Anda di halaman 1dari 6

VINANDA

9B
Laporan Membaca Novel
Judul novel : HUJAN

Pengarang : Tere Liye

Tokoh-tokoh dalam novel :

1. Lail : Seorang gadis yang pemberani dan memiliki jiwa sosial. Dia juga
seorang gadis yang pintar dan berbakat.
2. Esok : Seorang ilmuwan muda yang paling terkemuka bahkan saat
usianya baru tujuh belas tahun (jenius).
3. Maryam : Seorang gadis yang memiliki selera humor dan memiliki
jiwa sosial.
4. Elijah : Seorang fasilitator yang menjalankan tugasnya dengan
jujur dan profesional.
5. Ibu Lail : Seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Bahkan
hingga akhir hidupnya, ia masih memberikan dukungan kepada Lail.
6. Ayah Lail : Seorang ayah yang sangat perhatian kepada anaknya.
7. Wali kota : Seorang public figur dalam keluarganya.
8. Istri wali kota : Seorang ibu yang menganggap Lail sudah seperti anaknya
sendiri.
9. Claudia : Mudah bergaul dengan orang lain dan tidak membeda-
bedakan teman.
10. Ibu Suri : Seseorang yang memiliki watak tegas kepada anak-anak
panti.
11. Penumpang kapsul kereta : Tidak mau menuruti instruksi dari
petugas/memiliki sikap keras kepala.
12. Ibu Esok : Sosok ibu yang selalu mengajarkan yang terbaik untuk
anaknya.
13. Petugas kereta : Lebih mementingkan keselamatan penumpang daripada
keselamatannya sendiri.
14. Petugas relawan : Tidak egois dalam bertindak, memikirkan
keselamatan penduduk.
Latar cerita (setting) :

Latar waktu

 Pagi : Pagi hari, berita tentang penduduk


yang kesepuluh miliar tersebar dimana-
mana.
 Siang : Pada jam makan siang, Lail dan
Maryam dipanggil mendadak oleh ibu Suri
 Sore : Baru kemarin sore dia menyaksikan
sendiri ibunya jatuh ke lorong kereta gelap
 Malam : Malam pertama, Lail dan Esok
menginap di rumah sakit yang merawat ibu
Esok

Latar tempat

 Trotoar
 Stasiun kereta
 Kereta bawah tanah/kapsul kereta
 Ruangan 4 x 4 m kubik
 Taman kota
 Rumah Lail
 Toko kue
 Kolam air mancur Central Park
 Rumah sakit
 Panti sosial
 Sekolah keperawatan
 Markas organisasi relawan
 Stadion sepak bola/tempat pengungsian
nomor 2
 Lubang tangga darurat
Latar suasana

 Mengejutkan : Kereta kapsul berhenti secara mendadak karena adanya


letusan gunung purba di belahan benua lain
 Panik : Terjadinya gempa susulan di lorong kereta
 Tragis : Ibu Lail jatuh ke dalam lorong kereta
 Senang : Lail menerima telepon dari ayahnya
 Sedih : Lail mengira Esok pergi dengan kapal raksasa tersebut bersama
Claudia
 Bahagia : Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari

Sudut pandang (point of view) :

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang
ketiga :
1. Lail diselamatkan Esok yang menarik ranselnya saat ia hampir terperosok
tangga darurat bawah tanah yang nyaris runtuh.
2. Esok menemani Lail melewati masa-masa sulit, menghiburnya,
menemaninya, memastikan ia makan tepat waktu.
3. Lail dan Esok melewati hari-hari bersama di tenda pengungsian.
4. Seiring waktu berjalan, saat usianya akan menginjak 21 tahun, Lail
memutuskan untuk melakukan terapi penghapusan ingatan.
5. Ia ingin melupakan hujan.
6. Ia diangkat menjadi anak asuh oleh keluarga terpandang yang
mengharuskan ia pindah ke ibu kota.

Alur cerita/urutan peristiwa (plot) :

Alur novel ini yaitu alur maju mundur.

Maju : Lail memutuskan untuk melakukan terapi penghapusan ingatan. Ia ingin


melupakan hujan.

Mundur : Kembali kepada kisah Lail saat berusia 13 tahun yaitu “Lail mulai
bercerita, saat itu adalah hari pertama ia masuk sekolah”
Sinopsis novel :

HUJAN

Novel hujan ini berlatar bumi pada tahun 2050. Berawal dari seorang gadis
yang bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat terapi saraf untuk
menghilangkan semua kenangan pahit dalam hidupnya dengan menggunakan
sebuah teknologi canggih pada masa itu.

Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak Lail dengan ditemani
seorang fasilitator bernama Elijah. Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m
kubik yang terlihat didesain terlalu sederhana.

Lail adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang ada tahun 2042 kehilangan
kedua orang tuanya pada saat terjadinya gempa bumi yang dahsyat. Beruntunglah
ada seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih muda darinya bernama Esok
yang menyelamatkannya. Esok pun kehilangan 4 saudara kandungnya dan
menyisakan ibunya yang mengalami kelumpuhan akibat gempa.

Kisah Esok dan Lail pun bermula setelah bencana terjadi. Mereka harus tinggal di
pengungsian hingga kota bisa kembali pulih. Kota itu merupakan kota yang sangat
maju dengan perkembangan teknologi canggih yang tersedia di kota itu, baik
sebelum gempa terjadi maupun setelahnya.

Pada saat itu kota kembali pulih dan pengungsian resmi ditutup, Lail dan Esok
harus berpisah karena Esok diadopsi oleh wali kota dan Lail tinggal di panti
sosial. Perpisahan inilah yang menggambarkan dua anak yang terpisah tetapi di
masing-masing tempat, mereka menjalani kehidupannya dan mengejar mimpi-
mimpinya.

Di panti sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan teman satu
kamarnya hingga suatu hari mereka bersahabat. Maryam adalah sosok seorang
remaja yang memiliki selera humor, berjiwa sosial, dan teguh dalam mewujudkan
impiannya. Persahabatan mereka digambarkan baik suka maupun duka.

Mereka tidak hanya harus sekolah tetapi juga harus menjalani tugas-tugas mereka
di panti sosial dan berhadapan dengan ibu panti yang bernama ibu Suri yang
terkenal tegas dan ketus terhadap anak-anak panti. Di panti inilah, Lail dan
Maryam mengejar cita-citanya hingga mereka beranjak dewasa.

Pada suatu hari, Esok membawa Lail mengunjungi stadion. Kemudian dia
menyampaikan kepada Lail bahwa sekitar satu minggu lagi akan diluncurkan
kapal raksasa.

Dan hanya sepuluh ribu orang yang terpilih secara acak yang dapat menumpangi
kapal tersebut. Esok mendapatkan dua tiket. Wali kota meminta Lail supaya bisa
membujuk Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya
yang bernama Claudia.

Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi dari istri wali
kota bahwa salah satu tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia. Lail merasa
hatinya seperti tercabik-cabik. Akan tetapi, Claudia sebenarnya tidak pergi
bersama Esok melainkan dengan ibunya Esok.

Lail langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam


panik dan langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan
tetapi, sudah terlambat. Lail sudah mulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan
sekali lagi kepada Lail bahwa melupakan bukan jadi masalahnya, tetapi
menerima.

Akhirnya Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang
Esok dan Maryam tidak ikut terhapus. Melainkan menjadi benang biru yang
menunjukkan kenangan yang menyenangkan. Semua kenangannya, dipeluk erat-
erat oleh Lail ketika terapi terakhir dilakukan.

Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari. Esok
berjanji kepada Lail untuk tidak akan meninggalkan Lail lagi.

Anda mungkin juga menyukai