Anda di halaman 1dari 7

a.

Ukuran Perusahaan

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan menggunakan proxy total aset yang diperoleh dari

laporan posisi keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan perusahaan, seperti yang

dilakukan pada penelitian (Othman, et.al,2009; Nugrahenil dan Wijayanti, 2017; Ayu dan

Siswantoro,2013), Total aset menunjukkan jumlah kepemilikan aset yang dimiliki oleh

perusahaan yang dilihat dari aset lancar dengan aset tetap, sehingga total aset dinilai lebih

dapat mempresentasikan apakah suatu perusahaan masuk dalam kategori ukuran besar atau

kecil. Beberapa penelitian terdahulu (Othman, et.al, 2009; Kamil dan Herusetrya, 2012)

membuktikan bahwa pengungkapan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

perusahaan. Angka dari total asset dapat diperoleh dari laporan keuangan bank.

Size = LN (Total Aset)

b. Umur Perusahaan

Umur perusahaan merupakan waktu dari lamanya perusahaan beroperasi sejak berdiri

sampai dengan laporan tahunan terakhir yang diterbitkan oleh perusahaan. Umur

perusahaan dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghadapi persaingan bisnis. Pengukuran umur perusahaan dihitung sejak berdirinya

perusahaan sampai dengan data observasi (annual report) dibuat. Berdasarkan penelitian

terdahulu (Sri Wahjuni Latifah, 2011) untuk mengetahui umur perusahaan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Umur = Tahun Penelitian – Tahun berdiri perusahaan


c. Dewan Pengawas Syariah

Komposisi Dewan Pengawas Syariah yang diukur dari jumlah DPS, Cross membership,

latar belakang pendidikan, pengalaman/reputasi. Seperti yang diungkapkan pada penelitian

sebelumnya (Taufik, et.al, 2015 dan Farook dan Lanis, 2011) jumlah DPS = sama dengan
atau lebih dari dua maka diberi nilai 1, jika tidak maka 0, Cross membership= jika iya

maka diberi nilai 1 jika tidak maka 0, latar belakang pendidikan = DPS mempunyai

pendidikan S2,S3 dan lainnya maka diberi nilai 1 jika tidak maka 0, pengalaman/reputasi

= DPS mempunyai pengalaman di lembaga atau institusi lain maka diberi nilai 1 jika tidak

maka 0.

d. Kepemilikan Saham Publik

Kepemilikan publik yang dimaksud adalah proporsi saham yang dimiliki masyarakat luas

dengan pihak manajemen. Kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat

kepemilikan perusahaan oleh masyarakat publik. Variabel ini ditunjukkan dengan

prosentase saham yang dimiliki oleh publik dihitung dengan cara membandingkan antara

jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat dengan total saham perusahaan yang beredar

seperti yang dilakukan pada penelitian (Rahajeng, 2010 dalam Jannah dan Asrori, 2016).

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘


% Kepemilikan Publik = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛

e. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam menghasilkan laba pada

tingkat penjualan, aset, dan ekuitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusaahaan untuk

mendapatkan laba. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan ROA seperti

yang sudah dilakukan oleh (Khabibah dan Mutmainah, 2013) dengan rumus :

𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROA = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
f. Laverage

Laverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam hal

memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang atau kenaikan bila mengalami

likuidasi. Dalam penelitian ini rasio laverage yang digunakan diukur dengan DER (Debt

Equity Ratio), seperti yang dilakukan oleh peneliti terdahulu (Taufik, et.al, 2015) Angka

dari total utang (liabilities) dan total ekuitas dapat diperoleh dari laporan keuangan bank.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

3.4 Tekhnik Analisis Data

3.4.1 Analisis Deskriptif

Statistik desriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

rata - rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan

skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali,2011).

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variable terikat dan

variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006).

Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal.

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak

menggunakan dua cara yaitu melalui analisis grafik dan analisis statistik.

3.4.2.2 Uji Multikolinearitas


Multikolinearitas terjadi jika ada hubungan linier yang sempurna atau hampir sempurna

antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2006). Untuk menguji adanya

multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan

perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas

terjadi apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar

variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Dan nilai VIF lebih besar dari 10,

jika VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang

digunakan dalam model adalah objektif dan dapat dipercaya.

3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual 1

pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance dari residual 1 pengamat ke pengamat

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah model regresi homoskedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan

melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pole tertentu pada grafik scetterplot antara SRESID

dengan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized.

3.4.2.4 Uji Autokorelasi


a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi keobservasi

lainnya. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

DW (durbin-Watson). Metode Durbon-Watson menggunakan titik kritis

yaitu batas bawah (DL) dan batas atas (DU). H0 diterima jika nilai Durbin-

Watson lebih besar dari batas atas pada tabel. Regresi tidak terjadi

autokorelasi jika nilai DU < DW < 4-DU, apabila regresi terjadi autokorelasi

dapat menggunakan metode lain yaitu uji runt test dan uji Lagrange

Multiplier. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi

(Ghozali, 2011).

3.4.3 Uji Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda dengan menggunakan software SPSS. Analisis regresi linier

berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel – variable independen

terhadap variable dependen penelitian. Model regresi linier berganda dalam

penelitian ini dengan penggunakan persamaan sebagai berikut :

Y = α+β1X1+ β2X2+β3X3+β4X4+β5X5-β6X6+ε…………..

Keterangan :
Y : Tingkat Islamic Social Reporting
α : Konstanta
β1 - β6 : Koefisisen Regresi
ε : Standar Error
X1 : Ukuran Perusahaan
X2 : Umur Perusahaan
X3 : Dewan Pengawas Syariah
X4 : Kepemilikan Saham Publik
X5 : Profitabilitas
X6 : Laverage

3.4.4 Uji Hipotesis dan Analisis Data

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variable independen

terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh ukuran perusahaan, usia perusahaan, dewan

pengawas syariah kepemilkan saham public, profitability, leverage terhadap Islamic

Social Reporting. Pengujian hipotesis meliputi:

1. Uji t

Uji signifikan parsial atau uji-t digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variable

bebas atau tingkat signifikansi terhadap variable terikat secara parsial atau pengujian

koefisien regresi secara individu. Signifikan Uji-t dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Jika nilai thitung > ttabel, berarti nilai t berada

dalam daerah penolakan sehingga hipotesis nol (H0) ditolak pada tingkat kepercayan (1-

a) x 100%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variable bebas signifikan secara

statistic (Nachrowi dan Usman, 2006). Menentukan Formula Hipotesis Menentukan

hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho : b1 = 0 tidak ada yang pengaruh

yang signifikan secara parsial antara ukuran perusahaaan, usia perusahaan, kepemilikan

saham publik, DPS, profitability dan laverage terhadap pengungkapan Islamic Social

Reporting. Ha : b1 0 ada yang pengaruh yang signifikan secara parsial antara ukuran

perusahaaan, usia perusahaan, kepemilikan saham publik, DPS, profitability dan

laverage terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

Anda mungkin juga menyukai