Harsely Trivosa
Harsely Trivosa
IXB
Laporan Membaca Novel
ditahannya mati-matian.”
6. Belakang sekolah: “Nath, gue ada di belakang sekolah, Lo bisa
Rumah sakit.”
11. Hari ini: “ADA berita baik untuk hari ini, yaitu sekolah hanya
mengadakan rapat.”
sekolahnya bergetar.”
Baru saja Nathan melangkah masuk ke rumah, tiba-tiba cowok itu teringat,
terdiam, membeku di tempat begitu mendengar suara dentingan piano dari dalam
rumahnya. Bukan sekedar dentingan piano tanpa makna, melainkan dentingan
piano yang berhasil membawa Nathan mengingat masa lalunya dengan segala
bentuk pengorbanan,waktu, dan air mata yang dapat mengingatkan dia kepada
Daniel yang tak lain adalah kembarannya.
Sinopsis novel:
Seperti apa hidup kita ke depan, nggak akan pernah ada yang tahu
bentuknya. Seperti hidup Salma yang berubah drastis saat pindah ke SMA
Garuda. Teman-temannya tak sealim saat di sekolah lamanya. Beberapa dari
mereka tercipta sebagai tukang rusuh dan senang berantem, dan hobi mencari
masalah di sekolah, dan dia adalah Nathan. Cowok yang menyelamatkan Salma
dari hukuman karena datang terlambat.
“Di SMA kalo nggak ada murid sejenis Nathan mah nggak seru, belum
berasa putih abu-abunya. Kalo semua anak di sekolah ini kalem, pasti nggak bakal
rame” –Rahma-
Nathan, dia tak mengira akhirnya bisa sangat jatuh cinta pada Salma, anak baru
yang tampak ingin menangis saat terlambat datang sekolah. Kalau bagi Nathan,
terlambat adalah hal biasa baginya, ternyata jauh berbeda jika situasi itu dihadapi
oleh cewek manis yang membuatnya berubah jadi cowok yang penuh perasaan.
Nathan baru tahu, jatuh cinta pada cewek lugu yang belum pernah pacaran jadi
hal yang cukup menguras tenaganya. Awalnya, dia begitu menikmati pengejaran
cintanya. Tapi, apakah Nathan selamanya akan menikmatinya pengejaran
cintanya. Tapi, apakah Nathan selamanya akan menikmatinya jika Salma terus-
menerus bersikap cuek padanya?
“Dan seandainya pemilik hati kamu adalah saya, ke mana pun kamu pergi,
hati itu pasti akan balik ke pemilik sejati dan Tuhan punya seribu satu cara untuk
mendekatkan kita lagi. Tapi kalau bukan milik saya? Tuhan juga punya banyak
cara untuk nemuin kamu dengan yang lain” –Nathan-
Tidak hanya cinta yang memperumit hidup Nathan. Ada masalah lebih besar yang
sejak lama dihadapinya, masalah keluarga yang sangat berat, hingga Nathan
merasa begitu berat menanggungnya. Kehilangan orang yang sangat disayangi,
merasa ditinggalkan oleh ayahnya, dan masih banyak lagi masalah dalam otak
Nathan.
“Nath, dunia ini udah penuh dengan kesedihan dan air mata. Seandainya lo
nggak hanya focus pada luka lo sendiri, ada banyak hal indah yang selama ini lo
lewatin”
Ketika dua hati sudah bertemu dalam satu ruang, seorang gadis dari masa lalu
Nathan berusaha untuk memasuki ruangan tersebut. Membuka gerbang masa lalu
yang selama ini berusaha Nathan sembunyikan di sudut memorinya. Siapakah
gadis dari masa lalu Nathan? Masa lalu apa yang selama ini selalu Nathan
sembunyikan? Dan bagaimana titik akhir dari kisah cinta antara Nathan dan
Salma? Semuanya berubah drastis setelah keduanya resmi memutuskan
hubungan. Nathan yang dulunya hobi menunggu Salma di depan halte dengan
motor Ninja merahnya, kali ini tidak lagi. Atau Nathan yang biasanya makan di
kantin bersama gerombolannya sambil melirik Salma yang sedang makan bersama
teman-temannya, kini tidak pernah terlihat lagi. Tiap kali ada gerombolan tukang
rusuh SMA Garuda, pasti tidak pernah ada Nathan. Cowok itu menghilang.
Seperti asap di tengah udara malam. Lenyap begitu saja. Sampai hati Salma jadi
merasa ganjal. Tahu kenapa? Karena seseorang yang dulunya sangat dekat justru
menjadi seseorang yang asing, bahkan seperti tidak mengenal satu sama lain.
Karena seseorang yang dulunya sedekat nadi, kini menjadi sejauh matahari dan
bumi. Keduanya sudah jarang bertemu, bukan lagi jarang, tapi nyaris tidak pernah.
Hanya sesekali melihat di gerbang sekolah, itu pun hanya sekedar saling lewat
tanpa menegur. Sampai akhirnya tiba di hari selasa, sewaktu istirahat, Salma yang
berniat ke ruang OSIS justu mendengar suara langkah kaki memenuhi koridor dan
melihat Afifah menarik tangannya.
“Sal, bantuin gue bentar, lo ikut gue!” katanya dengan mata yang memerah
seperti habis menangis.
“Sal, bantuin gue” katanya memohon. “Kunci motor gue dari tadi
dipegang Nathan, gue mau pulang Sal, mau ngambil jas lab gue ketinggalan di
rumah. Dia pasti sengaja supaya gue kena marah sama guru.” Mata Afifah
tambah memerah, siap-siap ingin menangis. “Lo tau Bu Naila itu galaknya
gimana, bisa bisa gue nggak boleh praktikum sampai akhir semester.”
Nathan menoleh saat mwndapat sikuan dari Geri yang duduk disebelahnya,
otomatis Nathan menatap ke depan dan bersitatap dengan Salma, pandangannya
lantas berpaling pada Afifah.
“Mana kunci motor gue?” Balikin cepat!” balas Afifah sengit. “Lo tuh
nggak malu banget jadi cowok, cepat sini kunci motor gue.”
“Lo tuh jahat banget, sih! Gue mau ngambil jas lab gue, Nath.” Afifah
merengek. “Ada Salma di sini, lo masih nggak mau ngasih kuncinya?”
“Yah! Beraninya bawa pawing, Nath!” Budi menyeru heboh diikuti gelak
tawa dari teman-temannya. Tapi tidak dengan Nathan, cowok itu berekspresi datar
tanpa disadari tangannya merogoh saku seragam sekolahnya, mengeluarkan kunci
motor berbandul Hello Kitty milik Afifah dan meletakannya di atas meja. Teman-
temannya melongok keheranan melihat Nathan yang sedemikian mudahnya
berubah pikiran.
Afifah segera mengambilnya cepat-cepat.