Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WARUNGKIARA
Jln. Pelabuhan ratu KM. 32 Tlp. (0266) 321 182

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


TENTANG PELAKSANAAN KESEHATAN JIWA

A. Pendahuluan
Pengertian kesehatan dijalankan oleh WHO sejak tahun 1947. Di Indonesia,
pengertian tentang kesehatan tersebut diadopsi tahun 1960 oleh Undang-
undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Kesehatan, yang kemudian diperbaiki lagi
oleh Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Pengertian
kesehatan disini sudah lebih diarahkan untuk hidup lebih produktif,
sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan yang menyebutkan :
“Kesehatan adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak
sekedar terbebas dari kecacatan dan kematian yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”
Atas dasar definisi “Kesehatan” tersebut diatas, maka manusia selalu dilihat
sebagai satu kesehatan yang utuh (holistik) dari unsur “badan” (organobiologi),
“jiwa” (psiko-edukatif), “sosial” (sosio-kultural), yang tidak dititik beratkan pada
“penyakit” tetapi pada “kualitas hidup” yang terdiri dari “kesejahteraan” dan
“produktifitas sosial ekonomi.”
Kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis (serasi), memperhatikan
semua segi kehidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Oleh
karena itu, kesehatan jiwa mempunyai kedudukan yang penting di dalam
pemahaman kesehatan, sehingga tidak mungkin kita berbicara tentang
kesehatan tanpa melibatkan kesehatan jiwa. Seseorang yang sehat jasmani dan
rohaninya, sedikit banyak akan menyebabkan bertambahnya usia harapan
hidup orang tersebut.
Keberhasilan Pembangunan Jangka Panjang I dalam upaya menurunkan
angka kematian umum, angka kematian bayi dan angka kelahiran, telah
meningkatkan umur harapan hidup waktu lahir. Pada tahun 1980, umur harapan
waktu lahir sekitar 50 tahun, telah meningkat menjadi 57,9 tahun pada pria dan
61,5 tahun pada wanita pada tahun 1990. Angka ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 65-70 tahun pada tahun 200. Namun bila berbicara soal
data, jumlah penderita masalah kesehatan jiwa memang mengkhawatirkan.

1
Secara global dari sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental,
sekitar 1 juta diantaranya meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.
Angka ini lumayan kecil bila dibandingkan dengan upaya bunuh diri dari
para penderita masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun.
Kesehatan jiwa penting dilihat dari dampak yang ditimbulkan, antara lain
terdapatnya angka yang besar dari penderita gangguan kejiwaan yang diikuti
pula dengan beban sosial ekonomi yang luas.
Jadi tersirat disini bahwa Kesehatan Jiwa adalah bagian yang tidak
terpisahkan (integral) dari kesehatan dan unsur utama dalam menunjang
terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Dalam Undang-undang Nomor
23 Tahun 1992 tetang Kesehatan, pada Pasal 24 disebutkan bahwa Upaya
Kesehatan Jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat optimal,
baik intelektual maupun emosional.
Studi Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa negara,
menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang atau Dissability Adjusted
Life Years (DALYs) sebesar 8,1% dari “Global Burden of Disease” disebabkan
oleh masalah kesehatan jiwa, angka ini lebih tinggi daripada pak yang
disebabkan oleh penyakit Tuberculosis (7,2%), Kanker (5,8%), Penyakit Jantung
(4,4%) maupun Malaria (2,6%). Tingginya masalah tersebut menunjukkan
bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatan lainnya yang
ada di masyarakat.
Masalah kesehatan jiwa mempunyai lingkup yang sangat luas dan
kompleks serta saling berhubungan satu dengan lainnya. Apabila kita
mengangkat data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang
dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan pada tahun 1995, yang antara
lain menunjukkan bahwa gangguan mental Remaja dan Dewasa terdapat 140
per 1000 anggota rumah tangga, gangguan mental Anak Usia Sekolah terdapt
104 per 1000 anggota rumah tangga. Dalam kurun waktu 6 (enam) tahun
terakhir ini, data tersebut dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan
gejolak-gejolak lainnya di seluruh daerah, bahkan masalah dunia Internasional
pun ajan ikut memicu terjadinya peningkatan dimaksud. Menghadapi hal seperti
ini tentu tidak semata-mata menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi sangat
diperlukan adanya partisipasi aktif dari semua pihak dan lapisan masyarakat.

1
B. Latar belakang
Jumlah kunjungan pasien jiwa di hampir semua Puskesmas di Wilayah
Kabupaten SUKABUMI pada tahun 2017 belum mencapai target yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DIY yaitu sebesar 6%. Di Puskesmas
WARUNGKIARA jumlah kunjungan pasien jiwa tahun 2014 baru mencapai
2,51%.
- Belum semua masyarakat di wilayah Puskesmas WARUNGKIARA
menyadari tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa dan menyadari
bahwa kesehatan jiwa adalah bagian tidak terpisahkan dari kesehatan.
- Sebagian masyarakat di wilayah Puskesmas WARUNGKIARA masih ada
yang mempunyai stigma bahwa gangguan kesehatan jiwa merupakan aib
keluarga, sehingga malu untuk berobat ke pelayanan kesehatan.
Tujuan pelayanan kesehatan jiwa ini secara umum adalah untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa.

C. Tata nilai
Dalam melaksanakan setiap kegiatannya, Puskesmas selalu …pada Tata Nilai
yang ada di Puskesmas yaitu:
1. Profesional
Bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban harus dilandasi dengan
standar pelayanan profesi yang berlaku, kompetensi, menegakkan
integritas, nilai etika dan responsif dalam melaksanakan profesi.
2. Transparansi
Bahwa proses pengambilan keputusan harus dapat diketahui oleh berbagai
pihak yang berkepentingan.
3. Disiplin dan Tanggung Jawab
Bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban harus dilandasi oleh sikap
disiplin yang tinggi terhadap norma dan standar profesi, serta aturan-aturan
yang berlaku tanpa merasa diawasi, namun tumbuh dari rasa tanggung
jawab pribadi.
4. Kerjasama
Bahwa kegiatan-kegiatan suatu organisasi harus dilaksanakan secara
terpadu dengan berbagai pihak guna mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan oleh organisasi tersebut secara bersama-sama.

2
D. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
menghadapi masalah kesehatan jiwa.

Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa.
2. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan
kesehatan jiwa sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah kerja.

E. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Family gathering jiwa dilakukan 2 kali dalan setahun
2. Pertemuan kader jiwa 2 kali dalam setahun
3. Penyuluhan kesehatan jiwa minimal 1 kali dalam setahun

F. Cara melaksanakan kegiatan


Pelaksanaan kegiatan dilakukan di luar gedung maupun di dalam gedung.
Kegiatan yang dilakukan di dalam gedung meliputi: kegiatan family gathering
dan pertemuan kader jiwa, yang pelaksanaannya dilakukan di aula puskesmas
WARUNGKIARA. Sementara kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa dapat
dilakukan di dalam dan di luar gedung.

G. Sasaran
1. Keluarga pasien (caregiver ODGJ)
2. Pasien jiwa (ODGJ)
3. Kader kesehatan jiwa
4. Masyarakat.

3
H. Jadwal pelaksanaan kegiatan

Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Petugas Sasaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Family Gathering Penanggung Keluarga dan V V
Jiwa jawab program, pasien jiwa
dokter, psikolog
2. Penanggung Kader V
Pertemuan Kader
jawab program, kesehatan jiwa
Jiwa
dokter, psikolog
3. Penyuluhan Penanggung Kader dan V V
Kesehatan Jiwa jawab program, caregiver
dokter, psikolog

I. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Kegiatan program jiwa dievaluasi tiap bulan dan disampaikan kepada petugas SP2TP untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
SUKABUMI setiap sebulan sekali.

J. Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan


Petugas program kesehatan jiwa melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk laporan bulanan

4
K. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
Lintas Program
1.Dokter : memberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (narasumber)
2.Perawat : memberikan penyuluhan pada keluarga pasien jiwa
3.Psikolog : memberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (narasumber)

Lintas Sektor
1. Dukuh : mengikuti penyuluhan tentang kesehatan jiwa
2. Kepala desa : mengikuti penyuluhan tentang kesehatan jiwa
3. Kader : mengikuti penyuluhan tentang kesehatan jiwa

Mengetahui K.Pala Puskesmas Penangggung Jawab

INA HERLINA,SKM,MM Ade Awaludin AMKep


NIP. 196311041985012001

Anda mungkin juga menyukai