PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi
bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan
di tatanan pelayanan di rumah sakit. Sebanyak 40-60 % pelayanan di rumah
sakit adalah pelayanan keperawatan (Gillies, 1994 dalam Nursalam, 2002).
Perawat sebagai profesi yang mempunyai kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan selama 24 jam secara berkesinambungan yang melibatkan
pasien, keluarga, maupun profesi atau tenaga kesehatan lain guna tercapainya
pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas,
pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapat perhatian secara
menyeluruh.Kualitas pelayanan keperawatan dalam tatanan pelayanan di
rumah sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut haruslah dapat
dikelola secara efektif dan efisien dengan menggunakan proses manajemen,
khususnya manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu
pengkajian (kajian situasional), perencanaan (strategi dan operasional),
implementasi dan evaluasi. Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja
yang dilakukan oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Untuk menjalankan fungsi manajemen secara
optimal, seorang manajer keperawatan dituntut untuk dapat melakukan suatu
proses yang meliputi 4 fungsi utama manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Praktik Belajar Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan merupakan aplikasi konsep manajemen dan kepemimpinan dalam
keperawatan dalam mengelola pelayanan keperawatan pada berbagai area/unit
pelayanan di rumah sakit (klinik). Proses pelaksanaan praktik klinik
1
manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan ini dilakukan melalui
pengelolaan unit pelayanan keperawatan dan pengelolaan asuhan dengan
mengimplementasikan fungsi-fungsi dan langkah-langkah manajemen guna
tercapainya pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Kurikulum pendidikan D IV Keperawatan yang saat ini digunakan oleh
Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D IV
Keperawatan Palu adalah berbasis kompetensi, yang bertujuan untuk
menghasilkan tenaga perawat profesional yang sesuai dengan kewenangannya,
yaitu harus mempunyai kemampuan akademis yang dicapai melalui
pembelajaran di kelas (40% teori), juga harus memiliki kemampuan
profesional yang diperoleh di lahan praktik melalui praktik belajar keperawatan
laboratorium dan klinik (60%).
Praktik Belajar Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan ini mutlak dilaksanakan oleh setiap mahasiswa, sehingga
diharapkan mahasiswa dapat mengintegrasikan pemahaman teori dan dapat
mengaplikasikan berbagai konsep dalam pelayanan klinik serta mampu
menjalin hubungan kerjasama yang baik antar profesi melalui fungsi kolaborasi
dalam tatanan pelayanan tim kesehatan sesuai dengan standar kompetensi
manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan.
2
B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Praktik klinik manajemen dan kepemimpinan keperawatan dilaksanakan
di Ruang Melon RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 5
Agustus 2016 sampai dengan tanggal 17 Agustus 2016.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen dan kepemimpinan dalam
keperawatan selama 2 minggu di Ruang Melon RSD Madani Mamboro,
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan manajemen
keperawatan baik pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam
tatanan klinik.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan
kemampuan dalam hal:
a. Pengkajian, analisa data dan memahami masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawtan di Ruang Melon RSD Madani
Mamboro dengan menggunakan input, proses dan output.
b. Mengukur data dan menentukan masalah yang ada.
c. Memilih alternatif pemecahan masalah yang ada.
d. Menerapkan perencanaan dan pengorganisasian dengan teliti.
e. Bekerjasama dengan tim di ruangan untuk penanganan masalah dalam
upaya untuk meningkatkan tujuan pembelajaran.
f. Menggunakan metode team work atau team building.
g. Menerapkan perubahan sesuai dengan kesepakatan di ruangan.
h. Partisipasi aktif dalam aktivitas MPKP.
3
D. CARA PENGKAJIAN
Cara pengkajian yang dilakukan dalam Praktik Belajar Klinik
Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan menggunakan empat cara,
yaitu:
1. OBSERVASI
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan
gejala-gejala yang diselidiki.
2. WAWANCARA
Wawancara adalah percakapan antara 2 orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara untuk
mendapatkan informasi dimana pewawancara memberikan pertanyaan-
pertanyaan untuk di jawab oleh narasaumber.
3. STUDI DOKUMNETASI
Studi Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi
terkait objek penelitian.
4. SURVEY
Survey adalah tehnik pengumpulan data/informasi yang dilakukan dengan
cara menyusun daftar pertanyaan yang di ajukan pada responden dalam
bentuk sampel dari sebuah populasi. Dalam penelitian survey peneliti
meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antara variabel tanpa
adanya intervensi peneliti.
E. KRITERIA PENILAIAN
Kriteria Baik = 76 – 100%
Kriteria Cukup = 56 – 75%
Kriteria Kurang = ≤ 55%
4
F. PRAKTIKAN
Praktikan Praktik Belajar Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan ini adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
Jurusan Keperawatan Program Studi D IV Keperawatan Palu tahun akademik
2015/2016.
Ketua : ANDI IBRAHIM
Anggota : FADZLUL RAMADHAN
WAYAN SUAKA
DEWI TRIANA
FITRA FADILA
FITRIANI D
INDAH YULIANSARI
APRIANI
SRI RAHAYU
RETNA SETYAWATI
NURJAYANTI
NURWINA SARI
5
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
VISI
“Rumah sakit umum dengan keunggulan pelayanan kesehatan
holistik yang menjadi pusat rujukan jiwa
di Sulawesi Tengah”
MISI
Menyajikan pelayanan kesehatan umum yang
holistik berorientasi kebutuhan masyarakat.
Secara berkesinambungan meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan kesehatan bermutu
dan berdedikasi dengan menjunjung tinggi etika
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Mewujudkan manajemen rumah sakit yang
kredibel,akuntabel,transparan,bertanggung jawab
dan adil.
Mengupayakan peningkatan pendapatan rumah sakit
secara berksinambungan untuk perbaikan mutu
pelayanan kesehatan
MOTTO
“ Mosintuvu Mosipakalompe ”
“Bersatu untuk saling memperbaiki”
6
b. VISI dan MISI Ruang Melon
VISI
“ Memberikan pelayanan dengan empati, cepat, serta akurat demi
kenyamanan dan keamanan pasien”
MISI
M: Melayani dengan sepenuh hati
E : Empati pada tiap pasien
L : Lemah lembut dalam melayani pasien
O : Orientasi pada kesembuhan pasien
N : Nyaman dan amandalam melayani pasien
c. Jenis Pelayanan
Ruang Melon adalah ruang rawat inap semua umur dengan multi kasus,
jenis pelayanan kelas 1, Kelas 2 dan VIP. Melayani pasien dengan PBI,
Non-PBI, Jamkesda, dan Tunai.
7
d. Denah Ruangan
8 7 6 5 4 2 1
9 10 11 12 14
13
Keterangan:
1. Kelas 2 Perempuan : WC
2. Ruang Dokter
3. Gudang : Teras
4. Ruang KaRu
5. VIP B1 : Pintu
6. VIP B2
7. VIP B3 : Meja
8. VIP B
9. Kelas 1D
10. Kelas 1C
11. Kelas 1B
12. Kelas 1A
13. Ruang Perawat
14. Kelas 2 Laki-laki
8
e. Daftar Tarif
Kelas 2
Perawatan Rp. 70.000,-
Gizi Rp. 28.500,-
Visite Rp. 25.000,-
Askep (minimal care) Rp. 15.000,-
Jumlah Rp. 138.500,-/malam
VIP B
Perawatan
Rp. 160.000,-
Gizi Rp. 74.000,-
Visite Rp. 25.000,-
Askep (minimal Care) Rp. 20.000,-
Jumlah Rp. 279.000,-/malam
2. Tindakan
Pasang Kateter Rp. 76.400,-
Pasang Infus
- Anak Rp. 42.700,-
- Dewasa Rp. 19.900,-
EKG Rp. 12.600,-
Nebulizer Rp. 30.800,-
NGT Rp. 41.400,-
Rawat Luka
- Kecil Rp. 14.300,-
- Sedang Rp. 23.000,-
- Besar Rp. 36.800,-
O2 Rp. ?
Injeksi Rp. 7.500,-
Konsul Gizi Rp. 26.000,-
9
B. SISTEM MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNSUR INPUT
1). Pasien
a. kajian teori
pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima
perawatan medis.
Menurut pasal 1 undang-undang no.29 tahun 2004 tentang
praktik kedokteran menjeleaskan definisi pasien adalah setiap orang
yan melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
Pasien merupakan konsumen pengguna jasa layanan kesehatan.
Pasien dirumah sakit terbagi menjadi pasien rawat jalan, pasien
rawat inap dan pasien gawat darurat. Kategori pasien yang perlu
masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau
observasi ketat berdasarkan penyakitnya.
b. Kajian Data
Jumlah pasien rawat inap Ruang Melon
Bulan Mei : 101 orang
Bulan Juni : orang
Bulan Juli : 102 orang
Tabel 2.2
Wilayah
Luar
Bulan No. Penyakit Kota Jumlah
% Kota %
Palu
Palu
1. GEA 4 12,5 1 6,7 5
2. Dyspepsia 8 25 2 13,3 10
3. Hypertensi 3 9,4 1 6,7 4
4. DBD/DHF 2 6,3 4 26,7 6
MEI 5. DM 2 6,3 2 13,3 4
6. CKD 2 6,3 2 13,3 4
7. Katarak 4 12,5 1 6,7 5
8. Demam Typoid 2 6,3 1 6,7 3
9. ISK 3 9,4 0 0 3
10. TB Paru 2 6,3 1 6,7 3
Total 32 100 15 100 47
10
Tabel 2.3
Wilayah
Luar
Bulan No. Penyakit Kota Jumlah
% Kota %
Palu
Palu
1. GEA 3 0 0 40
2. Dyspepsia 10 4 4 17
3. Hypertensi 1 2 2 16
4. DBD/DHF 6 1 1 9
JUNI 5. DM 2 1 16,67 6
6. CKD 0 0 0 0 0
7. Katarak 0 100 1 5
8. Demam Typoid 0 80 0 20 5
9. ISK 2 100 0 0 4
10. TB Paru 1 100 0 0 4
Total 105 6 111
Tabel 2.4
Wilayah
Luar
Bulan No. Penyakit Kota Jumlah
% Kota %
Palu
Palu
1. GEA 26 86,67 4 13,33 30
2. BP 16 84,21 3 15,79 19
3. Tonsilofaringitis 13 86,67 2 13,33 15
4. Demam Dengue 10 100 0 0 10
5. ISPA 8 100 0 0 8
JULI
6. TB Paru 6 100 0 0 6
7. Demam Typoid 4 100 0 0 4
8. Kejang Demam 4 100 0 0 4
9. DBD 0 0 3 100 3
10. Gizi Buruk 3 100 0 0 3
Total 90 12 102
c. Analisis Data
Dari tabel data penyakit 3 bulan terahir di atas ditemukan, penderita
penyakit GEA merupakan kasus terbanyak mencapai 97 kasus
(29,75%). Dan penderita terbanyak dari keseluruhan penyakit berasal
dari kota palu mencapai 199 penderita (61,04%).
11
2). Ketenagaan
1. Kuantitas
a. Kajian teori
a). Gillies (1982)
Penetapan jumlah tenaga perawat di ruangan menurut
Gillies adalah sebagai berikut:
𝐴𝑥𝐵𝑥𝐶 𝐹
(𝐶−𝐷)𝑥 𝐸
= =H
𝐺
Keterangan
A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari (BORxjumlah TT)
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G : Jumlah jam kerja efektif per tahun
H : Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
12
3) Total care dibutuhkan 1-1½ x 4 jam = 4-6 jam
4) Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam = 8 jam
2. Perawatan tidak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan
membuat rencana perawatan, memasang/menyiapkan alat,
konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca
catatan kesehatan, serta melaporkan kondisi pasien. Hasil
penelitian RS Detroit menunjukkan rata-rata waktu
perawatan tidak langsung adalah 38 menit/pasien/hari,
penelitian di RS John Hopkins menunjukkan 60
menit/pasien/hari, sedangkan menurut Wolfe dan Young
waktu perawatan tidak langsung yang dibutuhkan adalah 60
menit/pasien/hari (Gillies, 1996).
3. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien,
meliputi aktivitas, pengobatan, serta tindak lanjut
pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1996), waktu
yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan adalah 15
menit/pasien/hari.
b). Menurut Depkes. (2000)
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pedoman dalam
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap.
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
(DepKes RI, 2002)
a. Pengelompokan unit kerja rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus
memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara
garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah
sakit sebagai berikut :
Rawat inap dewasa
Rawat inap anak/perinatal
Rawat inap intensif
Gawat darurat (IGD)
13
Kamar bersalin
Kamar operasi
Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan
dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (perawat
dan bidan) di ruang rawat inap rumah sakit.
Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2) Rata pasien per hari
3) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5) Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per
hari.
b. Kajian Data
a). Menurut Gillies (1982)
Pengumpulan data untuk kuantitas tenaga keperawatan di
Pav. Catelia dilakukan dengan studi dokumentasi menggunakan
data rekam medik. Berdasarkan rekam medik Rumah Sakit
Umum Daerah Undata tahun 2015, data yang diperoleh untuk
Ruangan Kenanga adalah sebagai berikut :
Rata-rata jumlah perawatan pasien : 12 hari
Rata-rata jumlah pasien/hari : 15 orang
Jumlah hari libur perawat/tahun : 78 hari
Rata-rata jumlah jam kerja perawat : 7 jam
Jika dimasukkan ke dalam rumus perhitungan tenaga
perawat menurut Gillies, maka jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan di ruangan Kenanga adalah sebagai berikut:
Jumlah tenaga perawat ruangan
14
12 𝑥 (25,24% 𝑥 42)𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
= (365−78)𝑥 7
12 𝑥10,60 𝑥 365
=
287 𝑥 7
46428
= = 23,11 = 24 orang.
2009
Analisa Data
Berdasarkan rumus Gillies di didapatkan jumlah tenaga
keperawatan diruangan berjumlah 24 orang. Sedangkan tenaga
keperawatan di Pav. Catelia berjumlah 26 orang, dapat
disimpulkan jumlah tenaga keperwatan di Pav, Catelia telah
sesuai dengan standar perhitungan menurut Gillies.
Tabel 2.5
Jumlah pasien pada tanggal 15 – 19 Juni 2016
Ketetapan Rumus
No. Klasifikasi Data
Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 6 x 0,17 x 0,14 x 0,10
2 Partial Care 11 x 0,27 x 0,15 x 0,07
3 Total Care 13 x 0,36 x 0,30 x 0,20
Total 30
15
Dinas Sore
Minimal Care = 6 x 0,14 = 0,84
Partial Care = 11 x 0,15 = 1,65
Total Care = 13 x 0,30 = 3,9
Jumlah perawat dinas pagi
0,84 + 1,65 + 3,9 = 6,39/ 7 orang. Jadi total tenaga
perawat dinas sore adalah 7 orang perawat.
Dinas Malam
Minimal Care = 6 x 0,10 = 0,6
Partial Care = 11 x 0,07 = 0,77
Total Care = 13 x 0,20 = 2,6
Jumlah perawat dinas pagi
0,6 + 0,77 + 2,6 = 3.97/ 4 orang. Jadi total tenaga
perawat dinas malam adalah 4 orang perawat.
a. Analisa Data.
Jumlah tenaga keperawatan Pav. Catelia sesuai dengan Rumus
Gillies yaitu berjumlah 26 orang. Dengan pembagian tenaga
perawat yaitu sift pagi berjumlah 12 orang, sift sore 7 orang dan
sift malam 4 orang.
2. Kualitas
a. Kajian Teori
Kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa
yang meliputi marketing, engineering, manufakture, dan
maintanance. Dimana produk dan jasa tersebut dalam
pemakaiannya akan sesuai dengan kebuthan dan harapan
pelanggan (Feigenbaum).
Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk
atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik
dinyatakan secara tegas maupun samar.
Kualifikasi perawat yang bertugas di rumah sakit di
Indonesia mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56
16
tahun 2014 pasal 33 ayat 2 menyatakan berbunyi: “Kualifikasi dan
kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit”.
b. Kajian Data
Tabel 2.6
Daftar Perawat Ruang Catelia
Pendidikan
No. Nama Perawata Masa Kerja Pelatihan
Terahir
1. Ni Nyoman Udiani, S.Kep, 16 Tahun, 3 S1 Kep. + BCLS 2010,
Ns. Bulan Ners PPI 2008,
Manajemen
Bangsal
2015,
Assesorkep
2016
17
2016
18
22. Narsida, A.Md.Kep. 8 Tahun 6 D3 Kep.
Bulan
Tabel 2.7
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperwatan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
No. Jenis Pendidikan Jumlah %
1 Ners 2 7,69 %
2 S1 Keperawatan 2 7,69%
3 D3 Keperwatan 19 73,07%
4 D3 Kebidanan 2 7,69 %
5 SPK/PKC 1 3,86 %
Total 26 100
c. Analisi Data
Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat
pendidikan perwat di ruang catelia bervariasi dengan jenjang
pendidikan tertinggi adalah NERS sebanyak 7,69%, S1 Keperwatan
7,69%, D3 Keperwatan sebanyak 73,07%. Dan D3 Kebidanan
sebnyak 7,69% dan SPK/PCK sebanyak 3,86 %.
Tabel 2.8
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperwatan Berdasarkan
Lama masa kerja
No. Masa Kerja Jumlah %
1 0 sampai 9 Tahun 15 57,69 %
2 10 sampai 19 Tahun 9 34,61 %
3 20 sampai 30 Tahun 2 7,7 %
Total 26 100%
19
d. Analisi Data
Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa lama masa kerja
perwat di ruang catelia bervariasi dengan masa kerja terlama adalah
20 sampai 30 Tahun sebanyak 7,7%, 10 Sampai 19 Tahun 34,61%,
Dan 0 sampai 9 Tahun sebanyak 57,69%.
Tabel 2.10
Instrumen Kesehatan dan Keperawatan
20
2. Tiang Infus 45
3. Termometer 4
4. Nier Beken 6
5. Meteran O2 7
6. Bak Infus 2
7. Kom 4
8. Manset Bayi 1
9. Manset Anak 4
10. Manset Dewasa 2
11. Pinset Pot 1
12. Stetoscope 1
13. Lampu Emergrency 6
14. Alat Resusitasi Set 1
15. Tensi Meter B20 1
16. Tensi Meter Hepatitis 1
17. Tensi Meter Biasa 2
18. Bak Injeksi 2
19. Tromol Kapas Alkohol 1
20. Tromol Steril 1
21. Spatel 1
22. Keranjang Obat 4
23. Tromol Besar 1
24. Tromol Kecil 1
25. Timbangan Bediri 2
26. Torniquet 2
27. Timbangan Bayi 1
28. Animce 1
29. Tempat Obat 12
30. Tabung O2 8
31. Kursi Roda 1
32. Safety Box Jarum 2
33. Safety Box ampul/vial 2
34. Tempat Sampah Medis 1 2
35. Tempat Sampah Medis 2 2
Tabel 2.11
21
6. AC 6
7. Tempat Sampah 8
8. Tempat Tidur pasien 44
9. Lemari pasien 44
10. Apar 2
11. Jam Dinding 2
12. Dispenser 2
13. Telephone 2
Tabel 2.12
Alat Pencatatan dan Pelaporan
No Nama Alat Data
1. Buku Sensus Harian 1
2. Buku Pelaporan Inos 1
3. Buku 10 Besar penyakit 1
4. Buku Inventaris
1
Ruangan
5. Buku Tanda Vital 2
6. Buku Laporan Ruangan 1
7. Lemari Penyimpanan
2
Laporan
Tabel 2.13
Instrumen Alat dan Barang Rusak
1. Bak Instrumen 3
2. Korentang 1
3. Klem Sirurgis 1
4. Gunting Jaringan 1
5. Pinset Jahitan 1
6. Pinset Bengkok 1
7. Timbangan Berdiri 1
8 Resusistator Bayi 1
c. Analisa Data
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa fasilitas
yang ada di Pav. Catelia semua masih dalam kondisi baik dan secara
22
kuantitas jumlahnya belum mencukupi kebutuhan. Dan ada 8 buah alat
yang mengalami kerusakan.
4). Mesin
a. Kajian Teori (peralatan yang digerakkan oleh mesin maupun
elektronik)
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim
atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu
pelaksanaan tugas manusia.
b. Kajian Data
Tabel 2.14
Alat Kesehatan Menggunakan Mesin
c. Analisa Data
23
perlu adanya suatu standar asuhan keperawatan dan standar
operasional baku untuk mencapai efektivitas dan efisiensi asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien.
b. Kajian Data
Tabel 2.15
Ketersediaan format SOP dan SAK di pavilium Catelia
UNSUR PROSES
24
Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat
humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Tahap-tahap proses keperwatan
Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara
lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan. tahap ini
mencakup tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan
penentuan masalah kesehatan serta keperawatan.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan:
Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak di lakukan intervensi.
Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data
tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan.
Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga,
atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu
ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
25
Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membant klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus
kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang di harapkan
(Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan
klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat
dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang
diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan
tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat
ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten.
Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap - tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai
berikut:
Tahap 1 : Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan
26
fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi
tindakan : independen, dependen, dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut
1) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/rencana yang
telah disusun.
2) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan
yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di
tetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara
mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.
dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan,
27
dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab
tidak tercapainya tujuan.Setelah seorang perawat melakukan
seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan
evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya harus di
dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan.
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang (potter 2005).
Potter (2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam
pendokumentasian yaitu :
d. Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan
(menjelaskan) perawatan klien termasuk perawatan individual,
edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana
pemulangan
e. Tagihan financial
Dokumentasi dapat menjelaskan sejauhmana lembaga
perawatan mendapatkan ganti rugi (reimburse) atas pelayanan
yang diberikan bagi klien.
f. Edukasi
g. Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang
harus ditemui dalm berbagai masalah kesehatan dan menjadi
mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan
klien.
h. Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat
untukmengidentifikasi dan mendukung diagnose keperawatan
dan merencanakan intervensi yang sesuai.
i. Riset
28
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset
untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu.
j. Audit dan pemantauan Tinjauan teratur tentang informasi pada
catatan klienmemberi dasar untuk evaluasi tentang kualitas dan
ketepatan perawatan yang diberikan dalam suatu institusi.
k. Dokumentasi legal Pendokumentasian yang akurat adalah
salah satu pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan. Dokumentasi penting
untuk meningkatkan efisiensi dan perawatan klien secara
individual.
Ada enam penting penting dalam dokumentasi keperawatan
yaitu :
1) Dasar factual Informasi tentang klien dan perawatannya
harus berdasarkan fakta yaitu apa yang perawat lihat,dengar
dan rasakan.
2) Keakuratan Catatan klien harus akurat sehingga
dokumentasi yang tepat dapat dipertahankan klien.
3) Kelengkapan Informasi yang dimasukan dalam catatan
harus lengkap, mengandung informasi singkat tentang
perawtan klien.
4) Keterkinian Memasukan data secara tepat waktu penting
dalam perawatan bersama klien.
5) Organisasi Perawat mengkomunikasikan informasi dalam
format atau urutan yang logis. Contoh catatan secara teratur
menggambarkan nyeri klien, pengkajian dan intervensi
perawat dan dokter.
6) Kerahasiaan Informasi yang diberikan oleh seseorang
keorang lain dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa
informasi tersebut tidak akan dibocorkan.
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
29
pada klien. Hal ini akan bermanfaat bagi peningkatan mutu
pelayanan dan bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang
karir/kenaikan pangkat. Selain itu dokumentasi keperawatan juga
dapat menggambarkan tentang kinerja seorang perawat.
Instrumen C
a. Kajian teori
tindakan didasarkan pada NIC (Nursing Intervention
Classification) yang telah ditetapkan oleh instansi pelayanan setempat.
Jenis rencana tindakan keperawatan mengandung tiga komponen,
meliputi Diagnosis/Observasi, Edukasi (HE), dan Tindakan
independen, dependen, dan interdependen. Kriteria rencana
tindakan meliputi hal sebagai berikut:
1) Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
2) Merupakan alternatif tindakan secara cepat
3) Melibatkan pasien/keluarga
4) Mempertimbangkan latar belakang sosial budaya pasien/keluarga
5) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku
6) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
7) Disusun dengan mempertimbangkan lingkungan, sumber daya dan
fasilitas yang ada
8) Harus berupa kalimat instruksi, ringkas, tegas, dan penulisan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
9) Menggunakan formulir yang baku
b. kajian Data
Tabel 2.16
Hasil observasi instrumen A
No Aspek yang dinilai Hasil (%) Keterangan
1. Pengkajian 100 Lengkap
2. Diagnosa keperawatan 100 Lengkap
3. Perencanaan 100 Lengkap
30
4. Implementasi 100 Lengkap
5. Evaluasi 100 Lengkap
6. Dokumentasi Keperawatan 100 Lengkap
Tabel 2.17
Hasil Observasi instrumen C (penilaian selama 2 hari)
c. Analisa Data
a) Instrumen A
- Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien di Pav. Catelia sudah
mulai dilakukan secara sistematis, akurat, singkat, dan
berkesinambungan, dan terisi lengkap.
- Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dinilai relevan dengan kondisi yang
ditemukan pada pasien dan sudah mengandung unsur PES
sesuai standar asuhan keperawatan yang berlaku di RSUD
Undata
- Perencanaan
Secara umum tujuan dan kriteria hasil sudah sesuai kaidah
NOC, serta rencana tindakan sudah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien.
- Implementasi
Secara umum implementasi di ruangan Kenanga sudah cukup
baik, tidak ditemukan beberapa penyimpangan dari SOP.
- Evaluasi
31
Evaluasi asuhan keperawatan di Pav. Catelia telah memenuhi
unsur kesinambungan komprehensif.
- Dokumentasi Keperawatan
Format asuhan keperawatan yang baku di Pav. Catelia sudah
tersedia dan terlampir dalam format rekam medik pasien dan
perawat sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi
secara benar dan tepat, pengisiannya status lengkap dan
perawat melakukan pendokumentasian secara tepat waktu
(segera setelah melakukan tindakan).
b) Instrumen C (penjelasan kesenjangan antara SOP dengan hasil
observasi)
Berdasarkan hasil observasi di dapatkan hasil, tidak ada
kesenjangan antara hasil observasi dengan Standar Operasional
Prosedur.
UNSUR OUTPUT
32
Standar nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 75 –
85%.
Perhitungan BOR:
33
f) Jumlah pasien keluar
Tabel 2.18
Indikator Efisiensi Ruangan
No. Indikator Standar
1. BOR 75-85 %
2. LOS 7-10 Hari
3. TOI 1-3 Hari
4. BTO 40-45 Kali
Sumber: Djojobroto, 1997
b. Kajian Data
Pengumpulan data untuk efisiensi ruang rawat inap khususnya
Pav. Catelia dilakukan dengan studi dokumentasi dengan
menggunakan data rekam medik. Berdasarkan rekam medik Rumah
Sakit Umum Daerah Undata tahun 2015, data yang diperoleh untuk
Ruangan Kenanga adalah sebagai berikut :
Jumlah tempat tidur : 42 tempat tidur
Jumlah hari perawatan rata-rata : 4.089 hari
Lama perawatan rata-rata : 4366 hari
Jumlah pasien keluar dan meninggal : 1.125 orang
1) BOR
jumlah hari perwatan rata−rata
BOR = x 100%
jumlah tempat tidur x hari perawatan
4089
= 𝑥 100%
42𝑥365
= 26,67%
2) LOS
34
lama hari perawatan rata−rata
LOS = x 100%
jumlah psien keluar atau mati
4089
= x 100%
1125
3) TOI
4366
=
1125
4) BTO
1125
= 42
35
4. BTO 27 Kali 40-45 kali
Sumber: Djojobroto 1997
Tabel 2.20
Efisiensi Pav. Catelia
Indikator
No. Bulan
BOR LOS TOI BTO
1. Januari 34,62 % 3,73 7,42 2,73
2. Februari 35,71 % 3,75 6,25 2,88
3. Maret 31,31 % 3,49 7,73 2,76
4. April 28,42 % 3,90 9,87 2,18
5. Mei 27,66 % 3,68 9,44 2,38
6. Juni 23,83 % 4,20 12,03 1,90
7. Juli 20,43 % 3,61 13,45 1,83
8. Agustus 19,47 % 3,75 13,93 1,79
9. September 21,58 % 3,44 11,80 1,98
10. Oktober 23,66 % 3,85 11,69 2,02
11. November 24,05 % 3,97 12,76 1,79
12. Desember 35,56 % 3,60 6,50 3,07
Rata-rata 25,24% 3,73 10,23 2,27
Standar 75-85 % 7-10 hari 1-3 hari 5-45 kali
Sumber : rekam medik Pav. Catelia Januari-Desember 2015
c. Analisa Data
1) BOR
Dari hasil tabel efisiensi Pavillium Catelia di atas, nilai rata-rata
BOR per tahun tidak memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
2) LOS
Dari hasil tabel efisiensi Pavillium Catelia di atas, nilai rata-rata
LOS per tahun tidak memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
3) TOI
Dari hasil tabel efisiensi Pavillium Catelia di atas, nilai rata-rata
TOI per tahun tidak memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
4) BTO
Dari hasil tabel efisiensi Pavillium Catelia di atas, nilai rata-rata
LOS per tahun tidak memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
36
Mutu Asuhan Keperawatan (SAK) Instrumen B
Instrumen B
a. Kajian teori
Salah satu indikator mutu asuhan keperawatan adalah dilihat dari
persepsi klien tentang mutu asuhan keperawatan yang diberikan. Dan
untuk mengevaluasi hal ini juga perlu suatu instrumen yang baku.
(Sesuaikan instrumen baku yang digunakan pihak RS)
b. Kajian data
Tabel 2.21
Tabel 2.22
37
Tabel 2.23
Tabel Evaluasi Hasil Mutu Asuhan Keperawatan
- N Kadang- Tidak
n Selalu Jarang
Kriteria kadang pernah Jumlah
o
o 4 3 2 1
Apakah perawat selalu
1. 10 5 0 0 15
memperkenalkan diri
Apakah perawat melarang
2. anda/pengunjung merokok di 10 1 0 4 15
ruangan
Apakah perawat selalu
3. menanyakan bagaimana nafsu 10 5 0 0 15
makan anda/keluarga anda
Apakah perawat pernah
menanyakan pantangan dalam
4. 7 4 2 2 15
hal makanan anda/keluarga
anda
Apakah perawat menanyakan/
memperhatikan berapa jumlah
5. makanan dan minuman yang 3 4 1 6 15
biasa anda/keluarga anda
habiskan
Apabila anda/keluarga anda
tidak mampu makan sendiri
6. 0 5 2 8 15
apakah perawat membantu
menyuapinya
Pada saat anda/keluarga anda
dipasang infus, apakah perawat
7. selalu memeriksa cairan 8 2 2 3 15
/tetesannya dan area sekitar
pemasangan jarum infus
Apabila anda/keluarga anda
mengalami kesulitan buang air
besar apakah perawat
8. 10 3 0 1 15
menganjurkan makan buah-
buahan, sayuran, minum yang
cukup,banyak bergerak
Pada saat perawat membantu
anda/keluarga anda waktu
buang air besar-buang air kecil,
9. apakah perawat memasang 4 4 2 5 15
sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela, mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
38
Apakah ruangan tidur
anda/keluarga anda selalu
10. 15 0 0 0 15
dijaga kebersihannya dengan
disapu dan dipel setiap hari
Apakah lantai kamar
mandi/WC selalu: bersih, tidak
11. 15 0 0 0 15
licin, tidak berbau, dan cukup
terang
Selama anda/keluarga anda
belum mandi (dalam keadaan
12. 0 1 3 11 15
istirahat total) apakah
dimandikan oleh perawat
Apakah anda/keluarga anda
dibantu jika tidak mampu:
menggosok gigi,
13. 0 2 3 10 15
membersihkan mulut atau
mengganti pakaian atau
menyisir rambut
Apakah alat-alat tenun seperti
sprei, selimut dll diganti setiap
14. 10 0 2 3 15
kotor
39
bantuan bila diperlukan
Apakah perawat bersikap:
20. 15 0 0 0 15
sopan, ramah
Apakah anda/ keluarga anda
mengetahui perawat yang
21. 8 4 1 2 15
bertanggung jawab setiap kali
pergantian dinas
Apakah perawat selalu
memberi penjelasan sebelum
22. 10 3 2 0 15
memberikan tindakan
perawatan/pengobatan
Apakah perawat selalu
bersedia mendengarkan dan
23. 12 3 0 0 15
memperhatikan setiap keluhan
anda/keluarga anda
Dalam hal memberikan obat
24. apakah perawat membantu 9 0 5 1 15
menyiapkan/meminumkan obat
Selama anda/keluarga anda
dirawat apakah diberikan
penjelasan tentang
25. perawatan/pengobatan/pemerik 11 4 0 0 15
saan lajutan setelah
anda/keluarga anda
diperbolehkan pulang.
Total 212 62 34 67 375
Analisa data
Tingkat kepuasan keluarga dari 15 pasien yaitu:
Jawaban selalu dari 25 Instrumen adalah 56,37 %
Jawaban kadang-kadang dari 25 instrumen adalah 16,63 %
Jawaban Jarang dari 25 instrumen adalah 9,14 %
Jawaban Tidak Pernah dari 25 instrumen adalah 17,86 %
Mutu Pelayanan Pav. Catelia = Selalu + Kadang-kadang
= 56,37 + 16,63
= 73 % (Cukup Puas)
Kepuasan Kerja Perawat
a. Kajian Teori
40
Kepuasan kerja adalah tingkat saat karyawan memiliki perasaan
positif terhadap pekerjaan yang ditawarkan perusahaan tempatnya
bekerja (Brayfield dan Rothe, 1951 dalam Istijanto, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Nursalam
(2015) adalah sebagai berikut:
1. Motivasi
Fungsi manajer dalam meningkatkan kepuasan kerja staf
didasarkan pada faktor-faktor motivasi, yang meliputi:
c) Keinginan untuk peningkatan
d) Percaya bahwa penghasilan yang didapatkan sudah mencukupi
e) Memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai yang diperlukan
f) Umpan balik
g) Kesempatan untuk mencoba
h) Instrumen penampilan untuk promosi, kerjasama, dan
peningkatan penghasilan.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam
kepuasan kerja. Faktor-faktor lingkungan tersebut meliputi hal-
hal sebagai berikut:
a) Komunikasi
1) Penghargaan terhadap usaha yang telah dilaksanakan
2) Pengetahuan tentang kegiatan organisasi
3) Rasa percaya diri berhubungan dengan manajemen
organisasi
b) Potensial pertumbuhan
1) Kesempatan untuk berkembang, karir, dan promosi
2) Dukungan untuk tumbuh dan berkembang; pelatihan,
beasiswa pendidikan, dan pelatihan manajemen bagi staf
yang dipromosikan
c). Kebijaksanaan individu
41
1) Mengakomodasi kebutuhan individu; jadwal kerja, liburan,
dan cuti sakit serta pembiayaannya
2) Keamanan pekerjaan
3) Loyalitas organisasi terhadap staf
4) Menghargai staf berdasarkan agama dan latar belakangnya
5) Adil dan konsisten terhadap keputusan organisasi
6) Upah/gaji yang cukup untuk kebutuhan hidup
7) Kondisi kerja yang kondusif
d). Peran manajer
Peran manajer secara umum dapat dinilai dari
kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan
kepuasan staf. Menurut Rowland dan Rowland (1997) terdapat
12 kunci utama dalam kepuasan kerja, yaitu input; hubungan
manajer dan staf; disiplin kerja; lingkungan tempat kerja;
istirahat dan makan yang cukup; diskriminasi; kepuasan kerja;
penghargaan penampilan; klarifikasi kebijaksanaan, prosedur,
dan keuntungan; mendapatkan kesempatan; pengambilan
keputusan; dan gaya manajer
b. Kajian Data
Tabel 2.24
Tabel tingkat kepuasan kerja perawat
Kadang- Tidak
No. Kriteria Selalu Jarang Jumlah
kadang Pernah
Apakah anda puas dengan sistem 14 12 0 0 26
1.
penggajian tempat kerja?
42
Puaskah Anda dengan jumlah 13 13 0 0 26
2.
gaji yang diterima?
Apakah anda puas dengan 8 17 1 0 26
3.
pemberian insentif tambahan?
Apakah anda puas dengan 2 18 6 0 26
4.
fasililtas penunjangnya?
Apakah anda puas dengan 11 11 1 3 26
5.
kondisi lingkungan kerja anda?
Apakah anda puas dengan 12 10 0 4 26
6. jaminan kesehatan yang
diterima?
Apakah anda merasa puas 21 5 0 0 26
7. dengan hubungan antar
staff/rekan kerja?
Apakah anda merasa puas 24 1 1 0 26
8. dengan sikap kerjasama
diruangan?
Apakah anda merasa puas 12 12 0 2 26
9. dengan latar belakang
pendidikan anda saat ini?
Apakah anda merasa ada 14 12 0 0 26
kesesuaian antar pekerjaan
10.
dengan manajemen waktu?
43
Jumlah 155 139 9 9 312
Analisa Data
Tingkat kepuasan perawat dari Pav. Catelia yaitu:
Jawaban selalu dari 12 Instrumen adalah 49,68 %
Jawaban kadang-kadang dari 12 instrumen adalah 44,56 %
Jawaban Jarang dari 12 instrumen adalah 2.88 %
Jawaban Tidak Pernah dari 12 instrumen adalah 2. 88 %
Tingkat Kepuasan Perawat Pav. Kenanga
= Selalu + Kadang-Kadang
= 49,68 % + 44,56 %
= 94,24 %. (Baik/Puas)
44
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien
7) Mengatur dana mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah,
serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b. Kajian Data (Kajian Planning meliputi : jadual dinas, koordinasi
dengan perawat di ruangan, perencanaan bulanan)
c. Analisa Data
2. Pengorganisasian
a. Kajian Teori (teori MPKP)
Pengorganisasian merupakan proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi
kegiatan, baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga
keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang
mencirikan sekelompok tenaga keperawatan yang memberikan asuhan
keperawatan dipimpin oleh seorang perawat profesional sebagai ketua
tim. Setiap anggota kelompok tim mempunyai kesempatan untuk
berkontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggungjawab yang
tinggi pada perawat.
45
Struktur organisasi dalam metode tim digambarkan dalam bagan
sebagai berikut
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Metode Tim
Kepala Ruang
Tugas pokok dan fungsi kepala ruang dalam metode tim adalah
sebagai berikut :
1) Pendekatan manajemen
b) Fungsi perencanaan
i. Menyusun visi, misi, dan filosofi
ii. Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan, tahunan)
c) Fungsi pengorganisasian
I. Menyusun struktur organisasi
II. Menyusun jadwal dinas
III. Membuat daftar alokasi pasien
d) Fungsi pengarahan
I. Memimpin operan
II. Menciptakan iklim motivasi
III. Mengatur pendelegasian
IV. Melakukan supervisi
e) Fungsi pengendalian
I. Mengevaluasi indikator mutu
II. Melakukan audit dokumentasi
46
III. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien,
perawat, dan tenaga kesehatan lain
IV. Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b. Compensatory reward
a) Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
b) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
keperawatan
c. Hubungan profesional
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Melakukan rapat tim kesehatan
c) Melakukan konferensi kasus
d) Melakukan kolaborasi dengan dokter
d. Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Tugas pokok dan fungsi ketua tim dalam metode tim adalah sebagai
berikut:
1) Pendekatan manajemen
a) Fungsi perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (harian dan bulanan)
b) Fungsi pengorganisasian
1. Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
2. Membuat daftar alokasi pasien kepada perawat pelaksana
c) Fungsi pengarahan
1. Memimpin pre conference dan post conference
2. Menciptakan iklim motivasi dalam timnya
3. Mengatur pendelegasian dalam tim
4. Melakukan supervisi kepada anggota tim
d) Fungsi pengendalian
47
1. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien yang telah dilakukan oleh
perawat pelaksana
2. Memberikan umpan balik kepada perawat pelaksana
2) Compensatory reward
Melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana
3) Hubungan profesional
a) Melakukan konferensi kasus
b) Melakukan kolaborasi dengan dokter
4) Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
Tugas pokok dan fungsi perawat pelaksana dalam metode tim adalah
sebagai berikut:
1) Fungsi perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (harian)
2) Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien.
c. Kajian Data ( Penerapan MPKP di ruangan)
Tabel 2.25
Evaluasi tugas Kepala Ruang
Kadang- Tidak
Selalu Jarang
No Kriteria kadang pernah
4 3 2 1
1. Membagi staff ke dalam grup TIM
sesuai dengan kemampuan dan
beban kerja
48
kelancaran tugas Tim dan perawat
pelaksana
6. Melakukan supervise kepada
seluruh staf keperawatan untuk
mencapai kinerja yang optimal
7. Melakukan upaya peningkatan
mutu asuhan keperawatan dengan
melakukan evaluasi melalui
angket setiap pasien akan pulang
8. Mendelegasikan tugas kepada
PJTJ pada jaga sore, malam dan
libur
9. Berperan serta sebagai konsultan
dari ketua Tim
10. Mengadakan CNE ( Continiting
Nursing Education) tiap bulan
sekali
11. Melakukan pengawasan
kedisplinan tugas staff melalui
daftar hadir yang ada di ruang
12. Memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan
keluarga
13. Menyusun visi dan misi ruangan
14. Menyusun rencana jangka pendek
(harian, bulanan, tahunan)
15. Melakukan penilaian kinerja ketua
tim dan anggota tim
16. Merencanakan dan melaksanakan
pengembangan staf keperawatan
17. Memimpin rapat keperawatan
18. Melakukan kolaborasi dengan
dokter
19. Mampu melaksanakan askep pada
pasien
20. Memberikan motivasi kepada
semua staf yang ada di ruangan
Jumlah 80
Tabel 2.26
49
Kadang- Tidak
Selalu Jarang
No. Kriteria kadang pernah
4 3 2 1
1. Menyusun rencana jangka pendek
(harian dan bulanan)
2. Menyusun jadwal dinas bersama
kepala ruangan
3. Membuat daftar alokasi pasien
kepada perawat pelaksana
4. Memimpin pre dan post coference
5. Memberikan motivasi di dalam
timnya
6. Melakukan pendelegansian dalam
timnya
7. Melakukan supervise kepada
anggota timnya
8. Melakukan observasi terhadap
pelaksanaan askep kepada pasien
yg dilakukan oleh perawat
pelaksana
9. Memberikan umpan balik kepada
perawat pelaksana
10. Melakukan penilaian kinerja
perawat pelaksana
11. Melaksanakan conferensi kasus
12. Melakukan kolaborasi dengan
dokter
13. Mampu melaksanakan askep
kepada pasien
Jumlah 52
Tabel 2.27
50
Kadang- Tidak
Selalu Jarang
No. Kriteria kadang pernah
4 3 2 1
1. Melaksanakan operan tugas
setiap awal dan akhir jaga dari
dan kepada perawat pelaksana
yang ada dalam satu grup
2. Melakukan konfirmasi atau
supervise tentang kondisi pasien
segera setelah selesai operan
setiap pasien
3. Melakukan do’a bersama setiap
awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah
terima operan tugas jaga
4. Mengikuti pre conference yang
dilakukan ketua tim setiap awal
tugas
5. Melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan
6. Melakukan monitoring respon
pasien dan ada bukti di rekam
keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang
masalah pasien/keluarga kepada
ketua tim
8. Membimbing dan melakukan
pendidikan kesehatan kepada
pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan
9. Menerima keluhan
pasien/keluarga dan berusaha
untuk mengatasinya
10. Melengkapi catatan asuhan
keperawatan pada semua pasien
yang menjadi tanggung
jawabnya
11. Melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada semua pasien
yang menjadi tanggung
jawabnya
12. Mengikuti post conference yang
diadakan oleh ketua tim pada
51
setiap akhir tugas dan
melaporkan kondisi dan
perkembangan semua pasien
yang menjadi tanggung
jawabnya kepada ketua tim
13. Bila tak ada ketua tim, wajib
mengenalkan perawat pelaksana
yang ada dalam grup yang akan
memberikan asuhan
keperawatan pada jaga
berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
14. Melaksanakan pendelegasian
tugas ketua tim pada sore malam
libur
15. Mengikuti diskusi kasus dengan
dokter/tim kesehatan lain setiap
minggu
16. Mengikuti diskusi kasus dalam
pertemuan rutin keperawatan di
ruangan
17 Melaksanakan tugas lain sesuai
uraian tugas perawat pelaksana
18. Membantu melakukan
bimbingan PKK kepada peserta
didik keperawatan
Jumlah 72
Tabel 2.28
Evaluasi Pelaksanaan Operan
52
SKALA
No KEGIATAN
M TM
1. Persiapan (dilakukan di ruang perawat/Ners
Station) :
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian
shift/operan
b. Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk
dan pasien yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki permasalahan
yang belum/dapat teratasi serta membutuhkan
observasi lebih lanjut
c. PP menyampaikan timbang terima pada PP
berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam
timbang terima :
- Jumlah pasien
- Identitas klien dan diagnose medis
- Data (keluhan/sunjektif dan objektif)
- Masalah keperawatan yang masih muncul
- Intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum)
- Intervensi kolaboratif dan dependen
- Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dll)
2. Pelaksanaan (dilakukan di ruang perawat/Ners
Station) :
a. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga)
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
c. Kepala ruang membuka acara timbang terima
d. Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal - hal yang telah
ditimbangi terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal - hal yang kurang jelas
(Catatan : Dilakukan di ruang perawatan
pasien)
e. Kepala ruang/PP menanyakan kebutuhan dasar
pasien
f. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat
53
g. Perawat yang melaksanakan timbang terima
mengkaji secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan serta hal penting
lainnya selama masa keperawatan
h. Hal – hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
perincian yang matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
tugas berikutnya
i. Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih
dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan yang rumit
(Dilakukan di ruang perawat/Ners Station) :
1. Diskusi
2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada format timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala
Ruangan
3. Ditutup oleh Kepala Ruangan
TOTAL 22
Tabel 2.29
Pelaksanaan Pre Conference - Post Conference
SKALA
NO. KETERAMPILAN PENILAIAN KET
M TM
Persiapan Alat
Alat Tulis
1. Rekam Medik/Catatan
Keperwatan
Dokumen lain yang diperlukan
Prosedur Kerja
Ketua Tim membuka acara dan
berdoa
Ketua Tim menanyakan aspek
2. asuhan keperwatan yang telah
dilakukan oleh perawat dinas
sebelumnya terutama pada
pasien/masalah yang perlu
didiskusikan
54
Diskusi dipimpin oleh ketua
Tim
Ketua Tim menanyakan
rencana harian masing –
masing perawat pelaksana.
Ketua Tim memberikan
masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang
diberikan saat itu.
Ketua Tim memberikan
Reinforcment
Ketua Tim menutup acara
Jumlah 10
Keterangan :
M : Melakukan
TM : Tidak Melakukan
Tabel 2.30
Pelaksanaan Informasi Pasien Baru
Pelaksanaan
No. Kegiatan
SL KD JR TP
1.Persiapan
a. Menyiapkan ruangan khusus yang rapi dan
tenang untuk memberikan informasi bagi pasien
baru/keluarga
b. Menyiapkan 1 berkas pedoman informasi pasien
baru 2 buah
c. Mengajak pasien/ keluarga ke ruangan yang
telah dipersiapkan untuk mendapatkan informasi
d. Mempersilahkan pasien/keluarga duduk
berhadapan dengan perawat
2. Pelaksanaan
a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
pemberian informasi pasien baru
b. Menyerahkan 1 berkas pedoman informasi
pasien baru kepada pasien/keluarga untuk dibaca
bersama
c. Menjelaskan informasi secara urut sesuai
pedoman
d. Mempersilahkan keluarga membaca informasi
mengenai hak dan kewajiban pasien
55
3. Pedokumentasian
a. Meminta pasien/ keluarga untuk mengisi
formulir pernyataan menerima informasi dan
mendatanganinya
b. Mendatangani pernyataan yang sudah dibuat
pasien/keluarga
c. Menyimpan bukti pemberian informasi pada
tempat yang telah ditentukan
4. Pemberian informasi berkelanjutan
a. Memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga
mengenai perkembangan pasien setiap hari
b. Mencatat informasi yang diberikn di rekam
keperawatan pasien
Jumlah 20
Tabel 2.31
Pelaksanaan Ronde Keperawatan .
Pelaksanaan
No. Kegiatan
M TM
1.Tahap pra-ronde
a. Penentuan kasus dan topik
b. Menentukan Tim Ronde
c. Mencari sumber literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent, data
pengkajian
f. Siapkan askep yang akan didiskusikan
Apa diagnosa keperwatan
Apa data yang mendukung
Bagaimana intervensi yang telah
dilakukan
g. Apa hambatannya
2. Tahap Ronde
Pembukaan
a. Salam pembukaan
b. Memperkenalkan Tim Ronde
c. Menyampaikan Identitas dan Masalah Pasien
d. Menjelaskan Tujuan Ronde
Penyajian Masalah
a.. Memberikan salam dan mempernalkan pasien dan
keluarga kepada Tim ronde
b. Menjelaskan Riwayat penyakit dan keperwatan pasien.
c. Menjelaskana masalah pasien dan rencana tindakan yang
56
telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan
Validasi Data:
a. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah
disampaikan
b. Diskusi antara anggota Tim dan Pasien tentang masalah
keperwatan Tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawatan primer atau
konselor atau kepala Ruangan tentang masalah pasien
serta rencana tindakan yang dilakukan
d. Menentukan Tindakan Keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapakan.
Pasca Ronde
a. Evaluasi dan Rekomendasi Intervensi keperawatan
b. Penutup.
Jumlah 20
Tabel 2.32
Analisa Data (Gunakan tabel Hasil rekapitulasi evaluasi penerapan
MPKP)
Skor Skor %
No. Penerapapan MPKP Analisa
Total data
Kepala Ruangan
Evaluasi tugas kepala Melaksanakan
1. 80 80 100
ruangan Tugasnya denga
Baik
Ketua Tim
Evaluasi tugask perawat
2. 52 52 100 melaksanakan tugas
penanggung jawab
dengan Baik
Perawat Pelaksana
Evaluasi tugas perawat melaksanakan
3. 72 72 100
pelaksana tugasnya dengan
baik
Pelaksanaan operan
di Pav. Catelia telah
sesuai dengan
4. Pelaksanaan Operan 22 22 100 tahapan-tahapan
yang berlaku/sesuai
dengan pedoman
yang berlaku.
Pav. Catelia
Pelaksanaa Pre-Post
5. 10 10 100 melaksanakan Pre-
confrence
Post confrence.
57
Seluruh petugas
(perawat) di pav.
Catelia selalu
melakukan/memberi
Pelaksanaan info pasien kan informasi ke
6. 20 20 100
baru pasien/ keluarga
pasien baru, sesuai
dengan pedoman
yang berlaku.
b. Kajian Data
58
Tabel 2.33
Evaluasi Pelaksanaan Actuiting di Pavillium Catelia
Dilakukan
No Standar
Ya Tidak
1. Pengarahan
2 Supervisi staf
3. Koordinasi
4. Orientasi staf
5. Orientasi mahasiswa praktek
6. Orientasi pasien/keluarga pasien
Memobilisasi sumber daya yang ada untuk
7.
mencapai tujuan
8. Memberi motivasi pada anggota
9. Membuat keputusan
10. Manajemen konflik
11. Menelaah kemampuan individu
12. Membimbing tenaga keperawatan
Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-
13. waktu dengan staf keperawatan dan petugas
lain yang bertugas di ruang rawatnya
Memberi kesempatan/izin kepada staf
14.
keperawatan
Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-
15.
obatan
Mendampingi visite dokter dan mencatat
16.
instruksi dokter
Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut
17.
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan
Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan
18.
pelaporan asuhan keperawatan
Meneliti pengisian formulir sensus harian
19.
pasien di ruang rawat
Meneliti/memeriksa pengisian daftar
20. permintaan makanan pasien berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien
21. Menyiapkan berkas catatan medis pasien
Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan
22. yang menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktek
23. Memberi penyuluhan kesehatan
Melakukan serah terima pasien dan lain-lain
24.
pada saat pergantian dinas
59
c. Analisa Data
Pelaksanaan actuitting atau pengarahan di ruangan Kenanga sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil kajian data,
yang menunjukkan bahwa dari 24 item penilaian actuitting, semua
item di dalamnya dilakukan (100%)
. 2. Controlling atau pengawasan
a. Kajian Teori
Tugas dan tanggung jawab kepala ruang dalam pengawasan secara
umum adalah sebagai berikut:
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun perawat pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervisi:
a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan,
dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
c) Evaluasi
d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
e) Audit keperawatan.
60
b. Kajian Data
Tabel 2.34
Evaluasi Pelaksanaan Controlling di Pavillium Catelia
Dilakukan
No Standar
Ya Tidak
1. Pengawasan langsung melalui inspeksi
2 Pengawasan melalui laporan langsung secara
lisan
3. Pengawasan langsung melalui laporan tertulis
4. Pengawasan kelemahan yang ada
5. Pengawasan tidak langsung dengan mengecek
daftar hadir perawat yang ada
6. Pengawasan tidak langsung dengan membaca
dan memeriksa rencana keperawatan
7. Pengawasan dengan mendengar laporan dari
ketua tim tentang pelaksanaan tugas
8. Evaluasi upaya pelaksanaan
9. Membandingkan dengan rencana keperawatan
yang telah disusun bersama dengan ketua tim
10. Pengawasan sosialisasi kebijakan
11. Pengawasan mengenai pengaturan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan
12. Pengecekan kelengkapan inventaris peralatan
13. Pengecekan obat-obatan yang tersedia
14. Melakukan supervise
15. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan
16. Menilai siswa/mahasiswa keperawatan
17. Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan
18. Menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
61
standar yang berlaku secara mandiri atau
koordinasi dengan tim pengendalian mutu
asuhan keperawatan
a. Analisa Data
Controlling
Pelaksanaan controlling atau pengarahan di Pavilliun Catelia sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil kajian data,
yang menunjukkan bahwa dari 18 item penilaian controlling semua
item di dalamnya dilakukan (100%)
62
BAB III
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. INPUT
a. Ketenagaan
Perawat di Pavillium Catelia secara kuantitas sudah memenuhi
standar penghitungan kebutuhan tenaga, dimana menurut rumus
Gillies jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk Pavaliium Catelia adalah
24 perawat, sementara jumlah tenaga yang ada saat ini adalah 26
Perawat dan seluruhnya memenuhi standar kualifikasi minimal
perawat yaitu D3 Keperawatan, tetapi masih ada seorang (4%)
perawat yang pendidikannya setara SPK. Dan sebanyak 13 (50%)
perawat belum pernah mengikuti pelatihan dasar sama sekali.
b. Fasilitas/Alat
Ada 8 jenis alat dengan jumlah keseluruhan 11 buah mengalami
kerusakan dan belum diganti dengan alat baru. Terutama alat
resusitator bayi.
c. Mesin
Masih banyak peralatan yang seharusnya tersedia di ruangan
tetapi belum tersedia, khususnya peralatan emergency.
2. PROSES
c. Proses Asuhan Keperawatan
Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum
menggunakan komputerisasi).
d. Pelaksanaan Ronde Keperawatan
CI mengatakan Pavillium Catelia tidak melakukan Ronde
Keperawatan di Ruangan. Apabila ada kasus yang ingin di pecahkan,
kasus tersebut dibahas bersama di pertemuan PPNI
63
3. OUTPUT
Secara umum mutu pelayanan sudah berjalan dengan baik, tetapi
masih terdapat beberapa item pelayanan yang belum memuaskan
pasien/keluarga pasien, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan
personal hygiene pada pasien .
B. PRIORITAS MASALAH
Penentuan prioritas masalah dalam manajemen keperawatan di ruangan
Catelia ditentukan dengan dasar pertimbangan C-A-R-L, yaitu: capability
(kemampuan/kompetensi), accessibility (akses, keterjangkauan), relevancy
(sesuai dengan kebutuhan dan urgensi), dan legality (berdasarkan
kebijakan/peraturan yang berlaku), sehingga prioritas masalah untuk ruangan
Kenanga adalah sebagai berikut:
1. Ada 8 jenis alat dengan jumlah keseluruhan 11 buah mengalami
kerusakan dan belum diganti dengan alat baru. Terutama alat resusitator
bayi dan infus pam yang hanya memiliki 1 buah.
2. Pelaksanaan Ronde Keperawatan
CI mengatakan Pavillium Catelia tidak melakukan Ronde Keperawatan
di Ruangan secara rutin dan kriteria pasien untuk ronde keperwatan
jarang . ronde keperawatan dilaksanakan, ketika adanya mahasiswa
praktek stase manajemen Keperawatan. Jumlah tenaga yang ada saat ini
adalah 26 Perawat dan seluruhnya memenuhi standar kualifikasi minimal
perawat yaitu D3 Keperawatan, tetapi masih ada seorang (4%) perawat
yang pendidikannya setara SPK. Dan sebagian dari jumlah perwata
ruangan /13 (50%) perawat belum pernah mengikuti pelatihan dasar.
64
C. PERENCANAAN (Plan of Action)
Tabel 3.1
No. Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator/Target
Keberhasilan
1. Ketenagaan : masih Meningkatkan Mengusulkan: 1. Peningkatan
adanya perawat yang kualitas sumber 1. Peningkatan skill skill perawat
belum mengikuti daya manusia di perawat melalui tercapai
pelatihan dasar sama ruangan pendidikan dan
2. Peningkatan
sekali Kenanga pelatihan secara kinerja perawat
berkala
2. Penyegaran ilmu
keperawatan oleh
tenaga yang
berkompeten
secara periodik
2. Fasilitas/alat : masih Mengupayakan 1. Identifikasi 1. Terpenuhinya
ada 11 alat yang rusak terpenuhinya kebutuhan sarana kebutuhan
dan belum ada kebutuhan dan prasarana fasilitas sesuai
perbaikan/ganti alat fasilitas 2. Mengusulkan standar
baru. Terutama alat pelayanan kebutuhan sesuai 2. Rasio alat
resusitator bayi, dan standar peralatan kesehatan
infus pam yang hanya dengan pasien
terdapat 1 buah. sesuai
3. Pelaksanaan ronde Ronde 1. Menentukan pasien Ronde
keperawatan : ronde keperawatan untuk ronde keperawatan
keperawatan terlaksana 2. Mempersiapkan sudah terlaksana
dilaksanakan secara dengan optimal ronde keperawatan bersama perawat
berkala, ketika adanya sesuai prosedur 3. Melaksanakan ruangan
mahasiswa praktek ronde keperawatan
stase manajemen (strategi dan
Keperawatan. materi)
65
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
66
2. Masalah
Ronde keperawatan ruanagan dilaksanakan ketika ada mahasiswa
praktek menejemen keperawatan, dan kriteria pasien untuk ronde jarang
terdapat di ruangan.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah pasien yang belum teratasi
b. Tujuan Khusus
1) Menjustifikasi masalah pasien yang belum teratasi
2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat tim lain
4. Target
Ronde keperawatan dapat berjalan sesuai dengan alur dan syarat
dilaksanakannya ronde serta dapat terlaksana berkala, dengan kriteria
evaluasi:
a. Struktur
1) Menentukan penanggungjawab ronde keperawatan
2) Menetapkan kasus yang akan dirondekan
3) Memberikan informed consent kepada pasien dan keluarga
b. Proses
1) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan
dan staf keperawatan
2) Penjelasan tentang pasien oleh ketua tim yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan
tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien
3) Diskusi antaranggota tim tentang kasus tersebut
4) Pemberian masukan solusi tindakan lain yang mampu mengatasi
masalah pasien tersebut
c. Hasil
1) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah pasien
67
2) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindaklanjuti dan
dilaksanakan
5. Program Kerja
a. Rencana Strategi
1) Menentukan penanggungjawab ronde keperawatan
2) Menentukan pasien yang akan dijadikan subjek dalam ronde
keperawatan
3) Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan (strategi dan
materi)
4) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan
5) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan
6) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan
7) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan
dan staf keperawatan
b. Pengorganisasian
1) Penanggung jawab :
2) Ketua Tim :
3) Perawat Pelaksana :
4) Waktu :
68
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian di ruang rawat inap Pavillium
Catelia, dengan terselenggaranya penyajian awal masalah yang ditemukan
dengan rencana penyelesaian masalah, analisis situasi, dan perencanaan
kegiatan manajemen keperawatan yang dilakukan pada tanggal 17 Juni
2016 yang dihadiri oleh kepala ruangan, preseptor klinik, supervisor, dan
seluruh mahasiswa DIV Keperawatan praktek manajemen yang berdinas di
Pavillium Catelia.
2. Mahasiswa mampu menerapkan model praktik keperawatan profesional di
ruangan dengan melaksanakan pre dan post conference, timbang terima,
penerimaan pasien baru, dan ronde keperawatan di ruangan.
3. Mahasiswa mampu melakukan audit dengan menghitung BOR, TOI, LOS,
BTO, dan mampu melakukan survei masalah baru.
Pengkajian data di ruang praktek manajemen Pavillium Catelia
dilakukan dengan menggunakan alat kuesioner, wawancara, dan lembar
observasi. Dari hasil analisis ditemukan masalah yang perlu dilakukan di
ruangan yaitu belum maksimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di
ruangan. Berdasarkan masalah yang ditemukan tersebut dilakukan
penyelesaian masalah dengan menyusun format ronde keperawatan dan
menyusun alur ronde keperawatan sesuai standar MAKP (menurut buku
Manajemen Keperawatan Nursalam).
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, disarankan kepada:
1. Kepala Bagian/Bidang Keperawatan
a. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang
sudah terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan
69
ditingkatkan, memberi pujian terhadap hasil yang telah dicapai untuk
meningkatkan motivasi dan kualitas kerja perawat.
b. Memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan
terutama pada fungsi pengawasan
c. Menggunakan format asuhan keperawatan dan rencana asuhan
keperawatan yang telah diujicobakan.
2. Kepala Ruangan dan Ketua Tim
a. Kepala ruangan dan ketua tim hendaknya melakukan bimbingan
kepada perawat pelaksana dalam pembuatan rencana harian dan
dokumentasi asuhan keperawatan.
b. Melakukan supervisi tingkat ruangan sesuai dengan acuan yang telah
ditentukan oleh direksi rumah sakit.
c. Kepala ruangan dan ketua tim hendaknya lebih disiplin dalam
melaksanakan program-program yang ada di ruangan Kenanga
terutama dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
3. Perawat Pelaksana
a. Membudayakan kegiatan yang telah diajarkan dan menjadikannya
sebagai rutinitas kegiatan
b. Membudayakan membaca dan menulis asuhan keperawatan pasien
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk menunjang
profesionalisme keperawatan
d. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan Standar
Asuhan Keperawatan.
70