Anda di halaman 1dari 3

Tetanus adalah kejang bersifat spasme (kaku otot) yang dimulai pada rahang dan leher.

Kondisi
ini disebabkan oleh racun berbahaya bakteri Clostridium tetani, yang masuk menyerang saraf
tubuh melalui luka kotor.

Clostridium tetani bisa bertahan hidup di luar tubuh dalam bentuk spora untuk waktu yang
sangat lama. Mislanya, dalam debu, tanah, serta kotoran hewan maupun manusia. Spora
Clostridium tetani umumnya masuk ke tubuh melalui luka yang kotor, contohnya luka akibat
cedera, digigit hewan, paku berkarat, atau luka bakar.

Gejala-gejala Tetanus

Apabila berhasil memasuki tubuh, spora Clostridium tetani akan menjadi bakteri tetanus yang
aktif. Spora tersebut kemudian akan berkembang biak untuk melepaskan neurotoksin atau racun
yang menyerang sistem saraf.

Neurotoksin yang mengacaukan kinerja saraf itu berpotensi menyebabkan pengidap mengalami
kejang yang menyerupai kekakuan otot. Inilah gejala utama tetanus yang bisa menyebabkan
rahang pengidap mengatup rapat dan tidak bisa dibuka atau biasa disebut dengan istilah rahang
terkunci (lockjaw). Selain itu, masalah sukar menelan juga bisa dialami oleh pengidap tetanus.

Jenis-jenis Tetanus
Ada beberapa tipe tetanus, yaitu tetanus umum, terlokalisir, cephalic, dan neonatorum. Tipe
terlokalisir dan cephalic termasuk jenis yang jarang terjadi.

Tetanus dikatakan terlokalisir bila mengenai bagian tubuh tertentu yang akan mengalami kejang
lokal. Ini terjadi ketika tubuh hanya memiliki kekebalan parsial terhadap racun tetanus dan bisa
menjadi tetanus umum yang menyebar ke bagian tubuh lain.

Tetanus cephalic terjadi akibat infeksi telinga tengah. Sama seperti tetanus terlokalisir, tetanus
ini juga berpotensi menjadi tetanus umum.

Sementara tetanus neonatorum adalah tetanus yang dialami oleh bayi baru lahir karena proses
penanganan persalinan yang tercemar spora bakteri tetanus. Jenis tetanus ini dapat terjadi karena
kekebalan tubuh sang bayi terhadap tetanus masih lemah.

Jenis tetanus yang akan dibahas dalam artikel ini adalah tetanus umum.

Diagnosis dan Pengobatan Tetanus

Untuk mendiagnosis tetanus, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik. Termasuk
pemeriksaan luka sambil menanyakan riwayat penyakit, vaksinasi yang pernah diterima, serta
gejala dan tanda klinis yang dialami pasien.

Sementara langkah pengobatan tetanus bertujuan untuk memberikan terapi suportif;


memusnahkan spora, dan menghentikan perkembangan bakteri. Caranya bisa dengan
membersihkan luka yang kotor, menghentikan produksi neurotoksin, menetralkan neurotoksin
yang belum menyerang saraf tubuh, mencegah komplikasi, serta menangani komplikasi bila
sudah terjadi.

Dokter juga akan menganjurkan vaksinasi tetanus jika pasien:

 Belum pernah divaksinasi.


 Belum menerima vaksinasi yang lengkap.
 Tidak yakin apakah sudah divaksinasi atau belum.

Penyembuhan tetanus umumnya membutuhkan waktu selama beberapa minggu hingga beberapa
bulan.

Tetanus bukanlah penyakit menular, tapi berpotensi mematikan. Terutama bila luka berada di
kepala atau wajah, dialami oleh bayi yang baru lahir, serta pada penderita yang tidak
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Pencegahan dan Komplikasi Tetanus

Langkah utama untuk mencegah tetanus adalah dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tetanus
termasuk dalam daftar imunisasi wajib untuk anak.
Imunisasi ini diberikan sebagai bagian dari vaksin DTP (difteri, tetanus, pertusis). Proses
vaksinasi ini harus dijalani dalam 5 tahap, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 5 tahun. Vaksin
ini kemudian akan diulangi pada saat anak berusia 12 tahun yang berupa imunisasi Td. Namun,
DTP termasuk imunisasi yang tidak dilisensikan bagi anak berusia 7 tahun ke atas, remaja, serta
dewasa.

Untuk wanita, imunisasi TT (tetanus toksoid) sebaiknya diberikan 1 kali saat sebelum menikah
dan 1 kali pada saat hamil. Tujuan imunisasi ini adalah untuk mencegah tetanus pada bayi yang
baru lahir.

Di samping vaksinasi, pencegahan tetanus juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga
kebersihan. Terutama saat merawat luka agar tidak terkena infeksi.

Infeksi tetanus yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi dan berakibat fatal.
Beberapa komplikasi tetanus yang dapat terjadi meliputi jantung yang tiba-tiba berhenti, emboli
paru, serta pneumonia.

Anda mungkin juga menyukai