Anda di halaman 1dari 9

Hidrogen berasal dari bahasa latin Hydrogenium, adalah unsur kimia yang pada tabel

periodik dilambangkan dengan simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar,
hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan
gas diatomik yang sangat mudah terbakar.
Dalam keadaan normal, hidrogen berada dalam bentuk gas diatomik (H2). Namun, gas
hidrogen sangat langka ditemukan di bumi. Karena massanya yang ringan sehingga
menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Namun, gas hidrogen dapat diperoleh
secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana atau berasal dari gasifikasi
batu bara. Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur yang melimpah di
permukaan bumi.
Hidrogen dapat berekasi dengan banyak unsur, contohnya NH3,HF, LiH2 dan
sebagainya. Sehingga hidrogen memiliki peranan yang penting dalam pembentukan beberapa
senyawa kimia. Karena peranannya tersebut, penulis mengangkat pembahasan mengenai
“Hidrogen” yang bertujuan untuk menambah wawasan pembaca yang tertarik dengan Ilmu
Kimia.
Hidrogen merupakan unsur yang paling banyak di alam semesta, yaitu 93% karena
bintang-bintang mengandung hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan cahaya
jumlah atom hidrogen dibumi sekitar 3% atau 0,14% massa, dalam bentuk senyawa
anorganik (seperti air dan asam) dan organik. Air mengandung 11% massa hidrogen karena
molekulnya mengandung 2 atom hidrogen dan 1 oksigen.
Dalam sistem periodik, hidrogen memiliki nomor atom satu dan terletak pada
golongan 1A karena mempunyai 1 elektron. Tetapi kecendrungannya sama dengan VIIA,
yaitu menerima 1 elektron, dan tidak seperti golongan 1A lainnya yang cendrung melepas 1
elektron. Selain itu, elektron hidrogen dapat ditarik oleh atom lain sehingga menjadi ion H+.
Karena itu hidrogen tidak dapat dimasukkan baik dalam golongan 1A maupun dalam
golongan VII A.
Hidrogen dalam keadaan bebas berupa molekul gas diatomik (H2) dengan titik didih
dan titik beku yang sangat rendah karena gaya london antar molekul sangat kecil akibatnya
cukup sulit hidrogen dalam bentuk gas yang mudah untuk dimanfaatkan dalam bidang
industry
Hidrogen yang terdapat di alam ada tiga isotop, yaitu (hidrogen) (D= deuterium)
dan ( T= tritium) dengan perbandingan:
H : D : T = 10.000.000 : 2.000 : 1
Air yang terbentuk dari deuterium atau D2O disebut air berat dengan perbandingan.
H2O : D2O = 5.000 : 1
Artinya, dalam 5.000 liter air tedapat sekitar 1 liter air berat. Tritium (T) bersifat
radioaktif dengan waktu paro 12,3 tahun dan dapat dibuat dengan reaksi inti.
Hidrogen yang terdapat di alam mengandung 0,0156 % deuterium sedangkan tritium
(terbentuk secara terus menerus dilapisan atas atmosfer pada reaksi inti yang direduksi oleh
sinar kosmik terdapat dialam hanya dalam jumlah yang sngat kecil, kira-kira sebanyak
1/1017 dan bersifat radioaktif ( , 12,4 tahun). Deuterium sebagai D2O dipisahkan dari air
dengan cara destilasi bertingkat atau elektrolisis yang disediakan dalam jumlah ton untuk
pemakaian sebagai moderator dalam reaktor nuklir

Sifat Fisis dan sifat Kimia


Sifat Fisis Hidrogen
Unsur : Hidrogen
Nomor atom :1
Massa atom relatif : 1,00
o
Titik Leleh( C) : -259,14
o
Titik Didih( C) : -252,87
o 3
Rapatan pada 25 C (g/cm ) : 0,07
Warna : tidak berwarna
Konfigurasi Elektron : 1s1
Energi Ionisasi (kJ//mol) : 1312,0
Afinitas Elektron (kJ/mol) : 72,77
Keelektronegatifan : 2,20
Jari-jari Ion (Å) : 1,46
Jari-jari Atom(Å) : 0,37
Massa Jenis : 0,0899 g/cm3
Struktur kristal : Heksagonal
Radius Atom : 2,08 A0
Volume Atom : 14,10 cm3/mol
Radius kovalensi : 0,32 A0
Entalpi penguapan : 0,4581 Kj/mol
Entalpi pembentukan : 0,00585 Kj/mol
Potensial ionisasi : 13,598 V
Konduktivitas panas : 0.1815 Wm-1K-1
Kapasitas panas : 14,304 Jg-1K-1
Nama golongan : alkali
Wujud : gas
Jenis unsur : nonlogam
Asal unsur : unsur alam
Sifat kimia Hidrogen bergantung pada tiga proses elektronik:
a) Kehilangan elektron valensi 1s. Hal in akan menghasilkan proton, H+. Ukurannya yang
kecil, r ~ 1,5 x 10-13 cm, relatif terhadap ukuran r ~ 10-8cm serta muatannya yang kecil
yang dihasilkan oleh kemampuannya yang khas untuk mendistorsi awan elektron di
sekeliling atom-atom lain. Proton tidak pernah dalam bentuk seperti itu kecuali dalam
berkas ion gas. Proton ini bergabung dengan atom-atom atau molekul-molekul lain.
Meskipun ion hidrogen berada dalam air, umumnya ditulis sebagai H+, tapi
sesungguhnya H3O+ atau H(H2O)n+.
b) Penambahan satu elektron. Atom H dapat memperoleh satu elektron dan membentuk
ion hidrida, H- dengan struktur He 1s2. Ion ini hanya ada dalam kristal hidrida dari
logam-logam elektropositif, seperti NaH, CaH2.
c) Pembentukan sebuah pasangan elektron. Nonlogam dan juga banyak logam dapat
membentuk ikatan kovalen dengan hidrogen.

Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida, sebuah istilah yang tidak mengikat. Oleh
kimiawan, istilah "hidrida" biasanya memiliki arti atom H yang mendapat sifat anion, ditandai
dengan H−. Keberadaan anion hidrida, dikemukakan olehGilbert N. Lewis pada tahun 1916
untuk gologngan I dan II hidrida garam, didemonstrasikan oleh Moers pada tahun 1920 dengan
melakukan elektrolisis litium hidrida cair (LiH) yang menghasilkan sejumlah hidrogen pada
anode. Untuk hidrida selain logam golongan I dan II, istilah ini sering kali membuat
kesalahpahaman oleh karena elektronegativitas hidrogen yang rendah. Pengecualian adalah
hidrida golongan II BeH2 yang polimerik. Walaupun hidrida dapat dibentuk dengan hampir
semua golongan unsur, jumlah dan kombinasi dari senyawa bervariasi, sebagai contoh terdapat
lebih dari 100 hidrida borana biner yang diketahui, namun cuma satu hidrida aluminium biner
yang diketahui. Hidrida indium biner sampai sekarang belum diketahui, walaupun sejumlah
komplek yang lebih besar eksis.
Hidrida biner diklasifikasikan sesuai dengan posisi unsurnya dalam tabel periodik, dan
oleh karakter ikatannya. Hidrida alkali dan alkali tanah di blok s adalah senyawa ionik yang
analog dengan halida dan disebut dengan hidrida salin. Unsur blok pgolongan 13-17
membentuk hidrida kovalen molekular. Belum ada senyawa hidrida gas mulia yang pernah
dilaporkan.
Beberapa unsur transisi blok d dan f membentuk hidrida logam yang menunjukkan sifat
logam. Logam-logam transisi yang tidak membentuk hidrida biner membentuk hidrida
molecularkompleks yang dikoordinasikan oleh ligan penstabil, seperti karbonil (CO), fosfin
tersier (PR3), atau siklopentadienil (C5H5) (rujuk bagian 6.1).Contoh-contoh khas hidrida
diberikan di bawah ini.
a) Hidrida Salin
Hidrogen mempunyai 1 elekron dan cendrung menerima 1 elektron dari atom
lain. Akibatnya, hidrogen dapat bereaksi dengan logam yang reaktif, yaitu
(Li,Na,K,Mg,dan Ca) membentuk senyawa hidrida ionik, contohnya:
Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh (melting
point, mp) 680oC). Li+ danH- membentuk kristal berstruktur garam dapur.
Pelepasan kuantitatif gas hidrogen di anoda saat dilakukan elektrolisis garam
leburnya menyarankan keberadaan H-.Air bereaksi dengan hebat dengan litium
hidrida membebaskan gas hidrogen.Karena senyawa ini agak melarut dalam eter,
hidrida ini digunakan sebagai pereduksi di kimia organik.
Kalsium hidrida, CaH2, adalah padatan kristalin tak bewarna (mp 816 oC), dan
bereaksi denganhebat dengan air membebaskan gas hidrogen.Hidrida ini
digunakan sebagai pembentuk gas hidrogen, atau bahan dehidrator untuk pelarut
organik. Hidrida ini juga digunakan sebagai reduktor. Litium
tetrahidridoaluminat, LiAlH4, adalah padatan kristalin tak bewarna
(terdekomposisi di atas 125oC) biasanya disebut litium aluminum hidrida.Hidrida
melarut dalam eter, dan bereaksi hebat dengan air.Hidrida ini digunakan sebagai
reduktor dan bahan untuk hidrogenasi dan untuk pengering pelarut
organik.Natrium tetrahidroborat, NaBH4, adalah senyawa padatan kristalin
bewarna putih (terdekomposisi pada 400 oC) biasanya disebut natrium
borohidrida. Padatan ini larut dalam air dan terdekomposisi pada suhu tingggi
dengan melepaskan gas hidrogen. Padatan ini digunakan sebagai bahan pereduksi
untuk senyawa anorganik dan organik, dan untuk mempreparasi kompleks
hidrida, dsb.
b) Hidrida Molekular
Semua hidrida kecuali hidrida karbon (metana) dan oksigen (air) adalah gas
beracun dengankereaktifan sangat tinggi dan harus ditangani dengan sangat hati-
hati.Walaupun terdapat berbagai metoda untuk menghasilkan gas-gas ini di
laboratorium, kini banyak gas ini mudah didapat di silinder. Diboran, B2H6,
adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -164.9o C dan bp -92.6o C) dengan bau
iritatif yang khas. Hidrida ini merupakan bahan reduktor kuat senyawa anorganik
dan organik.Bahan ini juga bermanfaat sebagai bahan hidroborasi untuk
memasukkan gugus fungsi padaolefin, setelah adisi olefin dengan reaksinya
dengan reagen yang cocok.
Silan, SiH4, gas yang sangat mematikan dan tak bewarna (mp -185 oC dan bp -
111.9 oC) denganbau yang menyengat dan juga disebut dengan monosilan.
Amonia, NH3, adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -77.7 oC dan bp -33.4 oC)
dengan baumengiritasi yang khas. Walaupun gas ini digunakan dalam banyak
kasus sebagai larutan ammonia dalam air, yakni dengan dilarutkan dalam air,
amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air untuk reaksi khusus. Sejak
dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia ditahun 1913,
amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan
digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen.
Amonia juga digunakan sebagai refrigeran (di lemari pendingin).
Fosfin, PH3, gas sangat beracun dan tak bewarna (mp -133 oC dan bp -87.7 oC)
dengan bau yangbusuk, juga disebut dengan fosfor hidrida. Fosfin terbakar spontan
di udara.Fosfin digunakan dalam pertumbuhan epitaksi, dalam kimia koordinasi
logam transisi, dsb.
Hidrogen sulfida, H2S, gas beracun dan tak bewarna (mp -85.5 oC and bp -60.7
oC) dengan bautelur busuk.Gas ini sering ditangani dengan tidak cukup hati-hati,
gas ini sangat berbahaya dan harus ditangani dalam lingkungan yang ventilasinya
baik. Gas ini digunakan untuk analisis kimia dengan cara pengendapan ion logam,
pembuatan senyawa yang mengandung belerang, dsb.
Hidrogen fluorida, HF, adalah gas tak bewarna, berasap, bertitik didih rendah (mp
-83 oC danbp 19.5 oC), dengan bau yang mengiritasi.Gas ini biasa digunakan
untuk mempreparasi senyawa anorganik dan organik yang mengandung
fluor.Karena permitivitasnya yang tinggi, senyawa ini dapat digunakan sebagai
pelarut non-air yang khusus.Larutan dalam air gas ini disebut asam fluorat dan
disimpan dalam wadah polietilen karena asam ini menyerang gelas.
c) Hidrida Logam
Hidrida MHx yang menunjukkan sifat logam biasanya bertipe intertisi dan non
stoikiometribiasanya hidrogen menempati sebagian lubang dalam kisi logam.
Biasanya x bukan bilangan bulat dalam senyawa ini.Hidrida jenis ini yang dikenal
meliputi hidrida dari Golongan 3 (Sc, Y), Golongan 4 (Ti, Zr, Hf), Golongan 5 (V,
Nb, Ta), Cr, Ni, Pd, dan Cu, tetapi hidrida logam lain diGolongan 6 sampai 11 tidak
dikenal.Paladium Pd bereaksi dengan gas hidrogen pada suhu kamar, dan
membentuk hidrida yang mempunyai komposisi PdHx (x < 1).Banyak hidrida
logam yang menunjukkan sifat hantaran logam.LaNi5 adalah senyawa paduan
antara lantanum dan nikel, yang dapat menampung sampai 6 atom hidrogen atoms
per sel satuan dan berubah menjadi LaNi5H6.Paduan ini menjadi salah satu
kandidat untuk digunakan sebagai bahan penyimpan hidrogen untuk
pengembangan mobil berbahan hidrogen.
d) Kompleks Hidrida
Senyawa kompleks yang berkoordinasi dengan ligan hidrida disebut kompleks
hidrida. Logamtransisi Golongan 6 sampai 10 yang tidak membentuk hidrida biner
menghasilkan banyak kompleks hidrida dengan ligan tambahan seperti karbonil
dan fosfin tersier. Walaupun baru akhir tahun 1950-an hidrida diterima sebagai
ligan, ribuan senyawa kompleks kini telah dikenal. Lebih lanjut, dengan sintesis
kompleks hidrogen molekul di tahun 1980-an, kimia hidrogen mengambil peran
baru. Riset dalam katalisis hidrokarbon homogen dengan peran penting dimainkan
oleh hidrida atau hidrogen terus berkembang.

Hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau
H2 mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar
manapun.
Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali
ditemukan dalam bentuk bebas. Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan
unsur lain, seperti dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana. Sehingga untuk
dapat memanfaatkanya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar dapat
digunakan sebagai bahan bakar.
Ada beberapa metode pembuatan gas hidrogen yang telah kita kenal. Namun semua
metode pembuatan tersebut prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain dalam
senyawanya.
Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi secara
umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode pembuatan H2 adalah
biaya, emisi yang dihasilkan, kelaikan secara ekonomi, skala produksi dan bahan baku.
Sekarang mari kita bahas satu per satu metode-metodenya.
1. Steam Reforming
Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau etana direaksikan dengan
steam (uap air) pada suhu tinggi (700~1000oC) dengan bantuan katalis, untuk
menghasilkan hidrogen, karbon dioksida (CO2) dankarbon monoksida (CO).
Sebuah reaksi samping juga terjadi antara karbon monoksida dengan steam, yang
menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi pada
proses ini adalah:

CH4 + H2O --> CO + 3H2


CO + H2O --> CO2 + H2
Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan karbon
dioksida dengan cara penyerapan.
Saat ini, steam reforming banyak digunakan untuk memproduksi gas hidrogen
secara komersil di berbagai sektor industri, diantaranya
industri pupuk dan hidrogen peroksida (H2O2). Akan tetapi metode produksi
seperti ini sangat tergantung dari ketersediaan gas alam yang terbatas, serta
menghasilkan gas CO2, sebagai gas efek rumah kaca.
2. Gasifikasi Biomasa
Metode yang kedua adalah gasifikasi biomasa atau bahan alam seperti jerami,
limbah padat rumah tangga atau kotoran. Di dalam prosesnya, bahan-bahan tadi
dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah reaktor. Proses pemanasan ini
mengakibatkan ikatan molekul dalam senyawa yang ada menjadi terpecah dan
menghasilkan campuran gas yang terdiri dari hidrogen, karbon monoksida dan
metana.
Selanjutnya dengan cara yang sama seperti pada steam reforming, metana yang
dihasilkan diubah menjadi gas hidrogen.
Gasifikasi biomasa atau bahan organik memiliki beberapa keunggulan, antara lain
menghasilkan lebih sedikit karbon dioksida, sumber bahan baku yang berlimpah
dan terbarukan, bisa diproduksi di hampir seluruh tempat di dunia serta biaya
produksi yang lebih murah.
3. Gasifikasi Batubara
Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas hidrogen tertua. Biaya
produksinya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan metode steam reforming
gas alam. Selain itu, cara ini pula menghasilkan emisi gas buang yang lebih
signifikan. Karena selain CO2 juga dihasilkan senyawa sulfur dan karbon
monoksida.
Melalui cara ini, batu bara pertama-tama dipanaskan pada suhu tinggi dalam
sebuah reaktor untuk mengubahnya menjadi fasa gas. Selanjutnya, batu bara
direaksikan dengan steam dan oksigen, yang kemudian menghasilkan gas
hidrogen, karbon monoksida dan karbon dioksida.
4. Elektrolisa Air
Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi unsur-
unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau
katoda dan oksigen berkumpul di kutub positif atau anoda.
Hidrogen yang dihasilkan dari proses electrolisa air berpotensi menghasilkan zero
emission, apabila listrik yang digunakan dihasilkan dari generator listrik bebas
polusi seperti energi angin atau panas matahari.
Namun demikian dari sisi konsumsi energi, cara ini memerlukan energi listrik yang
cukup besar.

Hidrogen banyak digunakan untuk mengikat nitrogen dengan unsur lain dalam proses
Haber (memproduksi amonia) dan untuk proses hidrogenasi lemak dan minyak. Hidrogen juga
digunakan dalam jumlah yang banyak dalam produksi methanol, di dealkilasi hidrogen
(hydrodealkylation), katalis hydrocracking, dan sulfurisasi hidrogen. Kegunaan-kegunaan
lainnya termasuk sebagai bahan bakar roket, memproduksi asam hidroklorida, mereduksi bijih-
bijih besi dan sebagai gas pengisi balon.
Daya angkat 1 kaki kubik gas hidrogen sekitar 0.07 lbf pada suhu 0 derajat Celsius dan
tekanan udara 760 mm Hg.
Baterai yang berbahan bakar hidrogen (Hydrogen Fuel cell) adalah teknologi baru yang
sedang dikembangkan, di mana tenaga listrik dalam jumlah besar dapat dihasilkan dari gas
hidrogen. Pabrik-pabrik baru dapat dibangun dekat dengan laut untuk melakukan proses
elektrolisis air laut guna memproduksi hidrogen. Gas yang bebas polusi ini lantas dapat
dialirkan melalui pipa-pipa dan disalurkan ke daerah-daerah pemukiman dan kota-kota besar.
Hidrogen dapat menggantikan gas alam lainnya, bensin, agen dalam proses metalurgi dan
berbagai proses kimia (penyulingan), dan mengubah sampah menjadi metan dan etilen.
Kendala-kendala yang ada untuk mewujudkan impian tersebut masih banyak. Di antaranya
persetujuan publik, penanaman modal yang besar dan harga hidrogen yang masih jauh lebih
mahal ketimbang bahan bakar lainnya sekarang.

Anda mungkin juga menyukai