Anda di halaman 1dari 10

APN

No. Dokumen :../.../UKM/PKM


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas Kopo Hj. Siti Juhaeni, S.ST
Kecamatan Kopo 196601021986032007
1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan dimana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
penyulit, yang aman dan bersih serta mencegah komplikasi
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas di Unit Rawat Bersalin Puskesmas
Sememi Surabaya dalam melaksanakan prosedur penanganan
Asuhan Persalinan Normal (APN)
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Panduan Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. DEPKES
RI, 2008
5. Prosedur/Langkah – 1. Petugas menganamnesis pasien:
langkah  Nama, umur dan alamat
 Gravida dan para
 Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
 Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
 Riwayat alergi obat-obatan tertentu
 Riwayat kehamilan sekarang:
Apakah ibu pernah melakukan pemeriksanan
antenatal?
Pernah ibu mendapatkan masalah selama
kehamilan?
Kapan mulai kontraksi?
Apakah kontraksi teratur? seberapa sering
kontraksi terjadi?
Apakah selaput ketuban sudah pecah? jika ya,
apa warna cairan ketuban? apakah kental atau
encer? kapan saat selaput ketuban pecah?
Apakah keluar cairan bercampur darah dari
vagina ibu?
Kapan ibu terakhir kali makan dan minum?
Apakah ibu mengalami kesulitan untuk
berkemih?
 Riwayat kehamilan sebelumnya:
Apakah ada masalah selama persalinan atau
kelahiran sebelumnya (sc, persalinan dengan
forsep/vacum, induksi oksitosin,
preeklampsia/eklampsia, perdarahan pasca
persalinan)?
Berapa berat badan bayi yang paling besar
pernah ibu lahirkan?
2. Petugas mencatat hasil anamnese di kartu status pasien,
buku kia dan buku laporan
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik:
Inspeksi
Pemeriksaan tanda-tanda vital: (tekanan darah,
suhu, nadi)
Pemeriksaan abdomen:
 Menentukan tinggi fundus uteri
 Memantau kontraksi uterus
 Memantau denyut jantung janin
 Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Pemeriksaan dalam:
 Menilai pembukaan dan penipisan servik
 Ketuban (teraba menonjol dan tegang sewaktu
his)
 Pastikan bagian terkecil dari janin dan tali pusat
tidak teraba
 Nilai penurunan bagian terbawah janin dan
tentukan apakah bagian tersebut telah masuk
ke dalam rongga panggul.
Petugas mencatat hasil pemeriksaan fisik di kartu ibu, buku kia dan
buku laporan
4. Petugas mendiagnosa pasien
5. Petugas melakukan persalinan normal:
I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Melihat adanya tanda dan gejala kala dua
(adanya dorongan kuat untuk meneran, adanya tekanan pada
anus, perinium tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka)
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obat esential untuk menolong persalinan
dan menatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi
baru lahir
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik
steril sekali pakai pada bak instrument
3. Pakai celemek plastik
4. Melepas semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir
5. Pakai sarung tangan steril atau DTT yang
kanan untuk pemeriksaan dalam
6. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik dan
masukkan kedalam bak instrument dengan
satu tangan, pakai sarung tangan satunya
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN
KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersikan vulva dan perinium dengan
kapas atau kassa yang dibahasi air DTT dari
depan ke belakang
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah dan
pembukaan sudah lengkap lakukan
amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% dengan mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0.5% kemudian lepaskan dan rendam
dalam keadaan terbalik selama 10 menit.
Kemudian cuci tangan.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah
kontraksi/saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(120x-160x/menit)
 Mengambil tindakan jika DJJ tidak sesuai
normal
 Mendokumentasi hasil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua asuhan lainnya
pada partograf.
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik dan bantu ibu untuk
menentukan posisi yang aman sesuai
keinginan ibu
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi
meneran
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasa ada dorongan meneran dan istirahat
jika tidak dorongan untuk meneran atau
kontraksi dan beri minum, menilai djj setiap
tidak ada kontraksi, dan melakukan rujukan jika
bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
120 menit (2jam) meneran (primigravida) atau
60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum
merasa ada dorongan meneran dalam 60
menit
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN
BAYI
15. Letakkan handuk bersih di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva diameter 5-6
cm

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di


bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan lihat peralatan sudah
lengkap
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN
BAYI
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter
5-6 cm membuka vulva, maka lindungi
perinium dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala,
anjurkan ibu meneran perlahan atau bernafas
dangkal dan cepat.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
dan ambil tindakan yang sesuai jika terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher sangat kuat,
klem tali pusat di dua tempat dan potong
diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental. Anjurkan ibu
meneran saat kontraksi secara berlahan.
Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan keatas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang
23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah
untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki

VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


25. Lakukan penilaian bayi baru lahir sbb:
 Sebelum bayi lahir:
a. Apakah kehamilan cukup bulan
b. Apakah ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium (warna kehijauan)
 Segera setelah bayi lahir:
c. Apakah bayi menangis atau
bernafas/tidak megap-megap
d. Apakah tonus otot bayi baik/bayi
bergerak aktif
e. (jika bayi cukup bulan, ketuban tidak
bercampur mekonium,
menangis/bernafas normal dan
bergerak aktif lakukan langkah 26, Jika
bayi tidak cukup bulan, ketuban
bercampur mekonium dan bayi tidak
benafas dan bayi lemas lakukan
manajemen bayi dengan asfiksia)
f. (jika bayi cukup bulan, ketuban tidak
bercampur mekonium,
menangis/bernafas normal dan
bergerak aktif lakukan langkah 26, Jika
bayi tidak cukup bulan, ketuban
bercampur mekonium dan bayi tidak
benafas dan bayi lemas lakukan
manajemen bayi dengan asfiksia)
26. Mengeringkan tubuh bayi, keringkan tubuh bayi
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas
perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin
agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali
pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang
telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT pada
satu sisi kemudian melingkar kembali
bengan tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya
32. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah
yang telah disediakan
33. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi
34. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN
KALA TIGA
35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-
10 cm dari vulva
36. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut
ibu, di tepi atas simfisis untuk mendeteksi,
tangan lain menegangkan tali pusat.
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso-
kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri) jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas. (jika uterus tidak berkontraksi minta ibu,
keluarga, suami untuk melakukan stimulasi puting susu)

37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-


kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir
 Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-
10 cm dari vulva lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan katerisasi (aseptik) jika
kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan
rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30
menit setelah bayi lahir tau bila ada
perdarahan segera lakukan plasenta
manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina
lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir, lakukan masase uterus letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan bila uterus tidak
kontraksi setelah 15 detik masase
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam katung plastik atau tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perinium. Lakukan penjahitan bila ada
laserasi menyebabkan perdarahan
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA
PERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
terjadi perdarahan pervaginam
43. Lakukan inisiasi menyusui dini dan biarkan bayi
tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam (setelah bayi berhasil
menyusu dalam waktu 1 jam beri vitamin K1 1
mg intramuskuler di paha kiri dan salep mata
antibiotik)
44. Lakukan pemeriksaan fisik
45. Setelah satu jam pemberian vit K1 beri
imunisasi hepatitis B di paha kanan
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan
mencegah perdarahan pervaginam
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1
jam kedua pasca persalinan
50. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap
15 menit. Pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,5-37,5 C)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai
dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit) . cuci bilas peralatan setelah
dekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT
bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah. Bantu ibu untuk memakai pakain yang
bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu untuk
memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberikan makan dan minuman yang
diinginkan ibu
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5% balikkan dalam ke luar dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir
Lengkapi partograf, periksa tanda tanda vital dan asuhan kala
6. Bagan Alir

7. Hal-Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit terkait 1. Pelayanan Rawat jalan
2. Pelayanan UGD
9. Dokumen terkait Rekam medis pasien
10. Rekaman historis Isi Tanggal mulai
No Yang diubah
perubahan Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai