Dapat
juga terjadi gangguan body image akibat dari edema, gangguan integument, dan terpasangnya alat – alat
invasive (seperti infuse, kateter). Terjadinya perubahan gaya hidup, perubahan peran dan tanggung jawab
keluarga, dan perubahan status financial (Lewis, Heikemper, dan Dirksen, 2000).
c. Pengkajian Umum
1. Aktivitas dan istirahat : Kelemahan, kelelahan, terlalu lelah, letargi, penurunan massa otot/tonus
2. Sirkulasi : Riwayat gagal jantung koroner kronis, perikarditis, penyakit jantung, reumatik, kanker
(malfungsi hati menimbulkan gagal hati), distrimia, bunyi jantung ekstra (S3,S4).
3. Eliminasi : Flatus, distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali, asites), penurunan atau tidak
ada bising usus, feces warna tanah liat, melena, urin gelap, pekat.
4. Nutrisi : Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/tidak dapat menerima, mual, muntah,
penurunan berat badan atau peningkatan cairan penggunaan jaringan, edema umum pada
jaringan, kulit kering, turgor buruk, ikterik, angioma spider, nafas berbau/fetor hepatikus,
perdarahan gusi.
5. Neurosensori : orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian, penurunan mental,
perubahan mental, bingung halusinasi, bicara lambat/tidak jelas.
6. Nyeri : Nyeri tekan abdomen/nyeri kuadran atas, pruritus, neuritis perifer, perilaku berhati –
hati/distraksi, fokus pada diri sendiri.
7. Respirasi : Dipnea takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan, ekspansi paru terbatas
(asites), hipoksia.
8. Keamanan : Pruritus, demam (lebih umum pada sirosis alkoholik), ikterik, ekimosis, petekia,
angioma spider/teleangiektasis, eritema palmar.
9. Seksualitas :Gangguan menstruasi/impoten, atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada,
bawah lengan, pubis).
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran dan keadaan umum pasien
Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar – tidak sadar (composmentis – coma) untuk
mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien, kekacuan fungsi dari hepar salah satunya
membawa dampak yang tidak langsung terhadap penurunan kesadaran, salah satunya dengan
adanya anemia menyebabkan pasokan O2 ke jaringan kurang termasuk pada otak.
2. Tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik kepala – kaki
TD, nadi, respirasi, temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien/kondisi
pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dan lebih focus pada pemeriksaan
organ seperti hati, abdomen, limpa dengan menggunakan prinsip – prinsip inspeksi, auskultasi,
palpasi, perkusi. Disamping itu juga penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan dan LLA
untuk mengetahui adanya penambahan BB karena retraksi cairan dalam tubuh di samping juga
untuk menentukan tingkat gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat di hitung kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan.
3. Hati
Perkiraan besar hati, bila di temukan hati membesar tanda awal adanya sirosis hepatis, tapi bila
hati mengecil prognosis kurang baik, konsistensi biasanya kenyal / firm, pinggir hati tumpul dan
ada nyeri tekan pada perabaan hati. Sedangkan pada pasien Tn.MS di temukan adanya
pembesaran walaupun minimal (USG hepar), dan menunjukkan sirosis hati dengan hipertensi
portal.
4. Limpa
Ada pembesaran limpa, dapat diukur dengan 2 cara : Schuffner, hati membesar ke medial dan ke
bawah menuju umbilicus (S-I-IV) dan dari umbilicus ke SIAS kanan (S-V-VIII), kedua hacket,
bila limpa membesar ke arah bawah saja.
5. Pada abdomen dan ekstra abdomen
Dapat diperhatikan adanya vena kolateral dan acites, manifestasi diluar perut : perhatikan adanya
spinder nevi pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput medussae dan tubuh
bagian bawah, perlunya diperhatikan adanya eritema palmaris, ginekomastia dan atropi testis
pada pria, bisa juga ditemukan hemoroid.
Rencana Keperawatan