berturut-turut.
e. Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan
parasit maka diagnosis malaria disingkirkan.
2. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstik Tes ini sangat
bermanfaat pada unit gawat darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa dan di daerah
terpencil yang tidak tersedia fasilitas lab serta untuk survey tertentu.
Hal yang penting lainnya adalah penyimpanan RDT ini sebaiknya dalam lemari es tetapi
tidak dalam freezer pendingin.
3. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat:
a. Darah rutin
b. Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali fosfatase,
albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, anaIisis gas darah
c. EKG
d. Foto toraks
e. Analisis cairan serebrospinalis
f. Biakan darah dan uji serologi
g. Urinalisis
I. Penatalaksanaan

A. Patofisiologi
B. Manifestasi Klinis
C. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Laboratorium
D. Komplikasi

RM.025.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

E. Penatalaksanaan
1. Rehidrasi,
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan,
4. Antibiotik Selektif,
5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh

1. Rehidrasi

Oralit
2. Zinc
3. Pemberian ASI/makanan

4. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

5. Edukasi
F. Pencegahan
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah
Perilaku Sehat
1. Pemberian ASI
2. Makanan Pendamping ASI
3. Menggunakan Air Bersih Yang Cukup
RM.026.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00292689

4. Mencuci Tangan
5. Menggunakan Jamban
6. Membuang Tinja Bayi Yang Benar
7. Pemberian Imunisasi Campak
Penyehatan Lingkungan
1. Penyediaan Air Bersih
2. Pengelolaan Sampah
3. Sarana Pembuangan Air Limbah

Diperiksa dan disahkan oleh:

Dokter Pembimbing, Dokter Muda,

(dr. Melna A Purba, M.Sc., Sp.A) (Wiki Lestari, S.Ked.)

RM.027.

Anda mungkin juga menyukai