BAB III
METODE PENELITIAN
karang
5 GPS Penetuan titik stasiun penelitian
6 Pemotong karang Memotong bibit karang
Pengukuran parameter fisika dan kimia perairan serta alat yang digunakan dalam
pengamatan parameter-parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
masing sepanjang 10 cm. Di bagian bujur sangkarnya ditutupi dengan jaring tempat
mengikat bibit transplantasi. Jarak masing-masing bibit sekitar 25 cm. (Deselina
2004).
Gambar. 4
meja
transplantasi
karang
3.3.2. Penentuan stasiun pengamatan
Penetuan stasiun pengamatan ini akan dilakukan diperairan pulau beralas pasir
setiap stasiun berjarak 400 meter substrat yang akan di transplantasi adalah karang
mengunakan GPS.
3.3.3. Pengamatan pertumbuhan karang
Pengamatan pertumbuhan pada fragmen karang dilakukan dengan mengukur
dimensi pertumbuhan yang terdiri dari pertambahan panjang (panjang yang
terpanjang) dan pertambahan tinggi (tinggi yang tertinggi) fragmen karang.
Pengukuran panjang dan tinggi karang menggunakan jangka sorong. Proses
pengukuran dilakukan langsung di dalam air dengan menggunakan bantuan peralatan
selam SCUBA (Self-Contained Underwater Breathing Apparatus). Untuk mengukur
kelangsungan hidup, tiap karang yang mati atau mengalami pemutihan akan dihitung
dan dicatat.
12
Keterangan :
V = Kecepatan arus (m/s)
S = Panjang tali (m)
t = waktu yang diperlukan untuk tali menegang (s)
13
3.4.4 Kecerahan
Pengukuran kecerahan perairan dilakukan di lokasi pengamatan dengan
menggunakan Secchi Disk.Alat tersebut dimasukkan kedalam perairan yang diikat
dengan tali sampai tidak kelihatan kemudian dicatat. Untuk menghitung kecerahan di
gunakan rumus :
Kecerahan =Jarak hilang + Jarak tampak
n
3.4.5 Kekeruhan
Menurut pengukuran kekeruhan dilakukan dengan menggunakan turbidity meter.
Satuan kekeruhan adalah JTU (Jackson Turbidity Unit ), FTU (Formazin Turbidity
Unit ) . Tergantung pada alat yang digunakan. Caranya yaitu dengan memindahkan
sampel air dari botol sampel ke gelas piala yang tersedia, kemudian bandingkan
dengan standar air yang tersedia. Masukkan standar air yang telah dicocokkan dengan
sampel air ke dalam turbidity meter . Kemudian distabilkan sesuai dengan standar
hingga jarum turbidity meter menunjukkan angka standarnya. Keluarkan standar air
tersebut lalu masukkan sampel air, kemudian catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum.
Kekeruhan juga dapat mengurangi fenetrasi cahaya ke dalam perairan (Hariyadi,
2000).
3.4.6 pH
Air laut umumnya memiliki nilai pH di atas 7 yang berarti bersifat basis, namun
dalam kondisi tertentu nilainya dapat menjadi lebih rendah dari 7 sehingga menjadi
bersifat asam. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan nilai pH, nilai
yang ideal untuk kehidupan antara 7 – 8,5. Pada nilai pH yang lebih rendah (< 4),
sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH
rendah(Susana 2009)Menurut (Nisa, 2013)
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH Meter yang dicelupkan selama
beberapa menit kedalam perairan, diamkan sampai nilai pada layar berhenti kemudian
di hold dan di catat nilai yang sudah tertera di pH Meter.
3.4.7 DO
14
Dimana :
Ln = Panjang Akhir
Lo = Panjang Awal
3. Tingkat Ketahanan Hidup dihitung dengan menggunakan rumus Auberson (1982)
dalam Rotinsulu (1995) sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 = 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑙𝑎𝑛