Anda di halaman 1dari 7

2.3.1.

Gudang Bijih Timah

Gudang ini merupakan tempat disimpannya bijih timah yang siap dilebur
hasil pengolahan dari PPBT dikirim ke tempat ini. Bijih ini tentunya sudah
memiliki kadar Sn 72 hingga 74%. Gudang ini lokasinya tak berjauhan dari PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel). Kemudian bijih ini akan diangkut
menggunakan conveyor dengan panjang kurang lebih 15 meter untuk dibawa ke
Bunker Composition

2.3.2. Bunker Composition

Setelah dibawa ke dalam bunker composition, maka bijih ini akan


dicampur dengan batu kapur dan antrachite. Setelah dicampurkan maka akan
dimasukan kedalam wadah yang sangat besar sehingga dapat menampung bijih
hingga 5 ton. Selanjutnya ditimbang dan dibawa menuju tanur peleburan

2.3.3. Tanur 1 dan Tanur 2

Pada tanur 1 dan tanur 2 ini dilakukan peleburan 1. Peleburan 1 adalah peleburan
bijih timah hasil pencampuran pada bunker composition. Pada peleburan 1 ini
kasiterit dipanaskan dan ditahan pada suhu tertentu. Kemudian setelah mencair,
timah cair dan dross akan terpisah dengan mudah. Hal ini dikarenakan dross
memiliki berat jenis yang lebih rendah daripada timah cair sehingga dross
mengapung di atas timah cair. Dross ini akan dikumpulkan dan akan dilebur pada
flame oven. Selain dros dan timah, maka terbentuk juga slag 1. Slag 1 ini
merupakan slag hasil peleburan timah, berbentuk kasar dan masih mengandung
banyak Sn sehingga akan dimasukan ke dalam tanur 3 dan 4 untuk dilakukan
peleburan 2.

2.3.4. Tanur 3 dan 4


Gudang Bijih Timah Bunker Komposisi Tanur 1 dan 2

Dross
Flame oven

Dross
Alat Cetak Kettle 1 Crystallizer

LL Tin

Electrolytic Refining

Banka Fournine

PROSES PRODUKSI

2.1. Tahap Eksplorasi


Proses eksplorasi bijih timah pada PT. TIMAH (Persero) Tbk ini terdiri
atas tambang darat dan tambang laut. Dalam kegiatan eksplorasi ini, dilakukan
beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:
 Indentifikasi Daerah Potensial
 Penyelidikan Umum
 Pemboran Prospeksi
 Pemboran Produksi
 Perhitungan Sumber Daya
 Hasil dari kegiatan tersebut adalah Sumber Daya Terukur
Eksplorasi darat atau penambangan darat menggunakan alat bor manual
yang disebut juga dengan Bangka Drill. Bangka Drill ini memiliki kemampuan
mengebor hingga kedalaman 30 meter. Selain Bangka Drill, digunakan juga bor
mekanik yang memiliki kemampuan mengebor hingga kedalaman 60 meter.
Pemboran yang dilakukan pada lepas pantai menggunakan kapal bor atau ponton
bor. Kapal bor ini mampu mengebor dari permukaan laut hingga ke dasar lautan.
Bahan conto atau sampel diambil setiap 2 meter atau dapat dilakukan juga setiap
lapisan tanah yang berbeda.
PT Timah melakukan kegiatan penambangan timah di darat maupun di
lepas pantai. Kegiatan penambangan yang dilakukan di darat beroperasi di
wilayah yang telah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP). Wilayah ini berada
di daerah kepulauan bangka dan belitung serta kepulauan riau, proses
penambangan timah yang berada di darat atau alluvial biasanya menggunakan
metode pompa semprot (gravel pump). Pengoperasiannya sesuai dengan pedoman
atau prosedur penambangan yang baik (good mining practices). Sedangkan untuk
penambangan di laut, perusahaan mengoperasikan kapal keruk dengan jenis
bucket line dredges. Ukuran mangkuknya mulai dari 7 cuft hingga 24 cuft dan
dapat beroperasi mulai dari 15 sampai dengan 50 meter dibawah permukaan laut
dengan kemampuan gali hingga 3,5 juta meter kubik material setiap bulannya.
Guna meningkatkan kapasitas prosukdi di laut, PT Timah membangun Kapal Isap
Produksi (KIP) dengan kemampuan gali mencapai 25 meter di bawah permukaan
laut sehingga dapat menjangkau cadangan sisa dari kapal keruk, dan
pengembangan Bucket Wheel Dredges yang nantinya akan menggantikan kapal
keruk jenis Bucket Line yang mempunyai kemampuan gali sekitar 70 meter kubik
dibawah permukaan laut. Pada hasil eksplorasi ini menghasilkan bijih timah
berupa kasiterit.

2.2. Pengolahan Kasiterit


Pengolahan bijih timah yang dihasilkan dari tambang laut dan tambang
darat dengan kadar Sn sekitar 20 hingga 30% diproses di Pusat Pencucian Bijih
Timah (PPBT) agar kasiterit terisah dari mineral pengotornya. Selain dihilangkan
pengotornya, disini juga kadar Sn ditingkatkan hingga 72-74% sebagai syarat
utama peleburan. Berikut adalah flow sheet pengolahan timah mulai dari bijih
hingga kasiterit dengan kadar Sn 72 sampai dengan 74%:
1. Washing atau Pencucian

Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin
yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton
bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan
dan debit yang sesuai dengan umpan.

2. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar

Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah
itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian.
Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop
dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki
karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah
kandungan timah pada bijih.

3. Pemisahan berdasarkan berat jenis

Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih timah yang
mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti kadar
timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah
yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa ,
zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam
trapezium Jig Yuba.

4. Pengolahan tailing

Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang
mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan
gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan
karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.

5. Proses Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah


dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer dengan
cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan
solar.

6. Klasifikasi

Bijih-bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses-proses pemisahan lanjutan


yaitu:

 klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening


 klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension
separator.
 klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.
 Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti
shaking table, air table dan multi gravity separator (untuk pengolahan
terak/tailing).
7. Pemisahan Mineral Ikutan

Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang
tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif ) akan diambil dengan
mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula –
mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan
disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa
cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut
kemudian diolah pada air table sehingga menjadi konsentrat yang selanjutnya
dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat
penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension
separator –pemisahan berdasarkan sifat konduktor – nonkonduktornya atau
sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite.
Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon dan Xenotime. Lalu
masing – masing dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitanya dengan
magnetic separation sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.
Setelah dilakukan proses peningkatan kadar Sn, maka diambil sampel untuk
diteliti kadarnya dengan menggunakan metode mineral sampling. Mineral sampling
merupakan teknik pengambilan sebagian bijih yang dapat diketahui kadarnya serta dapat
mewakili bijih secara keseluruhan. Mineral sampling ini dilakukan dengan menggunakan
microscope. Setelah bijih tersebut ditingkatkan kadarnya, maka akan masuk ke tahap
selanjutnya yaitu proses peleburan dan pemurnian.

2.3. Proses Peleburan dan Pemurnian


Kasiterit dengan kandungan Sn 72 hingga 74% dilakukan di pabrik
peleburan dan pemurnian yang berada di Unit Metalurgi PT Timah, kecamatan
Muntok. Berikut adalah Flow chart Proses Peleburan dan pemurnian yang ada di
Unit Metalurgi PT Timah:

Anda mungkin juga menyukai