Anda di halaman 1dari 16

News Letter

Edisi 1

SEKILAS TENTANG PROGRAM KOTAKU

PERESMIAN KEGIATAN PLPBK


DAN PENCANANGAN OPROGRAM KOTAKU

PROGRAM KOTAKU DAN BAPPEDA MAJENE


GELAR LOKAKARYA
Foto pada saat Peresmian Kegiatan PLPBK dan Pencanangan Program KOTAKU oleh
Bapak Wakil Bupati Majene, Garogo Selatan, 19 Mei 2016
PROGRAM “KOTAKU”
SOLUSI DALAM PENANGANAN KUMUH DI PERKOTAAN

an, termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, donor,


swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya Seperti juga
Program Pemberdayaan masyarakat lainnya, kehadiran Program KOTAKU di
harapkan kedepannya akan membawa manfaat langsung kepada
masyarakat yang ada di kawasan kumuh. Berdasar pada kondisi tersebut,

Salam Redaksi ……
Edisi Pertama News Letter kali imi akan mencoba mengulas eksistensi
Program KOTAKU yang ada di Kabupaten Majene. Sejumlah leading sector
dan stakeholder yang akan turut mendukung sehingga Program KOTAKU
bisa membawa perubahan dalam penanganan kawasan kumuh di Kabupaten
Majene, Akhir kata, selamat membaca edisi pertama ini, semoga bermanfaat
dan bisa memberikan penyebaran informasi kepada pembaca…….

Salam !!!....................

Program KOTAKU (Kota Tanpa


TIM REDAKSI
Penasehat
Kumuh) adalah program
Kepala Bappeda Kab. Majene
Pencegahan dan Peningkatan Andi Adlina Basharoe, SP, M.Si
kualitas permukiman kumuh Pengarah
nasional yang merupakan Team Leader OSP 8 Sulawesi Barat
Kalla Manta, S.Sos, M.Si
penjabaran dari pelaksanaan
Penanggungjawab
Rencana Strategis Direktorat TA Local Government-KOTAKU
Jendral Cipta Karya Tahun 2015 – Muh. Yazid Bustami, SH
2019. Sasaran Program ini adalah Pimpinan Redaksi
Askot Mandiri KOTAKU
tercapainya pengentasan
Ramlah Razak
permukiman kumuh perkotaan
Editor
menjadi 0 Ha melalui penanganan Tim Fasilitator KOTAKU
dan peningkatan kualitas Alamat :
permukiman kumuh seluas 38.431 Posko KOTAKU
Jl. K.H Daeng No. 51 Kab. Majene
Ha serta meningkatkan akses
terhadap infrastruktur dan
pelayanan dasar di kawasan Daftar Isi :
kumuh perkotaan untuk SEKILAS TENTANG KOTAKU……………………………………….. 4
mendukung terwujudnya PERESMIAN KEGIATAN PLPBK & PENCANANGAN KOTAKU 5
permukiman perkotaan yang layak PROGRAM KOTAKU & BAPPEDA GELAR LOKAKARYA 6
huni dan berkelanjutan. Program PROGRAM KOTAKU TELAH LAKSANAKAN PELATIHAN 7
ini dilaksanakan secara nasional di KOLABORASI KOTAKU & KEC. BANGGAE DALAM PAMERAN 8
271 kabupaten/kota di 34 Propinsi CITY CHANGER & PROGRAM KOTAKU 9
yang menjadi “platform” atau AKSI TIM KOTAKU 11
basis Penanganan kumuh yang PERUBAHAN SEBUAH KENISCAYAAN 13
PERAN BKM DALAM PEMBANGUNAN 14
mengintegrasikan berbagai
PERSPPEKTIF PEMBERDAYAAN 15
sumber daya dan sumber pendana

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


SEKILAS TENTANG

PROGRAM KOTAKU
(KOTA TANPA KUMUH)

Latar Belakang Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 Prinsip


tentang perumahan dan kawasan Prinsip dasar yang di terapkan dalam
Undang-Undang Dasar Tahun 1945
permukiman dijelaskan bahwa pelaksanaan Program KOTAKU adalah :
pasal 28H ayat 1 menyatakan
Permukiman kumuh adalah
bahwa : setiap orang berhak untuk  Pemerintah Daerah sebagai nahkoda,
permukiman yang tidak layak huni
hidup sejahtera lahir dan bathin, Pemerintah Daerah dan Pemerintah
karena ketidakteraturan bangunan,
bertempat tinggal dan Kelurahan/Desa mempimpin kegiatan
tingkat kepadatan bangunan yang
mendapatkan lingkungan hidup penanganan permukiman kumuh.
tinggi dan kualitas bangunan serta
yang baik dan sehat, serta berhak
sarana dan prasarana yang tidak  Perencanaan Komprehensif dan
memperoleh pelayanan kesehatan. berorientasi outcome (Pencapaian tujuan
memenuhi syarat, sedangkan
Ayat tersebut menunjukkan bahwa program) : Penataan permukiman di
Perumahan kumuh adalah selenggarakan dengan pola fikir yang
tinggal di sebuah hunian dengan
perumahan yang mengalami komprehensif dan berorientasi pada
lingkungan yang layak merupakan
penurunan kualitas fungsi sebagai pencapaian tujuan program yakni
hak dasar yang harus dijamin terciptanya permukiman lauak huni
tempat hunian.
pemenuhannya oleh Pemerintah sesuai visi Kab/Kota.
Dari pengertian tersebut dapat
sebagai penyelenggara Negara.
dirumuskan karakteristik perumahan  Sinkronisasi Perencanaan dan
Pengertian Program dan Defenisi kumuh dan permukiman kumuh dari Penganggaran : Rencana penanganan
aspek fisik sebagai berikut : kumuh merupakan produk Pemda
“Kumuh”
sehingga mengacu visi Kab/Kota dalam
 Merupakan satuan entitas
Program KOTAKU (Kota Tanpa RPJMD.
perumahan dan permukiman.
Kumuh) adalah program yang di  Kondisi bangunan tidak memenuhi  Partisipatif : Pembangunan partisipatif
laksanakan secara nasional di 271 syarat, tidak teratur dan memiliki dengan memadukan perencanaan dari
Kota/Kabupaten di 34 Propinsi kepadatan tinggi. atas (Top-down) dan perencanaan dari
 Kondisi sarana dan prasarana bawah (Button-up).
yang menjadi “Platform” atau
tidak memenuhi syarat, Khusus
basis penanganan yang  Kratif dan inovatif : Prinsip kreatif dan
untuk bidang Keciptakaryaan,
mengintegrasikan berbagai sumber inovatif dalam penanganan permukiman
batasan sarana dan prasarana
kumuh adalah upaya untuk selalu
daya dan sumber pendanaan, adalah sebagai berikut :
mengembangkan ide-ide dan cara-cara
termasuk dari pemerintah Provinsi, - Keteraturan Bangunan baru dalam melihat masalah dan peluang
Kota/Kabupaten, pihak donor, - Jalan Lingkungan yang sangat di butuhkan dalam
swasta, masyarakat dan pemangku - Drainase Lingkungan penanganan kumuh.
kepentingan lainnya. Program - Penyediaan Air Bersih/Minum
- Pengelolaan Persampahan  Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good
KOTAKU bermaksud untuk Governance) : Pemerintah Daerah, Desa/
- Pengelolaan Air Limbah
membangun system yang terpadu Kel serta masyarakat mampu melaksana-
- Pengamanan Kebakaran dan
untuk penanganan kumuh, dimana - Ruang Terbuka Publik. kan dan mengelola pembangunan wilayah
pemerintah daerah memimpin dan Tujuan Program :
[
nya secara mandiri dengan menerapkan
berkolaborasi dengan para Tujuan Program KOTAKU adalah tata kelola yang baik.
pemangku kepentingan dalam meningkatkan akses terhadap  Inverstasi Penanganan Kumuh disamping
perencanaan maupun infrastruktur dan pelayanan dasar di Harus mendukung perkembangan kota
implementasinya, serta kawasan kumuh perkotaan untuk Juga harus mampu meningkatkan
mendukung terwujudnya permukiman Kapasitas dan daya dukung lingkungan.
mengedepankan partisipasi
masyarakat. perkotaan yang layak huni, produktif
dan berkelanjutan

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


PERESMIAN KEGIATAN PLPBK DAN
PENCANANGAN PROGRAM KOTAKU

Pengalungan Syal Sutra oleh TL OSP 8 Sulbar ke pada Wakil Penandatanganan Prasasti oleh Bapak
Bupati Majene, sebagai penobatan Duta Kota Tanpa Kumuh Wakil Bupati Majene, Dr. H. Fahmi
(KOTAKU) Massiar, MHpenobatan Duta Kota
Bapak Wakil Bupati Majene Dr. H. Fahmi Tanpa Kumuh (KOTAKU)
Massiara, MH pada tanggal 19 Mei 2016 telah
meresmikan kegiatan PLPBK di Kelurahan
Baru sekaligus pencanganan Program
KOTAKU.
Dalam sambutannya beliau sangat
mendukung Program KOTAKU dan mengajak
seluruh stakeholder untuk berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam mengawal Program
KOTAKU hingga penanganan kawasan kumuh
di Kabupaten Majene bisa ditanangani hingga
tahun 2019.
Turut hadir dalam acara ini Bapak Kapolres
Kab. Majene, Dandim 1401, Para pimpinan
SKPD, BUMN, Tim OSP 8 Sulawesi Barat,
Camat, Lurah/Kades, Tim Fasilitator Program
KOTAKU, City Changer, Forum BKM, Tokoh
Wanita dan Tokoh Masyarakat yang ada di
lokasi kawasan Kumuh.

Diakhir acara Bapak Wakil Bupati Majene di


Acara Pengguntingan Pita oleh Bapak Wakil Bupati Majene,
daulat menjadi Duta Program KOTAKU yang Kapolres Majene dan Dandim 1401 Majene. (KOTAKU)
di tandai dengan pengalungan syal sarung
sutera oleh Bapak Team Leader OSP 8 Sulbar
Bapak Kalla Manta, S.Sos, M.Si.

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


PROGRAM KOTAKU DAN BAPPEDA KABUPATEN MAJENE
GELAR LOKAKARYA

Lokakarya Program Kota Tanpa


Kumuh (KOTAKU) Tingkat
Kabupaten Majene Tahun 2016
di laksanakan oleh Program
KOTAKU bekerja sama dengan
BAPPEDA Kabupaten Majene
pada tanggal 20 September
2016 bertempat di Ruang Rapat
Wakil Bupati Majene

Program KOTA Tanpa Kumuh (KOTAKU) menggelar


acara Lokakarya (Workshop & Sosialisasi), Acara ini di
buka oleh Bapak Sekretaris Kabupaten H. Syamsiar
Muchtar, SH, MM. Dalam sambutannya beliau
menyatakan bahwa Program KOTAKU adalah salah
satu Program Nasional yang di canangkan oleh
Presiden Joko Widodo. Beliau berharap dengan
adanya Program KOTAKU yang masuk di Kabupaten
Majene, maka semua stakeholder baik itu
Pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat dapat
bersinergi dalam menangani permasalahan kumuh di
wilayah Kabupaten Majene. Dan Insya Allah
Pada kesempatan yang sama Bapak Team Leader
Pemerintah Kabupaten Majene akan mendukung
OSP 8 Propinsi Sulawesi Barat Kalla Manta, S.Sos, M.Si dalam
sepenuhnya kegiatan-kegiatan yang di laksanakan
sambutannya mengatakan bahwa Program KOTAKU adalah
oleh Program KOTAKU dalam rangka menangani luas
program Kolaborasi dan di harapkan Pemerintah Daerah
kawasan kumuh berdasarkan SK Bupati Majene seluas
berperan sebagai nahkoda dalam mengawal dan
42,95 Ha hingga tahun 2019.
mendampingi program KOTAKU, sehingga apa yang kita
harapkan di tahun 2019 nanti yakni penuntasan kawasan
kumuh di Kabupaten Majene bisa terwujud.
BERANI BERUBAH
“HEBAT”…..!!! Kegiatan ini di hadiri oleh kurang lebih 60 peserta
yang terdiri dari seluruh perwakilan SKPD, Camat. Lurah,
BUMN, Tim KOTAKU OSP 8 Sulawesi Barat, Forum BKM, City
Changer, pemerhati lingkungan dan Tokoh masyarakat. dan
kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Program KOTAKU
dengan Bappeda Kabupaten Majene.
www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016
PROGRAM KOTAKU
TELAH LAKSANAKAN PELATIHAN FASILITATOR

Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) OSP 8 Propinsi Sulawesi


Barat telah melaksanakan Pelatihan Bagi seluruh Fasilitator yang
ada di 2 (dua) Kabupaten (Red. Polewali Mandar dan Majene).
Acara ini di pusatkan di Kabupaten Majene yang berlangsung
selama 8 hari dari tanggal 23 - 30 Juli 2016 bertempat di
Penginapan B’nusabila dan diikuti oleh 15 orang peserta.
Kegiatan ini sangat penting karena berkait erat dengan
kemampuan para Fasilitator dalam melakukan pendampingan
dan mengawal Program KOTAKU baik di tingkat Kabupaten
Maupun di Tingkat Kelurahan/Desa.

Kegiatan Pelatihan Fasilitator KOTAKU di buka langsung oleh


Wakil Bupati Majene Bapak H. Lukman, S.Pd, M.Pd yang di
damping oleh Bapak Team Leader OSP 8 Sulawesi Barat Bapak
Kalla Manta, S.Sos, M.Si. Dalam Sambutannya beliau
menyambut baik adanya kegiatan tersebut dan mendukung
sepenuhnya Program KOTAKU. Dalam celotehnya beliau
mengatakan bahwa “Saya ini seorang pemberdaya maka jangan
segan-segan mengajak saya untuk ikut dalam setiap kegiatan
Program KOTAKU kapandan dimana pun. Pernyataan Bapak
Wakil Bupati di sambut tepuk tangan oleh para peserta
pelatihan.

Pada Kesempatan ini juga Team Leader KOTAKU OSP 8 Propinsi


Sulawesi Barat Bapak Kalla Manta, S.Sos, M.Si memberikan
arahan terkait kegiatan pelatihan. Beliau menitip pesan bahwa
Para Fasilitator yang mengikuti pelatihan hendaknya dapat
mengikuti semua materi dengan seksama dan serius, karena
akan menjadi bekal bagi Fasilitator dalam melakukan
pendampingan baik di level Kabupaten maupun level
Kelurahan/Desa. Para Fasilitator juga di harapkan untuk lebih
berkreasi dan berinovatif dalam melakukan pendampingan di
masyarakat, dan berkolaborasi dengn semua stakeholder dalam
menangani semua permasalahan kumuh di wilayah
dampingannya masing-masing.

Sebagai pemateri dan nara sumber dalam kegiatan pelatihan ini


adalah Tenaga Ahli Pelatihan OSP 8 Sulbar, Koordinator Kota,
City Changer dan di bantu oleh para Tenaga Ahli lingkup OSP 8
Sulawesi Barat.

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


KOLABORASI TIM KOTAKU DENGAN PEMERINTAH
KECAMATAN BANGGAE
DALAM PAMERAN PEMBANGUNAN
Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71 yang
di rangkaian dengan Hari ulang tahun Kabupaten Majene yang ke
471 telah melaksanakan beberapa kegiatan. Salah satu
diantaranya adalah Pameran Pembangunan. Kegiatan ini di
laksanakan setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Pemerintah Kabupaten
Majene. yang di hadiri oleh seluruh SKPD, BUMN, Perguruan
Tinggi, Tim Penggerak PKK dan Organiasi Masyarakat. Kegiatan
yang berlangsung selama 10 hari dari tanggal 17 – 26 Agustus 2016
bertempat di stadion Parasamya Kabupaten Majene

Berawal dari undangan Bapak Camat Banggae kepada Tim


“Program Kotaku” terkait dengan kegiatan Pameran Pembangunan
untuk ikut berpartisipasi, maka segala persiapan telah di lakukan
jauh-jauh hari sebelumnya, mulai dari pembuatan Spanduk,
Banner, Buku Saku, Brosur, Gantungan kunci, PIN KOTAKU dan
beberapa souvenir siap untuk pamerkan dan di bagikan kepada
khalayak sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat maupun
pemerintah daerah.

Para Panitia yang tergabung dalam Tim kelompok kerja pameran


pembangunan Kecamatan Banggae yang di nahkodai oleh Lurah
Galung (Bapak Awaluddin, ST) sangat antusias dalam
mempersiapkan segala sesuatunya terkait dengan kelengkapan
data-data dari masing-masing Kelurahan/Desa yang akan di
tampilkan di Stand Pameran. Tidak ketinggalan pula hasil-hasil
kerajinan masyarakat (KSM) dan Tim Penggerak PKK Kecamatan
turut ambil bagian kegiatan tersebut. Dan syukur Alhamdulillah
Stand Pameran mendapatkan Juara ke II untuk Kategori tingkat
Kecamatan

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


CITY CHANGER DAN PROGRAM KOTAKU

Cantik, energik, sederhana, ramah, ikhlas, mudah bergaul dan bersahaja, inilah kata yang pantas di berikan
bagi seorang Ibu A. Irma Tenri Nilawati (Relawan City Canger). Di balik kesahajaannya tersimpan sifat
sosial yang mendalam. Disamping sebagai Aparat Pemerintah dan relawan City Changer, ia bekerja
dengan penuh integritas dan tanggunggjawab yang besar terhadap setiap kegiatan yang ditangani tanpa
pamrih dan harus sukses. Ia hanya berharap dengan keterlibatannya di Program Pemberdayaan khususnya
di Program KOTAKU dapat membantu Pemerintah Daerah dalam penanganan Kawasan Kumuh di
Kabupaten Majene.

Beberapa kali penulis melakukan kunjungan baik di kantor maupun di rumah untuk
menjalin keakraban dengan Ibu A. Irma Tenri Nilawati, Beliau minta disapa saja dengan
panggilan A. Irma katanya biar lebih akrab. Pada kesempatan yang lain penulis pernah
bertanya “Apa sih sebenarnya yang Ibu rasakan selama ini dengan keterlibatannya di
Program Pemberdayaan khusunya Program KOTAKU dan menjadi seorang relawan
City Canger????? mengingat kegiatan ibu yang begitu padat, dengan sangat lugas dan
meyakinkan beliau mengungkapkan perasaannya selama bergabung bersama teman-
teman di Program KOTAKU dia mengatakatan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata
Kegiatan City Canger pada saat
karena terlalu banyak pembelajaran kehidupan yang didapatkan selama keterlibatannya,
mengikuti Martikulasi di Jakarta
dan menjadi kebahagian tersendiri bagi saya apabila dapat membantu sesama dan terharu
melihat kehidupan masyarakat miskin yang ada di kawasan kumuh dengan, mereka dengan penuh keterbatasan dapat menjalani
kehidupan dibanding dengan kehidupannya sekarang ini. Pengalaman yang paling mengesankan dan tak pernah di lupakan bahwa
ternyata di masyarakat masih banyak orang yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa imbalan semata-mata demi membatu masyarakat
khususnya masyarakat kurang mampu.

Diawal Tahun 2014 ketika beliau dipindah tugaskan dari Kabupaten Maros ke
Kabupaten Majene , bagi penulis sendiri telah memberikan nuansa baru bagi
pendampingan di tingkat Kota maupun di tingkat masyarakat. Keterlibatannya dalam
memfasilitasi setiap kegiatan-kegiatan terbilang berhasil. Tersebutlah di awal
keterlibatan beliau dalam PNPM Mandiri Perkotaan dan Program Penataan
Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di Kelurahan Baru yang di
mulai dari Sosialisasi di tingkat Kabupaten sampai pada tingkat Kelurahan, Perekrutan
Tenaga Ahli Perencanaan dan Pemasaran (TAPP) hingga menjadi nara sumber dalam
Audiens dengan Sekda Majene Pelatihan Tim Inti Perencanaan dan Pemasaran (TIPP) serta pelatihan peningkatan
tentang keberadaan City Canger
kapasitas masyarakat.
Sejak beliau bergabung dan menjadi Tim Kelompok Kerja (POKJA) PKP pada Kantor Bappeda Kab. Majene, sudah banyak
kegiatan-kegiatan yang telah di fasilitasi, bersama penulis beliau juga telah mensosialisasikan Program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU) di Perkotaan lewat Radio Mammis, Diskusi Tematik Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), Konsultasi bersama dengan
Tim Teknis PLPBK dengan para pimpinan SKPD, Study Implementasi Program PLPBK di Kab. Malang Jawa-Timur. Rapat-rapat
koordinasi dan sosialisasi tentang penanganan kumuh tingkat Kabupaten. Di samping itu juga menfasilitasi kegiatan Program

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dan lain sebagainya, di semua kegiatan-
kegiatan tersebut Ibu A. Irma senantiasa menjadi motor penggeraknya, karena pemahamannya terhadap pelaksanaan Program sangat
baik dan syarat akan pengalaman-pengalam dalam program pemberdayaan lainnya sehingga pada akhirnya berdampak pada
penilaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Majene di tingkat pusat.

Dalam perjalannya sebagai relawan City Canger, beliau sangat rajin turun langsung ke
lapangan untuk melihat permasalahan-permasalahan kumuh dankemiskinan yang ada
di Kabupaten Majene, beliau juga kerap kali terlibat dalam diskusi-diskusi tentang
perencanaan pembangunan Kabupaten Majene, sebagai Tim penyusun RPJMD
periode 2016 – 2021, bahkan telah membuat beberapa karya tulis antara lain yang
berjudul “Implementasi Proyek Perubahan dalam Membangun Basis Data Melalui
Musyawarah Perencanaan Pembangunan” dan “ Pembangunan Permukiman
Berkelanjutan”. Dan tulisan inilah sekaligus mengantar beliau sebagai salah satu
nominator City Canger perwakilan Propinsi Sulawesi Barat yang di selenggarakan
Bersama Askot Mandiri Sosialisasi
Program KOTAKU di Radio Mammis oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan telah mengikuti Martikulasi di Jakarta belum
lama ini.

Selama keterlibatannya di Program Pemberdayaan dan sebagai seorang City Canger telah membawa semangat dan energy baru
yang sangat dirasakan oleh teman-teman di LKM dan Fasilitator dan terkhusus bagi penulis sendiri . Begitu banyak pembelajaran
dan manfaat yang dirasakan dalam mendukung keberhasilan program, semoga beliau dalam menjalani rutinitasnya senantiasa
diberikan kesehatan dan selalu mendapat lindungan Allah SWT agar dapat melaksanakan tugas yang di embannya dengan penuh
kepedulian dan keikhlasan.

DOKUMENTASI KEGIATAN CITY CHANGER

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


AKSI TIM KOTAKU
DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI

Seperti lazimnya, setiap program baru tentunya melaksanakan kegiatan sosialisasi, dimana sosialisasi merupakan hal yang
sangat penting dalam pelaksanaan sebuah program. Tanpa sosialisasi informasi mengenai program tersebut tidak akan bisa
tersampaikan kepada semua elemen masyarakat.

Berawal dari identifikasi agen-agen sosialisasi yang ada di tingkat Kabupaten maupun tingkat Kelurahan/Desa, maka bersama
Tim KOTAKU melaksanakan sosialisasi mulai dari tingkat Kabupaten sampai pada tingkat Kelurahan/Desa. Informasi tentang
Program KOTAKU terkait dengan konsep dan substansi di sampaikan secara terus menerus hingga sebagian masyarakat bisa
mengetahui keberadaan Program KOTAKU.

Berbagai kegiatan-kegiatan baik di tingkat Kabupaten maupun Tingkat Kelurahan/Desa tak luput dari pengamatan Tim
KOTAKU untuk ikut andil dalam melakukan sosialisasi. Dengan tujuan mengajak semua stakeholder untuk berpartisipasi dan
terlibat secara aktif dan mendukung Program KOTAKU.

Tersebutlah salah satu kegiatan sosialisasi yang di laksanakan oleh Forum BKM dan relawan yaitu berpartisipasi dalam
kegiatan Gerak Jalan pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71. Beragam aksi yang dilakukan oleh
agen-agen sosialisasi antara lain : Pembagian Brosur dan souvenir Kotaku di sepanjang jalan rute yang dilalui oleh peserta
gerak jalan, atraksi memungut sampah, Serta kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan yang berhubungan erat dalam kegiatan
sosialisasi.

Bersama Pemerintah Daerah yang tergabung dalam Kelompok kerja (POKJA PKP) melakukan kunjungan ke lokasi kawasan
kumuh yang ada di wilayah dampingan Program KOTAKU, sehingga nantinya program KOTAKU diharapkan menjadi salah satu
Program Prioritas Pemeruintah daerah dalam menangani kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Majene.

MARI BERKOLABORASI UNTUK


MENSUKSESKAN PROGRAM KOTAKU
MENUJU MAJENE MAPACCING

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016
PERUBAHAN, SEBUAH berdiri sama tinggi duduk sama rendah, teknis pelaksanaan maka hal tersebut
bisa bersama-sama seiring sejalan, bisa bukan sesuatu yang prinsip untuk
KENISCAYAAN ??? …… saling menghargai, saling mencintai diperdebatkan meskipun harus diakui
dan selalu duduk maupun berjalan cukup menggangu proses lapang.
Menyikapi rentetan perubahan yang bersama. Jika orientasi pelaksanaan Barangkali dari perubahan yang
terjadi di program ini, lebih bijak jika pemberdaya-an masyarakat sudah sifatnya teknis itu bisa dijadikan
kita menempatkannya pada proporsi melenceng dari cita-cita ini maka sudah pembelajaran sehingga bisa
yang obyekif dan rasional. Dari seharusnya diwaspadai. diantisipasi jauh-jauh hari.
beberapa definisi sederhana di atas Bagaimanapun perubahan meskipun
dapat kita simpulkan, pemberdayaan Ketiga, kehadiran pihak luar hanya bersifat teknis dalam beberapa hal
mempunyai prinsip dasar yang tidak sebagai fasilitator. Tidak dipungkiri jika sangat kontraproduktif dengan
bisa ditawar. Jika prinsip-prinsip ini pelaksanaan pemberdayaan pelaksanaan di lapang.
dilanggar maka ruh pemberdayaan masyarakat memerlukan kehadiran
dengan sendirinya menjadi hilang. fasilitator. Namun demikian, Program pemberdayaan masyarakat
kehadirannya tidak lebih dari seorang ideal adalah program yang dalam
Di samping itu, untuk mem- yang berfungsi sebagai katalisator di pelaksanaannya mampu
perjuangkan prinsip-prinsip dasar masyarakat untuk proses mempertahankan prinsip-prinsip dasar
tersebut terdapat variabel-variabel pemberdayaan itu. Jika kehadiran
pemberdayaan. Namun bersamaan itu
peubah yang keberadaannya fasilitator sudah melampaui batas-batas
sebagai pihak luar yang kehadirannya pula program pemberdayaan
tergantung peluang dan hambatan
hanya berfungsi membantu proses, masyarakat juga harus progresif.
dalam menegakkan prinsip dasar dan
idealisme pemberdayaan masyarakat peran yang demikian harus dikoreksi. Konsekuensinya adalah sangat
tersebut. Variabel-variabel inilah yang mungkin terjadinya perubahan-
memungkinkan terjadinya perubahan- Keempat, keberpihakan kepada perubahan itu. Sepanjang perubahan
perubahan itu. yang marjinal. Pemberdayaan pada dalam rangka memperkuat prinsip
hakekatnya kerelaan pihak yang dasar pemberdayaan maka perubahan
Berdasarkan tulisan di atas prinsip berdaya untuk mentransfer
itu sah saja terjadi untuk dilakukan
dasar pemberdayaan masyarakat keberdayaannya kepadayang lemah.
Hal ini berlaku bagi karena konsep dan pelaksanaan
berdiri di atas kaidah-kaidah sebagai
program-program pemberdayaan pemberdayaan masyarakat haruslah
berikut :
yang dilakukan oleh pemerintah, memenuhi kaidah berubah tapi
swasta maupun pihak-pihak lain. Oleh tetap, tetap tapi berubah.
Pertama, partisipasi masyarkat. Untuk
karena itu, jika program
menguji sebuah program masih
pemberdayaan dalam Penulis : Muh. Dardi, S.Pd
memegang idealisme pemberdayaan
konsep maupun implementasi- (Anggota BKM Baitu Totoli)
adalah sejauh mana keterlibatan
nyamemperkuat pihak-pihak yang
masyarakat masih menjadi dasar
sudah kuat, program tersebut
dalam implementasinya. Hal ini karena
dipastikan sudah melenceng dari
pada dasarnya, program
semangat dasarnya sehingga perlu
pemberdayaan masyarakat adalah
dikoreksi. Dalam batas tertentu bahkan
antitesis dari pembangunan yang
kita harus meninggalkan-nya sebagai
bersifat top down. Keterlibatan
konsekuensi moral seorang
masyarakat pada hakekatnya juga
pemberdaya sejati.
antitesis dari terjadinya dehumanisasi.
Mengkritisi perubahan-perubahan di
Kedua, egaliter. Salah satu tujuan
program kita, seharusnya kita memilah
pemberdayaan masyarakat adalah
apakah perubahan yang terjadi
terciptanya masyarakat warga. Ciri-ciri
menyangkut prinsip dasar
utama masyarakat warga adalah
pemberdayaan ataukah hanya
kesukarelaan (voluntary),
perubahan teknis pelaksanaan. Jika
keswasembadaan (selfgenerating) dan
perubahan sudah menyangkut hal-hal
keswadayaan (self
prinsip, sebagai pelaku perlu untuk
supporting). Tatanan masyarakat
berkontribusi meluruskan pembelokan
seperti ini hanya mungkin terjadi saat
itu. Tetapi jika perubahan-perubahan
di masyarakat berkembang sikap yang
yang terjadi hanya menyangkut
selalu menampilkan derajat yang sama
permasalahan
dan setingkat,

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


Peran Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Dibutuhkan
Untuk Pembangunan
Dalam kurun waktu Lima Belas tahun terakhir ini, kegiatan Pemberdayaan yang
diprogramkan oleh pemerintah telah berhasil dilaksanakan meski masih ada
kekurangan di sana sini, tapi hasil pembangunan yang dihasilkan jauh lebih besar
manfaatnya dibandingkan mudharatnya. Hal ini terbukti misalnya di daerah
Kecamatan Banggae secara umum (Wilayah ex PNPM Mandiri Perkotaan) , dan
terkhusus di wilayah dampingan Program KOTAKU, dari segi pembangunan Fisik
dan Infrastruktur misalnya pembangunan jamban keluarga membawa pengaruh
yang sangat positif Bagi masyarakat. Ditandai dengan hampir tidak ada lagi warga
masyarakat yang membuang hajat di laut ataupun di sungai. Sehingga menurut data
kesehatan dalam tiga tahun terakhir ini, masyarakat yang ada di Kecamatan
Banggae Alhamdulillah mengalami penurunan yang sangat drastis dalam hal
penyakit diare. Mengapa demikian ? karena kita tahu bahwa hamper 75 persen
sumber air bersih bersal dari air olahan PDAM Majene, yang sumber airnya berasal dari Lingkungan Mangge, dan pada tahun – tahun
sebelum Program Perberdayaan Masuk (sebelum pembangunan jamban Keluarga dilakukan laksanakan oleh Program terdahulu yakni
Program PNPM Mandiri Perkotaan yang sekarang berganti nama menjadi Program KOTAKU), Masyarakat kebanyakan membuang hajatnya
di sungai, sehingga otomatis akan menimbulkan penularan bakteri yang akan mengakibatkan penyakit semisal diare dan lainnya. Hal
tersebut menjadi sebuah kesukuran baik bagi pemerintah terlebih kepada warga masyarakat sebagai pemanfaat langsung. Dan perlu
dicatat bahwa proses pelaksanaan pembangunan tersebut adalah berkat campur tangan secara langsung oleh Pelaku – pelaku
pemberdayaan di tingkat bawah, yaitu para anggota BKM, sehingga Tak bisa dipungkiri akan pentingnya peran Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) dalam pembangunan berbasis masyarakat tersebut.

Menurut ketua Forum BKM Kabupaten Majene, ABDUL SYAMSI, SE yang juga merupakan Koordinator BKM Pattoe’ Rannu Pangaliali,
dibeberapa kali kesempatan Beliau sering mengatakan bahwa sesuai kenyataan di lapangan produk – produk hasil swadaya masyarakat
yang dibarengi dengan dana stimulan dari APBN dan APBD akan memberikan hasil yang signifikan. ”Jangankan BPK, KPK sekalipun tidak
akan menemukan penyimpangan anggaran dalam setiap pembangunan-pembangunan yang dikelola langsung oleh swadaya masyarakat,
justru aset pemerintah daerah akan semakin bertambah". Imbuhnya. Senada dengan apa yang dikatakan oleh ISMAIL B Koordinator BKM
Baitul Totoli, Memberikan ilustrasi misalnya dana stimulan yang digulirkan pemerintah hanya cukup untuk jalan 100 meter tapi dengan
dibarengi oleh dana swadaya masyarakat maka jalan yang dapat dibangun dapat lebih dari 100 meter,dengan begitu aset kita akan
bertambah, paparnya. Lebih lanjut, Kepala Lingkungan Mangge Tersebut, mengatakan dengan kegiatan yang berbasis swadaya
masyarakat ini akan menumbuh kembangkan jiwa kebersamaan, gotong-royong dan perasaan memiliki yang tinggi sehingga segalanya
akan berjalan lebih mudah, baik dan bermanfaat.
Dari berbagai macam pertimbangan dan melihat kenyataan di
lapangan, sangatlah tidak berlebihan jika memang kehadiran dan
keberadaan para Anggota BKM di masing – masing Kelurahan/Desa
sangatlah dibutuhkan dalam pembangunan .karena dalam
pembangunan apapun rasa kerelawanan dan kesukarelaan
sangatlah diperlukan demi terarah dan tepat sasarannya tujuan
pembangunan tersebut. dan kesemuanya itu telah ada dalam diri para
anggota BKM yang memang sejak awal pendiriannya dengan
landasan kesukarelaan demi memperjuangkan rakyat miskin di
daerahnya masing – masing dan bahkan tak terkecuali sampai
kepada masyarakat di luar wilayah kelurahannya secara umum.

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN………………………

ESENSI PRAKTEK PEMILIHAN LANGSUNG


BKM VS LEGISLATIF
Oleh : Arlin Aras
Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat yang biasa di singkat BKM/LKM adalah lembaga komunitas masyarakat yang
berbadan hukum dan mempunyai Akte Notaris. BKM/LKM yang merupakan dewan pimpinan kolektif masyarakat/penduduk
Kelurahan yang dapat bertindak sebagai representasi masyarakat warga Kelurahan. Pertanyaan yang mungkin muncul mengapa
BKM perlu di bangun?? Sementara saat ini di tengah-tengah masyarakat Kelurahan berbagai lembaga formal maupun informal
sudah banyak kita temukan. Alasan dan landasan utamanya adalah bahwa setiap usulan dan masalah yang timbul di masyarakat
adalah urusan bersama (Kolektifitas Dececion), namun tetap di bingkai oleh prinsip kepemimpinan bersama. Sehingga pucuk
pimpinan BLM/LKM (Top Leader) menggunakan predikat Koordinator yang berprinsip pimpinan kolektif dan tidak absolute.
Prinsip kebersamaan dan kesetaraan inilah yang menjadi roh aturan dan proses pemilihannya (Koordinator dan
anggotnya). Semua tahapan betul-betul di jalankan dengan demokratis, langsung dan rahasia tanpa di awali dengan yang
namanya proses kampanye. Sebagai esensi kampanye memperkenalkan bibit, bebet dan bobot kandidat pada hakikatnya telah di
pahami secara tuntas oleh masyarakat/komunitas Kelurahan, sehingga sisi lain perspektif kampanye yang cenderung
berseberangan dengan hakekat pemberdayaan dapat di minimalisir.
Makna langsung dari proses pemilihan BKM/LKM ini adalah dari segi lembaga penyelenggara pemilihan dan rentang
waktu yang di butuhkan, mulai dari identifikasi kebutuhan lembaga, pemilihan panitia penyelengara, serta proses pemilihan yang
di mulai dari tingkat basis sampai pada tingkat Kelurahan serta pengumuman tidak lebih dari 1 x 24 Jam. Anggota LKM yang
dipilih oleh masyarakat kemudian di kukuhkan Pemerintah Kelurahan atas nama Masyarakat itu sendiri. Panitia penyelenggara
yang mengundang dan menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya pemilihan BKM/LKM di wilayahnya. Kemudian
menyebarkan kertas suara yang di dalamnya tidak di isi oleh calon/kandidat BKM/LKM. Untuk melakukan penulisan,
menghitung dan mengumumkan hasilnya. Hal ini jelas tidak menggunakan lembaga perantara dan jeda waktu yang sangat
singkat. Apalagi menggunakan biaya yang besar dan pelaksanaannya cenderung di lakukan secara swadaya oleh masyarakat
setempat.
Realitas ini sangat jelas mempersempit ruang dan waktu untuk “Masuk Angin” dan terjadinya praktek “Transaksional”
yang sekaligus menjadi spesifikasi tersendiri dari proses pemilihan BKM/LKM di seluruh Indonesia, karena pada kenyataannya
mereka akan dipilih berdasar perilaku kesehariannya (rekam jejak) di tengah-tengah masyarakat (Mandar Red :
Loa’na/Kerona/Gau’na)
Lain halnya dengan proses pemilihan langsung yang saat ini ramai menuai Pro-Kontra, sebut saja pengalaman kita pada
pemilihan legislative atau Pilkada yang sering dilaksanakan. Pada teori dan prakteknya memanglah berbeda, di proses pemilihan
legislative ada lembaga formal sebagai penyelenggara, proses kampanye dan jeda waktu yang panjang yang semua rawan
berpotensi terjadi praktek-praktek yang melenceng dari substansi pemilihan langsung. Praktek transaksional misalnya,
memberikan akses negative yang rawan terhadap potensi konflik horizontal dan vertical yang tidak jarang memakan korban harta
dan jiwa. Bahkan pada individu sang Caleg akan menjadi beban tersendiri. Pada kasus caleg yang tidak terpilih dengan sejumlah
uang yang telah ludes dan bahkan mungkin menjadi utang/ Dan kalaupun terpilih maka hukum ekonomi klasik “Kembali modal”
pasti mereka akan praktekkan.
Dalam hitungan rupiah modal yang telah ludes tidaklah sedikit, biasanya dalam kasus rupiah sampai menyentuh angka
sembilan digit. Artinya dalam hitungan normal, wajar dan legal dibanding sederetan sumber pendapatan legislator yang
terhormat. Prosesnya butuh waktu yang lama, katakanlah 2 – 3 Tahun, Artinya legislator akan kehilangan waktu lama utnuk tidak
bekerja maksimal berdasarkan tupoksinya.Fenomena ini pastinya akan melahirkan sosok/figure yang tidak amanah, artinya
mereka bukanlah figure public yang merefleksikan “Nilai-Nila Luhur” yang justru menjadi kearifan local yang di miliki leluhur
kita yang harus di lestarikan.
Pada akhirnya penulis tidak kemudian bermaksud memaksakan untuk mengintervensi dua pola system pemilihan di atas.
Sebab pasti benturannya ada pada masing-masing regulasi yang mengikatnya. Namun harapan kita semua proses pemilihan
apapun namanya haruslah merujuk pada nilai-nilai kearifan local, maksudnya kejujuran, keadilan dan keberpihakan haruslah
menjadi roh dalam tahapan prosesnya
Harapan kita bahwa ketika input proses dan regulasinya baik dan benar hampir bisa di pastikan outputnya tidak akan
mengecewakan. Memilih figure yang telah kita yakini bibit, bebet dan bobotnya baik. Dalam perspektif lain “LOANA, KERONA
DAN GAU’NA” sebagai refleksi kekhalifaan di muka bumi ini
Salam Pemberdayaan…………………………!!!!!!!!!

www.kotatanpakumuh.id Kontak Person : 085242302074 Edisi 01 Oktober 2016


Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah Program yang di laksanakan secara nasional di 271 Kabupaten/Kota di
34 Propinsi yang menjadi “Platform” atau basis penanganan permukiman kumuh yang mengitegrasikan berbagai
sumber daya dan sumber pendanaan, termasuk dari Pemerintah pusat, propinsi Kabupaten/Kota donor, swasta,
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

DAFTAR LOKASI DAMPINGAN PROGRAM KOTAKU KAB. MAJENE TAHUN 2016

NO KELURAHAN/DESA TYPOLOGI KUMUH LUAS KAWASAN TINGKAT


(LOKASI KUMUH) KUMUH (HA) KEKUMUHAN

1 Kaw.Passarang Selatan Pesisir Pantai 1,93 Berat


2 Kaw. Passarang Pesisir Pantai 2,00 Berat
3 Kaw. Rangas Pabesoang Pesisir Pantai 3,20 Berat
4 Kaw. Garogo Selatan Pesisir Pantai 1,73 Berat
5 Kaw. Tanangan Pesisir Pantai 5,22 Berat
6 Kaw. Cilallang Pesisir Pantai 5,77 Berat
7 Kaw. Copala Kaw. Perkotaan 1,64 Berat

Anda mungkin juga menyukai