Anda di halaman 1dari 1

DIFTERI

Penyakit difteri kembali mewabah di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan sampai
dengan November 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan
kasus difteri.Terdapat 622 kasus, dan 32 di antaranya meninggal dunia.
Paling banyak kasus difteri ditemukan di Kabupaten Pasuruan untuk Provinsi Jawa Timur.
Jumlahnya mencapai angka 46 kasus sepanjang tahun 2017.
Sedangkan total kasus difteri di Jatim sepanjang 2017 berjumlah 318 kasus, 12 di antaranya anak
meninggal dunia.
Difteri merupakan penyakit yang menular melalui udara yang disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini menyerang saluran napas sebelah atas.

Gejala
 Demam tinggi >380C
 Munculnya pseudomembran putih keabu-abuan,tak mudah lepas dan mudah berdarah
 Sakit waktu menelan
 Leher membengkak seperti leher sapi (bullneck),akibat pembengkakan kelenjar leher
 Sesak nafas disertai bunyi (stridor)

Penularan
Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang
telah terkontaminasi oleh bakteri. Ketika masuk dalam tubuh, bakteri melepaskan toksin (racun).
Toksin ini menyebar melalui darah dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan di seluruh tubuh,
terutama jantung dan saraf serta dapat berakibat kematian. Karena itu, satu saja ditemukan kasus
difteri, pemerintah harus mengumumkannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Pencegahan
 Imunisasi Difteri
 Usia < 1 tahun 3 kali imunisasi DPT
 Usia 1- 5 tahun duilangi 2 kali
 Usia sekolah diulang saat kelas 1, 2, dan 3 atau 5 SD melalui Program BUlan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS)
 Kalau dewasa sebaiknya 10 tahun sekali disuntik difteri
 Menjaga kebersihan
 Menjaga daya tahan tubuh agar tidak menurun.

Anda mungkin juga menyukai