Anda di halaman 1dari 13

SATITIAK JADIKAN LAUIK, SAKAPA JADIKAN GUNUANG

≡Navigasi Menu

Home » Artikel IPS » Tugas Makalah » Makalah Sejarah Sebelum Tulisan dan Terbentuknya Kepulauan di
Indonesia

Makalah Sejarah Sebelum Tulisan dan Terbentuknya Kepulauan di Indonesia

» Artikel IPS, » Tugas Makalah

Hai teman-teman sudah lama saya tidak posting makalah, karena banyaknya tugas siswa SMA Kelas X
tentang makalah Sejarah Sebelum Tulisan dan Terbentuknya Kepulauan di Indonesia, maka saya tergerak
untuk membuatnya. Berikut tampilannya!

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman sebelum mengenal tulisan atau biasa disebut dengan zaman Pra – Aksara. Pra memiliki arti
sebelum dan Aksara berarti tulisan. Zaman Pra Aksara atau zaman sebelum mengenal tulisan atau
Nirleka merupakan istilah yang sering digunakan untuk menuju pada masa dimana catatan yang tertulis
bemum tersedia, hal ini berarti zaman Pra Aksara ini merupakan masa sebelum ditemukannya tulisan
atau sebelum manusia dan makhluk bumi mengenal tulisan. Setiap wilayah memiliki masa pra aksaranya
tersendiri seperti Mesir kuno yang berakhir pada 3000 tahun sebelum masehi pertama kalinya
ditemukan peninggalan sejarah tertulis berupa huruf hiorogliph, sedangkan di Indonesia sendiri
peninggalan sejarah tertulis yang memiliki usia paling tua ditemukan pada prasasti yupa peninggalan
kerajaan Hindu Kutai pada abad ke 5 atau sekitar 400 an Masehi.

Ketika tidak adanya atau tidak ditemukannya peninggalan sejarah berupa tulisan, maka sumber sejarah
untuk mengungkap keberadaannya dapat diketahui dengan peninggalan sejarah berupa artefak atau
fosil.

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keadaan sebelum mengenal tulisan?

2. Bagaimana proses terbentuknya kepulauan Indonesia

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjabarkan dan menjelaskan gambaran keadaan sebelum mengenal tulisan.

2. Untuk menjabarkan dan menjelaskan proses terbentuknya kepulauan Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

Pada dasarnya, semua manusia awalnya buta tulisan (tidak bisa menulis dan membaca). Namun, sesuai
dengan perkembangan otak manusia dan peradaban, manusia akhirnya bisa menulis dan membaca.
Berkaitan dengan tulisan ini, maka kehidupan manusia dalam ilmu sejarah (ilmu yang mempelajari
kehidupan masa lalu manusia) dapat dibedakan atas masa Praaksara dan masa Sejarah. Untuk materi kali
ini, kita akan berbicara tentang masa praaksara.

2.1 Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan

"Praaksara" adalah istilah baru untuk menggantikan istilah "prasejarah". Penggunaan istilah prasejarah
untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia sebelum mengenal tulisan
dianggap kurang tepat. Kata "prasejarah" terdiri atas dua kata, yaitu kata "pra" artinya sebelum dan kata
"sejarah" yang bermakna aktivitas manusia di masa lalu. Jadi, kata prasejarah bermakna sebelum ada
aktivitas manusia. Padahal pada kenyataannya, manusia pada saat itu sudah memiliki sejarah dan
kebudayaan, meskipun belum mengenal tulisan.

Adapun kata "praaksara" juga terdiri atas dua kata, yaitu "pra" dan "aksara". Kata "pra" berarti sebelum,
sedangkan kata "aksara" berarti tulisan. Dengan demikian, praaksara dapat didefinisikan sebagai masa
kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Oleh karena itu, prasejarawan sepakat untuk lebih
menggunakan kata praaksara daripada menggunakan kata prasejarah untuk mengungkap kehidupan
manusia sebelum mengenal tulisan. Selain prasejarah, ada istilah lain yang mirip dengan arti praaksara,
yaitu nirleka. Kata "nir" artinya tanpa dan kata "leka" artinya tulisan.

Awal mula peradaban manusia dimulai dengan banyak keterbatasan hingga semakin hari semakin
sempurna dan terus tambah sempurna. Namun tentunya karena pada zaman tersebut belum mengenal
tulisan maka sejarahnya tentu kita dapatkan berdasarkan penemuan-penemuan yang berupa artefak-
artefak yang tertimbun di dalam berbagai lapisan tanah. Bisa berupa perkakas untuk mengolah
makanan, untuk berburu, dll sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan manusia purba dulu. Di
Indonesia sendiri terdapat beberapa tahap perkembangan Indonesia di zaman prasejarah atau sejarah
Indonesia berikut penjelasannya.

2.1.1 Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan Di Zaman Batu Tua

Zaman ini disebut juga dengan zaman Palaeolithikum. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan manusia
pada zaman ini kita dapat melihat kebudayaan pacitan dan kebudayaan Ngandong. Dua kebudayaan
yang memiliki perbedaan dari alat-alat yang digunakan untuk membantu mereka dalam
mempertahankan hidup. Benarkah Atlantis yang Hilang Ternyata Indonesia? Pada kebudayaan pacitan
ditemukan peralatan yang berhubungan dengan berbagai jenis kapak. Mulai dari kapak genggam, kapak
perimbas, dan kapak penetak. Sementara pada kebudayaan Ngandong yang ditemukan adalah berbagai
perkakas yang berhubungan dengan flakes dan berbagai peralatan yang terbuat dari tulang.

Dari dua kebudayaan tersebut kita dapat menyimpulkan ciri kehidupan mereka yang hidup pada zaman
ini adalah sebagai berikut:

1. Melihat berbagai jenis kapak genggam yang bentuknya tidak beraturan dan tekstur yang kasar maka
kita bisa mengetahui bahwa mereka belum memiliki rasa estetika.

2. Karena pada zaman ini belum ditemukan alat yang dapat digunakan untuk menggemburkan tanah
maka dapat dipastikan bahwa pada zaman ini mereka belum mengenal bercocok tanam.

3. Tulang-tulang yang ditemukan sebagai perkakas menandakan bahwa pada zaman ini mereka
bertahan hidup dengan cara yang sangat tradisional yaitu berburu dan makan buah-buahan serta
berbagai jenis umbi. Itulah sebabnya mereka selalu berpindah ke tempat yang lain ketika persediaan
makanan mereka sudah mulai habis atau dikenal dengan istilah nomaden

4. Mereka juga hidup di sekitar sumber air. Alasannya karena sumber air adalah area aman yang
sudah pasti tersedia banyak hewan dan juga tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan mereka.

5. Masa perburuan yang berbahaya membuat mereka hidup berkelompok.

6. Mereka juga menemukan api yang bisa mejadi alat untu perlindungan mereka selain untuk
mengolah bahan makanan yang akan mereka makan.

6.
2.1.2 Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan di Zaman Batu Tengah

Zaman ini dikenal juga dengan zaman Mesolithikum. Pada zaman ini perburuan dan pengumpulan
makanan sudah dilakukan dengan cara yang lebih baik lagi. Hal ini dapat kita lihat dari kebudayaan
Kjokkenmoddinger yang berarti “sampah dapur” dan Abris Sous Roche yang berarti “gua-gua” yang
menjadi tempat tinggal mereka. Berdasarkan artefak-artefak yang ditemukan pada sepenggal perode
zaman sejarah Indonesia sebelum mengenal tulisan ini maka kita dapat melihat ciri kehidupan mereka
sebagai berikut:

1. Dari Kapak Sumatera yang ditemukan dengan bentuk lebih beraturan dan halus pada kapak
genggam maka dapat dipastikan pada zaman ini mereka sudah mengenal estetika.

2. Dari gundukan sampah dapur mereka yang tinggi menjadi petunjuk bahwa mereka sudah hidup
menetap walaupun sifatnya sementara namun dalam kurun waktu yang cukup lama.

3. Berbagai peralatan yang dtemukan di gua-gua menandakan bahwa gua-gua ini dijadikan tempat
menetap mereka yang hidup pada zaman ini.

2.1.3 Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan di Zaman Batu Muda

Zaman ini dikenal pula dengan Zaman Neolithikum. Pada zaman ini kehidupan mereka sudah mulai
menyebar hingga berbagai artefak sudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Mulai dari Kapak
persegi berleher yang ditemukan di Minahasa, perhiasan berbentuk kalung dan batu indah yang
ditemukan di Jawa, Periuk Belaga yang ditemukan tidak hanya di Jawa tapi juga di Sumatera dan Sunda.

Dari peralatan yang digunakan oleh manusia pendukung zaman ini yaitu Austronesia dan Austro-Asia
maka kita dapat menemukan ciri kebudayaan mereka:

1. Dari penyebaran berbagai artefak pada zaman ini maka dapat dipastikan bahwa mereka tidak lagi
bergantung sepenuhnya pada tempat mereka tinggal. Mereka sudah tinggal menetap berkelompok di
berbagai area di wilayah Indonesia.

2. Ditemukannya perkakas untuk bercocok tanam menandakan bahwa mereka sudah mengenal cocok
tanam dan hidup dari hasi bercocok tanam untuk sumber makanan mereka selain hasil berburu.

3. Dari hasil ciptaan mereka baik berupa benda-benda yang merupakan peralatan kerja, memasak
hingga pakaian yang mereka buat menandakan bahwa mereka juga sudah mengenal rasa estetika. Tidak
hanya fungsi yang mereka utamakan tapi juga keindahannya.

4. Wujud rasa estetika yang mereka tunjukan terlihat jelas pada berbagai perhiasan yang ditemukan.
Benda-benda yang dibuat tanpa fungsi pertahanan hidup melainkan untuk mempercantik diri.

2.2 Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia


Bumi kita yang terhampar luas ini diciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta untuk kehidupan dan
kepentingan hidup manusia. Di bumi ini hidup berbagai flora dan fauna serta tempat bersemainya
manusia dengan keturunannya. Di bumi ini kita bisa menyaksikan keindahan alam, kita bisa beraktivitas
dan berikhtiar memenuhi kebutuhan hidup kita. Namun harus dipahami bahwa bumi kita juga sering
menimbulkan bencana. Sebagai contoh munculnya aktivitas lempeng bumi yang kemudian melahirkan
gempa bumi baik tektonis maupun vulkanis, bahkan sampai menimbulkan tsunami. Sebagai contoh
tentu kamu masih ingat bagaimana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta,
di Papua dan beberapa di daerah lain, termasuk beberapa gunung berapi meletus. Bencana tersebut
telah mengakibatkan ribuan nyawa hilang dan harta benda melayang.

Fenomena alam yang terjadi itu merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas panjang bumi kita sejak
proses terjadinya alam semesta ratusan bahkan ribuan juta tahun yang lalu. Proses tersebut secara
geologis mengalami beberapa tahapan atau pembabakan waktu. Berikut ini kita mencoba menelaah
tentang pembabakan waktu alam secara geologis dan bagaimana Kepulauan Indonesia terbentuk.

Ada banyak teori dan penjelasan tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos sampai kepada penjelasan
agama dan ilmu pengetahuan. Kali ini kamu belajar sejarah sebagai cabang keilmuan, pembahasannya
adalah pendekatan ilmu pengetahuan, yakni asumsi-asumsi ilmiah, yang kiranya juga tidak perlu
bertentangan dengan ajaran agama. Salah satu di antara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah
Teori “Dentuman Besar” (Big Bang), seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan, seperti ilmuwan besar
Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas
yang mengisi seluruh ruang jagad raya. Jika digunakan teleskop besar Mount Wilson untuk
mengamatinya akan terlihat ruang jagad raya itu luasnya mencapai radius 500.000.000 tahun cahaya.
Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman yang amat dahsyat. Setelah itu, materi
yang terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam kondisi suhu dan kepadatan yang
sangat tinggi, sehingga hanya tersisa energi berupa proton, neutron dan elektron, yang bertebaran ke
seluruh arah.

Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang menyebar dan
menggembung ke seluruh penjuru, sehingga membentuk galaksi, bintang-bintang, matahari, planet-
planet, bumi, bulan dan meteorit. Bumi kita hanyalah salah satu titik kecil saja di antara tata surya yang
mengisi jagad semesta. Di samping itu banyak planet lain termasuk bintang-bintang yang menghiasi
langit yang tak terhitung jumlahnya. Boleh jadi ukurannya jauh lebih besar dari planet bumi. Bintang-
bintang berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antarbintang berjauhan letaknya di angkasa. Ada
juga ilmuwan astronomi yang mengibaratkan galaksi bintang-bintang itu tak ubahnya seperti sekumpulan
anak ayam, yang tak mungkin dipisahkan dari induknya. Jadi di mana ada anak ayam di situ pasti ada
induknya. Seperti halnya dengan anak-anak ayam, bintang-bintang di angkasa tak mungkin gemerlap
sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya. Sistem alam semesta dengan semua benda langit
sudah tersusun secara menakjubkan dan masing-masing beredar secara teratur dan rapi pada sumbunya
masing-masing.

Selanjutnya proses evolusi alam semesta itu memakan waktu kosmologis yang sangat lama sampai
berjuta tahun. Terjadinya evolusi bumi sampai adanya kehidupan memakan waktu yang sangat panjang.
Ilmu paleontologi membaginya dalam enam tahap waktu geologis. Masing-masing ditandai oleh
peristiwa alam yang menonjol, seperti munculnya gunung-gunung, benua, dan makhluk hidup yang
paling sederhana. Sedangkan proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut.

1. Azoikum (Yunani: a= tidak; zoon= hewan), yaitu zaman sebelum adanya kehidupan. Pada saat ini
bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi. Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu.

2. Palaezoikum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna.
Berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun.

3. Mesozoikum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia(menyusui), hewan amfibi,
burung dan tumbuhan berbunga mulai ada. Lamanya kira-kira 140.000.000 tahun.

4. Neozoikum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai sejak 60.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini
dapat dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersierdan Quarter). Zaman es mulai menyusut dan makhluk-
makhluk tingkat tinggi dan manusia mulai hidup.

Merujuk pada tarikh bumi di atas, sejarah di Kepulauan Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang
dan rumit. Sebelum bumi didiami manusia, kepulauan ini hanya diisi tumbuhan flora dan fauna yang
masih sangat kecil dan sederhana. Alam juga harus menjalani evolusi terus-menerus untuk menemukan
keseimbangan agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi alam dan iklim, sehingga
makhluk hidup dapat bertahan dan berkembang biak mengikuti seleksi alam.

Gugusan kepulauan ataupun wilayah maritim seperti yang kita temukan sekarang ini terletak di antara
dua benua dan dua samudra, antara Benua Asia di utara dan Australia di selatan, antara Samudra Hindia
di barat dan Samudra Pasifik di belahan timur. Faktor letak ini memainkan peran strategis sejak zaman
kuno sampai sekarang. Namun sebelum itu marilah kita sebentar berkenalan dengan kondisi alamnya,
terutama unsur-unsur geologi atau unsurunsur geodinamika yang sangat berperan dalam pembentukan
Kepulauan Indonesia.

Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang
bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat
tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi. Pada suhu yang tinggi itu material-material
akan meleleh sehingga material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini
terus-menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang
keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair. Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi
lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan
lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak
samudra selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-unsur
geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis.
Keterangan Gambar :

Lapisan bumi, mulai dari bagian inti dalam sampai bagian kerak bumi.Sebagian wilayah Kepulauan
Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia di selatan,
Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempenglempeng tersebut dapat
berupa subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi
(tumbukan lempeng). Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi (tabrakan) lempeng-
lempeng. Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempeng-lempeng tersebut masih terus berlangsung
hingga sekarang. Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda.
Namun semuanya telah menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah
yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu.

Pada masa Paleozoikum(masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum
terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudra yang sangat
luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65
juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng Indo-
Australia, Eurasia dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa larami), sehingga
menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan
lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi
pada Benua Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor,
Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-pulau hasil
pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah pertemuan keduanya sangat labil.
Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada
masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu.

Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi laut dangkal sebagai
akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai
terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh cekungan
sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping. Pada kala
Pliosensekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan
terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya
menimbulkan tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat terbentuk) rangkaian perbukitan struktural seperti
perbukitan besar (gunung), dan perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan
perbukitan itu. Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang dikenal
sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di seluruh Kepulauan
Indonesia.
Keterangan Gambar :

Pada Kala Eosen (sekitar 55 juta tahun yang lalu) sebagian Kepulauan Indonesia (Sumatra, Jawa, dan
Kalimantan) masih berada dan menyatu dengan Benua Eurasia di utara, sedangkan sebagian kepulauan
lainnya (Papua) masih menyatu dengan Benua Australia di Selatan.

Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra,
berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan
Banda. Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Pembentukan
daratan yang semakin luas itu telah membentuk Kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau
seperti sekarang ini. Hal itu telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun
lalu). Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih terus bergerak secara dinamis, sehingga
tidak heran jika masih sering terjadi gempa, baik vulkanis maupun tektonis.

Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan gunung api membuatnya menjadi daerah dengan
tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan alam dan kondisi geografis ini telah
mendorong lahirnya penelitian dari bangsabangsa lain. Dari sekian banyak penelitian terhadap flora dan
fauna tersebut yang paling terkenal di antaranya adalah penelitian Alfred Russel Wallace yang membagi
Indonesia dalam dua wilayah yang berbeda berdasarkan ciri khusus baik fauna maupun floranya.
Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur, Paparan Sunda di sebelah barat. Zona di antara
paparan tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah Wallacea yang merupakan pembatas fauna yang
membentang dari Selat Lombok hingga Selat Makassar ke arah utara. Fauna-fauna yang berada di
sebelah barat garis pembatas itu disebut denganIndo-Malayan region. Di sebelah timur disebut dengan
Australia Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita kenal dengan Garis Wallacea.

Merujuk pada tarikh bumi di atas, keberadaan manusia di muka bumi dimulai pada zaman Quater sekitar
600.000 tahun lalu atau disebut juga zaman es. Dinamakan zaman es karena selama itu es dari kutub
berkali-kali meluas sampai menutupi sebagian besar permukaan bumi dari Eropa Utara, Asia Utara dan
Amerika Utara. Peristiwa itu terjadi karena panas bumi tidak tetap, adakalanya naik dan adakalanya
turun. Jika ukuran panas bumi turun dratis maka es akan mencapai luas yang sebesar-besarnya dan air
laut akan turun atau disebut zaman Glacial. Sebaliknya jika ukuran panas naik, maka es akan mencair,
dan permukaan air laut akan naik yang disebut zaman Interglacial. Zaman Glacial dan zaman Interglacial
ini berlangsung silih berganti selama zaman Diluvium (Pleistosen). Hal ini menimbulkan berbagai
perubahan iklim di seluruh dunia, yang kemudian mempengaruhi keadaan bumi serta kehidupan yang
ada diatasnya termasuk manusia, sedangkan zaman Alluvium (Holosen) berlangsung kira-kira 20.000
tahun yang lalu hingga sekarang ini.

Keterangan Gambar : Peta Zoogeografi Kepulauan Indonesia

Sejak zaman ini mulai terlihat secara nyata adanya perkembangan kehidupan manusia, meskipun dalam
taraf yang sangat sederhana baik fisik maupun kemampuan berpikirnya. Namun demikian dalam rangka
untuk mempertahankan diri dan keberlangsungan kehidupannya, secara lambat laun manusia mulai
mengembangkan kebudayaan. Beruntung kita bangsa Indonesia memiliki temuan bermacam-macam
jenis manusia purba beserta hasil-hasil kebudayaannya, sehingga sejak akhir abad ke-19 para ilmuwan
tertarik untuk melakukan kajian di negeri kita.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan. Mempelajari masa Praaksara memiliki arti yang penting
bagi bangsa Indonesia sebagai berikut. Untuk menuju sama Sejarah dari masa Praaksara pasti diperlukan
suatu proses dan tahapan. Saat menuju tahap masa Sejarah, umumnya dicirikan dengan munculnya
tulisan tentang suatu masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu, tetapi tulisan tersebut tidak berasal
dari bangsa itu sendiri. Sumber tertulis bisa juga berasal dari wilayah atau bangsa itu sendiri, namun
sumber tersebut belum bisa dibuka atau ditafsirkan. Masa ini sering disebut masa Proto Sejarah.

3.2 Saran

Menumbuhkan kesadaran tentang asal usul manusia, Semakin berbudaya seseorang atau masyarakat,
maka semakin dalam kesadaran kolektifnya tentang asal usul tradisi. Manusia yang melupakan budaya
bangsanya akan mudah terombang ambing oleh terapan budaya asing sehingga dapat menghilangkan
jati dirinya.

Kita bisa belajar dari capaian terbaik para pendahulu kita manusia tidak selamanya berhasil dalam
mengarungi kehidupan ini. Kegagalan demi kegagalan juga sering dihadapi. Hal yang terpenting adalah
bagaimana bisa bangkit atau mampu mengatasi kegagalan yang terjadi sehingga dapat menjadi inspirasi
bagi kehidupan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. Sejarah Indonesia.2014.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang

http://belajar-sejarahindonesia.blogspot.co.id/2015/12/zaman-sebelum-mengenal-tulisan.html diakses
tgl 4 Agustus 2017

http://sejarah-smu.blogspot.co.id/2014/08/proses-terbentuknya-kepulauan-indonesia.html diakses tgl 4


Agustus 2017

Dipakai Bersama1

Related Posts

Makalah HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN | Perkembangan Peserta Didik.

ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN 4

DOWNLOAD 15 MACAM BENCANA ALAM SECARA ALAMI

Laporan Pandangan Masyarakat Desa tentang Pajak di Desa Tempat Tinggal

Kumpulan Soal IPS Kelas VII Lembaga Sosial, Agama, Interaksi Sosial dan Flora dan Fauna

3 KOMENTAR

avatar

Reply
Sheila Laksamana delete 9 September 2017 15.12

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

avatar

Reply

dewa fans delete 11 September 2017 20.30

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

avatar

Reply

putri diningshy delete 23 September 2017 14.09

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

CARI ARTIKEL LAINNYA

Telusuri

POPULAR POSTS

Pengertian dan Contoh Kuintansi, Faktur, Nota Debit, Nota Kredit, Nota kontan, Cek, dan Bukti Memorial
(Memo)
Dalam segala kegiatan yang menyangkut masalah ekonomi (keuangan) setiap hari kita melakukan
transaksi atau pembayaran. Untuk itu bukti tran...

CARA MENGATASI MASALAH EKONOMI, MASALAH KETIDAKSTABILAN EKONOMI, MENGATASI


PENGANGGURAN, INFLASI DAN MENYELESAIKAN MASALAH NERACA PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN

CARA MENGATASI MASALAH EKONOMI 1) Cara mengatasi masalah pertumbuhan & pembangunan
ekonomi di indonesia 1. Meningka...

Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional, Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional serta Kelebihan dan
Kelemahannya

A. Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional Sistem Ekonomi Tradisional Sistem ekonomi tradisional
adalah suatu sistem ekonomi dimana ...

Surah Al-Hujurat Ayat 10, 11, 12 dan Surah Al-Anfal Ayat 72 tentang Persaudaraan dalam Islam

Berikut adalah penggalan ayat Al-Qur'an tentang Persaudaraan dalam Islam yaitu Surah Al-Hujurat Ayat
10, 11, 12 dan Surah Al-Anfal Ayat...

Lapisan tanah, Struktur Tanah dan Jenis Tanah

I. L apisan Tanah Tanah terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan tanah berturut-turut dari atas ke bawah
setiap lapisan memiliki jenis tanah...

Artikel Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Remaja

Banyak orang khususnya di Indonesia menghisap rokok. Mulai dari yang sudah lama hingga yang baru-
baru belajar. Masa Remaja adalah masa per...

Makalah Seni Gerak Tumbuhan, Gerak Binatang, Gerak Alam, Gerak Dasar dan Tari Daerah
Sebe lum mengaj arkan tari, hal yang harus dilakukan guru ialah mengajarkan tentang gerak tumbuhan,
gerak binatang, gerak alam, gerak d...

Pengertian, Asal Kata, Ciri-ciri, Makna, serta Perbedaan Sinkronis dengan Diakronis

Pengertian, Asal Kata, Ciri-ciri, Makna, serta Perbedaan Sinkronis dengan Diakronis Sering kita
mendengar kata singkronis atau diakronis ...

5 Artis Penyanyi Minangkabau yang Sedang Naik Daun

Minangkabau mempunyai banyak sekali penyanyi dan musisi berbakat yang berhasil menciptakaan karya
lagu-lagu yang bagus dan mudah dikenal ma...

HAKIKAT DAN TUJUAN PEMBELAJARAN IPA DI SD

Hakikat Pembelajaran IPA di SD a. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran merupakan suatu proses


penyampaian pengetahuan, yang dil...

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

CB BLOGGER LAB

Copyright © 2018 Satitiak Jadikan Lauik, Sakapa Jadikan Gunuang. All rights reserved. Your Links Here
Link. Link Here.

New Thesis SEO V3. Designed by CB Blogger. Original Theme: Thesis SEO. Powered by Blogger

↑ CB

Anda mungkin juga menyukai