Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Pengertian Navigasi

Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar aman
dan efisien.

Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bernavigasi, Alat navigasi
dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi konvensional dan elektronik.

2.2 Macam – macam Alat Navigasi Elektronik

2.2.1 Radar

2.2.1.1 Pengertian Radar

Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan navigasi elektronik
terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur
jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal,
pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat
memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.

Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga
dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat
berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut, dan berlayar di malam hari terutama
apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan visual tidak
dapat diamati.

Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah radar tidak
memerlukan stasiun-stasiun pemancar.

2.2.1.2 Bagian-bagian Radar

a) Timer (trigger)

Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi yang
diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang sama. Untuk menyamakan waktu
ini, maka diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa
radio yang dipancarkan itu.

b) Modulator

Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang dipancarkan dan
untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan
tinggi ini didapat dari tabung magnetron. Dengan demikian guna membangkitkan tegangan
tinggi, pemancar harus dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by)

c) Pemancar (transmitter)

Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga puncak
(peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang (wafeguide) terus ke
antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk elektron yang berputar. Bagian
pemancar ini pada instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin atau kotak.

d) Penghubung TR dan Anti TR

Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan tenaga
gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-
sama melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke
antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan
menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich
(TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang
bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan
tinggi. dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya
energi yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan energi
gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian
pemancar.

e) Bagian penerima (receiver)

Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran. Hasil deteksi
selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video amplifier)
lalu diteruskan ke bagian indikator atau PPI unit.

f) Bagian PPI (Plan Position Indikator)

Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk memperlihatkan sasaran
gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut
PPI dilengkapi dengan Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut
dasar waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak
lamanya waktu yang digunakan.

g) Bagian Antena

Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :

 Motor yang memutar antena


 Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).
 Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan motor sinrkonnya
pada putaran pembelok TSK.
 Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali antena
yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya ditempatkan dalam satu kotak
yang disebut pedestal.
2.2.1.3 Prosedur Pengoperasian Radar

a) Prosedur Menghidupkan (ON)

Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua jenis radar dan
prosedur penggunaan biasanya ada dalam buku manual operasi.

Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada posisi “ON” pastikan
tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi “OFF”/penuh berlawanan dengan arah
jarum jam.

Setelah bagian tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi sebagaimana di atas maka
radar dapat kita hidupkan (pastikan bahwa antena dapat berputar dengan bebas). Kemudian
dilanjutkan prosedur pengoperasian sebagai berikut :

 Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek


 Selaraskan kecerahan
 Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak
 Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada skrin
 Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan frekuensi
secara otomatis.
 Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang baik
 Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus
 Pastikan gambar berada di tengah-tengah
 Set penanda haluan pada 0o atau pada haluan kapal sesuai tampilan yang akan
digunakan.
 Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah:
 Semua switch dalam kaeadan minimum
 Kekuatan listrik yang betul
 Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul bebas dari
hambatan seperti tali atau benda lain yang akan mengganggu perputaran antena.

b) Prosedur Mematikan (Off)

Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang, putar tombol function
dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-tombol yang lain putar pada posisi sebelum
diaktifkan.

2.2.1.4 Prinsip Kerja Radar

Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam bentuk
‘microwave band’. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke
antena melalui swich pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat
pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan
denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan
kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang
dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver)
melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi dalam
bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator.

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari pusat
skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini
akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya
selaras dengan putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam
indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-
bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan
serta jarak posisi gambar ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan
sasaran di suatu tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di
pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.

2.2.2 GPS

2.2.2.1 Pengertian GPS

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama
formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari NAVigation Satellite and Ranging
Global Positioning System.

Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya
cukup luas. Dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja. Ketelitian posisi yang
diperoleh secra umum akan bergantung pada empat faktor, yaitu :

 Metode penentuan posisi yang digunkan


 Geometri dan distribusi dari satelit – satelit yang diamati.
 Ketelitian data yang digunakan.
 Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.

Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk mentransfer
waktu dari satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai beberapa nanodetik dapat diberikan
oleh GPS untuk transfer waktu antar benua.

2.2.2.2 Pengoperasian GPS

GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT – 021, namun secara umum
prinsip dasar pengoperasiannya adalah relative sama dan yang membedakannya adalah tipe
dan merek GPS receiver yang bersangkutan. Prosedur pengoperasian GPS model VALSAT
021 adalah sebagai berikut.

a) Menghidupkan Unit GPS


Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat

pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urut-urutan


sebagai berikut:

 Tekan ON/ OFF untuk menghidupakn


 Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
 Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON /OFF selama 3 detik

b) Mengoperasikan Navigator

1) Self Localization

GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita dipermukaan bumi
disertai dengan waktu, dan kalender. GPS mencari sinyal satelit pertama, dan saat itu juga
dipergunakan untuk pembaruan data tentang waktu dan kalender (update). Pencaraian sinyal–
sinyal satelit ini dipergunakan untuk

memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata – rata
15 menit.

2) Memasukan Posisi Perkiraan

Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian dimasukan
sebagai posisi perkiraan.

1. tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan berkedip
selama GPS tidak terkunci.
2. Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip

 Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan ( N/ S )


 Masukan data Lat / Lintang
 Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/ bujur apakah sudah berkedip.
 Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W )

POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.

3) Pemilihan sistem Geodesi

 Tekan ( +/- ) menuju ketampilan fungsi kedua.


 Tekan “6” untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.
 Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.

Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang berbeda.

4) Pengenalan tentang ketinggian antena

 Tekan POS< POS 1 muncul dilayar tampilan.


 Tekan ? untuk menampilkan POS 2.
 Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem. Yang dimaksud
ketinggian disini adalah ketinggian antena terhadap rata – rata permukaan laut.

c) Mendapatkan posisi

 Tekan POS
 POS 1 muncul dilayar tampilan.
 Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
 XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
 Indikator “POS 1 “ akan tetap saat GPS dikunci

d) Menentukan Kecepatan dan Arah.

 Tekan NAV
 Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
 Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
 Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.

e) Memasukan Titik Posisi (Waypoint)

 Tekan WPT.
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
 Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di bawah huruf
WPT
 Tekan ENT

Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip

(menandakan siap untuk memasukan data ).

 Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).


 Masukan koordinat lintang ( lititude )
 Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan berkedip
(menandakan siap untuk memasukan data)
 Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
 Masukan koordinat bujur.
 Tekan ENT.

f) Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)

 Tekan WPT
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
 Tekan ?
 Pilih nomor titik posisi ( waypoint )
 Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
 Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan +/- untuk
memilih huruf yang diinginkan.
 Tulis sesuai yang dikehendaki.

g) Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.


 Tekan WPT.
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
 Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
 Tekan ENT
 Tekan Nav, sekarang posisi adalah

ü 00o 00’ 000N

ü 00o 00’ 000E

ü dan namanya juga ikut terhapus.

 Tekan ENT

h) Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint ) secara otomatis.

 Tekan WPT
 WPT 1 akan muncul dilayar
 Masukan nomor titik posisi ( waypoint )
 Tekan ENT POS ENT
 Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint) sesuai nomor
waypoint yang kita isikan.

2.2.3 RDF

2.2.3.1 Pengertian RDF

RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan melalui
penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun
pemancar.

2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF

Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu merupakan suatu penghantar
yang baik maka gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan
membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran gelombang
elektromagnetik dari pemancar.

Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari pemancar maka
tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang bingkai antena
diputar 90o tidak searah lagi dengan arah datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang
terjangkit dalam antenna dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna
diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara yang terkeras.
Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah datangnya isyarat dapat dibaca
pada indikatornya.
Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan sedangkan yang
lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai dihubungkan pada dua
buah kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam
pesawat penerima. Bila pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan
menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit. Tiap medan magnit akan
menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah menunjukkan arah tempat di mana
pemancar berada.

2.2.3.2 Pengoperasian RDF

Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan

pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.

Cara menghidupkan :

 Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat tenaga dengan
menempatkan switch pada kedudukan ON.
 Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup dan kemudian
tempatkan power switch pada keduudkan yang dikehendaki menurut jumlah voltage
yang masuk.
 Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk mendapat arah
stasionnya.

Menggunakan pesawat R.D.F

Sebelum mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal namanama tombol serta


kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan dalam mengoperasikannya.

 Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage yang masuk.
 Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
 Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio beacon
tempatkan pada band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan pada band 2.
 Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang dikehendaki

(lihat kegunaan masing-masing kedudukan).

 Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring dengan menggunakan tombol
tuning.
o Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai mendapatkan
volume suara yang baik.
o Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau pendek,
maka tombil radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang dikehendaki.
o Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan sampai dapat
membentuk satu garis lurus dengan menggunakan tombol fine control.

Cara mematikan :

Untuk mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti AF gain, RF gain
radius ditempatkan pada kedudukan minimum.
2.2.4 Echosounder

2.2.4.1 Definisi Echosounder

Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi SONAR untuk
pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai
SONAR ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan
plankton, dan diferensiasi massa air.

Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam aplikasinya,
Echosounder menggunakan instrument yang dapat menghasilkan beam (pancaran gelombang
suara) yang disebut dengan transduser. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman
air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat
waktunya sampai echo kembali dari dasar air.

2.2.4.2 Bagian-Bagian Echosounder

 Time Base

Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa
yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base
akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.

 Transmiter

Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatucperintah dari kotak
pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa
dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa
tersebut disalurkan ke transducer

 Transducer

Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika
suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika
echo diterima dari suatu target. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan
energi suara yang akan dipantulkan sebagai beam.

Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal diterima oleh
masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah. Keempat kuadran diberi label a – d.
Sudut θ pada satu bidang dibedakan oleh perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a
+ c) dibandingkan dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut φ di dalam bidang tegak lurus
terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d).
Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang spesifik (MacLennan dan Simmonds,
2005).
Kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi dengan
menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan receiving transducer yang dibagi
menjadi 4 kuadran. Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan full beam yang
merupakan penggabungan dari keempat kuadran dalam pemancaran secara simultan.
Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target diterima oleh masing-masing kuadran
secara terpisah, output dari masing-masing kuadran kemudian digabungkan lagi untuk
membentuk suatu full beam dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasi dengan
menggunakan output dari full beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set
split beam.

Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat kuadran
yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer split beam memiliki beam yang
sangat tajam (100) dan mempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam
suara dengan baik yaitu dengan mengukur beda fase dari sinyal echo yang diterima oleh
kedua belah transducer (Simrad, 1993).

 Reciever

Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat
hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima harus
diperkuat beberapa ribu kali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung
keempat bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh
transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan dikembalikan dan
diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu yang bersamaan

Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam sistem
perolehan data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir pengaruh
attenuasi yang disebabkan oleh geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat
di dalam air.

 Recorder

Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai
pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan
penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan
pulsa dan pada saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk
menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983).

2.2.5 AIS

2.2.5.1 Pengertian AIS

Automatic Identification System ( AIS ) adalah sistem pelacakan kapal jarak pendek,
digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan melacak kapal dengan
menggunakan pengiriman data elektronik dengan kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat.
Informasi seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar
komputer atau ECDIS ( Electronic Charts Display and Information System ).AIS ditujukan
untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi dan memungkinkan pihak berwenang
maritim untuk melacak dan memantau gerakan kapal, Sistem AIS terintegrasi dari Radio
VHF transceiver standar dengan Loran-C atau Global Positioning System ( GPS), dan
dengan sensor navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass dan lain-lain.Untuk
aturannya AIS sendiri International Maritime Organization ( IMO ) sudah membuat suatu
aturan yaitu Regulation 19 of SOLAS Chapter V yang berisi tentang pemasangan AIS
dimana kapal-kapal diwajibkan untuk memasang perangkat AIS transponder terutama pada
kapal penumpang, kapal tangker dan kapal berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan
tersebut juga memuat tentang keharusan AIS untuk menyediakan data informasi
berupa identitas kapal, jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan informasi
lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran.

AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari
kecelakaan akibat tabrakan. Karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan karena tidak
semua kapal yang dilengkapi dengan AIS, sistem ini berarti yang diutamakan untuk
digunakan sebagai alat peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada
sebagai sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuai dengan International Regulations
for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).

Persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data yang berlaku dapat
diintegrasikan dengan sebuah graphical electronic chart atau sebuah tampilan radar,
menyediakan informasi navigasi gabungan pada sebuah tampilan tunggal.

Vessel Traffic Service

Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) boleh ada dalam mengatur
lalu lintas kapal. Sekarang, AIS menyediakan kesadaran akan lalu lintas

tambahan dan menyediakan pelayanan dengan informasi tentang keberadaan kapal lain dan
alur lintasannya.

Aids to Navigation

AIS telah berkembang dengan kemampuan dalam menyampaikan informasi mengenai posisi
serta nama suatu kapal, yakni dapat melayani pengiriman pertolongan navigasi dan menandai
posisi kapal. Bantuan ini dapat dilokasikan di pantai, misanya pada sebuah mercusuar, atau
pada air, pada platform atau pelampung. Penjaga pantai Amerika Serikat (The US Coast
Guard) mengusulkan bahwa AIS boleh diganti RACON, atau rambu radar, baru-baru ini
digunakan untuk bantuan navigasi elektronik.

Kemampuan pada bantuan menyiarkan navigasi juga telah membuat konsep berupa Virtual
AIS, disebut juga sebagai Synthetic AIS atau Artificial AIS. Istilah tersebut dapat diartikan 2
kasus; pada kasus pertama, sebuah transmisi AIS mendeskripsikan posisi nyata tetapi
signalnya tersebut berasal dari sebuah lokasi penerima di tempat lain. Contohnya, pada
stasiun pantai yang menyiarkan posisi, 10 floating channel markers, dimana masing-masing
stasiun amat kecil untuk menampung penerima itu sendiri. Pada kasus kedua, hal tersebut
dapat diartikan bahwa transmisi AIS mengindikasikan sebuah penandaan yang dimana tidak
terlihat secara fisik, atau menyangkut sebuah penandaan suatu benda yang tidak terlihat
(Karang di bawah permukaan laut atau kapal yang tenggelam).

Search and Rescue

Berfungsi untuk menentukan suatu posisi dalam pengoperasian Marine Search & Rescue, hal
ini sangat berguna untuk mengetahui letak dan status navigasi dari suatu kapal atau orang
yang membutuhkan pertolongan. Sekarang AIS dapat memberikan tambahan informasi dan
sumber perhatian pada layar operasi, meskipun jarak AIS dibatasi pada jarak radio VHF.
Standar AIS juga menginginkan pemakaian tepat pada SAR Aircraft dan memberikan sebuah
pesan (AIS Message 9) untuk Aircraft pada keberadaan posisi. Kegunaan aircraft dan vessels
SAR pada lokasi keadaan bahaya terdapat alat AIS-SART AIS Search abd Rescue
Transmitter yang baru-baru ini sedang dikembangkan oleh International Electronical
Commission (IEC), standar dijadwalkan untuk diselesaikan pada akhir tahun 2008 dan AIS-
SART akan diperoleh di pasar mulai tahun 2009.

Binary Message

Saint Lawrence Seaway menggunakan pesan kembar atau dikenal dengan nama AIS binary
message (message tipe 8) untuk memberikan informasi tentang level air, tata tertib pintu air,
dan cuaca pada sistem kenavigasian itu sendiri.

Computing dan networking

Beberapa program computer telah dibuat untuk digunakan bersamaan AIS data. Beberapa
program menggunakan sebuah computer untuk memodulasi pendengaran yang murni dari
sebuah alat konvensional, marine VHF radio telephone, yang diperbaiki untuk AIS broadcast
frequency (Channel 87 and 88) ke dalam AIS data. Beberapa program dapat mengirim ulang
informasi AIS ke jaringan lokal atau global yang menyediakan otoritas pengguna atau publik
untuk mengobservasi lalu lintas kapal dari suatu jaringan lainnya. Beberapa tampilan
program data AIS dikirim dari sebuah pengirim resmi AIS ke dalam sebuah computer atau
chartplotter. Kebanyakkan dari beberapa program tidak berupa AIS transmitter, oleh
karenanya peralatan tersebut tidak akan memberitahu posisi kapal anda tetapi mungkin dapat
digunakan sebagai alternative yang relatif murah bagi kapal kecil untuk memberikan bantuan
navigasi dan menghindari tabrakan dengan kapal yang lebih besar yang diharuskan untuk
memberitahu posisinya. Pemakai kapal juga menggunakan penerima (receiver) untuk
menemukan dan mengontrol kapal dan menambahkan koleksi dokumen.
Concern over web-based data

Pada bulan desember 2004, IMO menyalahkan penggunaan data secara bebas yang tidak
bertanggung jawab dengan pernyataan berikut.
Dalam hubungannya untuk mengumumkan ketersediannya informasi AIS secara gratis, data
kapal yang dikembangkan pada website, publikasi pada website atau transnisi data AIS
lainnya bisa mengancam keselamatan dan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan dan
menghambat usaha organisasi beserta anggotanya dal upaya meningkatkan keselamatan
navigasi dan keamanan sector kelautan internasional.

2.2.5.2 Cara kerja AIS

Transponder AIS menayangkan informasi secara otomatis, seperti posisi, kecepatan, dan
status navigasi pada interval waktu tertentu melalui transmitter VHF yang terpasang pada
transponder. Informasi tersebut diambil langsung dari sensor navigasi kapal, khusussnya dari
penerima GNSS dan gyrocompasnya. Informasi lain, seperi nama kapal dank kode pemanggil
VHF di program ketika memasang peralatan juga ditransmisikan secara berkala. Sinyal
tersebut diterima oleh transponder AIS yang dipasang papa kapal atau di darat bergantung
pada sistemnya, seperti pada sistem VTS. Informasi yang diterima dapat ditampilkan pada
sebua layar atau plot grafik yang menunjukkan posisi kapal lain dengan tampilan sesua yang
terdapat pada layar radar.

Standar AIS menjelaskan 2 kelas unit AIS:

 Kelas A, digunakan pada kapal-kapal yang tercantum dalam SOLAS Chapter V(dan
kapal lain di beberapa negara)
 Kelas B, menggunakan daya yang kecil, biaya yang relativ murah untuk penggunaan
pasar non-SOLAS.

Varisai-variasi yang lain saat ini sedang dalam pengembangan dan di khususkan untuk
penggunaan di stasiun, pertolongan navigasi darura dan SAR, yang mana peralatan tersebut
akan menjadi pengganti dari peralatan sebelumnya.

Khusus untuk kelas A, transponder AIS ini terdiri dari sebuah transmitter VHF, 2 penerima
VHF TDMA, satu penerima VHF DSC, penghubung menuju display dan sistem sensor
menggunakan komunikasi elektronik berstandar maritime (seperti NMEA 0183, yang dikenal
dengan IEC 61162). Pengalokasian waktu menjadi bagian yang sangat vital untuk proses
sinkronisasi yang baik dan pemetaan untuk kelas A. Oleh karena itu, setiap unit diharuskan
memiliki penerima GPS internal.

Anda mungkin juga menyukai