SKRIPSI
Oleh :
Lailatul Maghfiroh
1111101000014
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lailatul Maghfiroh
ii
ABSTRAK
Latar Belakang: Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu
indikator kesehatan ibu dan anak serta dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
Angka Kematian Bayi (AKB). Kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan
kasus AKB akibat BBLR dari 22,86% tahun 2011 menjadi 37,5% tahun 2013.
Pelayanan kesehatan primer yang mengalami peningkatan kasus BBLR di wilayah
kerja Tangerang Selatan adalah wilayah kerja Puskesmas Pamulang, yakni dari
0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013. Faktor penyebab kejadian
BBLR salah satunya adalah pertambahan berat badan ibu selama masa kehamilan.
Tujuan: Diketahuinya hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan
kejadian BBLR.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control. Populasi
penelitian adalah ibu yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dan telah
melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas
Pamulang pada tahun 2013-2015. Sampel penelitian pada kelompok kontrol
diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling, jumlah
sampel diperoleh sebanyak 37 ibu sebagai kelompok kasus dan 79 ibu sebagai
kelompok kontrol. Medical record dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
kuesioner merupakan instrumen penelitian. Chi Square dan analisis regresi
logistik merupakan metode yang digunakan untuk analisis hubungan pertambahan
berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR.
Hasil: Variabel karakteristik ibu yang memiliki nilai hubungan signifikan dengan
kejadian BBLR adalah variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan
(p<0,05). Hasil analisis regresi logistik dengan mengendalikan variabel penyakit
penyerta selama masa kehamilan menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pertambahan berat badan ibu hamil (Adjusted OR:4,07; 95% CI=
1,60 – 10,34) dengan kejadian BBLR.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu
hamil dengan kejadian BBLR. Variabel karakteristik ibu yang dapat
mempengaruhi kejadian BBLR adalah variabel penyakit penyerta selama masa
kehamilan. Diharapkan bagi petugas kesehatan agar tetap memberikan konseling
secara intensif kepada ibu hamil khususnya terkait konsumsi zat gizi dan energi
sesuai dengan kebutuhan gizi selama masa kehamilan
ABSTRACT
Background: Low Birth Weight (LBW) is an indicator of mothers and children
health, and can lead to the increasing infant mortality rate (IMR). The IMR in
Tangerang City has increased as a result of LBW, from 22.86% in 2011 to 37.5%
in 2013. The primary health services that have the increasing LBW cases is
Pamulang Health Center, from 0.6% (19 infants) in in 2012 to 0.7% (27 infants)
in 2013. One of the cause of LBW is pregnancy weight gain.
Objective: to find out the association of pregnancy weight gain with LBW
Methods: This research used case-control study design. The population is mother
who live at the work region of Pamulang health center and have done childbirth in
health care facilities Pamulang health center in 2013-2015. The research sample in
the control group is drawn by using simple random sampling technique, with the
number of sample is 37 mothers as case group and 79 mothers as a control. The
research instruments are medical records and questionnaires of KIA (Mothers and
Children Health) book. Chi-square and logistic regression analysis are the
methods used to analyze the relationship of pregnancy weight gain with LBW.
Results: The variable characteristics of mothers who are significantly related to
LBW is morbidities during pregnancy variable (p <0.05). The result of logistic
regression analysis by controling the morbidities during pregnancy variable
showed that there is a significant association between pregnancy weight gain
(adjusted OR: 4.07; 95% CI = 1.60 to 10.34) with LBW.
Conclusion: There is a significant association between pregnancy weight gain
with LBW. Variabel characteristic of mother that may lead to the incidence of low
birth weight is the morbidities during pregnancy variable. Health workers are
expected to keep providing intensive counseling for pregnant women, especially
about energy consumption according to the pregnancy balance nutrition.
Reference: 95 (1997-2015)
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
kekuatan lahir batin, kemudahan dan karunia, sehingga akhirnya skripsi
yang sederhana ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan saya.
Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Baginda rasul-Mu,
Muhammad SAW. Saya persembahkan tulisan sederhana ini untuk :
Atas setiap tetes keringat, kerja keras, kasih sayang, dukungan lahir
maupun batin serta do’a yang tiada henti di setiap sholat, sujudnya
setiap malam kepada saya. Tulisan sederhana ini merupakan salah satu
tanda bakti dan rasa terima kasih saya yang tak terhingga kepada Ibu
dan Ayah Tercinta. Semoga tulisan sederhana ini bisa membuat Ibu dan
Ayah bangga dan sebagai langkah awal kesuksesan saya untuk
membanggakan Ibu dan Ayah
“Have More Than You Show, Speak Less Than You Know (William
Shakespeare)”
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum wr.wb
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkah dan rahmat-Nya, laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul
“Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat bayi Lahir
Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang
Selatan Tahun 2013-2015”. Laporan skripsi ini penulis susun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, Abdul Khohar dan Siti Fatimah yang telah memberikan
dukungan penuh dan motivasi serta do‟a yang tiada henti.
2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakulats dan
Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Hoirun Nisa M.Kes., Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah
sabar dalam memberikan arahan serta bimbingannya.
8. Kemal dan Anjar, Feela yang telah membantu dalam proses analisis hasil
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih sangat jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar penulis dapat menyusun laporan skripsi yang lebih baik lagi.
Semoga dengan disusunnya laporan skripsi ini akan memberikan manfaat bagi
banyak pihak, khususnya penulis serta pembaca.
Wassalamu‟alaikum wr.wb
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan.......................................................................................i
Abstrak.......................................................................................................ii
2. Jarak Kehamilan...................................................................................... 15
8. Sosio-Demografi ..................................................................................... 20
9. KerangkaTeori ........................................................................................ 22
B. Definisi Operasional....................................................................................27
BAB V ......................................................................................................43
A. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan Kontrol
di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015 .......................43
B. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan Kontrol 52
xi
A. Simpulan .....................................................................................................95
B. Saran ............................................................................................................98
LAMPIRAN .........................................................................................................110
1. Kuesioner ..................................................................................................110
DAFTAR TABEL
Tabel 3 Kategori Kadar Hemoglobin dan Status Anemia pada Ibu Hamil ...................... 17
Tabel 5 Daftar Kode Penelitian Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan kejadian
BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun
2013-2015 .......................................................................................................... 40
Tabel 6 Distribusi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil selama Masa Kehamilan dan Per
Trimester pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 ...................................... 43
Tabel 7. Distribusi Karakteritik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015.................... 45
Tabel 8. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Masa Kehamilan dan Per
Trimester dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota
Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 ................................................................ 47
xiii
DAFTAR BAGAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan ibu dan anak. Secara global, World Health Organization (WHO)
tahun 2011 menunjukan bahwa prevalensi BBLR sebesar 15,5% dan 95,6%
dari prevalensi BBLR secara global terjadi pada negara berkembang. Salah
satu negara yang masih dinyatakan sebagai negara berkembang adalah negara
memiliki proporsi kasus BBLR yang hampir sama dengan proporsi BBLR
kematian bayi akibat BBLR adalah Kota Tangerang Selatan. Profil kesehatan
1
2
tahun 2013 (Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2013; Dinas Kesehatan Kota
peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013.
terhadap kondisi kesehatan bayi pada masa yang akan datang. Dampak
tidak lepas dari masalah kesehatan yang dialami oleh ibu pada masa
BBLR salah satunya adalah pertambahan berat badan ibu selama masa
bahwa proporsi pertambahan berat badan yang rendah dan melahirkan BBLR
3
sebesar 16% dan riwayat pertambahan berat badan pada ibu hamil
berhubungan dengan kejadian BBLR baik pada kelompok kasus dan kontrol.
BBLR telah dilakukan oleh Hinai, dkk (2013) di Omani, bahwa ibu yang
pertambahan berat badan normal selama hamil. Sato (2012) di São Paulo
pertambahan berat badan per trimester juga berpengaruh terhadap berat bayi
menunjukan bahwa proporsi pertambahan berat badan ibu hamil <250 gram
/minggu selama trimester II dan III pada kelompok kasus sebesar 54,1% dan
kelompok kontrol sebesar 14,3%. Jika dilihat dari nilai Odds Rasio (OR),
menunjukan bahwa kenaikan berat badan pada ibu hamil <250 gram/minggu
selama trimester II dan III mempunyai risiko melahirkan bayi dengan status
BBLR sebesar 7,1. Hasil yang berbeda dilaporkan di Karachi dengan desain
studi kohort, dimana pertambahan berat badan ibu hamil tidak berhubungan
tablet Fe, penyakit penyerta selama kehamilan, status anemia dan jumlah
kunjungan Antenatal Care (ANC) (Aea., dkk, 2014; Ahmed., dkk, 2012;
berat badan ibu per trimester dan selama kehamilan dapat berpengaruh
terhadap kejadian BBLR. Namun sampai saat ini, belum adanya penelitian
terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di wilayah
kerja Puskesmas Pamulang. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan
agar dapat diketahui hubungan pertambahan berat badan pada ibu hamil
B. Rumusan Masalah
peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013.
Pertambahan berat badan ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat
terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di wilayah
khusus terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di
C. Pertanyaan Penelitian
2013-2015 ?
kehamilan, jumlah kunjungan Antenatal Care, jumlah paritas, usia ibu saat
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2013-2015
ibu saat persalinan dan pendidikan ibu) pada kelompok kasus dan
2015.
E. Manfaat Penelitian
pertambahan berat badan pada ibu hamil dengan kejadian BBLR, sehingga
pertambahan berat badan yang rendah pada ibu hamil serta dapat
pelayanan kesehatan, dalam hal ini adalah bidan atau dokter kandungan.
waspada dan lebih teratur dalam menjaga status gizi selama masa
kehamilan.
4. Peneliti Selanjutnya
terkait BBLR.
8
yang akan digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini telah
TINJAUAN PUSTAKA
atau bayi baru lahir yang diperoleh setelah proses persalinan dengan berat
kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). Terdapat dua kriteria
terhambat dan bayi lahir dengan prematur. BBLR memiliki risiko terhadap
UNICEF, 2004).
Terdapat beberapa tipe BBL sesuai dengan berat lahir pertama kali,
1. Bayi lahir dengan berat lahir tinggi atau High Birth Weight (HBW)
(≥4000 gram), biasanya terjadi pada usia kehamilan normal atau post-
kematian bayi lebih tinggi terjadi pada bayi yang lahir dengan berat
≥4000 gram dibandingkan dengan bayi lahir dengan berat 3000 gram.
9
10
2. Bayi lahir dengan berat lahir sedang yakni sebesar 2500-3999 gram.
3. Bayi lahir dengan berat lahir cukup rendah yakni sebesar ≥1500-2400
4. Bayi lahir dengan berat lahir sangat rendah atau Very Low Birth
postnatal yang buruk, gangguan otak dan penyakit infeksi. Kondisi ini
5. Bayi lahir dengan berat lahir dibawah sangat rendah atau Extremely
risiko yang mempengaruhi terjadinya BBLR terdapat tiga faktor. Tiga faktor
faktor perilaku. Faktor kesehatan ibu terdiri dari IMT sebelum hamil, jumlah
kronis dan pertambahan berat badan yang rendah selama kehamilan. Faktor
11
kejadian BBLR :
belum adanya standar pertambahan berat badan ibu hamil sesuai dengan
kategori IMT sebelum hamil dan pertambahan berat badan per trimester.
Lanka) telah menggunakan standar berat badan pada ibu hamil yang telah
Ms., dkk, 2011). Hasil penelitian Abeysena (2011) di Kota Gampaha Sri
badan pada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan IMT Sebelum
hamil:
Tabel 1
Standar Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan
13-27 minggu dan trimester 3 adalah usia kehamilan 28-40 minggu) sesuai
Tabel 2
Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Tiap Trimester
Perlu diketahui bahwa pertambahan berat badan pada ibu hamil tidak
Fungsi plasenta adalah sebagai organ endokrin dan zat perantara antara ibu
ideal, di mana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara
yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh ibu) dapat merubah
dipengaruhi oleh status gizi atau IMT seorang wanita termasuk periode
sebelum hamil, untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus
berikut :
Status gizi pada seorang ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Bagan 1
Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Ketersediaan makanan
Status ekonomi Status gizi ibu Asupan Makanan
Struktur keluarga
dapat berpengaruh terhadap status gizi ibu. Jika asupan makanan dalam
kehidupan sehari-hari terpenuhi dengan baik, maka status gizi ibu dapat
dikatakan baik atau ideal. Begitu juga sebaliknya, jika asupan makanan
dalam kehidupan sehari-hari kurang, maka status gizi ibu dapat dikatakan
kesehatan baik pada ibu maupun pada bayi yang akan dikandung
hamil, selama kehamilan dan setelah masa kehamilan. Pada masa sebelum
dan buruknya status gizi pada seorang wanita Oleh karena itu, setiap
wanita harus memiliki status gizi yang memadai sehingga ketika sedang
hamil maka wanita tersebut dapat memiliki berat badan yang ideal. Jika
pertambahan berat badan pada ibu hamil rendah maka dapat berpengaruh
2. Jarak Kehamilan
bahwa jarak kehamilan ideal adalah 2 tahun atau lebih (BKKBN, 2012),
(Bener.,dkk, 2012)
risiko melahirkan BBLR sebesar 2,58 kali dibandingkan dengan ibu yang
anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet besi atau
tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari
Diperkirakan <50% wanita tidak memiliki cadangan zat besi yang cukup
untuk kehamilan. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil rata-rata adalah 4,4
risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 1,83 dibandingkan dengan ibu yang
yang mana anemia pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab
konsumsi zat besi. Akan tetapi, kekurangan asam folat, vitamin A, vitamin
B12 dan infeksi parasit juga dapat mempengaruhi jumlah sel darah merah
2000) :
Tabel 3
Kategori Kadar Hemoglobin dan Status Anemia pada Ibu Hamil
Anak usia 6-24 bulan, ibu hamil, ibu pasca melahirkan merupakan
(WHO, 2006). Tanda-tanda anemia akibat kekurangan zat besi pada ibu
merupakan gejala yang paling umum, disertai dengan gejala pucat, sakit
18
tubuh yang dapat menyebabkan ibu hamil merasa lebih dingin dari
biasanya. Gejala kekurangan zat besi dapat terjadi tanpa anemia, hal ini
kurangnya asupan energi dan protein pada ibu selama masa kehamilan
1997). Pada umumnya penyakit yang dialami oleh ibu selama masa
dengan minggu ke 36
7. Jumlah Paritas
istri sudah cukup (BKKBN, 2012). Hal ini merupakan salah satu upaya
banyak dapat memberikan dampak kesehatan baik pada ibu dan bayi.
bagian bawah rahim sehingga menutup sebagian atau seluruh jalan lahir)
dan komplikasi pendarahan pada ibu yang memiliki jumlah kelahiran yang
risiko lahir BBLR sebesar 3,2 dibandingkan paritas kedua dan selanjutnya.
8. Sosio-Demografi
pendidikan. Dalam hal ini usia ibu saat melahirkan mempunyai pengaruh
terhadap kondisi janin yang akan dilahirkan yakni BBLR. Ibu yang
mengalami persalinan pada rentang usia risiko tinggi (<20 tahun atau >35
(IOM, 1985).
antara usia ibu dengan pertambahan berat badan selama hamil namun tidak
21
ada hubungan antara usia ibu dengan BBLR. Selain itu Reichman (2006)
tahun dan <20 tahun berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
sebesar 2,1 kali. Berbeda dengan penelitian Harlod (2007) dengan desain
studi cross sectional dan penelitian Wado (2013) dengan desain studi
cohort bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu pada saat melahirkan
saat persalinan dengan BBLR dari proses biologis. Usia ibu saat
melahirkan yang paling berisiko pada umunya terjadi pada usia remaja
(<20 tahun) dan usia lanjut usia (>35 tahun). Pada ibu yang tergolong usia
berat bayi yang akan dilahirkan. Proses biologis tersebut adalah (Roth,
Sedangkan pada ibu hamil dengan usia lansia (>35 tahun), proses
biologis yang berpengaruh terhadap berat lahir bayi adalah (Roth, 1998;
Ullah, 2003) :
22
bayi
kondisi janin
BBLR.
9. KerangkaTeori
Care, jumlah paritas, usia ibu saat persalinan dan pendidikan ibu)
23
Penurunan fungsi
Adanya Ketidakseimbang kekebalan tubuh Gangguan
riwayat an kebutuhan gizi pada ibu pertumbuhan
penyakit antara ibu dan janin
kronis anak
Rentan teinfeksi
pada saluran
Sumber:
reproduksi
(Bener, 2012), (Grible, 2003),
(IOM, 1985), (Manuaba,
2000), (Muthayya, 2009),
Berat Bayi (Merril, 2010), (Mukhtar,
Gangguan 2005), (Roth, 1998), (Sato,
Faktor Kesehatan Ibu
pertumbuhan
Lahir Rendah
2012)
plasenta
Jarak Jumlah
kehamilan paritas
Plasenta
(<1 tahun) >3 Previa 24
nutrisi ibu
tidak adekuat
BAB III
A. Kerangka Konsep
diantaranya adalah:
status berat bayi saat lahir. Selain itu, variabel ini dapat ditelusuri
kelompok kasus dan kontrol, yakni buku Kesehatan Ibu dan Anak
berusia 5 tahun.
25
26
penelitian, yakni :
sebagai berikut :
Karakteristik Ibu :
Jarak Kehamilan
Jumlah Paritas
Pendidikan Ibu
B. Definisi Operasional
2 Pertambahan berat Naiknya berat badan Telaah dokumen Form catatan kesehatan ibu 0. Normal Ordinal
badan ibu hamil partisipan selama bulan hamil dalam Buku (IMT kurang=12,5-18
selama masa pertama hamil sampai Kesehatan Ibu dan Anak kg, IMT normal=11,5-16
kehamilan menjelang persalinan (KIA) yang dimiliki oleh kg, IMT overweight=7-
berdasarkan IMT sebelum partisipan 11,5 kg, IMT obesitas=
hamil 5-9 kg)
1. Kurang
(IMT kurang= <12,5 kg,
IMT normal= <11,5 kg,
IMT overweight= <7 kg,
27
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
IMT obesitas= <5kg)
2. Lebih
(IMT kurang= >18 kg,
IMT normal= >16 kg,
IMT overweight= >11,5
kg, IMT obesitas= >9
kg)
3 Pertambahan berat Naiknya berat badan Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu 0. Normal Ordinal
badan ibu hamil partisipan per trimester ( I, hamil dalam Buku 1. Kurang
per trimester II dan III) berdasarkan IMT Kesehatan Ibu dan Anak 2. Lebih
sebelum hamil (KIA) yang dimiliki oleh
partisipan (WHO, 2004; IOM dan
NRC, 2009)
5 Kepatuhan Ketaatan ibu hamil dalam Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu 0. Patuh, jika Ordinal
konsumsi tablet Fe mengkonsumsi tablet besi dan wawancara hamil dalam Buku Kesehatan mengkonsumsi tablet
28
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
sesuai (Minimal 90 tablet terstruktur Ibu dan Anak (KIA) yang Fe 80% yang
Fe) dengan jumlah yang dimiliki oleh partisipan dan seharusnya minimal
seharusnya diminum kuesioner dikonsumsi
berdasarkan pengakuan 1. Tidak Patuh jika
partisipan dan didukung mengkonsumsi tablet
dengan catatan rekam medis Fe< 80% yang
dalam buku KIA partisipan seharusnya minimal
dikonsumsi
(Iswanto, 2012)
6 Status Anemia Kadar Hemoglobin Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu 0. Tidak anemia (Hb ≥11 Ordinal
pada Ibu hamil partisipan selama masa hamil dalam Buku Kesehatan gr/dl)
kehamilan berdasarkan hasil Ibu dan Anak (KIA) yang 1. Anemia (Hb <11 gr/dl)
pemeriksaan laboratorium dimiliki oleh partisipan
Hb (Hemoglobin)
7 Penyakit penyerta Gangguan kesehatan yang Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu 0. Tidak ada Ordinal
selama masa diderita partisipan selama hamil dalam Buku Kesehatan 1. Ada
kehamilan masa kehamilan dan dapat Ibu dan Anak (KIA) yang
berisiko terhadap kondisi dimiliki oleh partisipan
kesehatan partisipan
maupun janin. Penyakit
tersebut berdasarkan atas
diagnosa petugas kesehatan
29
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
8 Kunjungan ANC Jumlah pemeriksaan Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu 0. ≥ nilai rata-rata hasil Ordinal
Selama masa kesehatan yang dijalani hamil dalam Buku Kesehatan penelitian
kehamilan partisipan selama masa Ibu dan Anak (KIA) yang
kehamilan ke fasilitas dimiliki oleh partisipan 1. < nilai rata-rata hasil
pelayanan kesehatan penelitian
berdasarkan catatan dalam
buku KIA
9 Jumlah Paritas Jumlah persalinan yang Wawancara Kuesioner 0. Primipara: jumlah Ordinal
pernah dialami oleh terstruktur persalinan=1
partisipan 1. Multipara jumlah
persalinan=2-3
2. Grandemultipara :
jumlah persalinan > 3
(Negi, 2006)
10 Usia Ibu Saat Umur partisipan pada saat Wawancara Kuesioner 0. Usia tidak risiko tinggi Ordinal
persalinan persalinan di tahun 2013- terstruktur (20-35 tahun)
2015 1. Usia risiko tinggi <20
tahun dan >35 tahun)
(IOM, 2009)
30
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
11 Pendidikan Ibu Tingkat studi terakhir yang Wawancara Kuesioner 0. Lebih dari 9 tahun Ordinal
ditempuh oleh partisipan terstruktur 1. Sekolah wajib 9 tahun
sampai tahun 2015 2. Kurang dari 9 tahun
31
32
C. Uji Hipotesis
Ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian
tahun 2013-2015
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
desain studi case-control. Desain studi case control dalam penelitian ini
ibu hamil dan karakteristik ibu pada kelompok kasus dan kontrol, serta
kejadian BBLR.
Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir (PCI) dan Pondok Cabe Udik (PCU).
Pamulang mengalami peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7%
33
34
Kelompok kasus merupakan ibu yang melahirkan bayi dengan status BBLR
population) adalah ibu yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
inklusi dan eksklusi pada kelompok kasus dapat dilihat pada Bagan 4.
Bagan 4
Alur Pemilihan Sampel pada Kelompok Kasus dan Kontrol
Semua bayi yang lahir dengan Bayi yang lahir dengan berat
berat <2500 gram (Kasus) ≥2500gram (kontrol) (n=854)
Eksklusi (n=49)
Prematur (n=3)
Prematur (n=3)
laporan dari Bidan Praktik Swasta (BPS) yang ada di wilayah kerja
Pamulang (n=7)
(n= 0).
e. Ibu yang tidak memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
(n=0).
36
sebagai berikut :
4. Kriteria Eksklusi
Pamulang (n=63).
(n= 0).
sampel yang akan dibutuhkan pada penelitian ini adalah (Ariawan, 1998) :
37
n
z 1 / 2 (1 1 / k ) p (1 p ) z1 p1 (1 p1 ) ( p 2 (1 p 2 )) k
2
dimana : ( p1 p 2 ) 2
diketahui:
P2 = 54,1% (Darmayanti, 2010) Z1-α/2 = 1.96
OR = 7,1 (Darmayanti, 2010) Z1-β/2 = 0.84
n
1,96 (1 1 / 2) x0,5 x(1 0,5) 0,84 0,8 x(1 0,8) (0,541x(1 0,541)) / 2 2
36,6 37
(0,8 0,541) 2
kelompok kontrol melalui nama ibu yang di dapatkan dari frame sampling
BBLR. Pada dokumen tersebut, peneliti telah mengambil data yang terdiri
dari identitas ibu hamil (nama istri dan suami) serta alamat lengkap ibu.
Dokumen yang berasal dari form catatan kesehatan ibu hamil dalam
buku KIA diperoleh informasi terkait variabel pertambahan berat badan ibu
kunjungan ANC.
jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, jumlah paritas, usia ibu saat
detail terkait jumlah tablet Fe yang telah dikonsumsi oleh partisipan kasus
adalah kuesioner dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki
badan selama hamil, usia ibu saat persalinan, pendidikan ibu, jumlah paritas,
F. Manajemen Data
Tabel 5
Daftar Kode Penelitian Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
dengan kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota
Tangerang Selatan Tahun 2013-2015
Kode Keterangan
IR1-IR13 Sosiodemografi
A1-A3 variabel terkait pertambahan
berat badan selama hamil
B1-B2 variabel status anemia
C1-C2 variabel kepatuhan konsumsi
tablet Fe
D1-D2 variabel penyakit penyerta
selama masa kehamilan
E variabel jumlah kunjungan ANC
dan karakteritik ibu belum terisi lengkap, maka data tersebut tidak
G. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat.
41
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Pada analisis uji
pertambahan berat badan ibu hamil yang lebih tidak di analisis lebih
badan ibu hamil yang normal dan kurang. Hasil analisis bivariat
berupa nilai Odds Ratio (OR). Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai
1,0 maka bisa dinyatakan signifikan pada α 5%. Namun jika rentang
42
HASIL
Tabel 6
Distribusi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil selama Masa Kehamilan dan
Per Trimester pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015
43
44
normal (49,4%) dan kurang (49,4%). Pertambahan berat badan ibu hamil
Pertambahan berat badan ibu hamil trimester III, sebagian besar (56,8%)
badan normal.
kepatuhan konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa
kehamilan, kunjungan ANC, jumlah paritas, usia ibu saat melahirkan serta
45
pada Tabel 7.
Tabel 7.
Distribusi Karakteritik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah
Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015
Status Anemia
Tidak Anemia (≥11g/dl) 22 (59,5) 56 (70,9) 0,226
Anemia (<11g/dl) 15 (40,5) 23 (29,1)
Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)
Jumlah Paritas
Primipara (1 anak) 13 (35,1) 25 (31,6) 0,861
Multipara (2-3 anak) 22 (59,5) 51 (64,6)
Grandemultipara (>3 anak) 2 (5,4) 3 (3,8)
Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)
Keterangan:
(*) : Rata-rata kunjungan ANC kelompok kasus =8,86 ±1,73 dan
kontrol =9,86 ±2,18
memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun yakni 91,7% pada kelompok kasus dan
92,9% pada kelompok kontrol. Jumlah kelompok kasus dan kontrol pada
variebel ini berbeda dengan jumlah sampel keseluruhan, hal ini dikarenakan
adanya sampel kasus maupun kontrol yang baru memiliki anak pertama
(56,8%) kelompok kasus tidak patuh konsumsi tablet Fe, sedangkan sebagian
besar (53,2%) kelompok kontrol patuh konsumsi tablet Fe. Variabel status
kasus (27%) dan kontrol (8,9%) yang memiliki penyakit penyerta selama
ANC kelompok kontrol adalah 9,86 dengan standar deviasi ±2,18. Variabel
jumlah paritas, terdapat 5,4% kelompok kasus dan 3,8% kelompok kontrol
yang memiliki jumlah paritas >3 anak (grandemultipara). Variabel usia ibu
kontrol yang memiliki status usia risiko tinggi pada saat melahirkan yakni
<20 tahun dan >35 tahun. Variabel pendidikan ibu, mayoritas kelompok
kasus (73%) dan kontrol (72,2%) telah menjalani pendidikan lebih dari 9
tahun.
8.
Tabel 8.
Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Masa Kehamilan dan Per Trimester
dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang
Selatan Tahun 2013-2015
pertambahan berat badan kurang selama masa kehamilan dan disertai dengan
adanya penyakit penyerta selama masa kehamilan berisiko lebih tinggi (yakni
sebesar 4,07 kali) melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki
pertambahan berat badan normal selama masa kehamilan dan tidak disertai
hamil selama masa kehamilan dengan kejadian BBLR (95% CI= 1,60 –
10,34).
Hasil uji bivariat pada variabel pertambahan berat badan per trimester,
trimester II dan III dengan kejadian BBLR. Setalah dikontrol dengan variabel
bahwa tidak ada hubungan antara pertambahan berat badan selama trimester I
variabel pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester III, diperoleh
badan ibu hamil selama trimester III dengan kejadian BBLR (Adjusted
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
hamil dan karakteristik ibu pada kelompok kasus maupun kontrol tahun 2013-
2015, yang mana pada tahun 2015 data diambil sampai bulan Februari.
1. Terdapat alat timbangan berat bayi (baby scale) yang berbeda di masing-
Pamulang.
51
4. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi case
dikarenakan tidak semua ibu hamil mengingat jumlah tablet Fe yang telah
dikonsumsi selama masa kehamilan, serta tidak semua ibu hamil telah
badan ibu hamil yang lebih selama kehamilan tidak dilanjutkan pada
analisis bivariat.
berat badan ibu hamil (sesuai IMT sebelum hamil) di Indonesia, sehingga
yang telah ditetapkan oleh Institute of Medicine (IOM) tahun 2009, yang
7. Pada variabel status anemia memiliki bias informasi yang tinggi, hal ini
badan ibu hamil dapat dilihat berdasarkan status gizi ibu sebelum hamil
pertambahan berat badan ibu hamil berdasakan status IMT sebelum hamil
yang sama dengan penelitian ini dilaporkan oleh Susilojati (2013), bahwa
normal sesuai dengan IMT sebelum hamil memiliki bayi dengan kondisi
berat lahir normal dan ibu yang memiliki pertambahan berat badan kurang
sesuai dengan IMT sebelum hamil memiliki bayi dengan kondisi berat
mayoritas (71%) pertambahan berat badan ibu hamil yang kurang dari
rendah.
53
ibu. Namun perlu diketahui bahwa pertambahan berat badan ibu hamil
sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu, baik status gizi ibu sebelum hamil
maupun selama masa kehamilan. Status gizi ibu yang baik sebelum hamil
Selain itu, status gizi ibu hamil juga dipengaruhi oleh konsumsi zat gizi
kurang dikarenakan faktor kurangnya konsumsi zat gizi dan energi yang
dianjurkan untuk mendapatkan asupan zat gizi dan energi yang cukup
kebutuhan energi dan zat gizi selama masa kehamilan merupakan hal
terpenting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
Semua kebutuhan energi dan zat gizi selama masa kehamilan telah
dimana pada umumnya kekurangan energi protein dan mineral seperti zat
besi dan kalsium sering dialami oleh ibu hamil. Sehingga, jumlah total
54
dibulatkan menjadi 80.000 kalori. Kebutuhan energi per hari selama masa
gizi sangat dianjurkan bagi seluruh makhluk hidup, baik mulai dari
dengan standar IOM) dan telah memiliki bayi dengan kondisi BBLR.
kenaikan berat badan yang paling sedikit adalah kurang dari 7 kg (10%).
Pada hasil penelitian tersebut, tidak dijelaskan secara detail terkait cara
berat badan yang harus dicapai oleh seorang ibu hamil. Sampai saat ini,
kehamilan. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil agar selalu
memantau status gizi sebelum dan selama masa kehamilan. Hal ini
kesehatan janin salah satunya BBLR. Kegiatan pemantauan status gizi ibu
edukasi yang lebih intensif kepada seluruh Wanita Usia Subur (WUS)
khususnya bagi ibu hamil dan tetap memberikan tambahan energi dan zat
rata-rata dan standar deviasi serta tidak ada kategori hasil ukur
trimester I adalah 1-3 kg pada ibu yang memiliki status IMT kurang,
kg.
berat badan ibu hamil pada trimester I dikarenakan faktor alami yakni
usia kehamilan. Akibat dari masa morning sickness tersebut adalah ibu
selama kehamilan terbagi menjadi dua yang terdiri terdiri dari cairan
dan jaringan tubuh bayi (janin, plasenta, cairan amnion) serta ibu
sebesar 0,1 kg, cairan darah sebesar 0,3 kg dan lemak ibu sebesar 0,31
kg.
hal yang normal. Hal ini dikarenakan janin dalam rahim ibu masih
minggu ke- 13 kondisi janin sudah mulai seperti manusia, yang mana
hampir sebagian besar ibu hamil baik kasus maupun kontrol tidak
tetap menjaga status gizi mulai awal usia kehamilan melalui konsumsi
pertambahan berat janin sebesar 1 kg, plasenta sebesar 0,3 kg, cairan
amnion sebesar 0,4 kg. Sedangan pada jaringan tubuh ibu terdapat
sebesar 0,3 kg, cairan darah sebesar 1,3 kg dan lemak ibu sebesar 2,5
bahwa salah satu penyebab pertambahan berat badan ibu hamil pada
tubuh ibu (kaki dan pergelangan kaki). Salah satu penyebab terjadinya
dialaminya mual dan muntah di trimester II, yang mana efek dari mual
badan ibu hamil. Mual dan muntah pada masa kehamilan umumnya
terjadi pada minggu ke-8 sampai minggu ke-10 dan berakhir pada
61
minggu ke-12 sampai minggu ke-14. Hanya 1-10% ibu hamil yang
memiliki bayi dengan status berat bayi lahir normal. Akan tetapi,
secara teori mual dan muntah secara terus menerus dapat berpengaruh
2011).
II. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil wilayah kerja
bentuk rata-rata dan standar deviasi serta tidak ada kategori hasil ukur
(2006), jumlah terlalu kecil yakni sebesar 270 sampel (kasus dan
penelitian hanya ibu hamil yang berusia 20-35 tahun. Usia sampel
dan bayi yang akan dilahirkan (Kemenkes, 2010). Pada trimester III,
64
pertambahan berat janin sebesar 3,4 kg, plasenta sebesar 0,6 kg dan
kg, cairan darah sebesar 1,5 kg, cairan ekstraselular sebesa5 1,5 kg
2003).
selama trimester II. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil di
berat badan kurang. Selain itu, diharapkan bagi ibu hamil agar tetap
dengan pola gizi seimbang untuk produksi Air Susu Ibu (ASI).
pada bayi melalui ASI, sehingga status gizi bayi dapat terjaga dengan
1. Jarak Kehamilan
kasus (91,7%) dan kontrol (92,9%). Berbeda dengan hasil penelitian Negi
(2006) dengan desain studi kohort, bahwa sebagian besar (58%) jarak
kehamilan pada kelompok kasus adalah <12 bulan. Hasil penelitian lain
dilaporkan oleh Bener (2012), bahwa kejadian BBLR terjadi pada ibu yang
66
memiliki jarak kehamilan <12 bulan sebesar 40,3%, sedangkan bayi lahir
normal terjadi pada ibu yang memiliki jarak kehamilan minimal ≥24 bulan
dengan catatan BBLR, serta mayoritas (64,3%) ibu yang memiliki jarak
kehamilan 2-4 tahun melahirkan bayi dengan catatan berat lahir normal.
BBLR banyak terjadi pada ibu yang memiliki jarak kehamilan terlalu
dekat (<2 tahun) dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki jarak
kehamilan normal (≥2 tahun). Hal ini dikarenakan, ibu hamil yang
bayi dengan berat lahir rendah. Hal ini dapat dikarenakan adanya faktor
lain seperti status gizi ibu, asupan makanan yang kurang, usia saat
terhadap kondisi bayi pada saat lahir salah satunya adalah BBLR. Hal ini
dikarenakan ibu hamil yang memiliki jarak kehamilan <2 tahun memiliki
67
kondisi tubuh yang lemah, dimana nutrisi ibu kurang adekuat dan adanya
dengan nutrisi ibu untuk memproduksi Air Susu Ibu (ASI) (Bener, dkk,
2012). Selain itu, pada ibu hamil yang memiliki jarak kehamilan <2 tahun,
sumber asam folat pada ibu, yang mana asam folat merupakan salah satu
zat penting yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk proses tumbuh kembang
(Horton, 2012).
BBLR. Oleh karena itu, setiap Pasangan Usia Subur (PUS) diharapkan
dikonsumsi oleh ibu hamil sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
cross sectional diperoleh bahwa sebagian besar (50,9%) ibu hamil patuh
(2004) bahwa mayoritas (85%) ibu hamil yang patuh konsumsi tablet Fe
selama masa kehamilan telah melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
mengkonsumsi tablet zat besi (Hidayah, 2012). Pada hasil penelitian ini,
rekam medis dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terkait jumlah
tablet Fe. Kelemahan dari catatan rekam medis tersebut adalah tidak
sampai tuntas oleh ibu hamil, melainkan terdapat beberapa sisa tablet Fe
yang telah dikonsumsi oleh kelompok kasus maupun kontrol selama masa
kehamilan.
mual dan muntah ketika mengkonsumsi tablet Fe. Selain itu, alasan lain
adalah adanya kelompok kasus dan kontrol yang mendapatkan zat besi
konsumsi tablet Fe tidak dilakukan lagi oleh kelompok kasus dan kontrol.
Secara teori, zat penambah darah pada ibu hamil dapat diperoleh melalui
banyak strategi agar tetap memenuhi kebutuhan zat besi selama masa
merupakan sumber bahan utama makanan pokok yakni roti atau cake.
Selain itu, beberapa makanan juga diperkaya dengan zat besi misalnya
kecap ikan, garam dan gula. Di Amerika Selatan, susu cair maupun susu
bubuk dan produk susu (yogurt) telah diperkaya atau di fortifikasi dengan
zat besi. Bahkan makanan pendamping bayi juga telah diperkaya dengan
zat besi, sehingga terbukti bahwa sumber makanan yang telah diperkaya
dengan zat besi dapat mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil dan
Kesehatan (2010) menyatakan bahwa kebutuhan zat besi pada ibu hamil
meningkat dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi
banyak zat besi. Pada masa tidak hamil, kebutuhan zat besi dapat dipenuhi
dari menu makanan sehat dan seimbang. Berbeda dalam keadaan hamil,
Selain itu, akibat kekurangan zat besi juga dapat mempengaruhi terjadinya
janin salah satunya adalah BBLR (Cogswell, 2015; Muthayya., dkk, 2009)
mencegah terjadinya BBLR. Oleh karena itu, diharapkan bagi setiap ibu
hamil untuk tetap menjaga kecukupan zat besi selama masa kehamilan
dengan cara mengkonsumsi zat besi (baik dari tablet Fe maupun makanan
yang mengandung zat besi) secara teratur. Selain itu, diharapkan bagi
mengingatkan pada ibu hamil untuk menjaga kecukupan zat besi selama
masa kehamilan.
3. Status Anemia
dinyatakan anemia jika kadar hemoglobin <11g/dl dan tidak anemia jika
72
kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi selama masa kehamilan dapat
pecobaan di Nepal menunjukan bahwa pemberian zat besi (60 mg) dan
asam folat (0,4 mg) setiap hari mulai usia kehamilan minggu ke-11 dapat
adalah anemia yang terjadi selama trimester III. Hal ini dikarenakan
selama trimester III, terjadi peningkatan kebutuhan zat besi untuk proses
tumbuh kembang janin. Pada ibu hamil yang mengalami anemia akibat
dan angka kematian sebesar 147,1 per 1000 kelahiran hidup. Pada ibu
sebesar 51 per 1000 kelahiran hidup. Hal yang sama juga diperoleh dari
74
umumnya anemia pada bu hamil terjadi akibat kekurangan zat besi dan
BBLR. Oleh karena itu, salah satu strategi yang efektif untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil adalah pemberian suplementasi zat besi yang
Berbeda dengan hasil Asih (2006), bahwa sebagian besar (59,1%) ibu
dengan kondisi berat lahir rendah dan mayoritas (97,1%) ibu yang tidak
sekresi dan kinerja insulin selama masa kehamilan, yang mana kinerja
(Maurice, dkk, 2005). Pada usia kehamilan minggu ke ±20 (trimester II),
tubuh ibu hamil telah memproduksi beberapa hormon yang cukup tinggi
meningkatkan nutrisi dan gula untuk pertumbuhan janin. Akan tetapi, pada
ibu yang mengalami diabetes melitus selama masa kehamilan, maka ibu
(Seghiari.,dkk, 2002).
minggu ke-20. Hal ini dikarenakan pada usia kehamilan minggu ke-20,
berdampak terhadap berat badan lahir. Hal ini terjadi karena adanya
tumbuh kembang janin. Pada ibu yang memiliki tekanan darah normal
IMT overweight. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Inaqwe
(2007) bahwa ibu hamil yang memiliki status IMT overweight maupun
melitus dalam kehamilan. Selain itu, janin pada ibu yang overweight
overweight dan 67% ibu hamil dengan status IMT obesitas telah memiliki
pertambahan berat badan yang lebih (diatas standar IOM) selama masa
77
kehamilan. Serta ibu yang memiliki pertambahan berat badan lebih selama
kesehatan ibu dan terjadinya BBLR. Oleh karena itu, konseling secara
sangat dianjurkan kepada semua ibu hamil, khususnya bagi ibu hamil yang
memiliki IMT oobesitas. Hal ini bertujuan agar kondisi kesehatan ibu
kontrol adalah 9,86 dengan standar deviasi ±2,18. Hasil yang sama juga
desain studi case control, bahwa sebagian besar (52,3%) kelompok kasus
bahwa mayoritas (74%) ibu melakukan kunjungan ANC >4 kali selama
bahwa ibu hamil baik kelompok kasus maupun kontrol di wilayah kerja
medis secara langsung yakni skrining kesehatan ibu, saran pola makan
Selain itu, Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC secara teratur
dengan baik (well born baby) sampai dengan masa laktasi dan nifas.
tepat waktu khususnya pada saat kunjungan ANC pertama pada trimester
kesehatan ibu. Selain itu, pada hasil penelitian tersebut juga dinyatakan
selama masa kehamilan. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil di
80
Puskesmas maupun rumah sakit juga selalu memberikan edukasi bagi ibu
kesehatan juga dapat melakukan tindakan home visit kepada ibu hamil
secara langsung.
6. Jumlah Paritas
yang sama juga diperoleh Negi (2006) dengan desain kohort di Institut
jumlah paritas >3 telah melahirkan bayi dengan status BBLR. Berbeda
sebesar 60%.
satu keluarga adalah sebanyak 2-3 anak. Adanya aturan terkait jumlah
angka kematian ibu dan bayi. Secara biologis, jumlah paritas yang terlalu
mengakibatkan aliran nutrisi pada janin tidak adekuat dan terjadinya bayi
bahwa ibu yang mengalami paritas terlalu banyak (>3), telah mengalami
Secara teori, ibu dengan primipara (melahirkan bayi pertama kali) berisiko
82
persalinan), terutama pada ibu hamil pada rentang usia risiko tinggi (<20
satu ciri bayi yang lahir dengan status BBLR (Aminian, 2014).
paritas yang terlalu banyak (>3 anak) dan paritas pertama kali (primipara)
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan bayi salah satunya adalah
BBLR. Oleh karena itu, diharapkan pada setiap pasangan usia subur agar
program KB. Selain itu, bagi petugas kesehatan juga diharapkan dapat
terkait KB juga dapat dilakukan pada Wanita Usia Subur (WUS) yang
dengan baik.
kontrol yang memiliki status usia risiko tinggi pada saat melahirkan yakni
<20 tahun dan >35 tahun. Hasil yang sama juga diperoleh Rahman (2011)
83
di Kualah Muda, Keddah bahwa mayoritas usia ibu saat melahirkan adalah
pada usia 20-34 tahun baik pada kelompok kasus (79,5%) dan kontrol
ibu saat melahirkan pada kelompok kasus adalah usia risiko tinggi (<20
tahun dan >35 tahun) dan mayoritas (70,8%) usia ibu saaat melahirkan
pada kelompok kontrol adalah usia tidak risiko tinggi (20-35 tahun). Hal
yang sama juga diperoleh oleh Nyaruhuca (2006) dengan desain studi case
kontrol adalah antara usia 20-35 tahun. Hasil penelitian Djali (2010) di
RSUD pasar Rebo dengan desain studi cross sectional menunjukan bahwa
mayoritas usia ibu saat melahirkan adalah antara usia 20-35 yakni sebesar
83,3%.
Usia ideal pada ibu saat proses persalinan adalah antara 20-35
tahun, jika usia ibu saat proses persalinan <20 tahun atau >35 tahun maka
dikatakan sebagai usia risiko tinggi pada saat proses persalinan. Secara
biologis, usia risiko tinggi pada saat proses persalinan dapat berdampak
terhadap kondisi kesehatan ibu mapun janin salah satunya BBLR. Hal ini
dikarenakan pada ibu yang masih tergolong remaja, aliran darah ke uterus
perkembangan janin. Hal ini dikarenakan, kebutuhan zat gizi seperti kalori
lahir bayi, menurunnya potensi kesuburan pada tubuh ibu dan adanya
beberapa penyakit pada ibu dan dapat mempengaruhi kondisi janin yakni
memiliki usia risiko tinggi pada saat persalinan dapat berpengaruh dengan
intensif terhadap ibu hamil yang mengalami persalinan pada usia risiko
terkait usia risiko tinggi serta dampak kesehatan yang akan dialami oleh
ibu maupun janin. Selain itu, intervensi juga dapat dilakukan dengan
kepada remaja putri terkait masalah kesehatan pada ibu hamil. Harapan
8. Pendidikan Ibu
lebih dari 9 tahun baik pada kasus (73%) maupun kontrol (72,2%). Hasil
yang sama juga diperoleh dari Rahman (2011) di Kuala Muda, Keddah
bahwa mayoritas ibu hamil memiliki status pendidikan terakhir >9 tahun,
baik pada kelompok kasus (82,6%) dan kontrol (87,8%) Berbeda dengan
hasil penelitian Djali (2010) di RSUD Pasar Rebo dengan desain studi
tahun dan <9 tahun sama yakni sebesar 50%. Tazkiyah,dkk (2013) di
pendidikan ibu adalah tamat SD, baik pada kelompok kasus (55,3%) dan
kontrol (44,6%).
penting terhadap sikap dan perilaku kesehatan salah satunya kesadaran diri
>9 tahun agar tetap melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan
teratur. Selain itu, diharapkan bagi ibu hamil (baik yang memiliki status
pendidikan >9 tahun maupun <9tahun) agar tetap aktif dan kreatif terhadap
Hal ini bertujuan agar semua Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia
kehamilan.
tinggi yakni 4,07 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang
tidak punya penyakit penyerta selama masa kehamilan (95% CI= 1,60 –
pertambahan berat badan ibu selama masa kehamilan adalah standar IOM.
meta analisis dari 12 penelitian diperoleh hubungan yang sangat kuat pada
ibu hamil yang memiliki pertambahan berat badan kurang (sesuai dengan
status IMT normal dan kurang sebelum hamil) berdasarkan standar IOM
87
ibu yang memiliki pertambahan berat badan normal sesuai dengan IMT
sebelum hamil (95% CI 2,3- 2,7) (Muthayya., dkk, 2009). Hasil Tsai, dkk
(2012) di Taiwan menunjukan bahwa ibu hamil dengan status IMT kurang
dibandingkan dengan ibu dengan status IMT kurang sebelum hamil dan
CI=1,29-31,1).
desain studi kohort, bahwa hasil uji regresi logistik menunjukan tidak ada
sebelum hamil dan memiliki pertambahan berat badan lebih selama masa
lahir bayi. Pada ibu hamil yang memiliki pertambahan berat badan kurang
selama masa kehamilan dapat dikarenakan faktor lain yakni asupan gizi
yang kurang selama masa kehamilan (Munim, dkk, 2012; Nucci, dkk,
lemak, protein). Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
apabila ibu hamil mengalami kekurangan asupan energi dan zat gizi maka
dapat mencerminkan kurangnya asupan zat gizi pada ibu, yang mana
(karbohidrat, protein dan lemak) dan energi selama masa kehamilan dapat
sama juga ditemukan oleh Tsai (2012), bahwa terdapat salah satu faktor
kehamilan. Selain itu, adanya penyakit penyerta yang dialami ibu selama
pertambahan berat badan normal (75%) dan lebih (32,8%) dan diperoleh
hasil hubungan yang signfikan antara pertambahan berat badan ibu hamil
bahwa pertambahan berat badan pada ibu yang lebih selama masa
bagi ibu maupun bayi. Risiko pada ibu antara lain adalah pre-
90
adalah bayi mengalami obesitas, bayi lahir prematur atau bayi lahir kurang
Berat Bayi Lahir Rendah, bayi prematur bahkan bayi lahir mati merupakan
salah satu kondisi bayi dengan status lemah. Oleh karena itu, diharapkan
bagi ibu hamil agar tetap menjaga kondisi kesehatan selama masa
kehamilan dan menjaga pertambahan berat badan secara ideal. Hal ini
normal selama trimester III. Dimana, pada hasil penelitian ini ditemukan
antara pertambahan berat badan trimester I dengan kondisi berat bayi saat
bertambahnya berat badan ibu selama trimester I, yakni faktor mual dan
sickness tersebut merupakan hal yang wajar dialami ibu di usia awal
kesehatan agar tetap mengontrol pertambahan berat badan ibu mulai dari
bahwa adanya pertambahan berat badan ibu hamil mulai usia awal
Brown, dkk (2002) juga menyatakan bahwa pertambahan berat badan ibu
hamil trimester I memiliki dampak yang kuat terhadap kondisi berat lahir
pertambahan berat badan ibu di awal kehamilan, hal ini dikarenakan masa
awal kehamilan merupakan perkiraan awal kondisi status gizi ibu untuk
studi kohort di Tanzania, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester II rendah (4,5 kg)
pada semua kategori IMT sebelum hamil. Berbeda dengan hasil penelitian
pertambahan berat badan selama trimester II dengan berat lahir bayi pada
93
per minggu pada trimester II berisiko melahirkan BBLR sebesar 7,1 kali
pertambahan berat badan ibu hamil menurut standar IOM dengan berat
lahir bayi (p <0,05). Hasil yang sama juga diperoleh Nyaruhuca (2006)
yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu pada trimester III
Brown (2002) dengan desain studi kohort di USA bahwa tidak ada
hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester III
dengan berat lahir bayi (p=0,40). Brown (2002) juga menyatakan bahwa
tidak ada hubungan antara pertambahan berat badan dengan berat lahir
bayi.
badan ibu hamil selama trimester III merupakan masa penentuan kondisi
dinyatakan perkembangan janin telah stabil. Berbeda bagi ibu hamil yang
pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester III dengan masing-
langsung dengan kejadian BBLR, diharapkan bagi ibu hamil agar dapat
dimana bayi tumbuh dengan cepat (60% pertambahan berat badan ibu
merupakan bagian dari janin) dan sangat membutuhkan asupan nutrisi dan
zat besi dari ibu (Cheung, 2000). Sehingga pertambahan berat badan ibu
sampai akhir trimester secara rutin setiap kali ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hal ini bertujuan agar ibu hamil tetap sadar akan kebutuhan
zat gizi dan energi yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Sehingga
A. Simpulan
hasil :
1. Distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada kelompok kasus dan
kontrol adalah :
kurang (49,4%).
95
96
mengalami anemia.
memiliki status usia risiko tinggi pada saat melahirkan yakni <20
CI= 1,60-10,34).
B. Saran
Praktik Swasta).
tidak hanya dilakukan pada ibu hamil, melainkan pada Wanita Usia
Pamulang.
terkait BBLR.
99
Ibu hamil dapat menjaga status gizi mulai dari awal trimester
sampai akhir trimester melalui konsumsi zat gizi dan energi yang teratur
sesuai dengan kebutuhan kondisi ibu hamil. Bagi ibu hamil yang tidak
Selain itu, bagi ibu hamil yang tidak mengalami pertambahan berat badan
d) Peneliti Selanjutnya
dapat dipantau kenaikan berat badan ibu hamil per trimester dan selama
masa kehamilan. Serta dapat diketahui secara jelas faktor lain yang dpaat
Daftar Pustaka
Aea, Ghani., dkk. 2013. Epidemiology of Low Birth Weight in the Town
of Sidi Bel Abbes (West of Algeria): A Case-Control Study. Jurnal
Nutrition and Food Sciences 2013, Vol. 4, Issue 3
Ahmed, Zafar., dkk. 2012. Antenatal Care and The Occurance of Low
Birth Weight Delivery Among Woman in Remote Mountainous
Region of Chitral, Pakistan. Pak J Med Science 2012, Vol. 28, No. 5
Al-Qur‟an Karim
Bernald, CL., dkk. 2012. Maternal Nutrition and Fetal Growth: The Role
of Iron Status and Intake During Pregnancy. Nutrition and Dietary
Supplements 2012:4
Darmayanti, dkk. 2010. The Effect Of Weight Gain Rate Per Week in The
Second and Third Trimester Of Pregnancy on The Risk of LBW.
Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat 2010, Vol. 26, No. 1, h: 40-46
Djali, Nur Asniati dan Tris Eryando. 2010. Factors Related to Low Birth
Weight Babies in Pasar Rebo Public General Hospital. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 2
Gross, Ruth T., dkk. 1997. Helping Low Birth Weight, Premature Babies.
Stanford University Press: California
Han, Zhen., dkk. 2011. Maternal Underweight and The Risk of Preterm
Birth and Low Birth Weight: a Systematic Review and Meta-
Analyses. International Journal of Epidemiology 2011;40:65–101
Hidayah, Wiwit dan Tri Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di Desa Pageraji
Kecamatan CilongokKabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, Vol. 3 No. 2
Horton, Richard. 2012. The Lancet : Global Health Series. London : The
Lancet, Family Planning.
https://books.google.com.pe/books?id=1p9JRbFkxsUC&pg=RA1-
PT54&dq=interpregnancy+interval+with+low+birth+weight&hl=en
&sa=X&ei=BUJtVfeQJpDluQTA1IGwBQ&ved=0CCYQ6AEwAg#
v=onepage&q=interpregnancy%20interval%20with%20low%20birt
h%20weight&f=false
Louis, MO. 2004. Maternity and Women’s Health Care. China: National
Council of State Boards of Nursing
Mumbari, Sachin S., dkk. 2009. Maternal Risk Factors Associated with
Term Low Birth Weight Neonates: A Matched-Pair Case Control
Study. Indian Pediatric 2012, Volume 49, January 16
Rebecca, Stoltzfus dan Michele L. Dreyfuss. 2003. Guidlines for the Use
of Iron Supplementes to Prevent and Treat Iron Deficiency Anemia.
International Anemia Consulative Group (INACG) : USA
Reichman, Nancy E., dkk. 2006. Paternal Age as a Risk Factor for Low
Birthweight. American Journal of Public Health, May 2006, Vol 96,
No. 5
107
Roth, Jeffrey., dkk. 1998. The Risk of Teen Mothers having Low Birth
Weight Babies:Implication of Recent Medical Research for School
Health Personel. Journal of School Health: September 1998, Vol 68
No 7
Sari, Maulia dan Trini Sudiarti. 2013. Model Prediksi Berat Lahir
Berdasarkan Berat Badan Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 7, No. 8
Sato Ana Paula dan Elizabeth Fujimori. 2012. Nutrional Status and
Weight Gain in Pregnant Women. May.-June;2012 (3):462-8
Ullah., dkk. 2003. Biological Risk Factos of Low Birth Weight in Rural
Rajashi. TAJ December 2003; Vol. 16 No. 2
LAMPIRAN
1. Kuesioner
Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah
disediakan dibawah ini dengan sadar tanpa paksaan.
__________, 2015
(.........................................)
.......................................(sebutkan)
IR11 Jumlah paritas (jumlah kelahiran yang Anda
_____ Anak [ ]
alami)
IR12 Berat bayi lahir anak (pada tahun 2013-2015) ____gram [ ]
IR13 Berapa jarak kehamilan Anda antara
[ ]
kehamilan anak terakhir dengan kehamilan _____tahun
pada tahun 2013-2015
A. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
A1 Berat badan sebelum hamil ____kg [ ]
A2 Tinggi badan _____ cm [ ]
Kategori IMT (Indeks Massa Tubuh)
A3 Pertambahan berat badan selama hamil
Trimester I (0-12 mg)______kg
Trimester II (13-27 mg) ______kg [ ]
Trimester III (28-40 mg)______kg
B. Status Anemia
B1 Riwayat anemia selama masa kehamilan 0. Ada
tahun 2013-2015 [ ]
1. Tidak
B2 Berapa Hb terakhir Ibu selama masa
kehamilan pada saat dilakukan pemeriksaan ____Hb [ ]
oleh petugas pelayanan kesehatan
C. Kepatuhan konsumsi Tablet Fe
C1 Selama kehamilan di tahun 2013-2015, 0. Iya
apakah Ibu mengkonsumsi pil zat besi / tablet 1. Tidak [ ]
penambah darah
C2 Selama kehamilan di tahun 2013-2015,
berapa jumlah tablet Fe yang ibu konsumsi [ ]
______ Tablet
D. Penyakit Penyerta Selama Masa Kehamilan
D1 Penyakit penyerta yang dialami Ibu selama 0. Ada
masa kehamilan di tahun 2013-2015 1. Tidak ada (Lanjut ke D) [ ]
berdasarkan diagnosa petugas kesehatan
D2 Jenis penyakit yang Ibu alami ................ [ ]
E. Kunjungan Antenatal Care (ANC)
E1 Selama hamil, berapa kali Ibu melakukan Trimester 1________Kali
pemeriksaan kehamilan ke pelayanan Trimester 2________Kali
kesehatan Trimester 3________Kali
113
2. Hasil SPSS
Cases
Tambah_BB_Semua *
116 100.0% 0 .0% 116 100.0%
Berat_BAYILAHIR
Tambah_BB_Trimester1 *
116 100.0% 0 .0% 116 100.0%
Berat_BAYILAHIR
Tambah_BB_Trimester2 *
116 100.0% 0 .0% 116 100.0%
Berat_BAYILAHIR
Tambah_BB_Trimester3 *
116 100.0% 0 .0% 116 100.0%
Berat_BAYILAHIR
Tambah_BB_Trimester3 * Berat_BAYILAHIR
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 14.506 3 .002
Likelihood Ratio 18.234 3 .000
N of Valid Cases 116
a. 3 cells (37,5%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,32.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
a
Tambah_BB_Trimester3
(normal / kurang)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
114
Tambah_BB_Trimester2 * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal BBLR Total
Tambah_BB_Trimester2 Normal Count 37 13 50
% within Berat_BAYILAHIR 46.8% 35.1% 43.1%
Kurang Count 29 24 53
% within Berat_BAYILAHIR 36.7% 64.9% 45.7%
Lebih Count 13 0 13
% within Berat_BAYILAHIR 16.5% .0% 11.2%
Total Count 79 37 116
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 11.261 2 .004
Likelihood Ratio 14.945 2 .001
N of Valid Cases 116
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 4,15.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
a
Tambah_BB_Trimester2
(normal / kurang)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
Tambah_BB_Trimester1 * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal BBLR Total
Tambah_BB_Trimester1 Normal Count 39 15 54
% within Berat_BAYILAHIR 49.4% 40.5% 46.6%
Kurang Count 39 22 61
% within Berat_BAYILAHIR 49.4% 59.5% 52.6%
Lebih Count 1 0 1
% within Berat_BAYILAHIR 1.3% .0% .9%
115
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 1.378 2 .502
Likelihood Ratio 1.678 2 .432
N of Valid Cases 116
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,32.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
a
Tambah_BB_Trimester1
(normal / kurang)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
Tambah_BB_Semua * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal BBLR Total
Tambah_BB_Semua Normal Count 39 9 48
% within Berat_BAYILAHIR 49.4% 24.3% 41.4%
Kurang Count 33 28 61
% within Berat_BAYILAHIR 41.8% 75.7% 52.6%
lebih Count 7 0 7
% within Berat_BAYILAHIR 8.9% .0% 6.0%
Total Count 79 37 116
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 12.605 2 .002
Likelihood Ratio 14.771 2 .001
N of Valid Cases 116
116
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 12.605 2 .002
Likelihood Ratio 14.771 2 .001
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2,23.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
a
Tambah_BB_Semua
(Normal / Kurang)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
Riwayat_Penyakit * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal bblr Total
Riwayat_Penyakit tdk ada Count 72 27 99
% within Berat_BAYILAHIR 91.1% 73.0% 85.3%
ada Count 7 10 17
% within Berat_BAYILAHIR 8.9% 27.0% 14.7%
Total Count 79 37 116
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.649 1 .010
b
Continuity Correction 5.276 1 .022
Likelihood Ratio 6.199 1 .013
Fisher's Exact Test .021 .013
Linear-by-Linear Association 6.591 1 .010
b
N of Valid Cases 116
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,42.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Riwayat_Penyakit (tdk ada / 3.810 1.317 11.021
ada)
For cohort Berat_BAYILAHIR
1.766 .988 3.157
= normal
For cohort Berat_BAYILAHIR
.464 .278 .773
= bblr
N of Valid Cases 116
Patuh_Fe * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal bblr Total
Patuh_Fe patuh Count 42 16 58
% within Berat_BAYILAHIR 53.2% 43.2% 50.0%
118
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .992 1 .319
b
Continuity Correction .635 1 .426
Likelihood Ratio .994 1 .319
Fisher's Exact Test .426 .213
Linear-by-Linear Association .984 1 .321
b
N of Valid Cases 116
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Patuh_Fe
1.490 .679 3.271
(patuh / tdk patuh)
For cohort Berat_BAYILAHIR
1.135 .883 1.458
= normal
For cohort Berat_BAYILAHIR
.762 .444 1.306
= bblr
N of Valid Cases 116
Stat_Anemia * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal bblr Total
Stat_Anemia tdk anemia Count 56 22 78
% within Berat_BAYILAHIR 70.9% 59.5% 67.2%
anemia Count 23 15 38
% within Berat_BAYILAHIR 29.1% 40.5% 32.8%
Total Count 79 37 116
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
119
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.494 1 .222
b
Continuity Correction 1.020 1 .313
Likelihood Ratio 1.469 1 .226
Fisher's Exact Test .289 .156
Linear-by-Linear Association 1.481 1 .224
b
N of Valid Cases 116
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,12.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Stat_Anemia
1.660 .734 3.755
(tdk anemia / anemia)
For cohort Berat_BAYILAHIR
1.186 .886 1.588
= normal
For cohort Berat_BAYILAHIR
.715 .421 1.213
= bblr
N of Valid Cases 116
Jarak_kehamilan * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal bblr Total
Jarak_kehamilan >= 2 tahun Count 52 22 74
% within Berat_BAYILAHIR 92.9% 91.7% 92.5%
< 2 tahun Count 4 2 6
% within Berat_BAYILAHIR 7.1% 8.3% 7.5%
Total Count 56 24 80
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .034 1 .853
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .034 1 .854
Fisher's Exact Test 1.000 .587
Linear-by-Linear Association .034 1 .854
120
b
N of Valid Cases 80
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Jarak_kehamilan (>= 2 tahun 1.182 .201 6.932
/ < 2 tahun)
For cohort Berat_BAYILAHIR
1.054 .587 1.892
= normal
For cohort Berat_BAYILAHIR
.892 .273 2.916
= bblr
N of Valid Cases 80
Jmlh_Paritas * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal bblr Total
Jmlh_Paritas primipara Count 25 13 38
% within Berat_BAYILAHIR 31.6% 35.1% 32.8%
multipara Count 51 22 73
% within Berat_BAYILAHIR 64.6% 59.5% 62.9%
>3 Count 3 2 5
% within Berat_BAYILAHIR 3.8% 5.4% 4.3%
Total Count 79 37 116
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square .349 2 .840
Likelihood Ratio .343 2 .842
Linear-by-Linear Association .031 1 .861
N of Valid Cases 116
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,59.
121
Pend_Ibu * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal bblr Total
Pend_Ibu >9 tahun Count 57 27 84
% within Berat_BAYILAHIR 72.2% 73.0% 72.4%
wajib 9 tahun Count 15 7 22
% within Berat_BAYILAHIR 19.0% 18.9% 19.0%
<9 tahun Count 7 3 10
% within Berat_BAYILAHIR 8.9% 8.1% 8.6%
Total Count 79 37 116
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square .019 2 .991
Likelihood Ratio .019 2 .990
Linear-by-Linear Association .015 1 .901
N of Valid Cases 116
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 3,19.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Pend_Ibu (>9 a
tahun / wajib 9 tahun)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
Usia_Ibu_Melahirkan * Berat_BAYILAHIR
Crosstab
Berat_BAYILAHIR
normal bblr Total
Usia_Ibu_Melahirkan usia tdk risti Count 67 30 97
% within Berat_BAYILAHIR 84.8% 81.1% 83.6%
usia risti Count 12 7 19
% within Berat_BAYILAHIR 15.2% 18.9% 16.4%
Total Count 79 37 116
% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%
122
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .256 1 .613
b
Continuity Correction .056 1 .813
Likelihood Ratio .251 1 .617
Fisher's Exact Test .601 .399
Linear-by-Linear Association .254 1 .615
b
N of Valid Cases 116
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,06.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Usia_Ibu_Melahirkan (usia 1.303 .467 3.637
tdk risti / usia risti)
For cohort Berat_BAYILAHIR
1.094 .757 1.581
= normal
For cohort Berat_BAYILAHIR
.839 .434 1.624
= bblr
N of Valid Cases 116
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3.136 1 .077
b
Continuity Correction 2.347 1 .126
Likelihood Ratio 3.011 1 .083
123
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
ANC_Kategorik (kurang =
.449 .183 1.102
<10 kontrol, <9 kasus / Baik
>=10 kontrol, >=9 kasus)
For cohort Berat_BAYILAHIR
.746 .511 1.088
= normal
For cohort Berat_BAYILAHIR
1.662 .976 2.829
= bblr
N of Valid Cases 116
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8.832 1 .003
b
Continuity Correction 7.663 1 .006
Likelihood Ratio 9.185 1 .002
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear Association 8.751 1 .003
b
N of Valid Cases 109
124
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,29.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Tambah_BB_Semua (normal 3.677 1.521 8.887
/ kurang)
For cohort Berat_BAYILAHIR
1.502 1.149 1.964
= normal
For cohort Berat_BAYILAHIR
.408 .213 .782
= bblr
N of Valid Cases 109
Logistic Regression
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 123.404 .139 .192
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
a
Classification Table
Predicted
Berat_BAYILAHIR
Percentage
Observed normal bblr Correct
Step 1 Berat_BAYILAHIR Normal 69 3 95.8
Bblr 31 6 16.2
Overall Percentage 68.8
a. The cut value is ,500
125