Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MAKALAH
“ GANGGUAN KESEHATAN MENTAL ”

DISUSUN OLEH :

FISKA ARIESTA
15 15 1229

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH


KABUPATEN MUNA
2017/2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Devenisi Kesehatan Mental ..................................................................... 3
2.2 Penyebab Gangguan Kesehatan Mental ................................................ 4
2.3 Bentuk-bentuk Gangguan Kesehatan Mental ....................................... 4
2.4 Pencegahan dan Penanggulangan Gannguan Kesehatan Mental ....... 6
2.5 Upaya dan Bentuk Kebijakan Pemerintah ............................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12
3.2 Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Penyakit Sosial Masyarakat dengan membahas “
Gangguan Kesehatan Mental ”.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca
dapat memakluminya. Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik, dan saran sangat saya
harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Raha, Mei 2017

Penyusun
Fiska Ariesta
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan fisik maupun kesehatan mental sama –sama penting diperhatikan.
Tiadanya perhatian yang serius pada pemeliharaan kesehatan mental dimasyarakat ini
menjadikan hambatan tersendiri bagi kesehatan secara keseluruhan. Hanya saja karena
faktor keadaan, dalam banyak hal kesehatan secara fisik lebih di kedepankan dibandingkan
kesehatan mental. Mengingat pentingnya persoalan kesehatan mental ini, banyak bidang
ilmu khusus yang mempelajari persoalan perilaku manusia, berbagai bidang ilmu yang
memberi porsi tersendiri bagi studi kesehatan mental diantaranya dunia kedokteran,
pendidikan, psikologi, studi agama dan kesejahteraan sosial.
Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal, yang termasuk faktor internal antara lain kepribadian kondidsi fisik,
perkembangan dan kematangan kondisi psikologi, keberagaman, sikap, menghadapi
problem hidup. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: keadaan ekonomi,
budaya, dan kondisi lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupaun
lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai
kesehatan mental dan segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan mental.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang di maksud dengan kesehatan mental ?
2. Apa saja penyebab dari gangguan kesehatan mental ?
3. Apa saja bentuk-bentuk gangguan kesehatan mental ?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan seseorang yang memiliki gangguan
kesehatan mental ?
5. Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan pemerintah dalam penanganan gangguan kesehatan
mental ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan masalah–masalah kesehatan mental
yang ada di masyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Mahasiswa mengetahui pengertian kesehatan mental.
- Mahasiswa mengetahui penyebab dari gangguan kesehatan mental.
- Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk ganguan keeshatan mental.
- Mahasiswa mengetahui pencegahan dan penanggulangan gangguan kesehatan
mental.
- Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk kebijakan pemerintah dalam penanganan
gangguan kesehatan mental.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :

1. BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan
dan sistematika penulisan.
2. BAB II : Tinjauan teoristis terdiri dari pengertian kesehatan mental ,penyebab dari
gangguan kesehatan mental, bentuk-bentuk gangguan kesehatan mental, pencegahan
dan penanggulangan gangguan kesehatan mental, serta kebijakan pemerintah dalam
penanganan gangguan kesehatan mental .
3. BAB III : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devenisi Kesehatan Mental


Secara etimologis kata “mental” berasal dari kata lain yaitu ”mens” atau “mentis”
artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Didalam bahasa yunani kesehatan terkandung dalam
kata hygiene yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari
hygine (ilmu kesehatan mental).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah
orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan diri sanggup
menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan yang biasa adanya keserasian fungsi jiwa,
dan merasa bahwa dirinya berharga ,berguna dan berbahagia serta dapat menggunakan
potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin.
Kesehatan mental merupakan kondisi kejiwaan manusia yang harmonis. Seseorang
memiliki jiwa yang sehat apabila perasaan, pikiran, maupun fisiknya juga sehat. Jiwa mental
yang sehat keselarasan kondisi fisik dan psikis seseorang akan terjaga. Ia tidak akan
mengalami kegoncanagn, kekacauan jiwa (stres), frustasi, atau penyakit kejiwanaan lainya.
Dengan kata lain orang yang memiliki kecerdasan baik secara intelektul, emosional maupun
spiritual pada umumnya adalah pribadi yang normal dan memiliki mental yang sehat. Orang
yang metalnya sehat adalah mereka yang memiliki ketenanagn batin dan kesegaran jasmani.
Kesehatan mental pada manusia itu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri seorang seperti, sifat,
bakat, keturunan dan sebagainya. Contohnya sifat yaitu, seperti sifat jahat, baik, pemarah,
dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yaitu bakat melukis,
bermain, music, menciptakan lagiu, acting dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti,
keturunan emosi, intelektualitas, potensi diri dan sebagainya. Factor eksternal merupakan
factor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang.
Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan manusia adalah keluarga, seperti orang tua,
anak, istri, kakak, adik, kakek dan nenek. Factor luar yang berpengaruh yaitu seperti hokum,
politik, social budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat dan
sebagainya. Factor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang namun factor
eksternal yang buruk tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental yang tidak sehat.
Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa
menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.

2.2 Penyebab Gangguan Kesehatan Mental


Mental sehat manusia dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Keduanya saling
mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan
gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
a. Factor Internal
Factor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat,
bakat, keturunan, dan sebagainya. Contoh sifat yaitu sifat jahat, baik, pemarah, dengki,
iri, pemalu, pemberani dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis,
menciptakan lagu, bermainmusik, acting, dan lain-lain, sedangkan aspek keturunan
seperti turunan emosi, intelekualitas, potensi diri dan sebagainya.
b. Factor Eksternal
Factor eksternal merupakan factor yang berada di luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan
manusia adalah keluarga, seperti orang tua, anak, istri, suami, adik, kaka, kakek, nenek
dan masih banyak lagi yang lainnya. Factor luar yang lain yang berpengaruh yaitu seperti
hokum, politik, social budaya, agagma, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat
dan sebagainya. Factor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun
factor eksternal yang buruk/tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental yang tidak
sehat.

2.3 Bentuk - bentuk Gannguan Kesehatan Mental


Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga jenis kondisi di
antaranya yang paling umum terjadi.
a. Stres
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik
secara emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas,
dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi,
dan pada kasus tertentu, memicu depresi. Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi
penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik
mereka.
Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:
- Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
- Enggan makan atau makan secara berlebihan.
- Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.
- Merokok.
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.
Berikut ini masalah fisik yang dapat timbul akibat stres:
- Gangguan tidur
- Lelah
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Nyeri dada
- Nyeri atau tegang pada otot
- Penurunan gairah seksual
- Obesitas
- Hipertensi
- Diabetes
- Gangguan jantung
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres, sebagian di
antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan.
Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan
mencari solusinya.

b. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika penderitanya mengalami
rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk
terhadap kehidupan sehari-hari mereka.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian
tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja.
Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap
situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari
waktu ke waktu.
Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang
mungkin bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa
percaya diri, menjadi lekas marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.
Sementara itu gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan kecemasan adalah:
- Sulit tidur
- Badan gemetar
- Mengeluarkan keringat secara berlebihan
- Otot menjadi tegang
- Jantung berdebar
- Sesak napas
- Lelah
- Sakit perut atau kepala
- Pusing
- Mulut terasa kering
- Kesemutan
Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, namun beberapa
faktor diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Salah satu faktor pemicu
gangguan kecemasan adalah trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di
lingkungan luar atau pun keluarga.
Faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan dari orang
tua, dan ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di dalam otak yang
berfungsi mengendalikan suasana hati.

c. Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-
menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung
selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-
minggu atau berbulan-bulan.
Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan
masalah fisik, mengubah cara berpikir serta mengubah cara berperilaku si Penderita.
Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan
pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.
Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami depresi:
- Kehilangan ketertarikan atau motivasi untuk melakukan sesuatu.
- Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus menangis.
- Merasa sangat bersalah dan khawatir berlebihan.
- Tidak dapat menikmati hidup karena kehilangan rasa percaya diri.
- Sulit membuat keputusan.
- Acuh terhadap orang lain.
- Mudah tersinggung.
- Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

2.4 Pencegahan Dan Penanggulangan


Agar terhindar dari gangguan mental, sudah tentu Anda harus melakukan tindakan
pecegahan, salah satunya dengan menjaga kesehatan mental. Bagaimana caranya:

1. Mengatur pola makan.

Gangguan mental bisa jadi muncul karena adanya gangguan pada otak. Otak
membutuhkan berbagai jenis nutrisi seperti asam amino, cairan, dan asam lemak.
Cukupilah kebutuhan nutrisi agar kesehatan mental tetap terjaga. (baca juga: cara cepat
gemuk dan sehat)

2. Bersosialisasi dengan lingkungan.

Salah satu penyebab gangguan mental adalah kurangnya sosialisasi dengan


lingkungan sekitar. Bersosialisasilah dengan lingkungan agar perasaan menjadi lebih
bahagia dan otak akan menjaga perspektif positif terhadap kehidupan.

3. Istirahat cukup.

Istirahatlah dengan cukup, caranya dengan tidur selama 6 sampai 8 jam per hari.
Tidur akan membantu regenerasi sel otak sehingga terhindar dari berbagai gangguan.
(baca juga: posisi tidur yang baik)

4. Hindari stres.

Stres merupakan penyebab utama gangguan mental. Untuk menjaga kesehatan


mental, lakukanlah manajemen kerja dengan baik dan lakukan relaksasi secara berkala.
(baca juga: makanan untuk menghilangkan stres)
5. Lakukan hal-hal positif.

Bila perlu, lakukanlah kegiatan yang bersifat menantang untuk menyegarkan


pikiran Anda. Banyaklah membaca atau melakukan kegiatan yang dapat menambah
wawasan agar otak lebih terasah secara berkala. Jika Anda menemukan masalah,
bicaralah dengan orang-orang terdekat, seperti saudara atau sahabat dekat.

Pilihan pengobatan umum atau formal untuk anak-anak yang memiliki kondisi
kesehatan mental meliputi:

a. Psikoterapi
Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dengan terapis yang
menyertakan prinsi-prinsip psikologis untuk melakukan perubahan pada periklaku,
pikiran dan persaan klien, dengan tujuan untuk membantu klien mengatasi perilaku
abnormal, memecahkan masalah dalam kehidupan, atau berkembang sebagai individu.
Ciri-ciri dari psikoterapi :
1. Interaksi yang sistematis.
Proses psikoterapi melibatkan interaksi sistematis antara klien dan terapis.sistematis
artinya terapis mengarahkan interaksi ini dengan rencana dan tujuan yang merefleksikan
sudut pandang teoritis mereka.
2. Prinsip psikologis.
Dalam terapinya psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip, penelitian dan teori
psikologis.
3. Perilaku, pemikiran dan persaan
Psikoterapi dapat diarahkan pada domain perilaku, kognitif dan emosional untuk
membantu klien mengatasi masalah psikologis dan mengarah pada kehidupan yang lebih
memuaskan.
4. Perilaku abnormal, pemecahan masalah, dan pertumbuhan pribadi.
Setidaknya terdapat tiga kelompok orang yang dibantu oleh psikoterapi. Pertama
adalah orang-orang dengan masalah perilaku abnormal seperti gangguan mood, gangguan
kecemasan, atau skizofrenia.kedua, adalah orang-orang yang mencari bantuan unytuk
masalah pribadi yang tidak dianggap sebagai abnormal,seperti rasa malu social atau
kebingunagan dalam memilih karir.ketiga, adalah orang-orang yang mencari pertumbuhan
pribadi. Bagi mereka, psikoterapi bararti self-discovery yang dapat membantu mereka
mencapai potensi-potensi mereka, contohnya orang tua, artis kreatif, pemain film atau atlit.
Psikoterpi juga memiliki ciri-ciri lain salah satunya psikoterpi melibatkan interaksi
verbal. Psikoterpi adalah terapi bicara, bentuk pertukaran antara klien dan terapis yang
melibatkan pembicaraan atau percakapan. Ciri umum lainnya adalah menanamkan pada
klien harapan dan kemajuan. pada umumnya klien memasuki terapi dengan harapan untuk
menerima bantuan dan mengatasi masalah.
b. Terapi Psikodinamika
Sigmund freud merupakan rumus teori pertama yang mengembangkan model
psikologis – model psikodinamika dari perilaku abnormal.terapi psikodinamika membantu
individu untuk memperoleh insight mengenai dan mengatasi konflik bawah sadar yang
dipercaya merupakan akar dari perilaku abnormal. Psikodinamika, terpi yang membantu
individu untuk memperoleh insting tentang konflik dan menyelesaikan konflik yang tidak
disadari.
Psikodinamika modern dilakukan dalam bentuk interaksi lebih langsung yang
berhadapan dibandingkan psikoanalisis rasional freud. Pendekatan psikodinamika modern
umumnya lebih singkat dan berfokus pada exsplorasi langsung dari segi pertahanan diri dan
hubungan ference .

c. Terapi Perilaku
Merupakan aplikasi sistematis dari prinsip-prinsip belajar untuk menangani gangguan
psikologis. Karena terfokusnya pada perubahan perilaku bukan perubahan kepribadian
atau menggali masal lalu secara mendalam tetapi perilaku relative singkat, berlangsung
umumnya dari beberapa minggu sampai beberapa bulan. Terapis Perilaku, seperti terapis
lainnya, mencoba mengembangkan hubungan terapeutik yang hanya dengan klien. Tetapi
mereka percaya bahwa kemampuan khusus kemampuan terapi perilaku berasal dari
teknik-teknik yang berbasis pembelajaran bukan dari hubungan terapeutik.
d. Terapi Humanistik
Terapi Psikodinamika cenderung berfokus pada proses-proses bawah sadar seperti
konflik internal. Teraapi Humanistik berfokus pada pengalaman klien yang subjektif dan
disadari. Seperti terapis perilaku. Terapis humanistic juga lebih berfokus pada apa yang
dialami klien saat ini, disini dan sekarang dari pada masa lalu. Keduanya mengasumsikan
bahwa masa lalu mempengaruhi perilaku dan perasaan pada masa kini mencoba untuk
memperluas self-insight klien. Bentuk terapi ini adalah terapi terpusat pada individu juga
terpusat pada klien.

2.5 Bentuk Kebijakan Pemerintah


Dalam UU yang berlaku di NKRI, UU no.3 1966 disebutkan usaha-usaha kesehatan
jiwa yang dilakukan pemerintah (dengan mengikutsertakan masyarakat) adalah pemeliharaan
kesehatan jiwa, perawatan dan pengobatan pendertia, serta pengembalian penderita yang telah
selesai perawatan kepada masyarakat. Usaha-usaha tersebut lebih berpusat kepada pemerintah
dalam hal ini menteri kesehatan. Satu ayat yang menyebut mengenai peran masyarakat adalah
dalam hal rehabilitasi. Masyarakat diharapkan membantu proses kembalinya penderita yang
telah selesai perawatan. Pemerintah diminta undang-undang untuk menginisasi dan
membimbing masyarakat dalam usaha melakukan hal tersebut.

Program Kesehatan Metal


Dalam UU no.3 1966 tersebut jelas bahwa pemerintah melalui menteri kesehatan dan
juga departemen kesehatan diamanahi untuk menjaga kesehatan mental rakyat, melakukan
pengobatan dan perawatan, serta membantu pengembalian penderita. Sebenarnya undang-
undang tersebut mengharapkan juga adanya usaha-usaha kesehatan mental yang lainnnya
sebagaimana tersirat dalam pasal 3 poin e dan pasal 11 ayat 2. Namun, sepanjang penelusuran
penulis, program yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan sebagai pengemban amanat
UU ini hanya berpusat pada usaha perawatan dan pengembalian kepada masyarakat. Usaha
pengembalian kepada masyarakatpun masih dirasa kurang maksimal karena belum
melaksanakan harapan undang-undang untuk menginisiasi masyarakat dalam mengadakan
program-program pengembalian para pendertia yang telah selesai perawatan.
Usaha kuratif tersebut masih terbatas dengan menyediakan pusat-pusat perawatan para
penderita penyakit jiwa, misal RS Soerojo. Walaupun demikian, harus diakui untuk beberapa
pusat perawatan sakit jiwa yang ada fasilitas yang ada sudah cukup maksimal dari sisi terapi,
perawatan kesehatan, maupun sisi kesejahteraan penderita.
Namun, agaknya belum ada usaha-usaha preventif dan insiasi masyarakat yang
dilakukan Departemen Kesehatan (Depkes). Saat penulis berusaha mencari di laman
Departemen Kesehatan mengenai mental atau kesehatan mental yang muncul justru berita-
berita mengenai tingginya angka bunuh diri remaja, perlunya penanganan masalah kesehatan
mental dari berbagai dimensi, dan meningkatnya angka gangguan jiwa di Indonesia.
Kurangnya perhatian Depkes mengenai masalah kesehatan mental ini terlihat dari kurangnya
pengetahuan tenaga kesehatan puskesmas mengenai hal ihwal kesehatan mental, bahkan di
daerah pusat intelektual seperti DIY.
Usaha preventif kesehatan mental justru banyak dilakukan lembaga swadaya
masyarakat, misal organisasi profesi. Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia melakukan
survey Kesehatan Mental Rumah Tangga. Ini merupakan sebuah langkah baik untuk
melakukan pemetaan dan pendataan mengenai kesehatan mental masyarakat. Program-
program lain yang dilakukan swadaya masyarakat adalah program kuratif, misal program
layanan konsultasi psikologis yang dilakukan oleh UKP Fakultas Psikologi dan trauma
healing pasca gempa DIY yang dilakukan oleh Crisis and Recovery Centre Fakultas
Psikologi. Lembaga yang disebut terakhir juga pernah melakukan usaha penjagaan psikologis
terhadap pengungsi ancaman bencana Merapi yang terjadi beberapa saat sebelum bencana
Gempa Jogja-Jateng.
Beberapa lembaga internasional semisal WHO dan IASC (Inter Agency Standing
Committee) telah melakukan berbagai usaha promosi kesehatan mental kepada para
profesional dan relawan dengan menerbitkan bahan-bahan bacaan mengenai kesehatan
mental. Sedangkan urusan pengungsian PBB, UNRWA juga melakukan program bantuan
kesehatan mental di daerah-daerah konflik.
Dalam panduan WHO mengenai promosi kesehatan mental disebutkan, di negara
berkembang, program yang dapat dilakukan di antaranya adalah advokasi, pemberdayaan, dan
suport sosial. Advokasi misalnya melakukan advokasi pemberantasan obat terlarang, atau
advokasi meningkatkan aspek spiritual. Pemberdayaan meliputi pemberdayaan ekonomi
masyarakat, pemberdayaan perempuan, pecegahan kekerasan di masyarakat, serta
pembagunan yang berkeadilan. Dukugan sosial (social support) berupa bantuan kesehatan
mental kepada ibu; pendidikan pengasuhan yang benar kepada para ibu; pendidikan life-skill
dan promosi kesehatan mental kepada remaja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang sehat mentalnya
adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan
diri sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan yang biasa adanya
keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga ,berguna dan berbahagia
serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin.
Faktor penyebabnya antara lain berupa factor internal dan factor eksternal.
Bentuk-bentuk gannguan kesehatan mental yang umum terjadi ntara lain
stess,gannguan kecemasan dan depresi.
Agar terhindar dari gangguan mental, sudah tentu kita harus melakukan tindakan
pecegahan, salah satunya dengan menjaga kesehatan mental.
3.2 Saran
Kepada pembaca semoga makalah ini dapat menjadi suatu informasi dan
pembelajaran buat kita semua, sehingga kita bisa terhndar dari berbagai gannguan
kesehatan mental, dan kita perlu menjaga mental kita agar tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA

http://gannguankesehatamental.com.Diakses pada tanggal 17 Mei 2017.


http://info.gannguanjiwa.com.Diakses pada tanggal 17 Mei 2017.
http://info.mentalyangsehat.com.Diakses pada tanggal 17 Mei 2017.
http://info.pemerintahterhadapkesehatanmental.com.Diakses pada tanggal 17 Mei 2017.

Anda mungkin juga menyukai