Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA MASA


KLIMAKTERIUM”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gadar Maternal dan Neonatal
Dosen Pengampu : Ns. Grace Carol Sipasulta,M.Kep.,Sp.Kep.Mat

Disusun oleh :
KELOMPOK 8

1. DYAN RAHMATUL AFNI (P07220116090)


2. EKA SRI WANDA WARDANI (P07220116091)
3. FANNY FATMAWATI (P07220116095)
4. NURLYANTI (P07220116111)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJAR
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Maternitas pada Masa Klimakterium” ini. Dan kami
berterimakasih kepada Bu Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku
Dosen Mata Kuliah Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengertahuan kita. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini.

Balikpapan, 14 Februari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan ...................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………….6
A. Pengertian Klimakterium ......................................................................... 6
B. Etiologi Klimakterium .............................................................................. 6
C. Tanda Awal Klimakterium ....................................................................... 8
D. Perubahan Masa Klimakterium ................................................................ 8
E. Patofisiologi Klimakterium ...................................................................... 9
F. Manifestasi klinis Klimakterium .............................................................. 9
G. Gangguan Klimakterium ........................................................................ 11
H. Penatalaksanaan klimakterium ............................................................... 11
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klimakterium .............................. 13
BAB III PENUTUP ................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................ 18
B. Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................iii

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal
seorang wanita sebelum senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa
reproduktif dan kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium
meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi
antara umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita
umur kurang dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum
menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih
dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak
teratur.Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam
masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan satu
titik waktu dalam masa tersebut.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Umur Harapan Hidup
(UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup wanita adalah 67
tahun dan pria 63 tahun (yminti online, 2007). Dampak klimakterium/ aspek
psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas didada yang menjalar kewajah yang
sering timbul pada malam hari. Gangguan psikologis : depresi, mudah
tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, gangguan gairah sexsual,
perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat
berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih dan alat kelamin : mudah
infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat
kelamin.

B. Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengertian Klimakterium?
2. Apa saja etiologi klimakterium?
3. Apa saja tanda awal klimakterium?

4
4. Apa saja perubahan masa klimakterium?
5. Bagaimana patofisiologi klimakterium?
6. Apa saja manifestasi klinis klimakterium?
7. Apa saja gangguan klimakterium?
8. Apa saja penatalaksanaan klimakterium?
9. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan klimakterium?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian klimakterium.
2. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan etiologi klimakterium.
3. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan tanda awal klimakterium.
4. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan perubahan masa klimakterium.
5. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan patofisiologi klimakterium.
6. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan gangguan klimakterium.
7. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan manifestasi klinis klimakterium.
8. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan klimakterium.
9. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan
klimakterium.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Klimakterium
Klimakterium merupakan suatu proses fisiologis dalam siklus kehidupan
wanita. Klimakterium bukan merupakan suatu keadaaan patologis dimana
merupakan masa wanita menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi
hormon-hormon ovarium yang membuat wanita tidak dapat memproduksi ovum,
biasanya terjadi selama 7-10 tahun. Klimakterium adalah masa yang bermula
dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita
berumur 40-65 tahun. Masa – Masa Klimakterium :
1. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan
klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila
kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.
2. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa
klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu
titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
3. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-
gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.

B. Etiologi Klimakterium
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah
folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen.
Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh
sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur
produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan
hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang
kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan
mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara
bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan

6
beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya
satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur
dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ
berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan sel
telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa
maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu
seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium
semakin menurun.
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai
dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama
beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini
sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran
hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya
kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini akan
mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-
pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya
produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan
produksi dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk
hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik.
Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen
yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-
200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar
estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa
gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan
gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-
beda bergantung pada:
1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks
ovarium. Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak
panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut
akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran
(osteoporosis).

7
2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari
keluhan klimakterik.
3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan
membe-rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

C. Tanda awal dari Klimakterium


Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif,
yaitu :
1. Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks lalu
berhenti haid.
2. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya
pengeluaran gonadotropin.

D. Perubahan Masa Klimakterium


1. Perubahan Kulit
Perubahan kulit yang terjadi pada masa klimakterium dan menopause yaitu :
a. Kulit mudah rusak akibat photo aging (terbakar matahari), sehingga
timbul pigmentasi dan bintik hitam.
b. Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit mengendor.
c. Fungsi kelenjar bawah kulit berkurang sehingga kulit berkeriput, kasar
dan kering. Kulit kering disertai pruritus merupakan maslaha yang
mungkin terjadi.
d. Perubahan pada rambut antara lain uban dan kebotakan.
e. Kuku mengalami kerapuhan sebagai akibat dari penggembungan
longitudinal, pemisahan lapisan kuku, dan menurunnya kandungan air
dalam lapisan kuku.
2. Perubahan pada Fungsi Alat Reproduksi
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia wanita masa klimakterium dan
menopause adalah :
a. Lemak vulva menurun sehingga vulva atropi.
b. Vagina mengering, sehingga menimbulkan keluhan dispareuni (sakit
saat berhubungan seksual).

8
c. Lapisan sel liang senggama menipis. Kondisi ini bisa meningkatkan
infeksi kandung kmih dan liang senggama.
d. Waktu yang dibutuhkan untuk merangsang daerah sensitive lebih lama
seiring dengan proses penuaan.
3. Perubahan pada Tulang
Perubahan yang terjadi pada tulang wanita masa klimakterium dan
menopause adalah :
a. Hormone partatiroid berkurang.
b. Tulang mengalami pengapuran, zat kalsium menurun, sehingga tulang
keropos. Tulang mudah patah terutama pada persendian paha dan
osteoporosis.

E. Patofisiologi Klimakterium
Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu
untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium
tidak memproduksi progesterone dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya
dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi androsteredion dalam sirkulasi.
penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan akhirnya folikel
juga menghilang.
Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya
perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi
gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita
pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal
mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan
fungsi ovarium, misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan
estrogen akan merupakan reaksi psikologis terhadap dampak menopause.

F. Manifestasi klinis Klimakterium


Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai
keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat
banyak. Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang
meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh

9
gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah, mudah
tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari
merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah
dan kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi
seorang wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya
mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan
vaginal, penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma,
pemendekan dan pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah seksual
dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status fisis dari mukosa
vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan
memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik
dapat menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan
hilang minat seksual.
Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan
kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal
tersebut mengurangi kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa
kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah ketidakseimbangan emosi
wanita tersebut).
Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi,
mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat
oleh gejala menopause mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang
diperkuat oleh gejolak panas, pola tidur yang diganggu oleh keringat malam,
penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia.
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang
trabekular, menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga
mengakibatkan tulang keropos. Meskipun kedua jenis kelamin mengalami
kehilangan massa tulang dengan proses menua, jarang bagi pria mengalami
gejala osteoporosis sebelum usia 70.

10
G. Ganggguan Klimakterium
Wanita pada masa klimakterium dan menopause dapat mengalami
berbagai gangguan, seperti gangguan endokrin.Kelenjar endokrin
bertanggungjawab untuk mengontrol fungsi internal tubuh.Kelenjar endokrin
memproduksi banyak hormone, yaitu pituitary, hipotalamus, tiroid, dan
adrenal.Keadaan tersebut mempunyai dampak yang signifikan pada seksual
wanita.
Pada dasarnya, fase-fase kehidupan seorang wanita berhubungan dengan
fungsi organ reproduksinya. Wanita akan mengalami perubahan besar dalam
tubuhnya,sejak sebelum haid, saat haid dan berhentinya haid. Hal ini akan
mempengaruhi fisik maupun psikis seorang wanita secara keseluruhan.
Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya sel telur dalam ovarium,
maka hormone esterogen dan progesterone mengalami peningkatan dan
penurunan. Demikian seterusnya kerja ovarium mempengaruhi kerja organ
reproduksi lainnya, termasuk hormone tubuh daalm siklus bulanan seorang
wanita sampai berakhirnya mas reproduksi, yaitu menopause.
1. Gangguan pada Klimakterium
a. Gangguan neurovegetatif/ gangguan vasomotorik
Muncul berupa gejolk panas (hot flush), keringat banyak, rasa
kedinginan, sakit kepala, dada berdebar-debar, susah bernapas, jari-jari
atrofi, dan gangguan usus atau pencernaan.
b. Gangguan Psikis
Berupa depresi, kelelahan, mudah tersinggung, gairah berkurang, dan
susah tidur.
c. Gangguan Somatik
Selain berupa gangguan haid atau amenorea, mencakup pula gangguan
kolpitis atrofikans, ektropium ekstropion, osteoporosis, atritis,
aterosklerosis, sclerosis coroner, dan adipositas.

H. Penatalaksanaan
1. Mengubah gaya/pola hidup
a. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-
buahan dan sayuran.

11
c. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
d. Menghindari merokok.

2. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya
ini juga membawa dampak positif, seperti :
a. Menguatkan tulang
b. Meningkatkan kebugaran
b. Menstabilkan berat badan
c. Mengurangi keluhan menopause
d. Mengurangi stress akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan
wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya bebetapa organ
tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu bebeapa penyakit sudah
dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain
menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-
jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan
cepat, senam, dan berenang. (Kasdu, 2002)
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan
atau menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis.
4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati.
5. Terapi sulih hormon (TSH)
Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau
sindrklimakterium menopause dalam masa premenopause dan
postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga berbagai
keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor,
vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih.
Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat
dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung
koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk
mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan
kesehatan wanita yang bertambah tua. (Kasdu, 2002).
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah /mengatasi kejengkelan fisik :

12
a. Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva : bicarakan
dengan pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan
abnormalitas dermatologis untuk mendapatkan resep krim
pelumas/hormonal
b. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) :
gunakan lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon
atau foam kontrasepsi
c. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan
mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-
otot perineal seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10
detik dan bebaskan.
e. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit
f. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan
meminum suplemen kalsium dan susu yang dapt membantu untuk
memperlambat proses osteoporosis
g. Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap
hari dan vitamin C(500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi
saluran kemih yang berhubungan dengan atrofi uretra
h. Aktivitas seksual yang sering dapat membantuuntuk mempertahankan
elastisitas vagina ( Brunner & Suddarth, 2001)

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klimakterium


1. Pengkajian
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa
klimakterium selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian
khusus yang ada hubungannya dengan gangguan masa klimakterium yang
meliputi :
a. Haid :
1) Menarche
2) Lamanya
3) Banyaknya
4) Siklus
5) Dismenore
b. Riwayat penyakit keluarga

13
c. Riwayat obstetri
1) Kehamilan
2) Abortus
3) Pemakaian obat kontrasepsi
d. Riwayat perkawinan
e. Kebiasaan hidup sehari-hari
1) Istirahat (tidur)
2) Pola kegiatan
3) Diet
f. Penyakit yang pernah diderita
g. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami
h. Keluhan-keluhan yang sedang dialami
2. Diagnosa Keperawatan
a. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
seksual.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash.
c. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses
penyakit.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Intervensi
a. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
seksual.
Tujuan : Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi
tindakan keperawatan
Dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang/hilang saat berhubungan
Intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan saling percaya kebanyakan klien kesulitan untuk berbicara
dan beri kesempatan kepada klien tentang subjek sensitive, tapi dengan
untuk menggambarkan masalahnya terciptanya rasa saling percaya dapat
dalam kata-kata sendiri. menentukan/mengetahui apa yang dirasakan
pasien yang menjadi kebutuhannya.
Beri informasi tentang kondisi informasi akan membantu klien memahami
individu situasinya sendiri

14
Anjurkan klien untuk berbagi komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi
pikiran/masalah dengan area penyesuaian atau masalah dan
pasangan/orang dekat. meningkatkan diskusi dan resolusi.
Diskusikan dengan klien tentang mengurangi kekeringan vagina yang dapat
penggunaan cara/teknik khusus saat menimbulkan rasa sakit dan iritasi, sehingga
berhubungan (misalnya: penggunaan meningkatkan kenyamanan dalam
minyak vagina) berhubungan.

Kolaborasi dengan dokter. memulihkan atrofi genetalia, kekeringan


Beri obat sesuai indikasi vagina, uretra
Estrogen pengganti

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, pola tidur
klien normal.
Dengan kriteria hasil :
1) Klien tidak sering terbangun saat tidur
2) Palpebra tidak hitam
Intervensi Rasional
Mandiri :
Anjurkan klien untuk memakai pakaian Pakaian yang menyerap keringat
yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat
keringat berlebih
Anjurkan klien untuk menghindari Mengurangi rasa tidak nyaman
makanan berbumbu, pedas, dan goreng-
gorengan, alkohol
Anjurkan klien untuk menghindari Menghindari trigger yang mencetuskan
beraktivitas di cuaca yang panas hot flash

Anjurkan klien untuk mencuci muka saat Mengurangi rasa panas dan keringat
hot flashes terjadi berlebih

Kolaborasi :

15
Pemberian estrogen Penambahan kadar hormon

c. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses


penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, cemas
berkurang atau hilang
Dengan kriteria hasil:
1) Klien merasa rileks
2) Klien dapat menerima dirinya apa adanya
Intervensi Rasional
Kaji tingkat ketakutan dengan cara Hubungan saling percaya mempermudah klien
pendekatan dan bina hubungan dalam megungkapkan perasaannya
saling percaya
Pertahankan lingkungan yang Lingkungan yang nyaman dan aman dapat
tenang dan aman serta menjauhkan mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
benda-benda berbahaya
Libatkan klien dan keluarga dalam Klien dan keluarga harus dijadikan sebagai
prosedur pelaksanaan dan perawatan subjek, jangan dijadikan sebagi objek

Ajarkan penggunaan relaksasi Teknik relaksasi dapat menurunkan tingkat


kecemasan
Beritahu tentang penyakit klien dan Membantu klien dalam kegiatan mandiri
tindakan yang akan dilakukan secara
sederhana.

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi


Tujuan: klien mengungkapkan pengetahuannya bertambah
Dengan kriteria:
1) Klien tahu penyebab keadaan saat ini
2) Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya
3) Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya
4) Klien tampak ceria

16
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien menentukan sampai di mana tentang
tentang keadaannya pengetahuan klien tentang
keadaannya/proses menopause
Beri penjelasan tentang proses memberi pengetahuan pada klien tentang
menopause, penyebab, gejala menopause
menopause.
Beri penjelasan pada klien tentang terapi pengganti estrogen tidak
proses pengobatan. mengembalikan siklus haid normal tapi dapat
menurunkan/ menghilangkan gejala
penyebab dari menopause seperti:
memulihkan atrofi genetalia dan perubahan
dinding uretra, menghilangkan hot flushes,
dll. Terapi progesterone dan estrogen diberi
secara siklik untuk meniru siklus
endometrium.
Diskusikan tentang perlunya meningkatkan kesehatan dan mencegah
pengaturan/diet makanan, osteoporosis
penggunaan suplemen.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Klimakterium merupakan suatu proses fisiologis dalam siklus kehidupan
wanita. Klimakterium bukan merupakan suatu keadaaan patologis dimana
merupakan masa wanita menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi
hormon-hormon ovarium yang membuat wanita tidak dapat memproduksi ovum,
biasanya terjadi selama 7-10 tahun. Klimakterium adalah masa yang bermula
dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita
berumur 40-65 tahun.

B. Saran
Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kelemahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan dan kesempurnaan tugas kami atas kritik dan sarannya kami
sampaikan terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Pramihardjo
Brunner & Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Cris Brooker. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa
Swara
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
Arcan
Price, A. Silvia. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Rebecca Fox-Spencer. 2007. Simple Guide Menopause. Jakarta : Erlangga

19

Anda mungkin juga menyukai