BAB 1 Seminar Ca Ovari
BAB 1 Seminar Ca Ovari
BAB 1
PENDAHULUAN
ovarium. Di antara wanita di Amerika Serikat, kanker ovarium adalah kanker paling
umum yang menduduki peringkat ke sepuluh dan penyebab utama kelima dari
kematian akibat kanker, setelah kanker paru dan bronkus, payudara, kolorektal, dan
lain pada sistem reproduksi wanita, tetapi hanya menyumbang sekitar 3% dari
semua kanker pada wanita. Pada tahun 2014, sebanyak 21.161 wanita di Amerika
yang diderita oleh wanita di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan
dibandingkan kanker ginekologi lainnya di dunia karena diagnosis dini yang sulit
Menurut data dari Center for Disease Control and Prevention (2017)
five year survival rate terendah dari kanker ginekologi di dunia, yaitu sebesar 43%.
Hal ini disebabkan oleh gejala kasus yang tidak spesifik dan beragam, serta tidak
2
tersedianya alat screening dengan spesifisitas, sensitivitas, dan harga yang sesuai.
Dua per tiga pasien saat ini terdiagnosis saat telah mencapai stadium III atau IV
(Curley et al. 2011). Padahal, apabila 75% kasus kanker ovarium terdeteksi pada
Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian akibat kanker di dunia
setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan.
Diperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi
22 juta dalam dua dekade berikutnya (Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan
didapatkan bahwa prevalensi tertinggi jenis kanker yang dialami oleh wanita
Ketika kanker ovarium ditemukan pada tahap awal, pengobatan bekerja paling
baik (CDC 2017). Kanker ovarium pada stase dini menyebabkan gejala minimal,
nonspesifik, atau tidak ada gejala. Pasien mungkin merasakan massa perut.
Sebagian besar kasus didiagnosis pada stadium lanjut. Kanker ovarium epitelial
hadir dengan berbagai macam gejala yang tidak jelas dan tidak spesifik, seperti
kemih dan rektum, sembelit, perdarahan pada vagina, gangguan pencernaan dan
acid reflux, sesak napas, kelelahan, berat badan turun, nyeri panggul dan perut.
Gejala yang terkait dengan penyakit stadium akhir termasuk gejala gastrointestinal
seperti mual dan muntah, konstipasi, dan diare. Presentasi dengan pembengkakan
2
kaki karena trombosis vena tidak jarang terjadi. Sindrom paraneoplastik karena
Pemeriksaan dini, saat ini hanya dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi,
karena pemeriksaan pada pasien dengan risiko sedang dinilai tidak praktis dan tidak
profil pasien kanker ovarium di suatu daerah menjadi sangat penting untuk
diketahui agar pemeriksaan dilakukan pada populasi yang tepat (Buys et al. 2011)
Padahal, profil pasien kanker ovarium suatu daerah dapat mengalami perbedaan
akibat perbedaan budaya dan lingkungan yang dimiliki (Fuh et al. 2015). Beberapa
penelitian menyatakan umur tua, indeks masa tubuh tinggi, paritas rendah, dan
mempengaruhi risiko kanker ovarium (Tsilidis et al. 2011) Selain itu, setiap tipe
dan respon terhadap terapi yang berbeda, sehingga mengetahui profil tipe
1.2.1. Bagaimana konsep teori mengenai Kanker Ovarium yang meliputi definisi,
Ovarium
2
1.3. TUJUAN
Kanker Ovarium
2
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, I.D. & Budiana, I.N.G., 2017. PROFIL PASIEN KANKER OVARIUM DI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR – BALI
PERIODE JULI 2013 – JUNI 2014. e-Jurnal Medika, 6(3), pp.1–9.
Buys, S.S. et al., 2011. Effect of Screening on Ovarian Cancer Mortality. JAMA,
305(22), p.2295. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21642681 [Accessed May 27, 2018].
Curley, M.D. et al., 2011. Evidence for cancer stem cells contributing to the
pathogenesis of ovarian cancer. Frontiers in bioscience (Landmark edition),
16, pp.368–92. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21196176
[Accessed May 27, 2018].
Fuh, K.C. et al., 2015. Survival differences of Asian and Caucasian epithelial
ovarian cancer patients in the United States. Gynecologic Oncology, 136(3),
pp.491–497. Available at:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0090825814013699
[Accessed May 27, 2018].
Jelovac, D. & Armstrong, D.K., 2011. Recent Progress in the Diagnosis and
Treatment of Ovarian Cancer. CA Cancer J Clin, 61 (3), pp.183–203.
Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3576854/pdf/nihms-
440699.pdf [Accessed May 27, 2018].
Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2015. Stop Kanker.
infodatin-Kanker, p.hal 3.
Oemiati, R., Rahajeng, E. & Kristanto, A.Y., 2011. Di Indonesia penyakit. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Indonesia,
39(4), pp.190–204.
Rossing, M.A. et al., 2010. Predictive Value of Symptoms for Early Detection of
Ovarian Cancer. JNCI Journal of the National Cancer Institute, 102(4),
pp.222–229. Available at: https://academic.oup.com/jnci/article-
lookup/doi/10.1093/jnci/djp500 [Accessed May 27, 2018].
2
Tsilidis, K.K. et al., 2011. Oral contraceptive use and reproductive factors and risk
of ovarian cancer in the European Prospective Investigation into Cancer and
Nutrition. British Journal of Cancer, 105(9), pp.1436–1442.