Anda di halaman 1dari 7

III.

BAHAN DAN METODE

3.1 BAHAN
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain tanaman nilam basah yang berasal dari
daerah Linggajati dan Cibeureum, Kuningan, tanaman nilam yang digunakan merupakan tanaman
nilam varietas Sidikalang dan Tapak Tuan dengan umur tanam 2-3 bulan dan umur tanaman 2 tahun.
Bahan tanaman nilam basah ini diambil pada ketinggian 400 m dpl-500 m dpl dan lebih dari 800 m
dpl dengan teknik budidaya monokultur dan polikultur (lampiran 1-lampiran 4). Bahan minyak nilam
ini sudah di suling pada bulan Juli-Agustus 2010 dan di analisis pada bulan September 2010. Selama
proses menunggu untuk analisis bahan disimpan pada mesin pendingin (kulkas) dengan suhu pada
botol kaca. Bahan kimia yang digunakan ialah Na2S04 anhidrat, hexan, etanol, akuades, dan toluen.

3.2 ALAT
Alat-alat yang dibutuhkan, yaitu altimeter, alat identifikasi pH tanah, peralatan penyulingan,
altimeter, alat tes tanah, analisis GC/MS, neraca analitik, gelas ukur, pendingin, botol kaca, dan
peralatan gelas.
3.2.1 Peralatan Pengukuran Karakteristik Lokasi
a. Altimeter
Pengukuran ketinggian lokasi budidaya tanaman nilam dilakukan menggunakan alat
altimeter (Gambar 10) dengan satuan meter di atas permukaan laut (dpl).

Gambar 10 Altimeter
b. Alat Pengukur pH Tanah
Identifikasi karakteristik tanah yang digunakan pada penanaman tanaman nilam dilakukan
dengan pengukuran pH tanah yang digunakan dengan menggunakan alat pengukur pH
tanah seperti pada gambar 11.

a b
Gambar 11. Alat Pengukur pH Tanah Tampak Depan (a) dan Tampak Samping (b)

3.2.2 Peralatan Penyulingan


Proses penyulingan dilakukan dengan teknik uap dan air (kukus). Alat suling yang digunakan
terdiri dari ketel suling, pendingin (kondensor), alat kohobasi, dan mecher burner.

a. Ketel Suling

12
Ketel suling yang digunakan terbuat dari stainless steel. Diameter ketel suling ialah 21 cm
dengan tinggi 41 cm dan tinggi kaki tiga (dudukan ketel) ialah 15 cm seperti pada gambar 13.

Gambar 13. Ketel Suling

b. Alat Pendingin (Kondensor)


Alat pendingin yang digunakan ialah tubular condenser yang memiliki tipe badan satu
lintasan dengan air sebagai media pendingin. Alat ini berbahan kaca memiliki ketinggian 65
cm yang dilengkapi dengan selang pada bagian bawah sebagai tempat masuknya air
pendingin dan selang bagian atas sebagai tempat keluarnya air pendingin. Bagian dalam dari
alat pendingin merupakan tempat ternyadinya kondensasi dari uap ketel suling menjadi
kondensat seperti pada gambar 14.
.

Gambar 14. Kondensor

c. Alat Kohobasi
Alat Kohobasi akan dihubungkan secara langsung dengan ketel suling sehingga air yang
mengandung minyak akan kembali ke dalam ketel agar rendemen yang dihasilkan maksimum
dan menghemat penggunaan air. Pemisahan air dengan minyak nilam dilakukan secara alami
berdasarkan bobot jenis bahan (BJ minyak<BJ air) gambar untuk alat sistem kohobasi yang
digunakan dapat dilihat pada gambar 15.

13
Gambar 15. Alat Kohobasi
d. Mecher Burner
Mecher Burner merupakan alat sebagai sumber penghasil panas untuk proses penyulingan.
Bahan bakar yang digunakan ialah bahan bakar gas yang dialirkan menggunakan pipa dan
selang.

3.2.3 Alat Gas Chromatography Mass Spectrofotometry (GC-MS)


Proses Analisis GC-MS dilakukan di Labolatorium Analisis sensori, Balai Besar Penelitian
Padi, yang terdapat di Subang, Jawa Barat. Alat Gas Kromatograpi Mass Spectroskopi yang
digunakan untuk proses identifikasi dan kandungan komponen dalam minyak nilam memiliki
spesifikasi seperti pada tabel 6. Alat GCMS yang digunakan akan mendeteksi komponen senyawa
dengan bobot molekul antara 20-220.
Tabel 6. Spesifikasi Gas Chromatography Mass Spectroskopi

Kondisi Keterangan

Gas Chromatography
Merk Agilent 7890A
Kolom Kolom Kapiler
DB-5 (60 m x 250 µm x 0.25 µm)
Gas Pembawa Helium
Detektor MS
Suhu Injector 2500C
Volume injeksi 0,2µL
Split Ratio 1:100
Kecepatan split 50 ml/menit

Tabel 6. Spesifikasi Gas Chromatography Mass Spectroskopi (Lanjutan)

Kondisi Keterangan

Program suhu :
Suhu awal 700C ditahan 2 menit
Laju kenaikan suhu 100C/menit sampai suhu 990C,
50C/menit sampai 2250C ditahan 2
menit
20C/menit sampai 2500C
Suhu akhir 2500C
Mass Spectrofotometry
Merk

14
Kisaran Massa Agilent 5975 C
20-550

3.3 METODE PENELITIAN


Secara garis besar, metodologi penelitian terdiri dari pemilihan tanaman nilam berdasarkan
varietas, agronomi (pola budidaya), dan agroklimat (ketinggian lokasi penanaman) untuk bahan baku
minyak nilam, penyulingan tanaman nilam, dan analisis GCMS untuk memperoleh informasi
komponen dan kandungan senyawa didalamnya. Metode yang digunakan merupakan adaptasi dari
Linda (2008). Analisis yang dilakukan adalah analisis kadar air dan rendemen, serta analisis GC-MS.
Skema metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 16.

15
Tanaman Nilam

Pemanenan Usia 2-3 bulan

Pengeringan (3 hari kering


langsumg, 4-5 hari Analisis fisiko kimia :
keringanginkan) a. Analisis rendemen

b. Analisis kadar air


Peranjangan (3-5 cm)

Penyulingan ( 1200C-1400C,1-2 atn, 8 jam)

Minyak Nilam

Analisis Gas Chromatography Mass


Spectroscopy (GCMS)

Gambar 16. Diagram alir metodologi penelitian (modifikasi dari Linda, 2008)

16
3.3.1 Pemilihan Tanaman Nilam

Tahapan pemilihan tanaman dilakukan untuk menentukan tanaman nilam berdasarkan varietas,
yaitu varietas Tapak Tuan dan Sidikalang, dan berdasarkan agronomi yaitu budidaya secara polikultur
dan monokultur, dan berdasarkan ketinggian tempat, yaitu pada ketinggian 400 m dpl sampai 800 m
dpl dan lebih dari 800 m dpl yang ditanam di daerah kuningan.

3.3.2 Pemanen

Proses pemanenan dilakukan pada tanaman nilam yang telah berusia 2-3 bulan dengan
melakukan pemangkasan pada ketinggian 15 cm di atas permukaan tanah yang dilakukan pada pagi
atau sore hari agar kandungan minyak yang dihasilkan banyak dan daun tidak mudah rusak/robek
karena pada siang hari umumnya minyak banyak yang menguap selama fotosintesis dan daunnya
bersifat kaku sehingga mudah robek.

3.3.3 Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan selama lima sampai tujuh hari cukup bergantung pada cuaca.
Proses pengeringan dilakukan dengan pengeringan dibawah terik matahari langsung selama 15 jam (3
hari) dengan menggunakan alas terpal dan dikeringanginkan pada ruangan tertutup yang berventilasi
selama tiga sampai empat hari dengan ketebalan 25-30 cm dan dibolak-balikan secara teratur. Pada
proses pengeringan ini kandungan air pada bahan akan menguap hingga 80-90% sehingga kadar air
yang tersisa ialah 12%-15% sehingga bobot bahan menjadi 25% dari bobot semula.

3.3.4 Perajangan

Perajangan dilakukan pada bahan dengan ukuran 3 sampai 5 cm. Perajangan ini dilakukan
agar kantung minyak pada bahan dapat sobek akibat pengecilan ukuran sehingga mempercepat proses
penyulingan bahan dan dapat dihasilkan rendemen minyak yang tinggi

3.3.5 Penyulingan

Proses penyulingan dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balitro),
Cimanggu-Bogor. Penyulingan dilakukan dengan penimbangan 750 gram bahan kering terlebih
dahulu dengan perbandingan rasio batang dan daun 2:1 (daun : batang) selanjutnya dimasukkan pada
ketel suling yang telah diisi dengan air. Proses penyulingan dilakukan dengan menggunakan metode
penyulingan air dan uap (kukus).

Waktu penyulingan dihitung mulai dari kondesat pertama yang keluar dari kondensor sampai
7-8 jam. Proses penyulingan ini mengguakan sistem kohobasi sehingga minyak yang terdapat pada air
akan kembali pada bahan. Ketinggian api pada mechel burner ± 15 cm, suhu air kondensor yang
masuk ialah 270C dengan suhu air kondensor yang keluar ialah 34 0C. Laju destilat dari bahan yang
digunakan ialah 8-9 ml/ menit dengan suhu destilat 43,5-44 0C. Rendemen yang dihasilkan ialah 2%-
3,7%. Laju dan suhu destilat dihitung pada akhir penyulingan dengan menghitung jumlah tetesan
destilat yang keluar dari kondensor pada gelas piala 30 ml selama satu menit.

Minyak nilam yang dihasilkan dari proses penyulingan selam 7-8 jam tersebut dipisahkan
dari air dengan menambahkan Na2SO4 anhidrat. Senyawa ini berfungsi untuk mengikat air,
selanjutnya proses penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan Na 2SO4
anhidrat yang telah mengandung air dengan minyak nilam yang dihasilkan. Minyak nilam selanjutnya

17
akan dihitung volume dan dimasukkan pada botol kaca yang sudah diketahui bobot kosongnya yang
selanjutnya dilakukan penghitungan bobot minyak nilam yang dihasilkan.

3.3.6 Analisis GC-MS

Analisis Gas Chromatography Mass Spectrofotometry (GC-MS) dilakukan di Balai Besar


Penelitian Padi, Sukamandi-Subang. Pada analisis GCMS, minyak nilam akan dimasukkan pada
Syringe sebanyak 0,2 µl selanjutnya bahan akan disuntikkan pada GCMS. Proses identifikasi bahan
menggunakan GCMS. Setelah minyak nilam disuntikkan maka dilakukan penyuntikan hexan
sebanyak 0,2 µl untuk proses pembersihan (cleaning). Setelah proses pembersihan selesai dilakukan
maka dilanjutkan dengan penyuntikan alkana C 8-C22 . Tahapan selanjutnya ialah interpretasi mass
spectra menggunakan NIST dan penghitungan Linear Retention Index (LRI) dengan persamaan

Keterangan :
LRIx = indeks retensi linier komponen x

tx = waktu retansi komponen x (menit)

tn = waktu retensi alkana standar, dengan n buah atom karbon, yang muncul sesuah komponen
x (menit)

tn+1 = waktu retensi alkana standar, dengan n+1 buah atom karbon, yang muncul sesuah komponen
x (menit)

n = jumlah atom karbon alkana stander yang muncul sebelum komponen x

18

Anda mungkin juga menyukai