BAB II
PENYAJIAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. J
Umur : 15 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kalitengah
Agama : Islam
Tanggal masuk : 23 Juli 2017
B. DATA DASAR
PRIMARY SURVEY (23 Juli 2017 pukul 09.20 WIB)
Airway : Gargling (+), Snoring (-), Stridor (-). Tampak lendir pada cavum
oris Pembersihan manual dengan kasa Gargling (-) Airway clear
Breathing: RR 32x/menit, pengembangan dada simetris, retraksi (-), nafas
cuping hidung (-) Pasang O2 nasal canul 2 lpm
Circulation: akral dingin (-), pucat (-), HR 120x/menit Pasang infus RL
8 tpm makro
Disability: Kejang (+) tonik klonik generalisata Diazepam 10 mg per
rectal 1 menit kemudian kejang berhenti. Pupil isokor diameter 3
mm/3mm, reflex pupil +/+
Exposure: Tidak tampak jejas pada badan pasien
SECONDARY SURVEY
Anamnesis ( Alloanamnesis)
Alloanamnesis dengan ibu penderita tanggal 23 Juli 2017 pukul 09.25 WIB di
IGD Puskesmas Jiken, Blora.
1. Keluhan Utama : Kejang
4
Umur Umur
Morbili Tidak pernah Diare Tidak pernah
Pertusis Tidak pernah Disentri Amuba Tidak pernah
Varisela Tidak pernah Difteri Tidak pernah
Tifus Tidak pernah Malaria Tidak pernah
Cacingan Tidak pernah Pneumonia Tidak pernah
Tetanus Tidak pernah Reaksi Obat Tidak pernah
DBD Pernah, usia 7 bulan Batuk pilek Pernah
dirawat di RSU Blora selama 5 hari
Riwayat kejang tanpa demam sebelumnya (-)
Riwayat kejang dengan demam sebelumnya (-)
Riwayat trauma kepala (-)
C. DATA KHUSUS
Riwayat pemeliharaan antenatal :
ANC di bidan teratur, dilakukan > 4 kali selama masa kehamilan,
mendapatkan imunasi TT. Riwayat penyakit selama kehamilan seperti sakit
panas, tekanan darah tinggi, asma, kejang, sakit gula selama hamil disangkal.
Riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal. Selama hamil ibu minum
6
vitamin dan tablet penambah darah yang didapat dari bidan. Tidak pernah
mengkonsumsi jamu/obat-obatan selain yang diberikan oleh bidan.
Riwayat kelahiran :
Lahir bayi laki-laki dari ibu G2P1A0, usia 26 tahun, ditolong oleh bidan di
puskesmas umur kehamilan 7 bulan, lahir spontan, langsung menangis,
riwayat biru-biru disangkal, riwayat adanya kesulitan selama persalinan
disangkal. Berat badan lahir 2400 gram, panjang badan 38 cm.
Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x (1 bulan), skar (+)
Hepatitis B : 3x (2, 3, 4 bulan)
DPT : 3x (2, 3, 4 bulan)
HiB : 3x (2, 3, 4 bulan)
Polio : 4x (0, 2, 3, 4 bulan)
Campak : 1x (9 bulan)
Kesan : Imunisasi dasar lengkap
BB bulan ini: 12 kg
Kesan Gizi Cross Sectional : Gizi baik, perawakan normal, berat badan
cukup.
Perkembangan :
Senyum : 2 bulan
Miring : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Gigi keluar : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Merangkak : 10 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 14 bulan
Saat ini anak sudah dapat berdiri, dapat berjalan dengan berpegangan
pada orang tua atau dengan rambatan, dapat duduk dan bangkit sendiri
tanpa dibantu. Anak sudah dapat menyebutkan beberapa kata seperti
“ayah, ibu, maem, aduh”
9
D. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 23 Juli 2017 pukul 09.30 WIB di IGD
Puskesmas Jiken
Keadaan umum : Lemah, nafas spontan (+) adekuat
GPCS : E2M4V4 = 10 (pukul 09.35)
Tanda- tanda vital :
Nadi : 120 x / menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 32x / menit, reguler
Suhu : 39°C (axiler)
Status Internus :
Rambut : warna hitam dan tidak mudah dicabut.
Ubun-ubun besar : sudah menutup sempurna
Mata : cowong(-/-) ,conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor diameter 3 mm / 3 mm, reflek
cahaya (+/+)
Telinga : Nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan retroaurikuler (-/-) ,
discharge (-/-), serumen (-/-)
Hidung : nafas cuping (-), discharge (-/-), mukosa hiperemis (-)
Mukosa : kering (-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)
Lidah : kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)
Gigi-geligi : karies (-)
Tenggorok : sulit dinilai
Leher : kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Kulit : turgor baik
11
Toraks :
Pulmo
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-).
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar : vesikuler (+/+)
suara tambahan :wheezing (-/-), ronkhi basah kasar (+/+),
hantaran (-/-).
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV di linea medioclavikularis
sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar. Thrill (-)
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : suara jantung I dan II normal, irama reguler, bising (-).
Abdomen :
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) N
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba.
Klonus -/-
Pemeriksaan N. Craniales
N. I : Sulit dinilai
N.II : Reflek cahaya direct +/+ N, indirect +/+N
N.III, IV, VI : Gerakan bola mata sulit dinilai, strabismus (-/-)
N.V : Reflek kornea (+/+)
N.VII : lipatan nasolabial simetris, lipatan dahi simetris
N.VIII : pendengaran sulit dinilai, keseimbangan sulit dinilai
N. IX, X : menelan sulit dinilai, uvula di tengah
N. XI : sulit dinilai
N. XII : deviasi lidah sulit dinilai
Status Antropometri :
Kesan Gizi Cross Sectional : Gizi baik, perawakan normal, berat badan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
F. DAFTAR MASALAH
NO PROBLEM AKTIF TGL PROBLEM PASIF TGL
1 Kejang, sebanyak 1x, selama 23/07/17 Sosial ekonomi 23/07/17
± 20 menit, tangan dan kaki kurang
pasien kelojotan, mata
mendelik ke atas, saat kejang
pasien tidak sadar, sebelum
dan sesudah kejang anak
sadar 3
2 Demam 1 hari 3 23/07/17
3 Observasi kejang dengan 23/07/17
demam + penurunan
kesadaran
4 Batuk berdahak 1 23/07/17
minggu5
5 Bronkopneumonia 23/07/17
G. INITIAL PLANS
14
ASSESSMENT
1. Observasi Kejang dengan demam + penurunan kesadaran
DD/ ekstrakranial
DD/ Kejang demam kompleks
Intrakranial
DD/ Meningitis
Encephalitis
Meningoencephalitis
IP Dx S : -
O : Usul pemeriksaan darah rutin RSUD Blora
IP Rx : Infus RL 8 tpm
O2 nasal canule 2 lpm
p.o : Paracetamol drops gtt 2 ml setiap 4-6 jam sehari
Rujuk IGD RSUD Blora
IP Mx : Evaluasi keadaan umum, tanda vital, kejang berulang
IP Ex :
- Menjelaskan kepada orang tua bahwa kejang dapat
diakibatkan karena demam tinggi.
- Menjelaskan kepada orang tua tentang rencana tatalaksana
selanjutnya yaitu merujuk ke RSUD Blora
- Lapor kepada petugas kesehatan bila kejang berulang (pada
saat dirawat di RS).
- Bila anak panas segera kompres pada dahi, leher, ketiak,
dan lipat paha, serta memberi penurun panas bila panas
tinggi (t ≥ 38oC), sehingga dapat dicegah kemungkinan
terjadinya kejang.
- Setelah anak pulang, orang tua disarankan untuk
sedia termometer untuk mengetahui peningkatan suhu
badan akan karena panas yang dapat memicu terjadinya
kejang berulang.
15
2. Bronkopneumonia
Initial Dx : S : -
O :-
Rx : Rujuk IGD RSUD Blora
Mx : Keadaan umum, tanda vital, demam tinggi
Ex :
- Menjelaskan kepada orang tua bahwa pemeriksaan lebih lanjut
dan terapi dapat dilakukan di RS rujukan