Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan perkataan lain
bahwa masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku dalam
pembangunan kesehatan dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, serta berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. Seiring dengan cepatnya perkembangan
dalam eraglobalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi
penyakit, maka penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang
berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin
kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan
kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau
faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara
teoritis memiliki andil 30-35% terhadap derajat kesehatan. Mengingat dampak
dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai
upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya
melalui program Promosi Kesehatan.

Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat harus dimulai dari


rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (PHBS) dalam
tatanan rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk
menggerakkan dan memberdayakan anggota rumah tangga untuk hidup bersih.
Melalui upaya ini setiap rumah tangga diberdayakan agar tahu, mau dan
mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan
lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan yang dihadapi, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Sehat merupakan suatu investasi yang perlu dihargai, dijaga, dipelihara
dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga. Kondisi sehat dapat
dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat
dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Latar belakang rumah
tangga sehat dapat terwujud bila ada keinginan, kemauan setiap anggota rumah
tangga untuk menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari
gangguan ancaman penyakit melalui Program Promosi Kesehatan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Program Promosi Kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) merupakan program yang bertujuan memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap,dan perilaku
sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktekkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat.

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah satuan organisasi


fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik
beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan. Salah
satu dari program kesehatan pelayanan pokok Puskesmas yaitu promosi
kesehatan yang meliputi promosi tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat
dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dari data
yang diperoleh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Lebong Utara masih
menggunakan sungai sebagai alternatif jamban keluarga, hal ini sangat
beresiko terjadinya penyakit menular sperti Diare dan lainnya. Sehingga
menjadi Pekerjaan rumah bagi puskesmas dalam melakukan pelayanan dan
meningkatkan promosi kesehatan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang di inginkan Puskesmas Muara Aman Kecamatan Lebong
Utara Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan


permasalahan penelitian ini yaitu terkait masalah program promosi kesehatan
yang dilihat dari kurangnya falisitas kesehatan dan sumberdaya tenaga
kesehatan serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum tujuan observasi ini adalah agar mahasiswa lebih mengenal
masalah kesehatan masyarakat dan memiliki bekal keterampilan dasar
untuk menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan teori yang
diperoleh saat kuliah dan menerapkannya di lapangan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus praktik belajar lapangan ini ialah untuk :

1. Mempunyai pemahaman ruang lingkup kegiatan Puskesmas yang


memadai.
2. Mampu menganalisis situasi umum dan khusus pada institusi
kesehatan dan unit kerja.
3. Memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat berbagai unit kerja di Puskesmas.
4. Mampu menyusun prioritas masalah yang ada diprogram promosi
kesehatan di Puskesmas.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Promosi Kesehatan

2.1.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Promosi Kesehatan adalah salah satu program pokok Puskesmas


untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah satunya melalui
Program penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat juga wujud keberdayaan


masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal
ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya
Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Perilaku hidup bersih dan
sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan Perilaku HidupBersih
dan Sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Perilaku hidup bersih dan sehat di Rumah Tangga dilakukan untuk


mencapai Rumah Tangga Sehat.

a. Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif


untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi
diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan
Kesehatan Masyarakat.

b. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2.1.2. Tujuan Promosi Kesehatan


Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap
masing-masing mengenal kesehatan secara individu dan menentukan
keputusan mereka atas pilihannya secara personal menuju gaya hidup yang
sehat dan lelah positif. Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus
di sampaikan pada individu adalah sebagai berikut :
a. Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan
positif.
b. Mempengaruhi dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan
gizi yang optimal.
c. Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan.
d. Membantu dan mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan.

Adapaun Sasaran Promosi Kesehatan Kesehatan secara spesifik yaitu :


a. Perorangan atau Keluarga.
 Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran (baik
langsung maupun melalui media massa).
 Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memlihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
 Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
 Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kesehatan.
b. Masyarakat atau Lsm.
 Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan atau
upaya kesehatan.
 Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.

c. Lembaga Pemerintah atau Lintas Sektor atau Politisi atau Swasta


 Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.
 Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di
bidang kesehatan.
d. Petugas Program atau Institusi
 Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap program.
 Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang
kesehatan.
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran
dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
a. Sasaran Primer (Primary Target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat
dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan
umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain
sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment).
b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang
memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi
kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan
maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau
kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan
masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan
promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam
perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi
kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu
kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan
agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok tersebut akan memiliki efek atau dampak serta pengaruh
bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan
dengan strategi advokasi (advocacy).

2.1.3. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Ruang lingkup promosi kesehatan yaitu:
a) Mengembangkan kebijakan pembangunan kesehatan (healthy public
policy), yaitu berupaya mengembangkan kebijakan pembangunan di
setiap sektor dengan memperhatikan dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Contoh: membangun
pabrik harus mempertimbangkan dampak negatif, penebangan hutan
secara liar dapat mempengaruhi kerusakan lingkungan
b) Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung
(create partnership and supportive environment), yaitu
mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung
suasana yang memungkinkan masyarakat yang termotivasi melakukan
pembangunan kesehatan. Contoh : adanya perlindungan tenaga kerja
dengan diberikannya JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
c) Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action),
yaitu memberikan bantuan dan dukungan terhadap kegiatan yang
sudah berjalan dimasyarakat, sehingga lebih berkembang serta
memberikan peluang bagi masyarakat yang melakukan kegiatan dan
berperan aktif dalam pembangunan kesehatan. Contoh : BKR (Bina
Karya Remaja) dengan memberi keterampilan kerja sehingga dapat
memperoleh suatu penghasilan.
d) Keterampilan individu (personnel skill). Peningkatan keterampilan
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu
dengan cara memberikan penyuluhan mengenai bagaimana cara
memelihara, mencegah, dan mengobati suatu penyakit.
e) Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services).
Masyarakat merupakan pengguna atau penerima pelayanan kesehatan
dan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Penyelenggara
pelayanan kesehatan harus melibatkan pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat tersebut dapat ikut serta dalam menerima dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat.

2.1.4. Strategi Promosi Kesehatan.


Strategi promosi kesehatan menurut WHO yaitu:
a. Advokasi
Pendekatan terencana yang ditujukan kepada para penentu
kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang
spesifik. Advokasi yang berhasil akan menentukan keberhasilan
kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya sehingga
keberlangsungan program dapat lebih tejamin.
b. Mediasi
Kegiatan promosi kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri,
tetapi harus melibatkan lintas sector dan lintas program. Mediasi
berarti menjembatani “pertemuan” diantara beberapa sector yang
terkait . Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi
oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu
peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Sebagai contoh,
kegiatan promosi kesehatan terkait kebersihan lingkungan harus
melibatkan unsure kimpraswil dan pihak lain yang terkait sampah.
c. Memampukan masyarakat (Enable)
Memampukan masyarakat adalah kegiatan pemberian
pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar mereka
mampu menjaga dan memelihara serta meningkatkan
kesehatannya secara mandiri. Kemandirian masyarakat dalam
menjaga dan meningkatkan kesehatanya merupakan tujuan dari
kegiatan promosi kesehatan.

2.2 Perilaku Kesehatan

3.2.1 Konsep Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan


atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku, manusia pada
hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup;
berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Secara
lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek tersebut.

3.2.2 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


ditiap tatanan; diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS
melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai
dengan pemantauan dan penilaian. Selanjutnya dalam program promosi
kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan penindaklanjutan
(precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep L W Green: Model
ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta cara menindak lanjutinya dengan berusaha
mengubah, memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang
lebih positif. Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan
ke empat proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian
dan penindaklanjutan.

a. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang


Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat
kesejahteraan.
b. Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang
kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan
masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
c. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya
yanglangsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
d. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul
karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap
lingkungannya.

Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan


reaksi atau perilaku tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang
melakukan perilaku tertentu yaitu faktor pemungkin, faktor pemudah dan
faktor penguat.

a. Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang


memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.
b. Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap
perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.
c. Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan
kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.

Ketiga faktor penyebab tersebut di atas di pengaruhi oleh faktor


penyuluhan dan faktor kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua
faktor-faktor tersebut merupakan ruang lingkup promosi kesehatan. Ada
pula faktor lingkungan yang mempengaruhi prilaku atau
sikapyaitu segala faktor baik fisik, biologis maupun sosial budaya yang
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat kesehatan.

Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar


dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter
1986). Promosi kesehatan lebih menekankan pada lingkungan untuk
terjadinya perubahan perilaku. Contohnya masyarakat dihimbau untuk
membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkan peraturan
dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak
akan berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat
sampah yang memadai dan juga cara para petugas kesehatan harus
berperan aktif untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
seperti yang di inginkan.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif
dilakukan dalam situasi yang wajar dan data yang dikumpulkan umumnya
bersifat kualitatif, metode tersebut lebih berdasarkan pada filsafat
fenomenologi yang mengutamakan penghayatan dan berusaha untuk
memahami serta menafsirkan makna atau peristiwa interaksi tingkah laku
manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat dan waktu penelitian ini dilaksanakan diwilayah kerja
Puskesmas Muara Aman Kecamatan Lebong Utara dan dilakukan pada
Tanggal 10 – 13 Januari 2016.

3.3. Sumber Informasi


Sumber informan yang terlibat dalam penelitian tersebut yaitu
Petugas kesehatan bidang promosi kesehatan Puskesmas Muara Aman dan
pasien yang berobat dan berkunjung di Puskesmas tersebut dalam waktu
yang telah di tentukan.

3.4.Teknik Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder :
a. Data Primer
Data primer diperoleh melalui metode wawancara dan observasi
secara langsung kepada responden, Metode wawancara adalah metode
pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan tertulis untuk
memperoleh informasi tentang program promosi kesehatan
b. Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh melalui data dokumentasi dan observasi


untuk mencatat data yang dikumpulkan dalam penelitian.

3.5. Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian analisis program promosi kesehatan di
Puskesmas Muara Aman adalah peneliti sendiri dengan melakukan
wawancara dengan menggunakan alat bantu rekam dan pedoman
wawancara serta observasi situasi.

3.6. Teknik analisis

Sumber masalah yang ada di Puskesmas Muara aman diperoleh dari


observasi dan wawancara baik dari petugas maupun masyarakat pasien
yang berkunjung pada saat berjalannya kegiatan Praktik puskesmas.
Sumber masalah kesehatan tersebut akan diketahui melalui rancangan
penelitian dengan menggunakan kerangka konsep penelitian yaitu input-
proses-output. Penelitian ini menggunakan analisis informasi yang
dikumpulkan kemudian disajikan secara narasi.
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Wilayah kerja Puskesmas Muara Aman meliputi seluruh wilayah kerja di


Kecamatan Lebong Utara yang meliputi 10 desa dan 2 Kelurahan, Luas
wilayah kerja Puskesmas Muara Aman kurang lebih 6.000 m2. Jumlah
penduduk wilayah kerja puskesmas Muara Aman dari hasil pendataan
penduduk kecamatan Lebong Utara adalah 16.131 dengan rincian 8109 laki-
laki dan 8022 perempuan dengan jumlah KK 4.257 KK. Suku asli mayoritas
adalah suku rejang dan pendatang seperti jawa, sunda, minang, batak dan
tionghoa. Sebagian besar mata pencarian adalah bertani, dagang, pegawai
negeri sipil, TNI, POLRI dan pekerja tambang emas. Agama yang dianut
sebagian besar adalah Islam, katolik dan Protestan.

Jarak Puskesmas Muara aman dengan Dinas Kesehatan Kabupaten


Lebong ± 3 Km sedangkan jarak Puskesmas Muara Aman dengan pusat
pemerintahan Kabupaten ± 8 km. secara geografis Puskesmas Muara Aman
terletak di Kecaamatan Lebong Utara Kabupaten Lebong dengan perbukitan
tropis dengan curah hujan cukup.

4.1.1 Visi Dan Misi Puskesmas.

a. Visi : Terwujudnya Puskesmas Muara Aman sebagai sentra pelayanan


kesehatan yang berkualitas, profesional, menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan, menghasilkan layanan yang memuaskan.

b. Misi :

1. Ikut menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan


2. Menciptakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar sesuai
standart
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu,
merata dan terjangkau
4. Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
5. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

4.1.2 Pelayanan Kesehatan Puskesmas.

Pelayanan Kesehatan yang tersedia di Puskesmas Muara Aman antara lain :

1. Pelayanan Rawat Jalan di Poli umun.


2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
3. Pemeriksaan dan pengobatan untuk bayi, balita dan ibu hamil.
4. Pelayanan imunisasi dan gizi untuk bayi, balita dan ibu hamil.
5. Pengobatan untuk penyakit menular seperti malaria, DBD, kusta, TB
paru.
6. Untuk keperluan administrasi yang diperlukan masyarakat dapat
memperoleh di ruang tata usaha seperti keperluan surat – surat
keterangan seperti :
a. Surat keterangan kesehatan
b. Surat keterangan sakit
c. Surat keterangan kelahiran
d. Surat keterangan kehamilan ( untuk memperoleh cuti hamil )
e. Surat rujukan Askes, Askeskin, ke Rumah sakit umum dan
lainnya.

4.1.3 Sarana Dan Prasarana Puskesmas

Puskesmas Muara Aman juga mempunyai 3 ( tiga ) bangunan rumah yang


dibangun oleh Pemerintah yaitu :

1. Rumah dokter ( bangunan permanen )


2. Rumah paramedis ( bangunan permanen )
3. Rumah TU ( bangunan permanen )

Selain 3 ( tiga ) bangunan tersebut juga mempunyai 2 unit ambulance dan 15


unit sepeda motor roda dua yaitu :
No Nama Kendaraan Jumlah Keadaan Keterangan

1 Ambulance 2 1 Baik Dari Dinkes


Lebong
1 Rusak
Berat

2 Motor supra X 2 Baik Bantuan NGO


IOM

3 Motor Merek Smash 1 Rusak Ringan Dari Dinkes


Lebong

4 Motor Merk Thunder 125 1 Rusak Ringan Dari Dinkes


Lebong

5 Sepeda Motor Supra Fit 5 Baik Dari Dinkes


Lebong

6 Motor Merk Mega Pro 1 Baik Dari Dinkes


Lebong

7 Yupiter Mx 5 Baik Dari Dinkes


Lebong

8 Supra X 125 2 Baik Dari Dinkes


Lebong

Jumlah 18

4.1.4. Keadaan Geografis

Secara administrative berbatasan dengan :

1. Sebelah Barat Berbatasan dengan TNKS kecamatan lebong utara

2. Sebelah Timur Berbatasan dengan desa ketenong


3. Sebelah Utara Berbatasan dengan desa sukaraja

4. Sebelah Selatan Berbatasan dengan kecamatan taba atas

4.1.5. Keadaan Penduduk Dan Sosial Ekonomi

Tingkat ilmu dan pendidikan serta pengetahuan masyarakat tergolong


menengah, dimana sebagian besar masyarakat lebih banyak tamatan sekolah
menengah atas dan sarjana dan ekonomi masyarakat lebih banyak pada usaha
pertanian, perdaganagan dan tambang

4.2 Hasil Analisis

4.2.1. Identifikasi masalah

Sumber masalah yang ada di Puskesmas Muara aman diperoleh


dari observasi dan wawancara baik dari petugas maupun masyarakat
pasien yang berkunjung pada saat berjalannya kegiatan Praktik
puskesmas. Sumber masalah kesehatan tersebut akan diketahui melalui
rancangan penelitian dengan menggunakan kerangka konsep penelitian
yaitu input-proses-output. Sesuai dengan pengamatan di Puskesmas
Muara Aman khususnya diprogram Promosi kesehatan terdapat beberapa
permasalahan yang di analisis dari observasi ( pengamatan ) dan
wawancara petugas yang ada maka di dapat beberapa masalah, antara
lain :

1. Kurangnya fasilitas atau alat dibidang Promosi Kesehatan

Fasilitas atau alat merupakan hal terpenting yang berkaitan


dengan pencapaian yang akan didapatkan oleh Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan
kurangnya fasilitas atau alat sangat berpengaruh terhadap kepuasaan
para pengunjung masyarakat maupun penerima pelayanan terutama
para resiko maupun pasien.
Di Puskesmas Muara Aman menurut pengamatan yang telah
kami lakukan dalam beberapa minggu ini terlihat bahwa ada beberapa
unit yang masih kekurangan di bagian peralatan atau sarana dan
prasarana yang bisa berefek pelayanan akan tidak maksimal dan tak
terkecuali pegawai di bidang Promosi Kesehatan yang juga masih
kurang. sehingga petugas belum bisa memberikan pelayanan yang
lebih maksimal karena faktor peralatan yang belum mencukupi dan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan tidak mendapatkan
pelayanan yang maksimal.

2. Kurangnya Tenaga Kerja di Bidang Promosi Kesehatan.

Seperti yang kami dapatkan di lapangan yaitu Puskesmas


Muara Aman, bahwa tenaga Bidang Promosi Kesehatan hanya terdiri
dari 1 orang pegawai yang berasal dari Sarjana Kesehatan Masyarakat
sekaligus penanggung jawab bagian tata usaha Puskesmas. Sehingga
ini mempersulit atau memperlambat dalam hal melakukan Promosi
Kesehatan dan seharusnya minimal tenaga ahli untuk Promosi
Kesehatan harus ada 1 orang khusus untuk menghender Program
Promosi Kesehatan dengan tidak merangkap jabatan sehingga
Program Promosi Kesehatanpun bisa berjalan dengan maksimal.

3. Kurangnya Kesadaran Dan Pengetahuan Masyarakat Mengenai PHBS

Blum dalam teori kesehatan lingkungannya telah menjelaskan


bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu perilaku
masyarakat, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetika. Dari ke
empat faktor tersebut bisa kita melihat salah satunya adalah pelayanan
kesehatan. Disini pelayanan kesehatan memliki andil yang strategis
dalam memberikan pelayanan yaitu seperti penyuluhan, promosi
kesehatan dan pendekatan langsung kepada masyarakat dalam upaya
memperbaiki perilaku masyarakat yang kurang sehat. Dari data yang
diperoleh terlihat bahwa masih tingginya para masyarakat yang
menggunakan sungai sebagai sarana jamban. hal ini menimbulkan
tingginya angka kesakitan di masyarakat.

4.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah mengenai kurangnya kesadaran masyarakat


dapat dilakukan dengan berbagai upaya alternatif pemecahan masalah,
antara lain :

1. Petugas Promosi Kesehatan harus meningkatkan penyuluhan


tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ke sarana pendidikan
khususnya sekolah-sekolah yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Muara Aman untuk memberi pengetahuan tentang pentingya
berperilaku hidup bersih dan sehat sejak dini .
2. Petugas Kesehatan Puskesmas Muara Aman harus meningkatkan
penyuluhan ke desa – desa yang beresiko terhadap penyakit yang
disebabkan prilaku masyarakat yang kurang baik.
3. Petugas Promosi Kesehatan juga harus melakukan promosi
kesehatan baik dengan menggunakan poster, selebaran ,penyuluhan
dan berbagai jenis Promosi kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat
4. Pihak Puskesmas juga harus mengajak para aparatur desa untuk
berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
baik keucik, tuha peut,tuha lapan sampai kepada ketua pemuda dan
ibu PKK.
5. Merekrut para pemuda setiap desa sebagai kader yang memiliki
integritas dan kecakapan yang kemudian di beri pelatihan mengenai
Prilaku hidup Bersih dan Sehat dan hal yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan hasil yang didapat melalui jalan keluar masalah tersebut,


maka kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mendorong
terjadinya perubahan pada kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
kebiasaan prilaku hidup bersih dan sehat
1. Meningkatkan kerjasama anatara Petugas Kesehatan dengan
Masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.
2. Membentuk sebuah organisasi tenaga terpilih yang telah di latih
dari masyarakat baik dari golongan Ibu rumah tangga, pemuda-
pemudi maupun aparat desa dan selalu di berikan arahan oleh
Puskesmas.
3. Para tenaga terlatih yang sudah terpilih dari berbagai desa maka di
anjurkan selalu bekerja sama dan membantu mempromosikan
kesehatan dengan petugas yang ada di Pustu dan Posyandu di
desanya masing.
4. Para petugas Promosi Kesehatan harus meningkatkan Promosi
Kesehatan di pustu dan posyandu khususnya di beri kewenangan
pada bidan yang bertugas di masing-masing Pustu atau Posyandu .
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Simpulan

1. Kesadaran dan pengetahuan tentang Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat


masyarakat di wilayah kerja Puskesmas masih kurang.
2. Kurangnya tenaga kesehatan di bidang promosi kesehatan juga salah satu
masalah yang di timbulkan.
3. Kurangya sarana dan prasarana promosi kesehatan juga masalah bagi
tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan
4. Hal ini di sebabkan oleh dinas pemerintah kabupaten yang masih kurang
memberi fasilitas ke Puskesmas Muara Aman.
5. Dalam menjalankan kegiatannya petugas promosi kesehatan juga
bekerjasama dengan unit lain yang ada di Puskesmas seperti unit
kesling, pustu dan lain-lain.

5.2 Saran

1. Institusi (Puskesmas)

Untuk lebih meningkatkan lagi pelayanan kesehatan khususnya di


bidang Promosi Kesehatan alangkah lebih baiknya para petugas
kesehatan lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan
mengajak masyarakat untuk Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat di mulai
dari individu,keluarga sampai dengan masyarakat sekitar sehingga
mempermudah program promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Beutong.

2. Masyarakat

Masyarakat juga harus meningkatkan kerjasama dengan para


petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Muara Aman guna untuk
mencapai derajat kesehatan yang di inginkan
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo.2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

__________.2007. Promosi Kesehatan : Teori Dan Aplikasi. Jakarta : PT. Asti


Mahasatya

Manda,S,SKM,2006,Pedoman Pengembangan kabupaten/kota

creasoft.wordpress.com/2008

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai