Anda di halaman 1dari 4

7 Alasan Aplikasi KPR ditolak Bank

November 1, 2015

image: wisegeek.com

Membeli rumah secara tunai tentu berbeda dengan membeli secara kredit atau melalui
KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Proses pembelian rumah melalui kredit harus
melalui proses yang lebih panjang daripada membeli secara tunai. Bukan hanya itu,
tak jarang pihak bank menolak memberikan kredit kepada Anda. Sebenarnya apa
alasan aplikasi KPR ditolak Bank?

Pertama-tama, Anda harus memahami konsep KPR. KPR atau pembiayaan lainnya yang
disalurkan kepada masyarakat merupakan sumber penghasilan bagi bank. Tanpa adanya kredit
yang disalurkan kepada masyarakat, bank tidak akan memperoleh penghasilan. Oleh karena itu
bank sangat berkepentingan dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat sekaligus
memastikan uang yang disalurkan kepada masyarakat itu aman dan bisa kembalikan kepada bank
dengan skema tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

Tidak heran, bank sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit, sehingga tidak semua aplikasi
peminjaman uang di-approve oleh bank. Ada banyak pertimbangan yang membuat bank
menolak atau menerima pengajuan kredit. Berikut alasan aplikasi KPR ditolak bank yang paling
umum:

Penghasilan tidak cukup untuk membayar angsuran

Alasan yang paling utama bagi bank menolak KPR adalah bank menilai bahwa Anda tidak cukup
kemampuan untuk membayar cicilan. Bank mengambil keputusan setelah mempelajari kondisi
keuangan Anda. Mereka akan melakukan survey terhadap informasi yang anda berikan.

Penilaian utama adalah dari pendap atan rutin, seperti gaji bagi karyawan dan print transaksi
rekening beberapa bulan terakhir bagi non karyawan. Joint income antara suami dan istri pun
tidak lupa diperhitungkan. Memang ada orang yang nekad memperbaiki data rekeningnya, atau
melebih-lebihkan penghasilan mereka dalam informasi pendapatan rutin, tapi itu sangat
berbahaya.

Jika ketahuan, maka nama Anda akan selamanya tercela di mata perbankan. Selain itu data
rekening Anda tidak menunjukkan kondisi sebenarnya keuangan Anda sehingga akan
memberikan implikasi negatif nantinya terhadap kemampuan bayar cicilan, jika aplikasi
disetujui. Tentunya tidak nyaman bukan, jika penghasilan Anda habis hanya untuk membayar
angsuran rumah?

Pada umumnya bank merestui bahwa besarnya cicilian adalah hanya sepertiga dari penghasilan
total, jika bank merestui penghasilan di luar penghasilan yang tercatat. Jika penghasilan Anda
enam juta rupiah per bulan, maka maksimal besarnya cicilan yang diijinkan bank adalah dua juta
rupiah.

Tidak punya cukup uang untuk membayar uang muka

Saat ini besarnya uang muka sudah diatur oleh pemerintah melalui Surat Edaran Bank Indonesia
No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013, mengenai Loan To Value (LTV) dimana inti dari
SEBI ini adalah untuk membatasi pemberian KPR dan agar bank menerapkan prinsip kehatia-
hatian dalam pemberian kredit.
Tetapi untuk tipe rumah menengah ke bawah atau untuk rumah tipe di bawah 70 dan untuk
rumah pertama tidak terlalu terikat dengan peraturan tersebut. Besarnya uang muka masih
mengikuti kebijakan bank secara umum yaitu dua puluh persen.

Apabila anda ingin mengajukan KPR untuk rumah dengan harga tiga ratus juta rupiah, maka
uang muka yang harus Anda sediakan adalah enam puluh juta rupiah ditambah dengan biaya-
biaya lainnya seperti provisi, administrasi, biaya notaris dan PPAT, appraisal dan lain-lain.

Jika Anda tidak memiliki uang muka sebesar yang disyaratkan, sulit bagi bank untuk meng-
approve aplikasi KPR anda.

Nasabah memiliki banyak hutang dalam waktu yang sama

Bank bisa melihat hutang Anda pada bank lain, karena bank bisa meminta data nasabah pada BI.
Jika bank melihat bahwa Anda sudah memiliki hutang, maka bank akan berpikir ulang untuk
menyetujui aplikasi Anda. Besaran kewajiban anda saat ini harus diperhitungkan bank untuk
kelancaran pembayaran cicilan nantinya.

Tidak hanya hutang dalam bentuk KPR yang diperhitungkan, tetapi hutang dalam bentuk lain
juga akan dipertimbangkan, seperti hutang kartu kredit. Jika tagihan kartu kredit anda cukup
besar, maka ini juga akan menjadi pertimbangan bank untuk menyetujui aplikasi KPR Anda.

History pembayaran hutang masa lalu yang kurang mulus

Pembayaran hutang pada masa lalu juga menjadi pertimbangan bank untuk menyetujui KPR
Anda, karena dari history pembayaran itu bank bisa menilai karakter anda. Apakah Anda bisa
dipercaya kalau diberi hutang dan disiplin dalam pembayaran cicilan.

Jika Anda memiliki masalah pembayaran hutang pada masa lalu dan sering terlambat dalam
membayar cicilan, maka ini menjadi poin minus bagi kredibilitas Anda.

Masa Kerja Kurang dari 2 Tahun

Menjadi seorang karyawan tetap ternyata tak selalu menjamin bahwa pengajuan KPR Anda akan
lolos. Untuk Anda yang bekerja sebagai karyawan, bank memberi syarat telah bekerja atau
menjadi karyawan tetap selama 2 tahun. Jadi, jika masa kerja Anda di kantor yang baru belum
mencapai 2 tahun, maka harus menyertakan surat keterangan kerja/SK pengangkatan dari kantor
yang sebelumnya sehingga masa kerja Anda genap/melampaui 2 tahun.

Dokumen Kurang Lengkap

Pastikan sebelum mengajukan KPR, Anda sudah mengetahui dokumen apa yang diperlukan
sebagai syarat. Hal ini bertujuan menghindari penolakan pengajuan KPR. Pihak bank sangat teliti
mengecek setiap dokumen dan data-data yang Anda berikan. Selain dokumen yang lengkap,
data-data Anda juga harus sesuai. Jangan pernah menyertakan data-data palsu. Misalnya Anda
menulis pendapatan sebesar Rp 7 juta per bulan, setelah dihubungi ke kantor ternyata gaji Anda
hanya Rp 5 juta per bulan.

Masuk Usia Pensiun

Ketika hendak mengajukan KPR, hitung terlebih dahulu kemampuan dan usia produktif Anda.
Jangan mencoba jika Anda mengajukan KPR jika Anda akan pensiun lima tahun lagi. Sudah
pasti pengajuan Anda akan ditolak. Bank tidak mau mengambil risiko karena ketika masa
pensiun, Anda tak lagi menerima penghasilan tetap setiap bulannya. Syarat bank cukup ketat saat
pengajuan KPR, yakni syarat usia maksimal nasabah KPR pada saat cicilan berakhir adalah
sekitar 55 tahun hingga 65 tahun (sesuai dengan aturan masing-masing bank).

Setelah memahami semua alasan aplikasi KPR ditolak bank, Anda bisa memperbaiki kondisi
finansial serta dokumen-dokumen yang diperlukan sebelum mengajukan kembali KPR ke bank.
Semoga berhasil!

Anda mungkin juga menyukai