1.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi struktur ini adalah untuk mengetahui
apa saja yang dapat digunakan dalam memecahkan beberapa masalah yang
berhubungan dengan strike dan dip.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakan pratikum ini yaitu :
1. praktikan dapat memahami definisi ketebalan dan kedalaman.
2. praktikan dapat memahami prinsip pengukuran ketebalan secara langsung dan
tidak langsung, serta pengukuran kedalaman secara tidak langsung.
3. Praktikan dapat memahami pengukuran ketebalan dan kedalaman secara grafis
maupun secara matematis.
2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu :
1. Problem Set ( kertas grafik A4)
2. Buku Penuntun
3. Kalkir
4. Palmer alignment diagram dan Mertie alignmen diagram
3. Dasar Teori
3.1 Teori Pengantar Geologi Struktur
Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar
yangmerupakan batas antara dua lapisan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari
suatuketinggian tertentu terhadap suatu titik (misalnya muka air laut) terhadap suatu
titik, garis atau bidang.
a. Pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan lapisan searah dengan lereng sebesar s.
Dip (d) lebih besar daripada slope (s) (gambar 3.4.a):
t = w .sin (d - s)
Dip (d) lebih kecil daripada slope (s) (gambar 3.4.b):
t = w .sin (s - d)
b. Pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan kemiringan lapisanberlawanan dengan
slope.
Dip (d) lebih kecil daripada slope (s) (gambar 3.4.c):
t = w .sin (d + s)
Dip (d) lebih besar daripada slope (s) (gambar 3.4.d):
t = w .sin (180 - d - s) atau
t = w .cos (90 - d - s)
Lapisan horisontal (gambar 3.4.e):
t = w .sin s
Lapisan vertikal (gambar 3.4.f):
t = w .cos s atau
t = w .sin (90 - s)
c. Pengukuran tidak tegak lurus jurus dan dip berlawanan dengan slope:
t = s ((sin γ . cos s . sin d) + (sin s . cos d)) atau
t = s ((cos γ . sin d) + (sin s . cos d))
s = jarak singkapan yang tidak tegak lurus, diukur pada lereng (jarak
sesungguhnya di lapangan, bukan jarak pada peta)
d. Pengukuran tidak tegak lurus jurus dan dip searah dengan slope:
t = s ((sin γ . cos s . sin d) - (sin s . cos d)).
3.3 Kedalaman
d = m tan δ
m = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu
δ = kemiringan lapisan
5. Problem Set
1. Seorang explorer melakukan kegiatan ekplorasi di daerah barru, dan menemukan
singkapan Batubara dengan kedudukan N 1250 E/ 250, pada kemiringan 750
dengan tebal semu 250 meter. Jika kemiringan lapisan searah dengan kemiringan
lereng maka tentukan ketebalan sebenarnya Batubara tersebut. ( Hitung dengan
skala 1:5000)
2. Pada daerah X terdapat kemiringan 630, pada kemiringan tersebut terdapat
perlapisan Batubara dengan kedudukan N 3250 E/ 450, dengan tebal semu 50
meter. Jika perlapisan batuan berlawanan dengan kemiringan lereng, maka
tentukan ketebalan lapisan Batubara tersebut. ( Hitung dengan skala 1:1000 )
3. Seorang explorer melakukan kegiatan ekplorasi di daerah pangkep, dan
menemukan singkapan Batupasir kuarsa dengan kedudukan N 1500 E/ 550, pada
kemiringan 300 dengan tebal semu 100 meter. Jika kemiringan lapisan searah
dengan kemiringan lereng maka tentukan ketebalan sebenarnya Batupasir
tersebut. ( Hitung dengan skala 1:1000)
4. Pada daerah Y terdapat kemiringan 400, pada kemiringan tersebut terdapat
perlapisan Batubara dengan kedudukan N 3250 E/ 740, dengan tebal semu 45
meter. Jika perlapisan batuan berlawanan dengan kemiringan lereng, maka
tentukan ketebalan lapisan Batubara tersebut. (Hitung dengan skala 1:1000)
5. Suatu singkapan Batugamping memiliki kedudukan N 00 E/ 260 tersingkap pada
permukaan tanah topografi datar. Dengan tebal semu yang diukur tidak tegak
lurus terhadap strike yaitu N 55° E, dengan jarak 653 meter. Hitunglah tebal semu
dan tebal sebenarnya dari soal diatas. ( Hitung dengan skala 1: 10000 )
6. Pada topografi datar ditemukan singkapan Batubara dengan memiliki kedudukan
N 125° E/ 37°. Pada permukaan tanah akan dilakukan pemboran untuk
mengetahui kedalaman dari batas lapisan atas batuan tersebut terhadap permukaan
tanah. Jarak lapangan (s) dari singkapan yang terlihat kelubang bor adalah 10
meter. Maka hitunglah kedalaman lapisan batuan tersebut.( Hitung dengan skala
1: 250).
7. Pada suatu lereng yang memiliki kemiringan 47°, terdapat suatu lapisan Batubara
yang memiliki kedudukan N 125° E/ 22°. Panjang tebal semu dari lapisan
Batubara ini adalah 50 meter. Maka hitunglah kedalaman dari lapisan batuan
tersebut jika jarak lapangna (s) dari lapisan batuan yang tersingkap adalah 15
meter dengan kondisi medan lapangan dip searah dengan slope. (Hitung tebal
semu dengan skala 1:1000, dan jarak lapangan (s) dengan skala 1:250).
8. Pada suatu lereng yang memiliki kemiringan 35°, terdapat suatu lapisan Batubara
yang memiliki kedudukan N 125° E/ 40°. Panjang tebal semu dari lapisan
Batubara ini adalah 20 meter. Maka hitunglah kedalaman dari lapisan batuan
tersebut jika jarak lapangna (s) dari lapisan batuan yang tersingkap adalah 10
meter dengan kondisi medan lapangan dip berlawanan dengan slope. (Hitung
dengan skala 1:500).
9. Pada suatu lereng yang memiliki kemiringan 15°, terdapat suatu lapisan Batubara
yang memiliki kedudukan N 125° E/ 55°. Panjang tebal semu dari lapisan
Batubara ini adalah 55 meter. Maka hitunglah kedalaman dari lapisan batuan
tersebut jika jarak lapangna (s) dari lapisan batuan yang tersingkap adalah 15
meter dengan kondisi medan lapangan dip searah dengan slope. (Hitung tebal
semu dengan skala 1:1000, dan jarak lapangan (s) dengan skala 1:500).
6. Pembahasan
1. Jadi pada penggambaran ini jika diketahui singkapan Batubara dengan kedudukan
N 125° E/25°, pada kemiringan 75° dengan tebal semu 250 meter dengan skala
1:5000. Jika kemiringan lapisan searah dengan kemiringan lereng maka ketebalan
sebenarnya Batubara tersebut adalah 191,51 m.
2. Jadi pada penggambaran ini jika diketahui perlapisan Batubara dengan kedudukan
N 325° E/45°, dengan tebal semu 50 meterdengan skala 1:1000. Jika perlapisan
batuan berlawanan dengan kemiringan lereng, maka ketebalan lapisan Batubara
tersebut adalah 47,55 m.
3. Jadi pada penggambaran ini jika diketahuisingkapan Batupasir kuarsa dengan
kedudukan N 150° E/55°, pada kemiringan 30° dengan tebal semu 100 meter
dengan skala 1:1000. Jika kemiringan lapisan searah dengan kemiringan lereng
maka ketebalan sebenarnya Batupasir tersebut adalah 42,261 m.
4. Jadi pada penggambaran ini jika diketahuiperlapisan Batubara dengan kedudukan
N 325° E/74°, dengan tebal semu 45 meterdengan skala 1:1000. Jika perlapisan
batuan berlawanan dengan kemiringan lereng, maka ketebalan lapisan Batubara
tersebut adalah 55,919 m.
5. Jadi pada penggambaran ini jika diketahui singkapan Batu gamping memiliki
kedudukan N 0° E/26° tersingkap pada permukaan tanah topografi datar. Dengan
tebal semu yang diukur tidak tegak lurus terhadap strike yaitu N 55° E, dengan
jarak 653 meter dengan skala 1: 10000. Maka tebal semunya adalah 534,906
meter serta tebal sebenarnya adalah 234,487 m.
6. Jadi pada penggambaran ini jika diketahui singkapan Batubara dengan memiliki
kedudukan N 125° E/37°. Pada permukaan tanah akan dilakukan pemboran untuk
mengetahui kedalaman dari batas lapisan atas batuan tersebut terhadap permukaan
tanah. Jarak lapangan (s) dari singkapan yang terlihat kelubang bor adalah 10
meterdengan skala 1: 250. Maka kedalaman lapisan batuan tersebut adalah 7,535
m.
7. Jadi pada penggambaran ini jika diketahui kemiringan 47°, terdapat suatu lapisan
Batubara yang memiliki kedudukan N 125° E/22°. Panjang tebal semu dari
lapisan Batubara ini adalah 50 meter dengan skala 1:1000. Jika jarak lapangna (s)
dari lapisan batuan yang tersingkap adalah 15 meter dengan skala 1:250. dengan
kondisi medan lapangan dip searah dengan slope. Maka kedalaman dari lapisan
batuan tersebut adalah 6,838 m.
8. Jadi pada penggambaran ini jika diketahui kemiringan 35°, terdapat suatu lapisan
Batubara yang memiliki kedudukan N 125° E/40°. Panjang tebal semu dari
lapisan Batubara ini adalah 20 meter dengan skala 1:500. Jika jarak lapangna (s)
dari lapisan batuan yang tersingkap adalah 10 meter dengan skala 1:500, dengan
kondisi medan lapangan dip berlawanan dengan slope. Maka kedalaman dari
lapisan batuan tersebut adalah 12.608 m
9. Jadi pada penggambaran ini jika diketahui kemiringan 15°, terdapat suatu lapisan
Batubara yang memiliki kedudukan N 125° E/55°. Panjang tebal semu dari
lapisan Batubara ini adalah 55 meterdengan skala 1:1000. Jika jarak lapangna (s)
dari lapisan batuan yang tersingkap adalah 15 meter dengan skala 1:500, dengan
kondisi medan lapangan dip searah dengan slope. Maka kedalaman dari lapisan
batuan tersebut adalah 12,0211 m
7. Kesimpulan
Dari praktikum Geologi Struktur mata acara ketebalan dan kedalaman dapat
kita ketahui bahwa Ketebalan adalah garis tegak lurus antara dua bidang sejajar yang
merupakan batas lapisanbatuan serta Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian
tertentu (umumnya permukaan bumi) kearah bawah, terhadap suatu titik, garis atau
bidang.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah
yang relatif datar dengan kedudukan perlapisan hampir tegak, atau pada tebing terjal
dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain pengukuran ketebalan secara
langsung diterapkan bila topografi tegak lurus dengan kemiringan batuan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak langsung dilakukan pada kondisi
medan tertentu, sehingga pengukuran secara langsung sulit dilaksanakan.
Perhitungan dapat di tempuh dengan dua cara yaitu grafis dan matematis.
Perhitungan ketebalan cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut.
Perhitungan tergantung besar dan arah dari kemiringan lereng (slope) dan
kemiringan lapisan (dip). Perhitungan ketebalan secara grafis menggunakan
alignment diagram, digunakan bila pengukuran lebar singkapan tegak lurus jurus
lapisan dan pengukuran pada medan yang datar. Diagram ini dapat juga digunakan
untuk mencari kemiringan lapisan, bila lebar singkapan dan ketebalan diketahui.
8. Daftar Pustaka
Koorps Asisten.2017 “Penuntun Praktikum Geologi Struktur”. Laboratorium
Dinamis Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia: Makassar.
Noor, Djauhari.2009.”Pengantar Geologi”.Universitas Pakuan : Bogor.