Anda di halaman 1dari 3

http://kesultanan_pasir.tripod.com/sadurangas/id14.

html

MITOLOGI PASIR
LAHIRNYA PUTRI BETUNG
RAJA PERTAMA KERAJAAN PASIR (SADURANGAS)
Pada zaman dahulu-kala sebelum di daerah Pasir mempunyai raja, di sebelah kampung di
pedalaman (sekarang kampung Batu Butok) tinggalah seorang tua bersama seorang
istrinya yang oleh penduduk sekitar tidak diketahui asal-usul dan namanya. Orang tua
tersebut memelihara seekor kerbau putih dan pekerjaannya hanya berladang. Kerbau putih
tersebut dinamainya “Ukop” dan dipelihara dengan baik sebagai mana layaknya
memelihara seorang anak. Oleh tetangganya orang tua itu diberi nama “Kakah Ukop” yang
berarti Nenek dari kerbau bernama Ukop yang dipeliharanya.

Pada waktu itu penduduk Barang-barang bukti untuk kerajaan Pasir


daerah Pasir pernah diperlihatkannya ke penduduk, kemudian
mendengar beberapa cerita barang-barang itu disimpannya dengan baik di
tentang suatu negeri yang rumahnya. Setelah sekian lama mereka menunggu
makmur, baik serta aman yang datangnya seseorang yang akan menjadi raja di
diperintah oleh seorang raja. Pasir ternyata tak pernah kunjung juga, melihat itu
Penduduk mengharapkan maka Kakah Ukop bermaksud kembali berlayar
benar supaya di daerah Pasir untuk yang kedelapan kalinya mencari seorang
juga mempunyai seorang raja. raja untuk daerah Pasir. Berangkatlah Ia untuk
Tetapi siapakah yang diangkat yang ke delapan kalinya mencari seorang raja.
oleh mereka untuk menjadi Sepeninggal Kakah Ukop, istrinya yang bernama
raja karena tidak dapat “Itak Ukop” berhubung dengan banyaknya turun
diketahuinya. Oleh sebab itu hujan sehingga kayu api untuk persediaan
penduduk di sekitar kampung memasak di atas salayan dapur habis sama sekali
dimana Kakah Ukop tinggal dan hanya tinggal seruas betung tersebut maka
datang kepada Kakah Ukop dengan tidak berfikir panjang diambilnya seruas
membicarakan maksud dan betung itu untuk dijadikan kayu api dan
keinginan mereka supaya di dibelahnya. Sesudah betung itu dibelah, maka
daerah Pasir bisa memiliki terdapatlah sebutir telur yang agak besar dan
seorang raja. Kakah Ukop dengan sangat heran diambilnya telur tersebut
sangat setuju dan kemudian ditaruhnya di dalam sebuh pinggan
menganjurkan supaya melawen. Pinggan itu diletakkannya di dekat
bersama-sama mencari tempat tidurnya.
seorang raja dari luar daerah
Pasir, misalnya dengan Tepat pada tengah malam, terdengarlah telur itu
berlayar ke pinggir langit dan menetas dengan diiringi oleh tangis anak kecil
meminta bantuan kepada sedang menangis. Seisi rumah semua bangun
penduduk di sana supaya untuk menyaksikan kejadian yang ajaib itu. Anak
diantara mereka ada yang mau itu diambil dan dimandikan oleh Itak Ukop serta
memberikan seorang diselimuti dengan kain cindai dan dipeliharanya
penduduk dari tepi langit untuk dengan sangat baik. Anak itu adalah seorang
menjadi raja di Pasir. perempuan dan diberinya nama Putri Betung,
karena asalnya didapat dari dalam balahan betung.
Setelah selesai perundingan,
maka Kakah Ukop diutus oleh Pada saat yang sama si Ukop, kerbau putih
penduduk Pasir untuk mencari miliknya sedang beranak juga dan mengeluarkan
raja tersebut. Kemudian Kakah air susu yang baik, maka dengan air susu itulah
Ukop berkemas menyediakan Putri Betung dipelihara dari bulan ke tahun
alat-alat pelayaran dan sehingga besar. Putri Betung telah berusia 14
membuat perahu yang sangat tahun, wajahnya sangat cantik sehingga tersiar
besar. Demikianlah maka kemana-mana tetang kecantikkannya.
pelayaran pertama pencarian
raja dimulai oleh Kakah Ukop. Pada waktu itu dengan tidak disangka-sangka,
Sesudah 3 tahun dalam Kakah Ukop kembali dari pelayarannya dengan
perjalanan, Ia kembali ke tidak pula membawa hasil yang dimaksudkankan.
negeri Pasir dengan tidak Ketika tiba di Muara Pasir, Ia mendapat kabar
membawa hasil sedikit pun. bahwa istrinya mempunyai seorang anak
Lantaran desakan dari perempuan yang sangat cantik sepeninggalnya
penduduk untuk mencari raja dalam pelayaran. Mendengat kabar itu, timbullah
terus-menerus, maka Kakah marahnya sebab disangkanya istrinya telah
Ukop dalam melakukan berbuat serong dengan laki-laki lain sampai
pencarian raja itu sampai mendapat seorang anak. Dengan hati yang marah
berlangsung sebanyak 7 kali. Ia mendatangi istrinya dan hendak membunuhnya.
Tetapi hal tersebut dapat dicegah oleh tetangganya
Pada perjalanan yang ke tujuh dan berceritalah tetangganya itu tentang
kalinya itulah Kakah Ukop kenyataan yang sesungguhnya terjadi.
sampai ke pinggir langit dan
sempat bertemu dengan Dengan adanya keterangan-keterangan yang
penduduk di sana. Kemudian sebenarnya terjadi setelah sepeninggalnya itu
Kakah Ukop menceritakan maka Kakah Ukop ingat kembali akan janji orang
maksud dan keinginannya yang di pinggir langit itu, sehingga masuk akal
melakukan perjalanan ini baginya bahwa boleh jadi anak inilah yang
adalah untuk mencari dimaksud oleh orang di pinggir langit itu yang akan
seseorang yang sekiranya menjadi raja di daerah Pasir.
patut dan pantas untuk
dijadikan raja di daerah Pasir.
Kakah Ukop lalu insaf dan berbalik girang serta
Keinginannya itu mendapat turut pula menyayangi anak angkatnya itu.
raja mendapat jawaban dari Sesudah itu, teringat pula olehnya akan
salah seorang penduduk di barang-barang yang dibawanya dari pinggir langit,
pinggir langit, bahwa orang lalu diserahkannya kepada Putri Betung.
yang pantas menjadi raja di Demikianlah, mulai saat itu Putri Betung diangkat
Pasir telah dikirim kesana maka dan diakui oleh penduduk Pasir sebagai raja di
mendengar jawaban tersebut
daerah Pasir.
segeralah Kakah Ukop
kembalilah ke Pasir.
Setelah dewasa, Putri Betung dikawinkan dengan
seorang raja dari daerah lain, tetapi tidak bertahan
Sebagai bukti bahwa Kakah
lama yang pada akhirnya Putri Betung menikah lagi
Ukop telah bertemu dan
dengan seorang raja dari tanah Giri (Jawa),
berbicara dengan yang
bernama Pangeran Indera Jaya, yang datang
penduduk pinggir langit yang
dengan kapal layar. Sesudah perkawinannya itu,
akan memberi raja untuk
maka barang-barang yang dibawanya dari Giri
daerah Pasir maka Kakah Ukop
termasuk sebuah batu dibongkarnya. Hingga
diberi barang-barang berupa;
sekarang batu tersebut masih ada dan disimpan di
ceret, tempat air, nama
Kampung Pasir (Benua) yang dikenal oleh
pinggan melawen, batil dari
penduduk sebagai “Batu Indera Giri” dan dianggap
tembaga, gong tembaga,
sebagai “keramat”.
sumpitan akek, kipas emas,
sangkutan baju, dan sebuah
peti dari batu. Barang-barang
tersebut akan menjadi barang
kerajaan bilamana di daerah
Pasir nanti akan diadakan
seorang raja.

Dengan barang-barang
tersebutlah maka Kakah Ukop
berlayar kembali pulang.
Dalam perjalan pulang,
memasuki daerah Kuala Pasir
pada malam harinya Kakah
Ukop bermimpi. Dalam
mimpinya tersebut Kakah Ukop
bertemu dengan seseorang
yang mengatakan bahwa,
“Apabila Kakah Ukop dalam
pelayaran pulangnya tersebut
mendapati sesuatu barang apa
saja yang ditemuinya maka
harus diambil dan jangan
dibuang”.

Pada keesokan harinya ketika


Kakah Ukop pergi ke haluan
perahunya, Ia melihat di depan
perahunya menyangkut satu
ruas betung yang besar.
Teringatlah dia pada mimpinya
semalam, maka diambilnya
satu ruas betung tersebut.
Demikianlah seruas betung itu
besama-sama dengan
barang-barang yang diberikan
penduduk pinggir langit
dibawanya pulang. Satu ruas
betung yang ditemukannya itu
ditaruhnya di atas salayan
dapur tempat kayu api.

Mendengar kedatangan Kakah


Ukop, maka penduduk
bergembira dan menanyakan
hasil perjalannya itu. Kakah
Ukop menjawab bahwa
menurut pembicaran dan
perjanjiannya dengan salah
seorang yang ditemuinya di
pinggir langit, bahwa yang
bakal menjadi raja di Pasir
sudah mereka kirim kesini.

Anda mungkin juga menyukai