Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku sehat
Konsep “sehat”, World Health Organization (WHO)
merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang
sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak
berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia
semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental,
maupun sosial. Sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan
suatau keadaan ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial
sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas secara optimal.

Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45


tentang Kesehatan ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah”
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
berkualitas.

Perilaku sehat adalah suatu respon seseorang


(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman serta lingkungan. ”Becker (dalam Notoatmodjo, 2012)
mendefinisikan perilaku sehat (health behavior) sebagai respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-
sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan
pelayanan kesehatan.
Perilaku sehat sebagai atribut-atribut seperti kepercayaan,
ekspektasi, motif-motif, nilai-nilai, persepsi elemen kognitif lainnya,
karakteristik kepribadian, termasuk mood dan status emosi dan sifat-
sifat serta pola perilaku yang jelas, tindakan dan kebiasaan yang
berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan, restorasi dan
peninngkatan kesehatan (adlyani, 2015)

B. Tujuan
Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat,
dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang
sehat. Sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal.

C. Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Warga Sekolah SDN 2 Sukajaya
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi
siswa, kesehatan lingkungan sekolah, pendidikan, keselamatan
dan permasalahan kesehatan yang ada serta kegiatan
kesehatan di sekolah.
2. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara
langsung dalam memberikan asuhan kesehatan sekolah
khususnya di SDN 2 Sukajaya
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH


1. Keperawatan kesehatan sekolah
Pelayanan keperawatan ditingkat sekolah pendídikan yaitu
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan
a. Peningkatan kesehatan (promotif), dilaksanakan melalui kegiatan intra
kurikuler dan penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga
kesehatan disekolah, seperti :
1. Kegiatan penyuluhan gizi,
2. Kesehatan pribadi,
3. Penyakit menular,
4. Cara menggosok gigi yang benar,
5. Cara mengukur tinggi dan berat badan
6. Cara memeriksa ketajaman penglihatan.

b. Pencegahan (preventif), dilaksanakan melalaui kegiatan peningkatan


daya tahan tubuh, seperti :
1. Imunisasi oleh petugas puskesmas,
2. Pemberantasan sarang nyamuk,
3. Pengobatan sederhana oleh dokter kecil,
4. Kegiatan penjaringan kesehatan bagi siswa kelas I yang baru
masuk dan pemeriksaan berkala setiap 6 bulan bagi seluruh siswa.

c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif), dilakukan


melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit dan untuk meningkatkan kemamapuan peserta didik yang
cedera atau cacat agar dapat berfungsi normal.
Kegiatan :
1. Pengobatan ringan untuk mengurangi derita sakit
2. Pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medik ke
puskesmas.
3. Kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang
membahayakan nyawa dan kasus penyakit khusus.

2. Peran perawat kesehatan sekolah


a. Sebagai pelaksana askep di sekolah, perawat mempunyai peran
:
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data, analisis data serta
perumusan dan prioritas masalah
2) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pemina
Usaha Kesehatan di Sekolah (TPUKS)
3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan
yang disusun
4) Menilai dan memantau kegiatan UKS
5) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang
bertugas di puskesmas menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau
dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS I tingkat puskesmas.
Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator makan pengelolaan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat
dalam tim pengelola UKS.
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan
secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan
klasikal atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan
peserta didik perseorangan.

3. Fungsi perawat sekolah


1. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada
di sekolah
2. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik sekolah
3. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lain.

4. Menurut WHO (DEPKES 2008) ada 6 ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan
1) Sanitasi dan air yang cukup
2) Bebas dari pengaruh negatif
3) Pekarangan sekolah yang aman
4) Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
5) Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
6) Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling
percaya

c. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :


1) Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta
didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan
berbagai keterampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik,
mental dan sosial.
2) Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru
maupun orangtua

d. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di


sekolah, yaitu :
1) Kerjasama dengan Puskesmas setempat
2) Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
3) Adanya program-program makanan bergizi dengan
memperhatikan keamanan makanan

e. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan


meningkatkan kesehatan, yaitu :
1) Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan
psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
2) Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa
3) Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan

f. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan


masyarakat, dengan :
1) Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi
2) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Sekolah


1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
salah satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen
Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015
melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana
yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
menyongsong Milenium Development Goals (MDGs). "Health is
not everything, but without health everything is nothing".
Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan
segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak
untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai
dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta
merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran
sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah
tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum,
sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan
sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga
melekat dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi
baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan
salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan
salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan
masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus
merupakan investasi sumber daya manusia, serta
memilikikontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon
seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan
perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui
persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui
panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu
kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang
bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku
dipengaruhi oleh : 1) nilai, 2) sikap dan 3)
pendidikan/pengetahuan. Kesehatan lingkungan adalah suatu
kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula (Notoatmodjo.,2003).

2. Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup
bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia
usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
Tatanan sekolah indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan
bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa
menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan,
flu burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu
apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan
seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu
penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga
dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap
tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan
kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan
kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan
dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur . Manfaat olah raga yang
teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan
proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik
dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis,
diabetes, stroke dan hipertensi.
e. Memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk,
sehingga nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah.
Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang
menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit
pada siang hari dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat
penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak
mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air
dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat
menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh
rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru,
kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan
kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta
ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok
terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti
menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin,
tar dan CO.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan
serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang
secara optimal.

h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan
tidak berbau. Supaya tidak mencemari sumber air
dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga
kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti
diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.

C. Asuhan Keperawatan Anak Sekolah


Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu
specialisasi dari keperawatan komunitas atau Comunity Health
Nursing (CHN) tujuannya meningkatkan kesehatan masyarakat
sekolah dengan keperawatan sebagai salurannya. Asuhan
keperawatan sekolah pada umumnya sama dengan asuhan
keperawatan pada sasaran lainnya, yaitu :
1. Pengkajian ditujukan kepada :
a. Lingkungan sekolah mulai dari :
1) Lingkungan Fisik (Halaman, kebun sekolah, bangunan
sekolah : meja, papan tulis, kursi, lantai, kebersihan,
ventilasi, penerangan, kebisingan, papan tuilis,
kepadatan), Sumber air minum, Pembuangan Air
Limbah (PAL), Jamban Keluarga, Tempat cucu tangan,
kebersihan kamar mandi dan penampungan air,
pembuangan sampah, pagar sekolah, dan lain-lain.
2) Lingkungan Psikologis : hubungan guru dengan murid
baik baik formal maupun non formal terutama
kenyamanan dalam beljar.
3) Lingkungan Sosial : hubungan dosen dengan orang tua
murid, Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG)
dan masyarakat sekitar.
b. Keadaan/pelaksanaan UKS, dokter/perawat kecil.
c. Pengetahuan anak sekolah tentang kesehatan (PHBS) dan
pelaksanaan PHBS
d. Kondisi kesehatan/fisik anak sekolah terutama screening test
(BB, TB, tenggorokan, telinga/pendengaran,
mata/penglihatan),
2. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Dirumuskan pada Anak
Sekolah :
a. Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yitu penurunan
stimulasi dan atau minat/keinginan untuk rekreasi atau
melakukan aktivitas bermain faktor yang berhubungan
lingkungan sekolah yang sempit/fasilitas yang tidak
mendukung/kurang sumber daya.
b. Gaya hdup monoton anak sekolahyaitu menyatakan suatu
kebiasaan hidup yang dicirikan dengan tingkat aktivitas yang
rendah berhungan dengan kurang pengetahuan tentang
keuntungan latihan fisik.
c. Perilaku kesehatan anak sekolah cenderung beresiko faktor
yang berhubungan merolok/mimun alkohol, stress
menghadapi tugas atau ujian/kurang dukungan dan lain-lain.
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor
yang berhubungan kurang ketrampilan motorik
kasar/motorik/halus atau ketidak cukupan sumber daya.
e. Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak sekolah
batasan karakteristik menunjukkan keinginan untuk
meningkatkan status imunisasi/mengekspresikan keinginan
untuk meningkatkan status imunisasi
f. Ketidak efektifan perlindungan pada anak sekolah faktor yang
berhubungan penyalahgunaa zat/obat-obatan
g. Ketidak efektifan manajemen kesehatan masyrakat sekolah
faktor yang berhubungan kurang pengetahuan/kurang
dukungan sosial/ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
3. Rencana Asuhan Keperawatan Anak Sekolah
Rencana asuhan keperawatan anak sekolah dibuat berdasarkan
masalah kesehatan/diagnosa keperawatan yang ditemukan,
tetapi pada umumnya dilakukan tindakan berikut ini :
a. Promosi Kesehatan tentang PHBS
b. Pelaksanaan Screening Test
c. Imunisasi DT/TT
d. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
e. Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Pelatihan dokter/perawat kecil
g. Pelaksanaan UKS di sekolah setiap hari oleh guru UKS dan
dokter/perawat kecil.
h. Dan lain-lain
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SEKOLAH
SDN 2 SUKAJAYA

I. Pengkajian
A. Pengkajian Tahap I
1. Keadaan SDN 2 Sukajaya Kecamatan Rajadesa
a. Sejarah
Sebagai Lembaga Pendidikan pada jenjang sekolah dasar,
SD ini berdiri pada bulan Juni tahun 1956 dari hasil gotong
royong masyarakat dusun Jamuresi. SDN 2 S telah Sukajaya
telah berganti kepala sekolah selama beberapa periode dan
Kepala sekolah pada periode saat ini yaitu Bpk. Ade Maksum,
S.Pd yang telah menjabat selama 6 tahun sampai sekarang.
Jumlah Siswa
Jumlah siswa kelas 1 – 6 sebanyak 109 siswa dengan jumlah
siswa laki laki sebnyak 58 orang dan jumlah siswa perempuan
sebanyak 51 orang. Pengkajian dilakukan pada seluruh siswa
yang hadir sebanyak 96 siswa.
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Di SDN 2 Sukajaya tidak memiliki ruang UKS, sehingga
apabila terdapat siswa yang sakit di bawa ke Ruang Guru dan
di obati dengan obat-obatan yang ada dan sekolah hanya
menyediakan pengukur Tinggi Badan dan Timbangan yang
disimpan di ruang Guru. Di SDN 2 Sukajaya penanggung
jawab UKS belum terorganisasi.
c. Denah SDN 2 Sukajaya
WC Murid

Kelas I Kelas R.Guru Kelas Kelas Kelas Kelas


III IV V VI II

KORIDOR SEKOLAH

Halaman JlJl
Sekolah STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
Halaman Sekolah
nn
SDN 2 SUKAJAYA

KEPALA SEKOLAH
Ade Maksum,S.Pd

WAKIL KEPALA SEKOLAH


Wardi, S.Pd

DEWAN / KOMITE TATA USAHA


E.Kusnadi

WK.UR KURIKULUM WK.UR.KESISWAAN WK.UR.SARANA PRASARANA WK.UR. HUMAS


Siti Julaesin,S.Pd.I Nana Juhana,S.Pd.I Suryana,S.Pd Y.Sawiah,S.Pd.I

JABATAN

WALI KELAS I WALI KELAS II WALI KELAS III


Siti Julaesin,S.Pd.I Dede Nasronah,S.Pd.I Siti Saodah,S.Pd

WALI KELAS IV WALI KELAS V WALI KELAS VI


Suryana,S.Pd Y.Sawiah,S.Pd.I Wardi,S.Pd

B. Pengkajian Tahap II
1. Dimensi fisik Biologis
Jenis Kelamin siswa SDN 2 Sukajaya Lebih dominan Laki-laki yaitu sebanyak
53% , sedangkan perempuan
sebanyak 47%
Keluhan pada saat pengkajian pada
siswa SDN 2 Sukajaya dari kelas 1-6
terdapat 5% gejala flu, 1% sakit perut,
2% menderita panas dalam, dan 92%
tidak mengalami gangguan
kesehatan.
2.Dimensi
Psikologis
Hasil dari wawancara
kepada Guru sekolah SDN 2 Sukajaya terdapat 16% (15 orang siswa
yang pernah mewakilkan sekolah untuk mendapatkan promosi
kesehatan, dan sisanya sebnyak 84% (81 orang siswa belum pernah
mendapatkan promkes.

Siswa yang mengetahui cara cuci tangan yang baik dan benar hanya 10%, 90%
lainnya tidak mengetahui.

Dari semua siswa sebnayak 100%


belum mengetahui gosok gigi yang baik
dan benar.

Siswa yang mengetahui mengenai


UKS hanya 4%, yang lainnya 96% belum
mengetahui.
SDN 2 Sukajaya menjalin hubungan yang baik dengan orang tua Murid

3. Dimensi Fisik Sekolah

SDN 2 Sukajaya tidak terganggu dengan kebisingan karena lokasi yang jauh dari
keramaian atau pabrik

Keadaan Penerangan di
lingkungan ataupun di dalam
kelas SDN 2 Sukajaya sudak
bagus 100% baik.

Keadaan ventilasi di dalam


seluruh ruangan sebnyak 26%
kurang baik yaitu pada ruangan
kelas 3 dan 5 jendela tidak
terbuka,dan sebnayak 74%
ventilasi ruangan sudah baik
Di SDN 2 Sukajaya hanya terdapat
dua jamban dengan persentasi
4.
fasilitas yang baik sebnayak 16%
yaitu terdapatnya wc, kran, dan
gayung, kurang baik sebnayka
84% tidak dilengkapi pintu
keadaan wc kotor ,tempat BAB
rusak dan tidak terdapat ember.
4. Dimensi Sosial

Sikap masyarakat terhadap


pendidikan 100% dinyatakan baik,
mereka mengetahui pentingnya
pendidikan hanya saja status
ekonomi yang dapat menjadi faktor
kendala dalam melanjutkan
pendidikan
Siswa yang seolah di SDN 2
Sukajaya 100% tidak tuna wisma
5. Dimensi Perilaku

Kebiasaan sarapan siswa SDN 2


Sukajaya sebanyak 85%,
sedangkan yang tidak biasa
sarapan 15%.

Kebiasaan siswa SDN 2 Sukajaya


dalam membuang sampah, yang
memiliki kebiasaan membuang
sampah pada tempatnya terdapat
58%, sedangkan yang tidak 45%

II. Diagnosa
Diagnosis Populasi Sekolah
1. Kebutuhan akan pendidikan kesehatan berhubungan dengan
pentingnya peningkatan perilaku pola hidup bersih dan sehat

III. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Prevelensi Intervensi

Kebutuhan
- Berikan pendidikan kesehatan sesuai
akan
Primer kebutuhan
pendidikan
- Upaya peningkatan self image
kesehatan - Tingkatkan keterampilan koping
berhubungan
dengan
Sekunder - Laksanakan konseling
pentingnya - Lakukan tindakan keperawatan
peningkatan
perilaku pola
hidup bersih Tersier - Pencegahan efek yang dibutuhkan
dan sehat

IV. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Kebutuhan Tgl. 19 Juli 2018 S : Murid-murid mengatakan


Pkl 08.15 WIB
akan mengerti mengenai hal yang
1. Memberikan penyuluhan
pendidikan disampaikan pemateri
kesehatan mengeai cuci tangan
kesehatan
yang baik dan benar O:
berhuungan Hasil : Murid-murid tampak -Murid-murid tampak
dengan mendengarkan dan memahami. antusias mendengarkan
Tgl : 19 Juli 2018
pentingnya penyuluhan
Pukul : 08.25
-Murid-murid dapat
peningkatan 2. Mendemonstrasikan cara cuci
mendemonstrasikan cara
pola hidup tangan yang baik dan benar
Hasil :Murid kelas 1-6 melakukan cuci tangan yang baik dan
bersih dan
cara cuci tangan yang baik dan benar, cara menggosok gigi
sehat
benar yang baik dan benar,dan
Tgl : 19 Juli 2018
pelatihan Pertolongan
Pukul : 08.30
3. Memberikan penyuluhan pertama
-Murid-murid dapat
kesehatan mengenai cara menjawab pertanyaan yang
menggosok gigi yang baik dan diajukan pemateri
benar
Hasil : Murid-murid tampak
mendengarkan dan memahami
A : Masalah teratasi sebagian
Tgl : 19 Juli 2018
Pukul : 08.50 P : Intervensi dipertahankan
4. Mendemonstrasikan cara
menggsok gigi yang baik dan
benar
Hasil : semua murid dapat
melakukan cara menggosok ggi
yang baik dan benar
Tgl : 21 Juli 2018
Pukul : 08.00
5. Memberikan penyuluhan
kesehatan mengenai UKS
Hasil : Murid kelas 4 sampai 6
tamapak mendengarkan apa
yang dijelaskan.
Tgl : 21 Juli 2018
Pukul : 09.00
6. Mendemonstrasikan cara
pertolongan pertama pada orang
Tidak sadarkan diri, Pada orang
Tersedak, dan cara
menghentikan perdarahan pada
luka.
Hasil : Sebagian muridkelas 4,5,6
dapat mendomostrasikan apa
yang telah di jelaskan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab
sebelumnya maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
- Masalah keperawatan Kesehatan Sekolah yang muncul di SDN 2
Sukajaya yaitu Kebutuhan akan pendidikan kesehatan
berhubungan dengan pentingnya peningkatan perilaku pola hidup
bersih dan sehat.
- Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut antara lain adalah memberikan penyuluhan pada Murid
SDN 2 Sukajaya mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
yaitu cara cuci tangan yang baik dan benar, dan tentang UKS,
serta mendemonstrasikan cara cuci tangan yang baik dan benar
dan cara Gosok gigi yang baik dan benar
- Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari
Kepala Sekolah dan Staf guru serta murid-murid di SDN 2
Sukajaya, hal ini dapat dilihat dari partisipasi warga sekolah
selama kegiatan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/article/print/17022800009/unit-kesehatan-sekolah-uks-
menjadi-transformasi-dalam-upaya-kesehatan-di-lingkungan-sekolah.html

http://www.searo.who.int/indonesia/documents/9789791947701-buku-saku-
kesehatan-anak-indonesia.pdf?ua

Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka


Cipta. 2003.

UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992

Anda mungkin juga menyukai