Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan jumlah penduduk


maka teknologi transportasi laut juga meningkat.Kapal – kapal niaga wajib
mengikuti perkembangan teknologi baik yang merupakan ketentuan – ketentuan
dari IMO dan dari peraturan negara bendera kapal . Untuk peralatan navigasi
sesuai dengan SOLAS 1974 amandemen 2004 Chapter V Regulasi 19 dan 20
wajib dilengkapi peralatan navigasi manual maupun peralatan yang dioperasikan
secara otomatis. Sesuai dengan SOLAS 1974 amandemen 2004 Chapter II/1 ,
Part C tentang Machinery Installation regulasi 31 tentang Machinery Control
Pemantauan dan pengoperasian mesin utama dan mesin bantu harus ada remote
control dan indicator ( propeller speed,direction of rotation ) baik diruang navigasi
di anjungan dan di engine control room, secara umum dalam menjalankan,
mengoperasikan dan memantau selain dengan sistem otomatis juga harus bisa
dilakukan dengan sistem manual .

Sementara itu juga awak kapal harus bisa mengoperasikan peralatan


tersebut diatas sehingga bisa mengikuti perkembangan teknologi dengan
memenuhi ketentuan yang diatur IMO dalam STCW Section A-II/1 yaitu harus
memiliki sertifikat keahlian ,ketrampilan dengan melakukan melakukan
upgrading, updating dan refresing.Untuk mengambil pendidikan itu juga
membutuhkan biaya yang besar tentu pelaut dalam hal ini menginginkan gaji yang
layak sedangkan owner membutuhkan biaya untuk melengkapi kapalnya dengan
peralatan sesuai dengan ketentuan.Dengan peralatan yang banyak dioperasikan
secara otomatis Owner mengharapkan menggunakan jumlah awak kapal
seminimal mungkin tetapi tetap memenuhi ketentuan hal ini sangat berhubungan
dengan tugas jaga awak kapal . Seperti pada industry lainnya, penggunaan sistem
automatisasi pada transportasi ditujukan untuk meningkatkan kehandalan dan

1
mengurangi beban kerja operator ( Parasuraman 2000 ).Sedangkan menurut Lee
dan Sanquist (2000) menyebutkan bahwa kertas peta diganti dengan peta
elektronik,jumlah crew berkurang dan cepat dalam pengerjaannya.

Selain mengacu pada peraturan Internasional tentang pengawakan minimum


kapal seperti Resolusi IMO , STCW dan SOlAS, kapal – kapal berbendera
Indonesia mengacu pada Keputusan Menteri No 70 Tahun 1998 yang dikeluarkan
pada 21 Oktober 1998 tentang persyaratan minimal awak kapal dan sertifikat
untuk kapal – kapal niaga pelayaran semua lautan dan di kawasan Indonesia.
Susunan awak kapal sesuai dengan KM 70 Tahun 1998 tergantung dari :

a. Daerah Pelayaran
b. Tonage Kapal ( Gross Tonnage / GT )
c. Ukuran tenaga penggerak kapal ( Killowatt / KW )

Berikut ini adalah persyaratan minimum pengawakan kapal untuk pelayaran di


semua lautan dan semua kapal sesuai dengan KM .70 Tahun 1998 :

Tabel 1.1 Persyaratan minimum Awak Kapal Pelayaran Semua lautan , Pasal 13/12 KM
70 /1998 Tgl 21 Oktober 1998.
NO Jabatan GT >10000 GT 3000 -10000 GT 1500-3000 GT500-1500 GT<500

1 Nakhoda ANT I ANT I ANT II ANT II NIL

2 Mualim I ANT I ANT I ANT II ANT II

3 Mualim II ANT III ANT III ANT III ANT III

4 Mualim III ANT III ANT III - -

5 Radio Officer ORU/GMDSS ORU/GMDSS ORU/GMDSS ORU/GMDSS

6 Serang/ Bosun 1 1 1 1

7 Juru mudi 3 3 3 3

8 kelasi 2 2 1 1

9 Koki 1 1 1 1

10 Pelayan 1 1 1 1

Jumlah awak 13 13 11 11

KW>7500 KW KW 3000-10000 KW 750-3000 <750KW KW>750

1 KKM ATT I ATT I ATT I ATT II

2 Masinis II ATT II ATT II ATT II ATT III

3 Masinis III ATT III ATT III ANT III ANT III

4 Masinis IV ATT III - - -

2
4 Mandor 1 1 1 1

5 Juru minyak 3 3 3 3

6 Wiper 1 1 1 1

Jumlah Awak 9 8 8 8

22 21 19 19

Sumber : KM.70 Tahun 1998 tentang persyaratan minimum pengawakan kapal

Tabel 1.2 Susunan Awak Kapal Pelayaran Kawasan Indonesia , Pasal 13/12 KM
70/1998 Tgl 21 Oktober 1998
NO Jabatan GT >10000 GT 3000 -10000 GT 1500-3000 GT500-1500 GT>500

1 Nakhoda ANT I ANT I ANT II ANT II NIL

2 Mualim I ANT I ANT I ANT II ANT II

3 Mualim II ANT III ANT III ANT III ANT III

4 Mualim III ANT III ANT III - -

5 Radio Officer ORU/GMDSS ORU/GMDSS ORU/GMDSS ORU/GMDSS

6 Serang/ Bosun 1 1 1 1

7 Juru mudi 3 3 3 3

8 kelasi 1 1 1 1

9 Koki 1 1 1 1

10 Pelayan 1 1 1 -

Jumlah awak 12 12 11 10

KW>7500 KW KW 3000-10000 KW 750-3000 <750KW KW>750

1 KKM ATT I ATT I ATT I ATT II

2 Masinis II ATT II ATT II ATT II ATT III

3 Masinis III ATT III ATT III ANT III ANT III

4 Masinis IV ATT III - - -

4 Mandor 1 1 1 1

5 Juru minyak 3 3 3 3

6 Wiper 1 1 - -

Jumlah Awak 9 8 7 7

21 20 19 19

Sumber : : KM.70 Tahun 1998 tentang persyaratan minimum pengawakan kapal

Catatan: Operator Radio bisa dirangkap oleh Nakhoda dengan mualim atau dua orang

mualim yang memiliki sertifikat Operator Radio Umum ( ORU ).

3
Bisa diartikan kapal- kapal yang peralatannya dioperasikan secara manual

jumlah awak kapalnya adalah sesuai dengan persyaratan pada tabel 1.1 untuk pelayaran

semua lautan, dan tabel 1.2 untuk pelayaran di kawasan Indonesia. Menurut peneliti KM

70 Tahun 1998 perlu ditinjau ulang karena kapal yang dilengkapi sistem automatis

persyaratan minimum pengawakan di dalam KM 70 tahun 1998 ketentuannya belum

ada.Selain itu jika dilihat dari tabel di atas diantaranya kapal dengan GT > 10.000

minimum diawaki oleh 22 rang untuk pelayaran semua lautan dan 21 orang untuk

pelayaran kawasan Indonesia ,menurut peneliti ini merugikan awak kapal terkait beban

kerja di atas kapal karena misalkan saja kapal MT . X1 milik PT . ABC dengan GT

13.960 dengan pelayaran di kawasan Indonesia berarti minimum juga diawaki oleh 21

orang dan bilamana GT kapal jauh di atas 10.000 ton misalnya MT.X2 milik PT. ABC

GT 80.000 dengan rute pelayaran kawasan Indonesia berarti tidak salah juga jika

perusahaan menempatkan 21 orang untuk bekerja di atas kapal karena peryaratan di KM

70 tahun 1998 juga demikian tetapi ini merugikan awak kapal.Di sisi lain menurut

peneliti KM . 70 menyerap tenaga kerja karena dengan GT 1500 sampai 3000 kapal

berbendera Indonesia wajib diawaki dengan 19 orang sedangkan di kapal bendera asing

bisa diawaki oleh 14 orang saja dan GT 500 sampai dengan 1500 untuk kapal asing bisa

diawaki oleh 8 orang saja.

Kondisi –kondisi di atas yang melatar belakangi penulis mengambil judul “


Analisis Efektifitas Penggunaan Peralatan Otomatis Di Kapal Dan
Implikasinya Pada Pengawakan Kapal “.

1.2 Pembatasan Masalah

Agar tujuan penelitian ini dapat mencapai hasil yang optimal maka perlu
pembatasan masalah ( lingkup penelitian) yang jelas. Hal ini terkait dengan
keterbatasan dana dan waktu.Lingkup penelitian ini adalah :

4
1. Bagaimana penggunaan peralatan otomatis dan manual di kapal
(peralatan deck dan mesin ) oleh awak kapal niaga ?
2. Bagaimana jumlah awak kapal terkait dengan sistem otomatisasi di kapal
niaga ?
3. Bagaimana dampak tingkat otomatisasi dan jumlah awak kapal terhadap
biaya operasional kapal?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menentukan seberapa besar perbandingan penggunaan peralatan otomatis


dan manual di kapal ( deck dan mesin ) oleh awak kapal niaga .
2. Menentukan jumlah awak kapal terkait dengan sistem otomatisasi di kapal
niaga.
3. Menentukan dampak tingkat otomatisasi dan jumlah awak kapal terhadap
biaya operasional kapal.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi Peneliti :
Dapat mengaplikasikan dan menambah pengetahuan tentang efektifitas
penggunaan peralatan otomatis di kapal dan implikasinya terhadap
pengawakan kapal niaga .
2. Bagi Instansi
Dapat memberikan masukan perusahaan pelayaran yang memiliki kapal –
kapal tempat penulis melakukan penelitian dalam menentukan jumlah
awak kapal.
3. Bagi Pembaca
Dapat menambah pengetahuan pembaca , sebagai bahan referensi dan
pembanding dalam melakukan penelitian mengenai perkembangan

5
teknologi tranportasi laut yaitu efisiensi penggunaan peralatan otomatis di
kapal terhadap pengawakan kapal

Anda mungkin juga menyukai