Anda di halaman 1dari 23

ATURAN KODING MORTALITAS

(IDENTIFIKASI PENCETUS URUTAN


KEJADIAN PENYEBAB KEMATIAN)

dr. Rinda Nurul Karimah, M.Kes


MENENTUKAN UCOD
• Jika HANYA SATU penyebab kematian yang dilaporkan maka penyebab
tersebut adalah UCOD dan digunakan untuk tabulasi
• Jika LEBIH DARI SATU penyebab kematian yang dilaporkan, maka langkah
pertama untuk memilih penyebab dasar adalah dengan menentukan
penyebab awal yang tepat dengan menerapkan Aturan Koding Mortalitas
• Rule harus diterapkan dalam rangkaian menurut logika yg dimulai dengan
Prinsip Umum, lalu Rule 1, 2, 3.
PRINSIP DALAM MENYELEKSI
URUTAN KEJADIAN PENYEBAB KEMATIAN

Sequence :
satu atau lebih kondisi yang dimasukkan dalam baris-baris yang berurutan
pada bagian I, dimana tiap-tiap kondisi dapat diterima sebagai sebab dari
kondisi yang terekam dalam baris di atasnya.
Contoh 1 :

I (A) PERDARAHAN PADA VARISES ESOFAGUS


(B) HIPERTENSI PORTAL
(C) SIROSIS HATI
(D) HEPATITIS B
Contoh 2 :
I (a) Uremia
(b) Hidronefrosis
(c) Retensio urine
(d) Hipertrofi prostat
MORTALITY CODING RULES
1. General principle (Prinsip Umum)
2. Rule (Aturan) 1
3. Rule (Aturan) 2
4. Rule (Aturan) 3
▪ JIKA SERTIFIKAT DILENGKAPI DGN BAIK,
UMUMNYA PRINSIP UMUM DAPAT
DIAPLIKASIKAN SEPANJANG ADA
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT YANG JELAS

▪ Apabila Prinsip Umum tak dapat diaplikasikan,

klarifikasi dengan pembuat sertifikat

Atau gunakan Aturan Seleksi (Rule 1,2,3)


PRINSIP UMUM
(GENERAL PRINCIPLE)

Prinsip umum menyatakan bahwa bilamana terdapat lebih dari


satu kondisi dimasukkan ke dalam sertifikat, kondisi yang
dimasukkan tunggal pada baris terbawah dari bagian I
seharusnya dipilih sbg penyebab dasar kematian dgn syarat
apabila kondisi tersebut dapat menyebabkan timbulnya
kondisi-kondisi lain yang tercatat pada baris di atasnya.
Prinsip Umum
Contoh 3 :
I (a) Abses paru
(b) Pneumonia lobaris
Pilih Pneumonia lobaris (J18.1)

Contoh 4 :
I (a) Gagal hepar
(b) Obstruksi duktus empedu
(c) Carcinoma pada caput pankreas
Pilih Carcinoma pada caput pancreas
(C25.0)
ATURAN SELEKSI
• Aturan 1.
✓Bilamana prinsip umum tidak dapat
diaplikasikan dan terdapat laporan
sequence yang berakhir pada kondisi
yang tercatat pada baris
pertama/teratas dalam sertifikat,
pilihlah originating cause dari
sequence.
✓Bila terdapat lebih dari satu sequence
yang berakhir pada kondisi yang
pertama disebutkan, maka pilih
originating cause dari sequence yang
pertama disebutkan.
CATATAN :
• Rule/Aturan 1 diterapkan ketika ada laporan urutan
kondisi (sequence) tetapi Prinsip Umum tdk dapat
diterapkan, yaitu jika terdapat lebih dari satu kondisi
yang diisikan pada baris terbawah

• Atau kondisi yg tercatat pada baris terbawah tidak


mengakibatkan semua kondisi yg tercatat pada baris-2
di atasnya
Aturan 1
Contoh 5 :
I (a) Acute myocardial infarction
(b) Atherosclerotic heart disease
(c) Influenza

 Pilih Atherosclerotic heart disease.


Laporan urutan berakhir pada kondisi pertama dalam
sertifikat, yaitu Acute myocardial infarction akibat
Atherosclerotic heart disease. Influenza tdk dpt
menyebabkan kondisi yg tercantum di atasnya.
Contoh :
I (a) Bronchopneumonia
(b) Cerebral infarction and
hypertensive heart disease
 Pilih Cerebral infarction
Ada 2 urutan yg dilaporkan yg berakhir pada kondisi
pertama yg diisikan pertama pd sertifikat;
bronchopneumonia sbg akb dari cerebral infarction, dan
broncho-pneumonia sbg akb dari hypertensive heart
disease. Penyebab yg mula2 dari urutan yg disebut
pertama yg dipilih
ATURAN 2. Bilamana Tidak Dilaporkan
Adanya Sequence Yang Berakhir Pada
Kondisi Yang Pertama Terekam Pada
Sertifikat, Pilih Kondisi Yang Pertama
Disebutkan.

Contoh :

I (a) Anemia perniciosa dan gangren pd kaki


(b) Aterosklerosis

Pilih anemia perniciosa (D51.0). Tak dilaporkan adanya


sequence yang berakhir pada kondisi yang dimasukkan
pertama.
Contoh:

I (a) Penyakit fibrokistik pada pankreas


(b) Bronkitis dan bronkiektasis

Pilih Penyakit fibrokistik pada pankreas (E84.9). Tak dilaporkan adanya


sequence.
Aturan 3. Bilamana kondisi yang terpilih dengan Prinsip Umum atau
dengan aturan 1 atau aturan 2 jelas merupakan suatu konsekuensi
langsung dari kondisi lain yang dilaporkan, baik bagian I atau II,
maka pilihlah kondisi primernya.

Contoh : I Sarkoma Kaposi


II AIDS

Pilih Penyakit HIV yang berakibat Sarkoma Kaposi (B21.0)


Contoh : I Kanker ovarium
II Penyakit HIV

Pilih neoplasma maligna pd ovarium (C56)

Contoh :
I (a) Toksoplasmosis serebral dan herpes zoster
(b) Limfoma Burkitt, penyakit HIV

Pilih penyakit HIV yang berakibat penyakit multipel


yang terklasifikasi di bagian lain (B22.7).
Toksoplasmosis serebral, yang terpilih dengan
Aturan 2, dapat dianggap sebagai konsekuensi
langsung dari penyakit HIV.
Contoh :
I Nefrektomi
II Clear-cell carcinoma pada ginjal

Pilih clear-cell carcinoma pada ginjal (C64).


Jelas bahwa nefrektomi tsb dilakukan untuk neoplasma
maligna pada ginjal.
CONTOH :
I Bronchopneumonia
II Secondary anaemia and chronic lymphatic leukaemia

Pilih CLL (C91.1). Bronchopneumonia, yg dipilih dengan prinsip umum dan


secondary anaemia keduanya dpt dipertimbangkan sbg akibat langsung dari CLL
ASUMSI ADANYA KONSEKUENSI LANGSUNG
DARI KONDISI LAIN (RULE 3),
BEBERAPA CONTOH :

• Sarkoma Kaposi, Limfoma Burkitt dan neoplasma malignant lain


dari jaringan limfoid, hematopoietik dan jaringan lain terkait yang
terklasifikasi pada C46.-, atau C821-C96 harus dianggap sebagai
akibat langsung dari Penyakit HIV yang dilaporkan. Tapi asumsi
tersebut tidak diambil untuk neoplasma jenis lain.
• Penyakit infeksi apapun yang terklasifikasi pada A00-B19, B25-
B49, B58-B64, B99 atau J12-J18 harus dianggap sebagai akibat
langsung dari Penyakit HIV yang dilaporkan.
• Komplikasi post-operatif tertentu (misalnya pneumonia (jenis
apapun), perdarahan, thrombophlebitis, embolisme, thrombosis,
sepsis, gagal jantung, gagal ginjal (akut), aspirasi, atelektasis dan
infark) dapat dianggap sebagai akibat langsung dari suatu
operasi, kecuali jika operasi tsb telah dilaksanakan 4 minggu
atau lebih sebelum kematian.
• Gagal jantung (I50.-) dan penyakit jantung tak spesifik (I51.9)
harus dianggap sebagai akibat dari penyakit jantung lainnya.
• Edema pulmoner (J81) harus dianggap sebagai akibat nyata
dari penyakit jantung (termasuk penyakit jantung pulmoner);
dari kondisi2 yang memberi efek pada parenchym, seperti
misalnya infeksi paru, aspirasi dan inhalasi, respiratory distress
syndrome, penyakit pada ketinggian, dan peredaran toxin
dalam darah; dari kondisi2 yg menimbulkan overload cairan,
seperti gagal ginjal dan hypoalbuminemia; serta kelainan
kongenital yang mempengaruhi sirkulasi pulmoner seperti
stenosis kongenital dari vena pulmoner,
• Dst
CATATAN
• Dalam beberapa keadaan, ICD mengijinkan penyebab awal untuk digantikan oleh
satu penyebab yg lebih pantas untuk menggambarkan UCOD pada tabulasi.
• Ada beberapa kategori untuk kombinasi beberapa kondisi. Atau mungkin ada
alasan pertimbangan epidemiologi untuk memilih kondisi lain yg lebih penting

Anda mungkin juga menyukai