TINJAUAN PUSTAKA
yang diperoleh dari pohon Hevea Brasilientis adalah bentuk alamiah dari 1,4-
polyisopren. Karet jenis ini memiliki ikatan ganda leih dari 98 % dalam
konfigurasi cis nya yang penting bagi kelenturan atau elastisitas polyisoprena.
lateks.
Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada
tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks
dan daun. Penyadapan lateks dapat dilakukan dengan mengiris sebagian dari kulit
batang. Penyadapan ini harus dilakukan secara hati-hati karena kesalahan dalam
(sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan
bahan baku industri karet. Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk,
yaitu dalam bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber) dan produk
turunannya seperti ban, komponen dan sebagainya. Hasil utama dari pohon karet
adalah lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat berupa lateks
tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber (Karet remah),
yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban,
bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang dan lainnya.
karet alam memiliki berbagai keunggulan dibanding karet sintetik, terutama dalam
hal elastisitas, daya redam getaran, sifat lekuk lentur (flex-cracking) dan umur
kelelahan (fatigue). Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya
merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi,
ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.
( Anonim, 2010 )
sit asap, crumb rubber, karet siap atau tyre rubber, dan karet reklim (Reclimed
Rubber). Tyre rubber merupakan barang setengah jadi dari karet alam sehingga
dapat langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang
yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. Tyre rubber memiliki
karet lain jika menggunakan Tyre Rubber sebagai bahan bakunya memiliki mutu
a. Lateks pekat diolah langsung dari lateks kebun melalui proses pemekatan
yang umumnya secara sentrifugasi sehingga kadar airnya turun dari sekitar
70% menjadi 40-45%. lateks pekat banyak dikonsumsi untuk bahan baku
sarung tangan, kondom, benang karet, balon, dan barang jadi lateks lainnya,
mutu lateks pekat dibedakan berdasarkan analisis kimia antara lain kadar
karet kering, kadar NaOH, Nitrogen, MST dan analisis kimia lainnya.
b. Karet sip asap atau dikenal dengan nama RSS (Ribbed Smoked Sheet) dan
dengan cara pengasapan untuk karet sip asap, dan dengan cara pengeringan
menggunakan udara panas untuk karet krep. Mutu karet konvensional dinilai
tidak mulur, dan tidak ada kotoran serta teksturnya makin kekar / kokoh.
menganalisis sifat – sifat fisika kimianya seperti kadar abu, kadar kotoran,
d. Karet siap atau Tyre Rubber yang lebih baik dibandingkan jika menggunakan
bahan baku karet konvensional. Selain itu jenis karet ini memiliki daya
campur yang baik sehingga mudah digabung dengan karet sintetis. Karet
reklim merupakan karet yang diolah kembali dari barang – barang karet
bekas, terutama ban – ban mobil bekas. Karet reklim biasanya digunakan
sebagai bahan campuran, karena mudah mengambil bentuk dalam acuan serta
cepat. Kelemahan dari karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan
gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet daur ulang. Oleh karena itu
karet reklim kurang baik digunakan untuk membuat ban ( Tim Penulis 2008 ).
cahaya, dengan berat jenis 0,91-093. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat
vulkanisasi, sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku
seperti ebonite. Temperatur penggunaan yang paling tinggi sekitar 990C, melunak
tersebut dapat larut dalam hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet
yang kenyal agar mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon. Karet berasal dari
getah karet atau lateks. Sifat sifat karet adalah sebagai berikut :
1. Kuat
alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari
Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain ban mobil, tetapi juga
segel karet, instlasi listrik, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa
karet, kabel, isolator, bahan-bahan pembungkus logam, aksesoris olah raga dan
Bahan pengisi sangat memegang peranan penting dalam industri ban dan
polimer, karena fungsi bahan pengisi untuk menurunkan biaya produksi dan
Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet antara lain :
10
kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya
untuk menekan harga karet yang dibuat karena bahan ini berharga murah,
karbon hitam, silika, aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini
bahan pengisi aktif dan tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai
2.3. Ban
Ban terdiri dari bahan karet atau polimer yang sangat kuat diperkuat
dengan serat-serat sintetik dan baja yang sangat kuat yang menghasilkan suatu
bahan yang mempunyai sifat-sifat unik seperti kekuatan tarik yang sangat kuat,
11
menggiling ban menjadi serbuk karet dilakukan dengan proses Ambien atau
cryogenic grinding. Ban adalah material komposit, biasanya dari karet alam/ karet
isoprena yang digunakan untuk ban truk dan ban mobil penumpang seperti pada
sabuk tapak, sidewall, carcassly, dan innerliner. Ada perbedaan jumlah karet
sitrena butadiena yang digunakan pada ban truk, dimana jumlah karet sitrena
karet alam, delapan jenis karbon hitam, tali baja, polyester, nilon, manik-manik
baja, slika dan 40 jenis bahan kimia, minyak dan pigmen. ( Exposure
bahwa di dalam seuah ban mempunyai bahan campuran dan material seperti yang
2 Nickel 9 Syterene-butadene
4 Phenol 11 Copper
5 Barium 12 Halogenated
7 Benzotthiazole 14 Latex
12
16 Manganase 23 Benzene
17 Polyester 24 Lead
19 Methyl 26 Mercury
21 Arsenic 28 Naphthalene
Pada ban dilakukan proses vulanisasi yaitu suatu teknik pembekuan sehingga ban
Julian,2005)
2. Iller peguat
3. Minyak
4. Antioksidan
5. Zincoksida
6. Akselerator
7. Sulfur
13
Serbuk karet atau yang sering disebut dengan “tire crumb” atau “crumb
rubber” adalah produk yang ramah lingkungan karena diperoleh dari ban bekas,
pemakaian kembali limbah produk karet tertentu, dapat menekan harga karet
sebagai salah satu komponen penting penentu harga produk jadi yang dihasilkan.
Aplikasi umum dari serbuk ban bekas adalah untuk; karpet karet, karet kompon,
keretakan dan menambah daya tahan pada jalan raya / jalan tol, lapangan olah
lapangan atletik serta tempat-tempat rekreasi, seperti penutup tanah pada peralatan
suatu jaringan tiga dimensi atau suatu produk ikatan silang dari karet alam dan
karet sintetis, diperkuat dengan karbon black yang menyerap minyak encer dari
semen aspal selama reaksi" yang dapat mengalami pengembangan (Swelling) dan
pelunakan (Softenning) dari serbuk ban bekas. Hal ini meningkatkan kekentalan
14
dalam ukuran tertentu yang digunakan untuk modifikasi bahan aspal paving atau
sebagai filler .
Sifat-sifat serbuk ban bekas yang dapat mempengaruhi interaksi dalam proses
kimia. Serbuk ban bekas diperoleh dari ban yang melalui beberapa proses yaitu:
• Ambient grinding, adalah suatu metode proses dimana ban bekas tersebut
terdapat pada ban dapat dihilangkan dengan magnet dan alat peniup .
luas permukaan yang relatif besar menghasilkan reaksi antara semen aspal
yang rata yang dapat mengurangi kecepatan reaksi dengan aspal semen.
15
2003).
Serbuk ban bekas diukur dalam mesh atau inci dan umumnya karet
ukurannya 3/8 inci atau lebih kecil . Ukuran serbuk dapat diklasifikasikan
ban bekas dan penggunaannya . Dari data penjualan pada industri serbuk ban
bekas ,pemakaiannya 14% untuk ukuran kasar ,52% untuk ukuran sedang ,22 %
Dari hasil penelitian dan literatur menyatakan bahwa 1/4-20 mesh adalah
baik digunakan untuk aplikasi dalam bidang olah raga ,keset kaki ,tanah berumput
,bahan untuk tempat bermain dan hasil campuran (molded). Untuk ukuran baik
(40-80 mesh) sangat berpotensial untuk menghasilkan komposit yang baik dengan
2.4. Vulkanisasi
Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet yang linier
mengalami reaksi sambung silang (croos linking ) sehingga menjadi molekul polimer
yang membentuk rangkaian tiga dimensi. Reaksi merubah karet yang bersifat plastis
(lembut) dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat. Vulkanisasi juga
16
Secara umum vulkanisasi dibagi menjadi tiga menjadi tiga sistem yaitu
sistem ini adalah berdasarkan jumlah kuratif (perbandingan antara sulfur dan
pencepat) yang digunakan. Ketiga tujuan pembedaan antara sistem efisien dan tidak
banyak partikel yang berinteraksi, semakin kuat pula material. Inilah yang membuat
ikatan antar partikel semakin kuat sehingga sifat fisik dan mekanik material
sepurna selama vulkanisasi harus berjalan lancar dan cepat tanpa ada gangguan.
(Bahar,2002). Waktu vulkanisasi yang lebih lama akan mempengaruhi mutu kompon
karet, sehingga kompon mudah mengalami scorching atau kompon menjadi mentah
(Alfa, 2005).
memperbesar volume karet, dapat memperbaiki sifat fisis barang karet dan
butiran dan kerataan penyebarannya. Jenis dan jumlah bahan pengisi terutama
17
kompon karet Carbon black adalah jenis bahan pengisi yang paling umum.
Carbon black ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah besar dengan
memperbaiki ketiga sifat penting vulkanisat yaitu tensile strength, tear resistance
proses yang dibantunya bahan itu ada yang berfungsi sebagai bahan pokok, yaitu :
primer. Proses vulkanisasi merubah struktur linier polimer menjadi jaringan tiga
dengan gugus aktif molekul karet sehingga terbentuk jaringan tiga dimensi. Pada
proses vulkanisasi karet alam, vulkanisator bereaksi dengan gugus aktif molekul
18
sobek (Alfa,2005)
industri hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara
tak langsung juga menambah biaya, bahan pencepat reaksi digunakan untuk
Fungsi bahan pengiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi.
Jadi, meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam
proses pengolahan karet. Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan
19
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh
oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan
terhadap pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu
Untuk melindungi barang dari karet terhadap oksidasi, maka hamper selalu
golongan:
a. Yang menyebabkan perubahan warna dari barang karet. Ini hanya dapat dipakai
b. Yang tidak menyebabkan perubahan warna dan dapat dipakai untuk barang
diamina seperti Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88. Jenis wax atau lilin bisa
bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan
pengisi yang
20
yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati, minyak
lantai. Sol biasanya tercetak terpisah atau mempunyai rancangan yang dibuat oleh
sebuah calendar.
Sol sepatu merupakan salah satu faktor penentu kualitas sepatu. Sol sepatu boots
dibuat dari kompon keras (hard sol). Umumnya, sepatu boots dibuat dengan
warna dasar hitam. Karena itu pembuatan sol sepatu boots digunakan bahan yang
sifatnya keras seperti karet RSS, dan bahan pengisi dari hitam arang. Penggunaan
sol karet di Indonesia ini sangat besar, dari data hasil survei potensi industry alas
kaki, diperkirakan 50% dari konsumsi sol di Indonesia adalah sol karet. Syarat
utama yang harus dimiliki oleh sol adalah ketahanan, kelenturan, kekerasan, daya
dengan beberapa bahan kimia (ZnO, St acid, chemisil, paraffinic oil, TiO2, SP,
21
mekanik vulkanisat karet dari kompon sol sepatu yang sudah jadi. Hasil pengujian
sifat mekanik sol sepatu dapat diketahui dengan menyesuaikan hasil pengujian
terhadap hasil yang baku. Formula sol sepatu sangat bervariasi, tergantung pada
ZnO 5
Asam Lemak 2
Atikosidan 1
Carbon Black 60
Pencepat ( MBT ) 1
Pelunak 1
Rubber (SIR). SIR adalah Karet bongkah (karet remah) yang telah dikeringkan
dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet
alam SIR-20 berasal dari koagulum (lateks yang sudah digumpalkan) atau hasil
22
- Peremahan
- Pengeringan
- Pengempaan bandela
- Pengemasan
Perbedaan SIR 5, SIR 10, dan SIR 20 adalah pada standar spesifikasi mutu kadar
kotoran, kadar abu dan kadar zat menguap yang sesuai dengan Standar Indonesia
Rubber. Langkah proses pengolahan karet alam SIR 20 bahan baku koagulum
(lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa). Disortasi dan dilakukan pembersihan
Kg), pengemasan dan karet alam SIR-20 siap untuk diekspor. Berikut Tabel
23
4 PRI minimum 50
5 Plastisitas-Po minimum 30
berdasarkan ciri-ciri teknis. Yang menjadi dasar spesifikasi teknis adalah kadar
beberapa zat dan unsur-unsur tertentu yang terdapat pada karet yang berpengaruh
terhadap sifat-sifat akhir produk yang dibuat dari karet. Unsur-unsur penentuan
retak dan kebutuhan dari barang-barang dari karet. Kadar kotoran ditentukan dari
jumlah kotoran yang tertampung diatas saringan 325 mesh ( ukuran celah 44
mikron ) dan berasal dari sejumlah tertentu sampel karet yang dilarutkan dalam
24
suhu 2500C.
baik barang jadi ( vulkanisasi ) terutama mengenai ketahanan retak lentur ( fleksi
crakcing ) dan keausannya. Kotoran adalah benda asing yang tidak larut dan tidak
dapat melalui saringan 325 mesh. Adanya kotoran didalam karet yang relafrf
tinggi dapat mengurangi sifat dinamika yangunggul darl vulkanisat karet alam
antara lain kalor timbul dan ketahanan retak lenturnya. Kotoran tersebut juga
Potongan uji untuk penetapan kadar kotoran perlu ditipiskan lagi untuk
didalam pelarut yang mempunyai titik didih tinggi, disertai penambahan suatu zat
setelah didinginkan. Hasil pelaksanaan pengujian yang baik, dapat dilihat dari
Perhitungan :
A− B
Kadar Kotoran = x 100%
C
25
karet setelah dipijarkan selama 2 jam pada suhu 5500C. Penetapan syarat uji kadar
abu dimaksudkan untuk menjamin agar karet mentah tidak terlalu banyak
mengandung bahan kimia seperti natrium bisulfit, natrium karbonat, tawas dan
yang lain yang bisa digunakan dalam proses pengolahan. Kadar abu dipengaruhi
oleh faktor kontaminasi bahan-bahan asing dan jenis bahan pembeku yang
digunakan.
Kadar abu yang tinggi jarang skali terjadi kecuali apabila kedalam lateks
yang halus ini biasanya lolos dalam saringan 325 mesh sehingga tidak bisa
diamati sebagai kadar kotoran tetapi muncul sebagai kadar abu yang tinggi.
Kotoran halus yang berupa pasir atau tanah liat merusak sifat vulkanisasi
karetnya. Penggunaan asam mineral seperti asam sulfat dan asam fosfat atau
garam kalsium untuk membekukan lateks akan mengakibatkan kadar abu yang
tinggi pada karet keringnya. Abu didalam karet terjadi dari Oksida, Karbonat dan
Fosfat dari Kalium, Magnesium, Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain dalam
jumlah yang berbeda - beda. Abu dapat pula mengandung silicat yang berasal dari
karet atau benda asing yang jumlah kandungannya bergantung pada pengolahan
Abu dari karet memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah bahan mineral
didalam karet. Bahan mineral didalam karet yang meninggalkan abu dapat
mengurangi sifat dinamika yang unggul seperti kalor timbul ( heat build- up) dan
ketahanan retak Ientur (flex cracking resistance) dari vulkanisat karet slam
26
karet setelah dipijarkan selama 2 jam pada suhu 5500C. Penetapan syarat uji kadar
abu dimaksudkan untuk menjamin agar karet mentah tidak terlalu banyak
mengandung bahan kimia seperti natrium bisulfit, natrium karbonat, tawas dan
Perhitungan :
A− B
Kadar Abu = x 100%
C
B = bobot kosong
Penentuan kadar zat menguap adalah kadar air dalam karet mentah.
dikeringkan secara sempurna. Kadar zat yang menguap dipengaruhi oleh : kondisi
pengeringan, bentuk dan ukuran bokar serta asal bokar. Jumlah kadar zat
menguap didalam karet menyatakan ukuran tingkat pengeringan, oleh karena itu
tergantung kepada kondisi dimana karet tersebut dikeringkan. Biasanya karet yang
kurang kering akan menghasilkan zat menguap yang tinggi, tetapi terlalu kering
juga mempengaruhi sifat fisik karet, maka untuk suhu pengeringannya harus
disesuaikan dengan jenis bokar yang diolah, umumnya dikeringkan pada suhu
1000C – 1050C dimaksudkan untuk menjamin bahwa karet yang disajikan cukup
kering.
27
dan nitrogen. Pada akhirnya hasil spesifikasi teknis disimpulkan dalam suatu
laboratorium pabrik. Semua sarana penentuan ini dimaksudkan agar SIR dapat
bersaing dengan produk karet bongkah yang berasal dari negara produsen karet
Zat menguap didalam karat sebagian besar terdiri dari uap air dan sisanya
adalah zat - zat lain seperti serum yang mudah menguap pada suhu 100 ° C. Kadar
zat menguap adalah bobot yang hilang dari potongan uji setelah pengeringan.
Adanya zat yang mudah menguap didalam karat, selain dapat menyebabkan bau
kompon tersebut terutama untuk pencampuran karbon black pada suhu rendah.
Potongan uji untuk menetapkan kadar zat menguap ditimbang lalu ditipiskan dan
Perhitungan :
A− B
Kadar zat menguap = x 100%
C
28
sebelumnya.
- Bahan baku yang telah mengalami degradasi akibat perlakuan yang tidak
Nilai Po rendah juga bisa disebabkan oleh pengeringan pada suhu terlalu tinggi
( lebih dari 1300C ) dalam waktu yang lama dan pengeringan ulang karet yang
disertai peningkatan nilai viskositas atau Po, serta penurunan PRI. Nilai Po crumb
rubber juga dipengaruhi oleh karakter bahan baku yaitu lateks kebun. Lateks
kebun dari klon yang berbeda memiliki nilai Po atau viskositas yang berbeda.
untuk mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksida pada suhu tinggi.
Plastisitas retensi indeks dapat ditentukan dengan Wallace Plastimer. Dengan alat
29
30 menit ).
tawas, pupuk atau asam sulfat dapat mengakibatkan karet tidak tahan proses
pengusangan karena panas dan cahaya. Koagulum yang diperoleh dari lateks
encer ( KKK rendah ) cenderung menghasilkan crum rubber dengan PRI rendah,
karena lateks encer menyebabkan semakin banyak bahan anti oksidan alami
MKKK, dosis amonia, lama predrying, jenis koagulan, garam oksida logam dan
Penjemuran dibawah sinar matahari selama 6 jam bagi lum yang masih
basah tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai PRI crumb rubber yang dihasilkan.
Tapi lum yang telah kering, penjemuran dapat mengakibatkan nilai PRI menurun
hingga hampir separunya. Semakin encer lateks kebun sebagai bahan olah maka
mengakibatkan nilai Po semakin tinggi, namun PRI crumb rubber yang diperoleh
semakin rendah. Perbaikan PRI dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia
yang bersifat mencegah oksidasi selama proses pengeringan. Selain itu upaya
perbaikan PRI dapat dilakukan melalui pencampuran dengan bahan olah bermutu
baik. Beberapa jenis bahan olah memiliki nilai PRI yang cukup tinggi sehingga
30
sederhana dan cepat untuk mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh
oksidasi pada suhu tinggi. Pengujian ini meiiputi pengujian plastisitas Wallace
dari potongan uji sebelum dan sesudah pengusangan didalam oven dengan suhu
140 ° C.
memberikanperbedaan yang nyata dari berbagai jenis karet mentah. Nilai PRI
yang tinggi menunjukkan ketahanan yang tinggi terhadap degradasi oleh oksidasi.
Perhitungan :
Pa( P30)
Plasticity retention indeks = x 100
Po
31
Vulkanisat karet tersebut diuji sifat Mekaniknya, yang meliputi: Tegangan putus,
Bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan retak lentur. Vulkanisat yang dihasilkan
dibandingkan dengan spesifikasi sol karet sepatu olah raga (SNI 06-1844-1990
Ed. 1.2)
Tabel 2.4.Spesifikasi sol karet sepatu olah raga (SNI 06-1844-1990 Ed. 1.2)
Tegangan putus adalah tenaga yang dibutuhkan untuk menarik contoh uji
pengujian mekanika karet yang terpenting dan yang paling sering dilakukan.
dayung ditarik pada kecepatan tetap dengan menggunakan alat Tensile. Selama
32
satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu material. Kekerasan suatu
Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material
tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak
bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke
33
tertentu.
pengoyakan setelah dipotong menurut cara tertentu. Uji ini penting untuk
beberapa produk, misalnya untuk tapak, pipa, sarung kabel, kaus kaki dan lain-
lain. Indikasi yang paling berat dari ketahanan terhadap sobekan didapatkan oleh
torehan pada bagian karet dan sobekan oleh tangan. Ketahanan sobek bergantung
pada lebar dan ketebalan dari potongan uji dan hasil uji menunjukkan beban yang
umum untuk menyobek sebuah specimen dengan lebar dan tebal yang standar.
Bobot jenis adalah konstanta/tetapan bahan yan bergantung pada suhu untuk
padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari
massa (m) suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis adalah suatu
karakteristik bahan yang penting yang digunakan untuk pengujian identitas dan
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding
dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25o C). Rapat jenis (specific
gravity) adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu
(biasanya dinyatakan sebagai 25o /25o, 25o/4o, 4o,4o). Untuk bidang farmasi
biasanya 25o/25008). Nilai bobot jenis merupakan nilai penentu untuk ukuran
34
mengetahui ketahanan kikis dari vulkanisat karet yang di gesekkan pada sebuah
kikis (Basseri 2005). Nilai ketahanan kikis merupakan sifat penting yang ahrus
dimiliki oleh produk karet, jika ketahanan kikis rendah maka produk yang
kecil nilai ketahanan kikis kompon karet menunjukkan bahwa kompon karet
semakin elastis.
menentukan seberapa kuat sol sepatu terhadap daya pengikisan. Berat jenis sangat
retak dari vulkanisat apabila diberi gaya lenturan. Pada penelitian ini pengujian
ketahanan retak lentur dilakukan pada 150 kcs (kilo cycyles) yang berarti
35