Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN

KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI,


KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Bataruddin(1). Ir.Sanci Barus, MT(2)
Struktur, Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail : bataruddin01@gmail.com

ABSTRAK

Pedestrian suspension bridge is one type of bridge that only can be crossed by
pedestrian and light vehicles such as bicycles, carts, motorcycles and vehicles with a
maximum of three-wheel just in case an emergency. The evaluation of pedestrian
suspension bridge is based on the reference Enforcement Guidelines for Planning and
Construction Implementation Suspension Bridge Walking For the year 2010 which was
then aided by SAP 2000. From manual calculations and program will get support
reaction, deflection and ultimate force result of the load acting on bridge. Then there is a
suspension bridge Which structural elements are no longer able to withstand the load
that works and whether deflection occurs is still the limit allowable deflection.

Keywords :
Suspension bridge, support reaction, deflection, ultimate force.

PENDAHULUAN sehingga menghasilkan biaya yang


Jembatan gantung pejalan kaki lebih murah jika dibandingkan dengan
merupakan salah satu jenis jembatan jenis jembatan konvensional baja atau
yang banyak digunakan sebagai beton.
penghubung antar desa. Jembatan Jembatan gantung pejalan kaki
gantung pejalan kaki memiliki yang di evaluasi berada di Desa Aek
keistimewaan strukturnya yang ringan Libung, Kecamatan Sayur Matinggi
dan fleksibel serta memiliki kekuatan Kabupaten Tapanuli Selatan, berada
yang cukup baik. Keistimewaan yang sekitar + 468 km dari kota medan, atau
lain dari jembatan gantung pejalan kaki dengan jalan lintas sumatera harus
adalah dapat dibuat dengan bentangan menempuh perjalanan selama 11 jam.
yang lebih panjang tanpa harus Jembatan tersebut telah berdiri dari
membangun pilar ditengah bentangnya tahun 1980an. Namun jembatan tersebut
belum pernah menerapkan strategi adalah lokasi jembatan gantung pejalan
BMS. Sehingga prosedur pemeriksaan kaki di Desa Aek Libung, Tapanuli
dan pemeliharaan jembatan yang Selatan yang akan dibahas dalam tugas
seharusnya dilakukan secara berskala akhir ini.
tidak pernah dilakukan. Gambar 1.

Gambar 1. Tampak Dari Atas Lokasi Jembatan Gantung

METODE penampang elemen, mendefinisikan


beban, mendefinisikan kombinasi
Tahap dalam pengevaluasian
pembebanan, kemudian menganalisis
jembatan dilakukan dengan melakukan
program.
pemodelan jembatan, perhitungan
manual, dan klarifikasi analisis struktur. Parameter awal desain yang
dijadikan syarat batas adalah lendutan
Perhitungan manual dimulai
maksimum yang terjadi pada 1/4
dengan menentukan kelas jembatan,
bentang gelagar memanjang jembatan.
pembuatan pemodelan jembatan,
Setelah syarat batas lendutan terpenuhi
menentukan beban rencana, menghitung
maka keamanan struktur diperiksa
gaya tarik kabel utama dan gaya tarik
terhadap parameter-parameter lain
kabel backstay. Selanjutnya nilai
seperti: momen maksimum di 1/4
lendutan yang terjadi di seperempat
bentang gelagar memanjang, gaya
bentang, momen maksimum, dan gaya
aksial di kabel backstay, gaya aksial
aksial pada menara diperiksa.
kabel utama dan gaya aksial di menara.
Klarifikasi analisis struktur
diawali dengan memodelkan struktur
yang akan dianalisis dengan menginput
data-data pemodelan seperti yang telah
direncanakan. Tahap-tahap selanjutnya
adalah mendefinisikan material dan
Perhitungan Manual kabel utama sebesar 123433.4 kg
dengan sudut kabel utama (θ) = 8.72 0
Perhitungan manual dilakukan
dan gaya tarik maksimum kabel
menurut Pedoman Perencanaan dan
backstay sebesar 172544.6 kg dengan
Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
sedut backstay (ϕ) = 45 0.
Gantung Untuk Pejalan Kaki tahun
2010. Pembebanan dilakukan dengan Lendutan dan momen di 1/4 bentang
memberikan beban hidup simetris dihitung dengan memperhatikan
sebesar 560 kg/m2 dan beban hidup besarnya proporsi beban yang ditahan
asimetris sebesar 280 kg/m2, dilanjutkan oleh kabel (α) dan yang beban yang
dengan menentukan dimensi awal kabel ditahan gelagar memanjang (1- α).
yaitu diameter 3 cm untuk kabel utama Rumus yang digunakan untuk mencari
sehingga didapat berat total kabel utama lendutan dapat dilihat dari persamaan
sebesar 11.135 kg/m. Profil gelagar [1].
memanjang menggunakan kayu 5x6 cm
dengan berat 10.8 kg/m, Wx = ( ) ( )
0.00003 Sedangkan profil menara ……... [1]
( )
menggunakan beton ukuran 40x40 cm.
Beban mati total dihitung dengan Dimana p= beban hidup
menjumlahkan berat gelagar asimetris (kN/m), E= modulus
memanjang sebesar 10.8 kg/m, berat elastisitas baja (kN/m), I = inersia arah
kabel baja sebesar 11.135 kg/m, berat x (m4). Dari perhitungan tersebut
lantai kayu jembatan sebesar 31.5 kg/m, didapat lendutan di seperempat bentang
berat gelagar melintang sebesar 31.5 sebesar 0,495 m.
kg/m, gelagar penahan lateral sebesar
3.366 kg/m, hanger jembatan sebesar Sedangkan momen di 1/4
2.43 kg/m dan berat tambahan beban bentang didapat sebesar 550,8 kN.m
mati sebesar 2 kg/m. Beban total pada dihitung dengan rumus pada persamaan
kabel didapat dengan menjumlahkan [2].
beban mati total sebesar 63.593 kg/m Mmax ≅ (1 − α) pL2/64 …....[2]
dengan beban hidup simetris sebesar
560 kg/m2. Langkah terakhir adalah
memeriksa tegangan pada menara
Komponen horizontal pada ijin dengan menjumlahkan komponen
kabel utama ialah nilai maximum di vertical gaya tarik kabel backstay dan
antara penjumlahan pembebanan akibat gaya tarik kabel utama, N = 722 KN.
beban mati dengan beban merata simetri Lebih kecil dari kemampuan menara
dan asimetri jembatan. Dimana Hmax menahan beban yang bekerja yaitu
yang didapatkan adalah 122007.4 kg. sebesar 1012,05 kN.
Dari komponen horizontal ini dapat
ditentukan besar gaya tarik maksimum
Analisis Struktur bentang kanan, L3 : 3 m; lebar lantai
jembatan, w : 1,4 m; tinggi menara, H1:
Data geometri jembatan gantung
3 m; jumlah segmen tengah, N2: 34;
mengacu pada data yang sudah
Ketinggian kabel ditengah bentang =
diperiksa keamanannya dengan
0.7. Hasil pemodelan struktur jembatan
perhitungan manual. Data geometri
gantung tampak pada Gambar 2.
jembatan adalah sebagai berikut:
Setelah pemodelan dilakukan,
Jenis Model: Jembatan gantung; pembebanan pada struktur terdiri dari
panjang bentang kiri, L1: 3 m; panjang beban mati sebesar 63.593 kg/m, beban
bentang tengah, L2: 60 m; panjang hidup simetris sebesar 560 kg/m, dan
beban hidup asimetris 280 kg/m.

Gambar 2. Model Struktur Tampak Memanjang Jembatan

Besar gaya yang terjadi pada kabel mengalami lendutan sebesar 50.04 cm
utama jembatan yaitu sebesar 61494.44 pada gambar 3. Kemudian gaya aksial,
kgf, sedangkan untuk kabel backstay gaya lintang dan momen yang terjadi
sebesar 85882.36 kgf. Untuk lendutan ditunjukkan pada gambar 4, 5 dan 6.
yang terjadi jembatan gantung

Gambar 3. Lendutan Terjadi ¼ Bentang


Gambar 4. Diagram Gaya Normal Terjadi

Gambar 5. Diagram Gaya Lintang Terjadi

Gambar 6. Diagram Momen Terjadi

Dari hasil klarifikasi desain manual relatif lebih aman.


manual dengan program analisis Perbandingan kemampuan jembatan
struktur tampak bahwa perhitungan pada kondisi awal dan kondisi di waktu
manual memiliki hasil yang lebih pengevaluasian di tunjukkan pada tabel
konservatif dibanding perhitungan 1, serta grafik 1 menunjukkan
program analisis struktur dengan perbandingan hasil lendutan yang
perbedaan ± 10%, sehingga perhitungan terjadi setelah pengevaluasian jembatan.
Tabel 1. Perbandingan Hasil Pengurangan Volume Dengan Kondisi Awal

HASIL
HASIL
PERHITUNGAN
PERHITUNGAN
NO HAL ANALISA PENURUNAN
WAKTU
DENGAN
PENGEVALUASIAN
KONDISI AWAL
Gaya tarik kabel
1 85485.36 87272.28 1786.92
backstay (kg)
Gaya tarik kabel
2 61153.74 62716.68 1562.94
utama (kg)
3 Lendutan, Δ (cm) 49.46 45.94 3.52

Gaya aksial
4 70530,15 72 179,40 1649.25
menara (kg)

Grafik Lendutan Terjadi


60
Lendutan (cm)

50
40
30
Kondisi Awal
20
10 Kondisi Sekarang
0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Jarak (m)

Grafik 1. Perbandingan Hasil Lendutan Kondisi Awal dan Sekarang


SIMPULAN REFERENSI
Kesimpulan yang dapat ditarik Departemen Pekerjaan Umum,
dari penelitian ini diantaranya “Pemberlakukan Pedoman
mengetahui bahwa pengurangan luas Perencanaan dan Pelaksanaan
penampang elemen struktur jembatan Konstruksi Jembatan Gantung
akibat korosi pengurangan luas terbesar Untuk Pejalan Kaki, 2010”.
dialami oleh kabel utama jembatan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan,
sebesar 19.0375 %. Akibat lapuknya Balitbang Pekerjaan Umum,
elemen kayu sebesar 1.33% pada lantai “Jembatan, Cetakan IV, Beta
jembatan dan 11.765% pada gelagar Offset, 2007”.
penahan lateral jembatan. Sedangkan Standarisasi Nasional Indonesia, “SNI
Kemampuan menara dalam menahan 0076:2008 Tali Kawat Baja,
beban yang bekerja berkurang sebesar 2008”
14,28%. Standarisasi Nasional Indonesia, “SK
Pada pembebanan maksimum SNI T-03-2005 Perencanaan
diperoleh bahwa beberapa elemen Struktur Baja Untuk Jembatan,
jembatan sudah tidak mampu menahan , 2005”.
beban yang bekerja yaitu seperti pada Standarisasi Nasional Indonesia, “SK
gelagar memanjang, melintang, kabel SNI T-13-2004 Perencanaan
backstay dan kabel utama jembatan. Struktur Beton Untuk
Dimana faktor keamanan terendah Jembatan, 2004”.
dimiliki oleh kabel utama yaitu sebesar Standarisasi Nasional Indonesia, “SNI
1,16. Sedangkan untuk kabel backstay 1726:2012 Tata Perencanaan
sebesar 1,34 (tidak memenuhi < 3). Ketahanan Gempa Untuk
Kemudian lendutan (Δ) yang terjadi Struktur Bangunan Gedung
mengalami peningkatan yaitu menjadi dan Non Gedung, 2004”.
49.46 cm setelah terjadi pengurangan Departemen Pekerjaan Umum, “Bridge
volume. Tetapi masih masuk dalam Management System Panduan
persyaratan lendutan maksimum yang Pemeriksaan Jembatan, 1993”.
terjadi pada jembatan gantung yaitu
sebesar 60 cm.

Anda mungkin juga menyukai