Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual

(PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs),

Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana

pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat

hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga

penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit

yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara

penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997). Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi

Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena

adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian

besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun

sesama jenis.
IMS sudah sangat umum, yang paling banyak dikenali adalah GO

(Gonorrhea), Sifilis dan AIDS. Menurut WHO diperkirakan di seluruh dunia

terdapat 333 juta kasus IMS baru setiap tahunnya dan sekitar 1 juta kasus terjadi

setiap harinya. Infeksi Menular seksual akan lebih berisiko apabila melakukan

hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, anal

maupun oral. Bila tidak diobati dengan tepat, infeksi dapat menjalar dan

menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian.

Untuk remaja perempuan perlu disadari mereka lebih rentan terkena IMS, sebab

1
alat reproduksinya lebih rentan. Dan sering berakibat lebih parah karena gejala

awal tidak segera dikenali.


Salah satu bakteri yang menimbulkan penyakit menular seksual adalah

Neisseria gonorrhoeae. Oleh karena itu dalam makalah yang berjudul “Infeksi

Menular Seksual” ini, penulis akan membahas mengenai bakteri tersebut.


1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu penyakit Gonorrhea ?
b. Apa itu Neisseria sp. ?
c. Apa itu Neisseria gonorrhoeae ?
d. Bagaimana patogenesis dari Neisseria gonorrhoeae ?
e. Bagaimana diagnosis klinis dari penyakit Gonorrhea ?
f. Bagaimana cara isolasi dan identifikasi Neisseria gonorrhoeae ?
g. Bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit Gonorrhea ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami mengenai penyakit Gonorrhea.
b. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Neisseria sp. .
c. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Neisseria gonorrhoeae.
d. Untuk mengetahui dan memahami mengenai patogenesis dari Neisseria

gonorrhoeae.
e. Untuk mengetahui dan memahami mengenai diagnosis klinis dari penyakit

Gonorrhea.
f. Untuk mengetahui dan memahami mengenai cara isolasi dan identifikasi

Neisseria gonorrhoeae.
g. Untuk mengetahui dan memahami mengenai pencegahan dan pengobatan

penyakit Gonorrhea.

1.4 Manfaat

a. Dapat menambah wawasan.


b. Dapat memberikan informasi mengenai penyakit Gonorrhea.
c. Dapat memberikan informasi mengenai Neisseria sp. .
d. Dapat memberikan informasi mengenai Neisseria gonorrhoeae.
e. Dapat memberikan informasi patogenesis dari Neisseria gonorrhoeae.

2
f. Dapat memberikan informasi mengenai diagnosis klinis dari penyakit

Gonorrhea.
g. Dapat memberikan informasi mengenai cara isolasi dan identifikasi

Neisseria gonorrhoeae.
h. Dapat memberikan informasi pencegahan dan pengobatan penyakit

Gonorrhea.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Gonorrhea.

Gonorrhea atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra,

leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).

Gonorrhea bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama

kulit dan persendian. Pada wanita, Gonorrhea bisa menjalar ke saluran kelamin

dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan

gangguan reproduksi. Gonorrhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang

lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan), bila tidak diobati, infeksi

ini akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.

2.2 Neisseria sp.

3
Neisseria adalah bakteri yang berbentuk diplokokus, termasuk gram negatif

dan oksidasi positif. Sebagian besar Neisseria apatogen (tidak berbahaya) dan

termasuk flora normal dalam mulut. Tipe neisseria yang patogen yaitu Neisseria

meningitidis dan Neisseria gonorrhoeae.

Klasifikasi ilmiah Neisseria sp.

Kingdom : Bakteri

Filum : Bakteria

Kelas : Betaproteobacteria

Ordo : Neisseriales

Famili : Neisseriaceae

Genus : Neisseria

Spesies :

N. bacilliformis N. denitrificans

N. cinerea N. elongata

N. cuniculi N. flavescens

4
N. gonorrhoeae N. pharyngis

N. lactamica N. polysaccharea

N. macacae N. sicca

N. meningitidis N.subflava

N. mukosa

2.3 Neisseria gonorrhoeae

Neisseria gonorrhoeae merupakan salah satu spesies dari genus Neisseria

yang bersifat patogen (salah satu lainnya Neisseria meningitidis). Neisseria

gonorrhoeae dibedakan melalui “autotyping” (kebutuhan gizi ) atau morfologi

koloni, dimana tipe 1 dan 2 virulen tetapi tipe 3 hingga 5 sangat kurang virulen.

Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif diplokokus seperti biji

kopi, tidak bergerak, tidak berflagel, tidak berspora, berdiameter 0.8 mikron.

mengeluarkan endotoksin, dan fakultatif anerob. Bakteri ini bersifat fastidious dan

untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan

terhadap terhadap pertukaran suhu, pengeringan, sinar UV, dan tekanan

lingkungan lainnya sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya.

Neisseria gonorrhoeae dapat tumbuh pada suhu 35-37oC dan memerlukan 5-10%

CO2 dengan masa inkubasi 2-8 hari. Dalam kosakata dari kesehatan masyarakat

dan medis mikrobiologi, Neisseria gonorrhoeae sering disebut sebagai

5
"gonococcus", sedangkan Neisseria meningitidis dikenal sebagai

"meningococcus,"

Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis saling berhubungan

erat, dengan 70 % DNA homolog, dan dapat dibedakan melalui beberapa tes

laboratorium dengan ciri-ciri spesifik yaitu Neisseria meningitidis memiliki

kapsul polisakarida sedangkan Neisseria gonorrhoeae tidak, dan Neisseria

meningitidis jarang memiliki plasmid dimana kebanyakan Neisseria gonorrhoeae

memilikinya. Yang paling penting, kedua spesies tersebut dapat dibedakan dengan

presentasi klinis dari penyakit yang disebabkannya yaitu Neisseria meningitidis

biasanya ditemukan pada saluran pernafasan atas dan menyebabkan meningitis,

sementara Neisseria gonorrhoeae menyebabkan infeksi alat kelamin. Bakteri ini

ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan sebagai penyebab

penyakit gonorhoe pada tahun 1882.

2.4 Patogenesis Neisseria gonorrhoeae

Neisseria gonorrhoeae merupakan salah satu bakteri patogen dari genus

Neisseria. Bakteri ini hanya menyerang pada manusia. Patogenitas bakteri ini

dikarenakan oleh struktur antigennya. Neisseria gonorrhoeae adalah antigen yang

heterogen dan mampu berubah struktur permukaannya pada tabung uji (in vitro) –

yang diasumsikan berada pada organisme hidup (in vivo) – untuk menghindar dari

pertahanan inang (host). Struktur permukaannya adalah sebagai berikut:

6
a. Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga

beberapa mikrometer dari permukaan Neisseria gonorrhoeae.

Perpanjangan tersebut menempel pada sel inang dan resisten terhadap

fagositosis. Mereka terbuat dari sekumpulan protein pilin (BM 17.000-

21.000). Pilin-pilin dari hampir seluruh strain Neisseria gonorrhoeae

secara antigen berbeda-beda dan setiap strain dapat membuat bentuk pilin

yang unik secara antigen.

b. Por atau protein porin yang besar hingga mencapai membran sel

Neisseria gonorrhoeae. Berat molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga

37.000. Setiap strain Neisseria gonorrhoeae hanya menampilkan satu tipe

por, tetapi por dari strain yang berbeda, berbeda pula secara antigen.

Pengklasifikasian secara serologis terhadap por dengan menggunakan

reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal.

c. Opa adalah protein yang berfungsi dalam adhesi Neisseria gonorrhoeae

dalam koloni dan dalam penempelan Neisseria gonorrhoeae pada sel

inang. Molekul Opa berada di bagian terluar dari membran Neisseria

gonorrhoeae dan sisanya berada pada permukaan. Berat molekul Opa

berkisar antara 24.000 hingga 32.000. Setiap strain Neisseria gonorrhoeae

dapat menampilkan hingga tiga tipe Opa, dimana masing-masing strain

memiliki lebih dari 10 gen untuk Opa yang berbeda-beda.

d. Rmp merupakan protein yang terdapat pada bagian terluar dari Neisseria

gonorrhoeae. Berat molekulnya adalah 33.000. Protein ini mengubah berat

7
molekulnya pada saat terjadi reduksi. Rmp berfungsi memblokir antibodi

bakterisidal diarahkan terhadap Por dan LOS. Bahkan, anti-Rmp antibodi

dapat Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi oleh Neisseria

gonorrhoeae.

e. .Lipooligosakarida (LOS) pada Neisseria gonorrhoeae berbeda dengan

batang enterik gram negatif, pada Neisseria gonorrhoeae LPS tidak

memiliki rantai antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida.

Berat molekulnya adalah 3000 - 7000. Neisseria gonorrhoeae dapat

menampilkan Iebih dari satu rantai LOS yang secara antigen berbeda

secara simultan. Toksisitas pada injeksi Neisseria gonorrhoeae sebagian

besar disebabkan oleh efek endotoksin dari LOS. Dalam bentuk

perkembangbiakan secara molekuler, Neisseria gonorrhoeae membuat

molekul LOS yang secara struktural mirip dengan membran sel manusia,

yaitu glikosfingolipid. Neisseria gonorrhoeae LOS dan glikosingolipid

manusia dengan struktur kelas yang sama, bereaksi dengan antibodi

monokloral yang sama, mengindikasikan perkembangan secara molekuler

LOS yang dipertahankan memiliki lakto-N-neotetraose glikose moietas

yang sama terbagi dalam serial paraglobosid glikosfingolipid manusia.

Struktur glukosa neisseria LOS lainnya, globosid, gangliosid dan laktosid.

Tampilan permukaan Neisseria gonorrhoeae yang sama dengan struktur

permukaan pada sel manusia membantu Neisseria gonorrhoeae untuk

menghindar dari pengenalan kekebalan (immune recognition).

8
f. IgAasa, yang merusak IgA. Immunoglobulin ini penting sebab pada

infeksi selaput lendir, antibodi ini memegang peran utama.

2.5 Diagnosis Klinis Penyakit Gonorrhea.

Pada pria, gejala awal Gonorrhea biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari

setelah terinfeksi dan tidak menujukan tanda sebelumnya. Gejalanya berawal

sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri

ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Infeksi pada uretra dapat

menjalar ke epididimis dan prostat. Bila bakteri masuk ke dalam darah, dapat

menimbulkan septicemia, endokarditis, osteomyelitis atau arthritis.

Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21

hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama

beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya

setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya

bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti

desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan

demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung

telur, uretra, dan rektum. Oleh karena itu penyakit ini dapat menyebabkan

kemandulan bagi wanita.

Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita

gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis

gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun kadang-

kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan. Jika cairan

9
yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata

luar (konjungtivitis gonorrhea).

Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses

persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari

matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan

kebutaan. Untuk mencegahnya, pada bayi baru lahir diwajibkan diteteskan larutan

penicillin 10.000 unit dalam aqua atau larutan perak nitrat 1% atau erythromycin

0.5% atau tetracycline 1%.

2.6 Isolasi Dan Identifikasi Neisseria gonorrhoeae

Isolasi dan identifikasi terhadap Neisseria gonorrhoeae dimulai dari

pengambilan bahan pemeriksaan. Bahan pemeriksaan yang dapat digunakan :


1. Pria : sampel dari nanah yang keluar dari uretra atau apusan meatus uretra

untuk pemeriksaan gram atau perbenihan. Untuk pria homoseksual

dilakukan apusan rectum.


2. Wanita : apusan serviks, vaginal , rectal dan uretra untuk pewarnaan gram

dan perbenihan.
Pada pria dan wanita apabila ada indikasi juga diperiksa darah , liquor

cerebrospinalis dan cairan synovial.


3. Bayi : apusan selaput mata
Bila tidak dapat dilakukan pembiakan langsung, amka sebaikanya pada bahan

pemeriksaan diambil dengan lidi kapas steril dan dimasukan pada media transport

Carry and Blair. Setelah tiba laboratorium secepatnya dilakukan pemeriksaan

Pewarnaan Gram. Pada pewaranaan gram ditemukannya diplokokus yang

10
menyerupai biji kopi dan berwarna merah. Pada penderita yang telah

mendapatkan pengobatan antibiotika, Neisseria gonorrhoeae dapat mengalami

perubahan morfologi dan sifat pewarnaan, sehingga tidak lagi menunjukan hasil

pemeriksaan yang khas. Hasil sediaan mikroskopik haruslah dilaporkan sebagai

berikut : “ Ditemukan diplokokus Gram negatif menyerupai gonokokus (Neisseria

gonorrhoeae) dan telihat banyak atau sedikit sel leukosit”. Tahap selanjutnya

adalah penanaman media. Bahan pemeriksaan ditanam pada Agar Coklat atau

Agar Darah dan Thayer Martin Agar yang telah dimodifikasi. Thayer Martin Agar

merupakan medium selektif bagi Neisseria gonorrhoeae. Komposisi dari media

ini adalah Komposisi Thayer martin :


 Vankomisin , media yang mampu menghambat pertumbuhan kuman

bentuk coccus gram (+), meskipun beberapa organisme Gram-positif

seperti Lactobacillus dan Pediococcus secara intrinsik tahan.


 Colistin , yang ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan kuman

bentuk batan gram (-) , kecuali organisme Neisseria, meskipun beberapa

organisme Gram-negatif lainnya seperti Legionella juga tahan.


 Nistatin, yang dapat membunuh sebagian jamur.
 Kotri , yang menghambat organisme Gram-negatif, terutama mengerumuni

proteus.
Agar Coklat atau Agar darah merupakan media isolasi untuk Neisseria

gonorrhoeae yang merupakan bakteri yang fastidious. Pada media Agar Coklat

atau Agar Darah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, sedangkan pada media

Thayer Martin dinkubasi 35-37oC selama 48 jam.


Hari selanjutnya yang harus dilakukan adalah pengamatan koloni pada

media yeng telah ditanami bahan pemeriksaan. Koloni Neisseria gonorrhoeae

11
pada Media Thayer Martin adalah koloni berbentuk cembung, berkilau, meninggi

dan berlendir dan berdiameter 1-5 mm. sedangkan pada media Agar Darah atau

Agar Coklat adalah koloni bulat, cembung, transparan, tidak berpigmen dan tidak

bersifat hemolitik. Selanjutnya dilakukan pula pemeriksaan lebih lanjut dengan

melakukan tes Oksidasi. Reagen tetra methyl para phenylen diamin

dihydrochlorida dengan hati-hati diteteskan di atas koloni bakteri. Bila tes positif

maka koloni berubah mula-mula merah jambu, kemudian menjadi ungu dan

akhirnya hitam sesudah kira-kira 5 menit. Dan juga dapat dilakukan Uji Biokimia

Gula- Gula pada media Cystein Tlypticase Agar yang terdiri dari glukosa, maltosa

dan sukrosa. Media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Hasil yang didapat

pada Glukosa CTA terjadi perubahan warna oranye menjadi kuning,

sedangkan Maltosa CTA dan Sakarosa CTA tidak berubah warna.


Dapat juga dilakukan Uji kepekaan dimana hasil pemeriksaan dengan

metoda Kirby Bauer ditemukan bahwa 28,8%-95,9% telah resisten terhadap

ampisilin, sulfametoxazole dan tetrasiklin, sedangkan 1,4%-8,2% resisten

tarhadap kanamysin dan spektinomisin; 1,4% telah resisten terhadap

ciprof1oksasin dan tidak satupun isolat yang resisten terhadap cefuroxime dan

cefriaxone. Pemeriksaan uji Konsentrasi Hambat Minimal (MIC) menunjukkan

bahwa konsentrasi antibiotik yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan

kuman gonore adalah untuk tetrasiklin dan sulfametoksazole sebesar 32 ug/mL;

untuk ampisilin kanamisin dan spektinomisin adalah sebesar 16 uglmL;

sedangkan untuk ciprofloksasin dan sefriaxone adalah 0,16 ug/mL dan untuk

cefuroxime sebesar 0,06 ug/mL.

12
2.7 Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Gonorrhea.

Cara yang paling pasti untuk mencegah penyebaran penyakit menular

seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seks. berhubungan seks secara

monogami, pastikan pasangan tidak terinfeksi. penggunaan kondom dapat

mengurangi risiko penularan penyakit. pastikan toilet yang digunakan higienis,

hindari penggunaan toilet duduk ditempat umum dan segera obati bila muncul

gejala. Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang

diperlakukan dosis yang sangat besar karena mekanisme resitensi bakteri.

Procaine penicillin G (injeksi) atau ampisilin (per oral), yang dikombinasi dengan

probenisid. Dapat juga digunakan obat lainnya : tetrasiklin, spektinomisin,

eritromisin, kanamisin, dan golongan kuinolon.

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Gonorrhea atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan

dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata

(konjungtiva).

2. Neisseria adalah bakteri yang berbentuk diplokokus, termasuk gram

negatif dan oksidasi positif. Sebagian besar Neisseria apatogen (tidak

berbahaya) dan termasuk flora normal dalam mulut. Tipe neisseria yang

patogen yaitu Neisseria meningitidis dan Neisseria gonorrhoeae.

3. Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif diplokokus seperti

biji kopi, tidak bergerak, tidak berflagel, tidak berspora, berdiameter 0.8

mikron. mengeluarkan endotoksin, dan fakultatif anerob. Bakteri ini

bersifat fastidious dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta

14
baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap terhadap pertukaran suhu,

pengeringan, sinar UV, dan tekanan lingkungan lainnya.

4. Neisseria gonorrhoeae merupakan salah satu bakteri patogen dari genus

Neisseria. Bakteri ini hanya menyerang pada manusia. Patogenitas bakteri

ini dikarenakan oleh struktur antigennya., yang terdiri dari Pili, Por, Opa,

Rmp, .Lipooligosakarida (LOS) dan IgAasa.

5. Pada pria, gejala awal Gonorrhea biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari

setelah terinfeksi Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak

pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih

serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal

biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Gejalanya,

seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan

dari vagina, dan dapat menyebabkan kemandulan. Bayi yang baru lahir

juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga

terjadi pembengkakan pada kelopak matanya dan dari matanya

keluar nanah.

6. Isolasi dan identifikasi terhadap Neisseria gonorrhoeae dimulai dari

pengambilan bahan pemeriksaan. Selanjutnya penanaman pada media

Agar darah atau Agar Coklat. Tahap selanjutnya dilakukan uji oksidasi dan

uji biokimia gula gula pada media CTA, dan dapat pula dilakukan uji

kepekaan terhadap penisilin.

15
7. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan tidak melakukan

hubungan seks. berhubungan seks secara monogami, pastikan pasangan

tidak terinfeksi. penggunaan kondom, pastikan toilet yang digunakan

higienis, hindari penggunaan toilet duduk ditempat umum dan segera obati

bila muncul gejala. Untuk pengobatan, dapat menggunakan penisilin dan

dapat juga menggunakan tetrasiklin, spektinomisin, eritromisin,

kanamisin, dan golongan kuinolon.

3.2 Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

http://id.prmob.net/agar-pelat/petri-hidangan/bakteri-2428946.html

http://ratikayuza.blogspot.com/2011/06/media-biakan-neisseria-gonorrhoe.html

http://vitaayuw.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/devina-07114114.pdf

http://nita-belajarbakteri.blogspot.com/2011/09/pemeriksaan-laboratorium-

neisseria.html

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jkpkbppk-gdl-res-

2001-djoko-260-neisseria

http://neisseriagonorrhoeae.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kencing_nanah

http://id.wikipedia.org/wiki/Eritromisin

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmi/article/viewFile/2052/1090

http://infeksi.wordpress.com/2009/04/14/neisseria/

http://en.wikipedia.org/wiki/Neisseria

17
http://masselekang.blogspot.com/2010/12/isolasi-dan-identifikasi-bakteri.html

http://textbookofbacteriology.net/neisseria_2.html

http://anggraheniheksaningtyas.blogspot.com/2011/04/media-untuk-neisseria-

gonorrhoe.html

18

Anda mungkin juga menyukai