BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara petrografi, komponen penyusun breksi sekis dan breksi autoklastik

pada Kompleks Bantimala, Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Provinsi

Sulawesi Selatan memiliki persamaan dan perbedaan sebagai berikut.

 Persamaan:

a. Komponen breksi sekis yang terdiri atas Quartz Chlorite Muscovite

Schist dan Metadiabase dapat dikorelasikan dengan komponen breksi

autoklastik yang terdiri atas Quartz Epidote Schist dikategorikan

sebagai batuan metamorf fasies Greenschist metabasite dengan

dominasi mineral klorit.

b. Komponen breksi sekis yang terdiri atas Chlorite Calcite Schist dapat

dikorelasikan dengan komponen breksi autoklastik yang terdiri atas

Chlorite Calcite Schist dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies

Greenschist metabasite dengan dominasi mineral klorit dan kalsit

c. Komponen breksi sekis yang terdiri atas Quartz Epidote Calcite Gneiss

dan Epidote Actinolite Schist dapat dikorelasikan dengan komponen

breksi autoklastik terdiri atas Quartz Epidote Calcite Gneiss bernomor

sampel 6A dan 18A dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies

Greenschist metabasite dengan dominasi mineral epidot dan kalsit.

159
 d. Komponen breksi sekis yang terdiri atas Quartz Epidote Garnet Gneiss

dapat dikorelasikan dengan komponen breksi autoklastik terdiri atas

Quartz Garnet Epidote Chlorite Gneiss dan Muscovite Epidote Garnet

Schist dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies Greenschist

metabasite dengan dominasi mineral garnet dan epidot.

e. Komponen breksi sekis yang terdiri atas Quartz Calcite Piedmontite

Gneiss dapat dikorelasikan dengan komponen breksi autoklastik terdiri

atas Quartz Garnet Muscovite Gneiss dikategorikan sebagai batuan

metamorf fasies Blueschist metachert dengan dominasi mineral kuarsa,

piedmontite, garnet dan riebeckite.

 Perbedaan:

a. Komponen breksi sekis yang tidak dapat dikorelasikan dengan breksi

autoklastik terdiri atas Quartz Epidote Chlorite Gneiss dan Quartz

Calcite Epidote Gneiss dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies

Greenschist metabasite dengan dominasi mineral epidot dan klorit.

b. Komponen breksi sekis yang tidak dapat dikorelasikan dengan breksi

autoklastik terdiri atas Quartz Garnet Chlorite Muscovite Gneiss,

Quartz Garnet Chlorite Muscovite Gneiss dan Quartz Garnet Chlorite

Gneiss dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies Greenschist

metabasite dengan dominasi mineral garnet dan klorit.

c. Komponen breksi sekis yang tidak dapat dikorelasikan dengan breksi

autoklastik terdiri atas Olivine Pyroxenite dan Pyroxene Peridotite

dikategorikan sebagai batuan ultrabasa.

160
d. Komponen breksi sekis yang tidak dapat dikorelasikan dengan breksi

autoklastik terdiri atas Calcite Quartz Granulose/Marble dikategorikan

sebagai batuan metamorf fasies Greenschist bersumber dari batuan

karbonat.

e. Komponen breksi sekis yang tidak dapat dikorelasikan dengan breksi

autoklastik terdiri atas Mesocataclasite sampel 10A dan 32A

dikategorikan sebagai batuan metamorf katakalstik.

f. Komponen breksi autoklastik yang tidak dapat dikorelasikan dengan

breksi sekis terdiri atas Albite Hornblende Gneiss sampel 19B dan 25B

dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies Amphibolite metabasite

dengan dominasi mineral hornblende dan plagioklas.

g. Komponen breksi autoklastik yang tidak dapat dikorelasikan dengan

breksi sekis terdiri atas Granulite dikategorikan sebagai batuan

metamorf fasies Granulite metabasite dengan dominasi mineral

ortopiroksin, klinopiroksin, plagioklas dan mineral indeks silimanit.

h. Komponen breksi autoklastik yang tidak dapat dikorelasikan dengan

breksi sekis terdiri atas Albite Tremolite Glaucophane Schist,

Glaucophane Hornblende Schist dan Epidote Glaucophane Schist

dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies Blueschist metabasite

dengan dominasi mineral glaukopan.

i. Komponen breksi autoklastik yang tidak dapat dikorelasikan dengan

breksi sekis terdiri atas Eclogite A dan D pada stasiun 21 dikategorikan

sebagai batuan metamorf fasies Eclogite metabasite dengan dominasi

mineral garnet, glaukopan dan ompasit.

161
 j. Komponen breksi autoklastik yang tidak dapat dikorelasikan dengan

breksi sekis terdiri atas Quartz Sapphirine Chlorite Granulite

dikategorikan sebagai batuan metamorf fasies Granulite pelitik dengan

dominasi mineral sapirin, kuarsa dan klorit.

2. Komponen penyusun breksi sekis pada daerah Tondong Tallasa bersumber

dari, 1) batuan beku penyusun kerak oseanik (metabasite rock) terdiri atas

fasies greenschist dan batuan beku ultrabasa, 2) batuan sedimen (pelitic rock)

terdiri atas fasies greenschist, 3) metachert terdiri atas fasies blueschist, 4)

batuan kataklastik, dan 5) marmer yang termasuk dalam fasies greenschist.

Sedangkan komponen penyusun breksi autoklastik pada daerah Tondong

Tallasa bersumber dari, 1) batuan beku penyusun kerak oseanik (metabasite

rock) terdiri atas fasies greenschist, fasies amphibolite, fasies granulite, fasies

blueschist dan fasies eclogite, 2) batuan sedimen (pelitic rock) terdiri atas

fasies greenschist, fasies granulite dan quartzite, dan 3) metachert terdiri atas

fasies blueschist (Lihat lampiran Tabel Korelasi Petrografi Breksi Autoklastik

dan Breksi Sekis).

6.2 Saran

Ketidakhadiran batuan metamorf fasies amphibolite, blueschist, granulite

dan eclogite pada fragmen batuan breksi sekis perlu menjadi penelitian lebih

lanjut agar kontroversi Kompleks Bantimala dapat terpecahkan dan menambah

pengetahuan bagi para akademisi.

162