Anda di halaman 1dari 2

SURABAYA – Grand Story Magazine merupakan majalah bulanan yang tematik.

Jadi,
setiap bulannya dan setiap edisinya mengangkat isu atau topik-topik yang berbeda. Grand Story
Magazani juga merupakan majalah pertama yang ada di Surabaya yang tematik dan
BILIN;GUAL. Salah satu visi dan misi dari Grand Story adalah ingin memperkenalkan karya
dari anak-anak Indonesia diluar sana. Grand Story ini memiliki konsep yang menarik dari setiap
edisinya. Salah satu dari edisi Grand Story ini adalah membahas tentang Tolerance And
Acceptance. Pada edisi tersebut membahas tentang bagaimana kita bisa menerima diri kita
sendiri, lebih menghargai dan mencintai diri kita sendiri. Grand Story juga pernah membahas
tentang turism dan yang lainnya sehingga pada Grand Story ini setiap bulannya membahas isu-
isu yang berbeda.
Dalam Grand Story ini berisi tentang Main Story, Figure Story, Environmental Story,
Community Story, Our Story, Event Story. Dari setiap rubrik tersebut berbeda-beda, paling
sering diangkat isunya yang paling dalam adalah Main Story dan Figure Story. Jadi, pada Main
Story dan Figure Story menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
karena ingin memperkenalkan bukan hanya pembaca lokal tetapi juga pembaca dari luar
Indonesia. Grand Story mengklaim bahwa majalahnya merupakan kreatif media karena pada
setiap minggunya selalu ada CHALLENGE atau GIVE AWAY untuk anak-anak muda agar bisa
menyalurkan bakatnya melalui Grand Story tersebut. Jadi, setelah mengirim artikel dan nantinya
akan dipilih mana yang menarik sehingga bisa dimuat di majalah Grand Story sendiri.
Grand Story sendiri memiliki beberapa tim yaitu Pemimpin Redaksi, Media Reporter,
Editor, Fotografer. Masing-masing tim menjalankan tugasnya sesuai dengan JOBDISK. Tim
yang bertugas membuat sebuah majalah dimana pada setiap bulannya mengangkat isu yang
berbeda. Hal yang sulit untuk dilakukan karena pada era sekarang ini yang lebih banyak
mengakses media online dibandingkan majalah. Media online dari tahun ke tahun berkembang
secara meningkat. Menurut Ian selaku Pemimpin Redaksi Grand Story “Terdapat data dari
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia bahwa pada tahun 2016 sudah ada 50% dari
populasi yang ada di Indonesia terkoneksi dengan internet” lalu menurut Ian “Pada tahun 2017
terdapat juga penelitian bahwa online media mempunyai banyak pembaca dibandingkan media
cetak”. Dari penuturan Ian tersebut memang membuktikan bahwa trend pada saat ini sudah
berubah. Jadi, pada dahulu jika ingin mendapatkan berita melalui surat kabar atau majalah, tetapi
pada sekarang ini pembaca mengakses dengan media online karena lebih mudah seperti Line
Today.
Pada perkembangan dunia digital yang semakin pesat ini membuat Grand Story merubah
trend dengan mendapatkan informasi seperti tempat tujuan travelling yang menarik, musik yang
sedang boming itu apa, berita-berita yang terbaru itu apa. Pada informasi yang didapat membuat
majalah tersebut memiliki kesempatan untuk berkembang karena pada setiap pasar juga
berkeinginan bahwa majalah memiliki fans atau penikmat sendiri. Media cetak hingga sekarang
masih bertahan karena apa yang dipegang apa yang dibuka itu bisa dirasain oleh indera, lalu
media cetak memiliki Undang-Undang sendiri untuk itu informasi yang diberikan jelas
narasumbernya, dan membuat fokus untuk membaca suatu berita. Sehingga pembaca yang dari
media cetak lebih mudah dan lebih cepat memahami daripada media online.
Lalu pada media reporter pada Grand Story sendiri memiliki 3 tahapan liputan yaitu
sebelum liputan, selama liputan, dan setelah liputan. Sebelum liputan yang dibutuhkan adalah
alat perekam suara untuk mendengarkan penjelasan dari narasumber, alat tulis dan notes juga
penting ketika mencatat istilah-istilah yang disebutkan oleh narasumber yang tidak terdengar di
alat perekam suara, membuat list pertanyaan terlebih dahulu yang awalnya dijelaskan terlebih
dahulu tentang figure narasumbernya, sebelum melakukan wawancara harus melakukan riset
terlebih dahulu, harus mencari tau identitas dan pencapaian dari narasumber itu sendiri. Dalam
Figure Story itu sendiri membahas lebih dalam mengenai narasumber itu sendiri. Pada majalah
Grand Story bersifat soft news membahas hal-hal yang menarik untuk diangkat dan masih fresh.
Lalu selama liputan yang paling penting adalah reporter beberapa jam sebelum liputan dimulai
harus mengingatkan narasumbernya bisa melalui chat personal dengan SMS berisi tentang
identitas diri reporter mengingatkan kembali interviewnya pada jam berapa, lokasinya dimana,
karena masih banyak beberapa narasumber yang lupa jika terdapat jadwal untuk peliputan. Dan
paling penting sebagai seorang reporter jangan pernah terlambat datang pada saat melakukan
peliputan karena bisa berdampak pada diri sendiri dan juga majalahnya. Pada peliputan event
sendiri, biasanya penyelenggara melakukan wawancara khusus dimana setiap media akan
diundung untuk mendengarkan pernyataan dari acara tersebut. Biasanya pada Grand Story ini
terdapat di Event Story.

Anda mungkin juga menyukai