i. Peningkatan
pelayanan
antenatal
di
semua
fasilitas
pelayanan
dengan
mutu
yang
baik
serta
jangkauan
yang
setinggi-‐tingginya.
ii. Peningkatan
pertolongan
persalinan
yang
lebih
ditujukan
kepada
peningkatan
pertolongan
oleh
tenaga
professional
secara
berangsur.
iii. Peningkatan
deteksi
dini
resiko
tinggi
ibu
hamil,
baik
oleh
tenaga
kesehatan
maupun
di
masyarakat
oleh
kader
dan
dukun
bayi
serta
penanganan
dan
pengamatannya
secara
terus
menerus.
iv. Peningkatan
pelayanan
neonatal
(bayi
berumur
kurang
dari
1bulan)
dengan
mutu
yang
baik
dan
jangkauan
yang
setinggi
tingginya.
§ Pelayanan
dan
jenis
Indikator
KIA
a. Pelayanan
antenatal.
Adalah
pelayanan
kesehatan
yang
diberikan
kepada
ibu
selama
masa
kehamilannya
sesuai
dengan
standar
pelayanan
antenatal.
§ Standar
minimal
“5
T
“
untuk
pelayanan
antenatal
terdiri
dari
:
i. Timbang
berat
badan
dan
ukur
tinggi
badan
ii. Ukur
Tekanan
darah
iii. Pemberian
Imunisasi
TT
lengkap
iv. Ukur
Tinggi
fundus
uteri
v. Pemberian
Tablet
zat
besi
minimal
90
tablet
selama
kehamilan.
§ Frekuensi
pelayanan
antenatal
adalah
minimal
4
kali
selama
kehamilan
dengan
ketentuan
waktu
minimal
1
kali
pada
triwulan
pertama,
minimal
1
kali
pada
triwulan
kedua,
dan
minimal
2
kali
pada
triwulan
ketiga.
b. Pertolongan
Persalinan
Jenis
tenaga
yang
memberikan
pertolongan
persalinan
kepada
masyarakat
:
i. Tenaga
profesional
:
dokter
spesialis
kebidanan,
dokter
umum,
bidan,
pembantu
bidan
dan
perawat.
ii. Dukun
bayi
Terlatih
:
ialah
dukun
bayi
yang
telah
mendapatkan
latihan
tenaga
kesehatan
yang
dinyatakan
lulus.
Tidak
terlatih
:
ialah
dukun
bayi
yang
belum
pernah
dilatih
oleh
tenaga
kesehatan
atau
dukun
bayi
yang
sedang
dilatih
dan
belum
dinyatakan
lulus.
c. Deteksi
dini
ibu
hamil
berisiko.
Faktor
risiko
pada
ibu
hamil
diantaranya
adalah
:
i. Primigravida
kurang
dari
20
tahun
atau
lebih
dari
35
tahun
.
ii. Anak
lebih
dari
4
iii. Jarak
persalinan
terakhir
dan
kehamilan
sekarang
kurang
2
tahun
atau
lebih
dari
10
tahun
iv. Tinggi
badan
kurang
dari
145
cm
v. Berat
badan
kurang
dari
38
kg
atau
lingkar
lengan
atas
kurang
dari
23,5
cm
vi. Riwayat
keluarga
mendeita
kencing
manis,
hipertensi
dan
riwayat
cacat
kengenital.
vii. Kelainan
bentuk
tubuh,
misalnya
kelainan
tulang
belakang
atau
panggul.
d. Pelayanan
Neonatal
Risiko
tinggi
pada
neonatal
meliputi
:
1) BBLR
atau
berat
lahir
kurang
dari
2500
gram
2) Bayi
dengan
tetanus
neonatorum
3) Bayi
baru
lahir
dengan
asfiksia
4) Bayi
dengan
ikterus
neonatorum
yaitu
ikterus
lebih
dari
10
hari
setelah
lahir
5) Bayi
baru
lahir
dengan
sepsis
6) Bayi
lahir
dengan
berat
lebih
dari
4000
gram
7) Bayi
preterm
dan
post
term
8) Bayi
lahir
dengan
cacat
bawaan
sedang
9) Bayi
lahir
dengan
persalinan
dengan
tindakan.
2. Kewenangan
BIDAN
§ Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
(Permenkes)
Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010
tentang
Izin
dan
Penyelenggaran
Praktik
Bidan,
kewenangan
yang
dimiliki
bidan
meliputi:
i. Kewenangan
normal:
§ Pelayanan
kesehatan
ibu
§ Pelayanan
kesehatan
anak
§ Pelayanan
kesehatan
reproduksi
perempuan
dan
keluarga
berencana
ii. Kewenangan
dalam
menjalankan
program
Pemerintah
iii. Kewenangan
bidan
yang
menjalankan
praktik
di
daerah
yang
tidak
memiliki
dokter
§ Selain
kewenangan
normal
sebagaimana
tersebut
di
atas,
khusus
bagi
bidan
yang
menjalankan
program
Pemerintah
mendapat
kewenangan
tambahan
untuk
melakukan
pelayanan
kesehatan
yang
meliputi:
1. Pemberian
alat
kontrasepsi
suntikan,
alat
kontrasepsi
dalam
rahim,
dan
memberikan
pelayanan
alat
kontrasepsi
bawah
kulit
2. Asuhan
antenatal
terintegrasi
dengan
intervensi
khusus
penyakit
kronis
tertentu
(dilakukan
di
bawah
supervisi
dokter)
3. Penanganan
bayi
dan
anak
balita
sakit
sesuai
pedoman
yang
ditetapkan
4. Melakukan
pembinaan
peran
serta
masyarakat
di
bidang
kesehatan
ibu
dan
anak,
anak
usia
sekolah
dan
remaja,
dan
penyehatan
lingkungan
5. Pemantauan
tumbuh
kembang
bayi,
anak
balita,
anak
pra
sekolah
dan
anak
sekolah
6. Melaksanakan
pelayanan
kebidanan
komunitas
7. Melaksanakan
deteksi
dini,
merujuk
dan
memberikan
penyuluhan
terhadap
Infeksi
Menular
Seksual
(IMS)
termasuk
pemberian
kondom,
dan
penyakit
lainnya
8. Pencegahan
penyalahgunaan
Narkotika,
Psikotropika
dan
Zat
Adiktif
lainnya
(NAPZA)
melalui
informasi
dan
edukasi
9. Pelayanan
kesehatan
lain
yang
merupakan
program
Pemerintah
Masalah
kesehatan
hampir
selalu
terkait
dengan
hal-‐hal
yang
menyangkut
seks
dan
gender.
Seks
(jenis
kelamin)
berhubungan
dengan
perbedaan
biologis
antara
perempuan
dan
laki-‐laki.
Karena
seks,
maka
seseorang
disebut
sebagai
perempuan
atau
laki-‐laki.
Secara
biologis,
setiap
orang
telah
memilikinya
sejak
lahir,
dan
hal
tersebut
tidak
berubah.
Contoh:
hanya
perempuan
yang
bisa
hamil
dan
melahirkan,
dan
hanya
laki-‐laki
yang
memproduksi
sperma.
Sedangkan
pengertian
gender
berkaitan
dengan
peran
dan
tanggung
jawab
antara
perempuan
dan
laki-‐laki.
Hal
ini
ditentukan
oleh
nilai-‐nilai
sosial
budaya
yang
berkembang.
Laki-‐laki
dan
perempuan
di
semua
lapisan
masyarakat
memainkan
peran
yang
berbeda,
mempunyai
kebutuhan
yang
berbeda,
dan
menghadapi
masalah
yang
berbeda.
Hal
tersebut
menciptakan
nilai
dan
aturan
di
masyarakat
tentang
bagaimana
laki-‐laki
dan
perempuan
harus
berperilaku,
berpakaian,
bekerja
apa,
dst.
Istilah
gender
berlaku
baik
bagi
laki-‐laki
maupun
perempuan.
Dengan
demikian,
peran
gender
dibangun
dari
proses
sosial
dan
merupakan
perilaku
yang
dipelajari
dan
ditanamkan,
sehingga
peran
gender
dapat
diubah.
Contoh:
aturan
masyarakat
bahwa
perempuan
hanya
tinggal
di
rumah
dan
mengurus
anak,
sopir
adalah
pekerjaan
bagi
laki-‐laki,
pendidikan
tinggi
hanya
layak
untuk
laki-‐laki,
dsb.
Cara
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
sesuatu
itu
disebabkan
oleh
seks
(jenis
kelamin)
atau
gender
adalah
dengan
bertanya:
apakah
ada
alasan
secara
biologis?
Jika
sesuatu
itu
tidak
ada
alasana
biologis,
maka
pastilah
itu
karena
alasan
gender.
Misalnya:
apakah
ada
alasan
biologis
bahwa
hanya
laki-‐laki
yang
dapat
memperoleh
pendidikan
tinggi?
Jawabannya
adalah
tidak.
Maka
hal
tersebut
pasti
dikarenakan
alasan
gender.
Untuk
memahami
lebih
jauh
perbedaan
Seks
dan
Gender,
cobalah
cermati
pernyataan-‐pernyataan
berikut
ini,
dan
bedakan
mana
pernyataan
yang
berhubungan
dengan
perbedaan
Seks
(S)
atau
perbedaan
Gender
(G).