BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Industri
a. Pengertian Industri
“Industri merupakan kegiatan memproses atau mengolah barang
dengan menggunakan sarana dan prasarana”. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia,2007:431). Menurut UU No. 5 tahun 1984 tentang
perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan / atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebuh tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri Pujoalwanto (2014:214).
Definisi lain mengenai industri dijelaskan oleh BPS ( Badan Pusat
Statistik) suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah
suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan menjadi
barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada
pemakai akhir, termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan
pekerjaan perakitan.
Berdasarkan sudut pandang geografi dalam industri sebagai suatu
sistem, merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia.
Subsistem fisis yang mengandung pertumbuhan dan perkembangan
industri yaitu komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan
baku, sumber daya energi, iklim dengan segala macam proses
alamiahnya. Subsistem manusia yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan industri meliputi komponen-komponen tenaga kerja,
kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintah,
transportasi, dan komunikasi, konsumen dan pasar.
9
pakaian jadi, serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan
bangunan ( industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang
karet, plastic dan lain-lain), industrigalian bukan logam, dan
industri logam ( mesin- mesin) listrik, alat-alat ilmu pengetahuan,
barang dari logam, dan sebagainya) Kelompok industri kecil ini
mempunyai misi untuk melaksanakan pemerataan teknologi yang
digunakan adalah teknologi menengah dan sederhana, dan padat
karya. Pengembangan industri kecil ini diharapkan dapat
menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah
dengan memanfaatkan pasar dalam negri dan pasar luar negri
(ekspor)
3. Industri hilir
Melompok aneka industri atau (AI) yang meliputi, yaitu :
industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang
mengolah hasil tambang, industri yang mengolah sumber daya
pertanian secara luas, dan lain-lain. Kelompok aneka industri ini
mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal, dan
teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah dan
teknologi maju
Menurut Dianjung (1984:171), tenaga kerja yang digunakan
dalam industri rumah tangga merupakan tenaga kerja yang terbagi
dalam: 1) buruh harian tetap, yaitu buruh yang telah mempunyai
keahlian dalam pembuatan batu bata, serta pekerjaannya telah menetap
pada satu pemilih usaha batu bata, 2) buruh borongan tetap, yaitu buruh
yang mempunyai ketrampilan cukup ahli dalam pembuatan batu bata,
serta menetap pada satu pemilik usaha batu bata. 3) buruh borongan,
yaitu buruh yang mempunyai ketrampilan tertentu dalam bidang
pekerjaan batu bata.
14
T
b c
M1 M2
Z
IM =
a) b) c)
Sumber: Djoldjoeni, (1992:79)
a) Pusat-pusat wilayah perdagangan berbentuk lingkaran terletak
di titik-titik produksi
b) Wilyah- wilayah perdagangan diperluas; yang berwarna gelap
itu wilayah yang tidak dilayani
c) Heksagonal-heksagonal itu mencerminkan bentuk wilayah
perdagangan yang paling efisien
18
AC
AR
A B C
Sumber: Tarigan, (2012:102)
Keterangan:
AC : Average Cost (biaya rata-rata)
AR : Average Renever (penerimaan rata-rata)
Menurut Perroux dalam Arsyad ( 2010: 444), jika ditinjau dari aspek
lokasi, pembangunan ekonomi daerah seringkali tidak merata dan
cenderung terjadi proses aglomerasi (pemusatan) pada daerah-daerah pusat
pertumbuhan.
Dalam hubungannya dengan pasar, maka industri dapat dibedakan
ke dalam tiga golongan, yaitu :
1) Industri yang dekat dengan bahan baku (resources-based
industry), misalnya industri makanan dan jenis-jenis industri yang
mengolah hasil pertanian. Dalam hal ini, menarik tidaknya suatu
daerah ditentukan oleh ketersediaan bahan mentah yang
dibutuhkan industri di daerah tersebut.
2) Industri yang dekat dengan pasar produksi (market oriented
industry). Dalam hal ini, kedekatan secara geografis dengan pasar
merupakan sesuatu hal yang menarik bagi industri. Industri yang
termasuk dalam golongan ini yaitu terdiri dari industri bahan
makanan yang tidak tahan lama dan industri jasa.
3) Industri yang letaknya netral terhadap pasar maupun terhadap
bahan mentah (foot – loose industry), umumnya terdiri dari
industry pengolahan dimana efisiensinya tidak tergantung pada
berbagai fasilitas yang terdapat di daerah tersebut seperti
kebiasaan bergerak dan sebagainya.
d. Faktor – Faktor Produksi Industri
Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi berdirinya industri
antaranya faktor. Menurut Mubyarto (2000:115), modal diperlukan
untuk membeli bahan baku, alat-alat produksi, bahan bakar,
pembayaran tenaga kerja, transportasi. Menurut Robinson (1979)
dalam Daldjoeni (1992:58), faktor-faktor yang mempengaruhi
berdirinya sebuah industri disuatu wilayah diantaranya adalah: bahan
baku, tenaga kerja, sumberdaya tenaga, pemasaran, suplai air dan
transportasi. Jadi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
berdirinay suatu industri di suatu wilayah antara lain: 1) Modal, 2)
21
5). Pasaran/pemasaran
2. Tenaga Kerja
a. Pengertian dan klasifiasi tenaga kerja
Pasal 1 UU No 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok
tenaga kerja, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan di dalam atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang-barang / jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut
Ricky dan Ronal (2006:9), orang yang bekerja untuk suatu bisnis
selain disebut sebagai tenaga kerja juga disebut sebagai sumber daya
manusia, tenaga kerja mencangkup konstribusi orang-orang, baik
secara fisik maupun intelektual, saat berlangsungnya proses produksi
di dalam perekonomian.
Menurut Bagoes (2000:225), tenaga kerja ialah besarnya
bagian dari penduduk yang dapat diikut sertakan dalam proses
ekonomi. Pada awalnya banyak indikator yang digunakan untuk
mengukur keterlibatan dalam kegiatan ekonomi, utamanya ekonomi
upah, artinya kegiatan tersebut harus menghasilkan barang dan atau
jasa yang berguna bagi masyarakat. Menurut ILO bahwa seseorang
dapat maupun belum dapat dilibatkan dalam kegiatan ekonomi
didasarkan pada umur dan batasan umur ini diserahkan kepada setiap
negara dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi.
Menurut undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja
yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun. Bukan
angkatan kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak
mau bekerja, meskipun ada permintaan kerja, mereka merupakan
penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun
dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para
pensiunan, para lansia (lanjut usia), dan anak-anak Pujoalwanto (2014:
108).
Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa. Tenaga kerja adalah besarnya bagian dari penduduk yang
28
Penduduk
Pelajar/Mahasisw
Bukan Angkatan a
Angkatan Kerja
Kerja Ibu Rumah Tangga
Penerimaan
Pendapatan Lain
Pekerja Pengangguran
Sumber: Sumanto, (2013:18)
serap tenaga kerja, pada tahun 1990, dari total unit usaha manufaktur di
Indonesia sebanyak 1,524 juta, ternyata 99,2% merupakan unit usaha
rumah tangga. Industri kecil rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja
kurang dari 20 orang, mampu menyediakan kesempatan kerja sebesar
67,3% dari total kesempatan kerja. Sumbangan nilai output industri kecil
rumah tangga terhadap industri manufaktur hanya sebesar 17,8%.
Banyaknya jumlah orang yang bekerja pada industri rumah tangga
memperlihatkan betapa pentingnya peran industri rumah tangga dalam
membantu memecahkan masalah pengangguran dan pemerataan distribusi
pendapatan.
Data berdasarkan Sensus Ekonomi (1996 dan 2006), menunjukkan
sekitar 99% jenis usaha bisnis di Indonesia tergolong sebagai industri kecil
rumah tangga. selain dominasi dalam jumlah unit usaha, ternyata tenaga
kerja yang diserap oleh industri kecil rumah tangga sekitar 59% dari total
tenaga kerja yang diserap untuk sektor industri. Angka ini masih besar
dibanding industri besar dan menengah yang hanya manampung tenaga
kerja sekitar 41% Kuncoro (2010:190).
Menurut Kuncoro (2007: 366), pada tahun 1999 dilihat dari
presentase konstribusi tenaga kerja dan nilai tambah antar propinsi di
Indonesia, Propinsi Jawa Tengah memiliki konstribusi paling besar
dibandingkan propinsi lainnya di Indonesia. Propinsi Jawa Tengah mampu
menyerap tenaga kerja sebesar 26,66% dengan nilai tambah 20,60% dan
pada tahun 2001 mampu menyerap tenaga kerja sebesar 26,72% dengan
nilai tambah 21,51
c. Pendapatan
Menurut Longenecker et al (2001: 207), pendapatan merupakan
jumlah yang dihasilkan dari perusahaan selama periode tertentu, sering
kali dalam waktu satu bulan atau tahun. Dalam bentuk dasarnya,
pendapatan merupakan penjualan dikurangi biaya. Melalui pendapatan
diperoleh besar keuntungan bisnis. Pendapatan dimulai dengan penerimaan
penjualan, yang kemudian dikurangi harga pokok penjualan, atau biaya
37
produksi atau biaya perolehan barang atau jasa, untuk menghasilkan laba
kotor. Biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan pemasaran dan
biaya administrasi, dikurangkan dengan laba kotor untuk menentukan laba
operasional (yaitu laba sebelum pajak dan biaya bunga). Pendapatan
perusahaan dipengaruhi semata-mata oleh kegiatan yang terlihat dalam
penjualan barang dan jasa perusahaan, memproduksi atau memperoleh
barang atau jasa dan menjalankan bisnis, yang merupakan biaya
operasional perusahaan.
Menurut Sukirno (2012:383), dalam kegiatan perusahaan,
pendapatan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang
dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan
meliputi pengeluaran untuk bahan mentah, pembayaran upah, pembataran
bunga, sewa tanah. Apabila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi
dengan biaya-biaya tersebut nilainya adalah positif maka diperoleh
keuntungan. Keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan
yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan.
Metode perhitungan pendapatan, menurut Pujoalwanto (2014:81),
metode perhitungan pendapatan sebagai berikut:
a) Pendekatan hasil produksi
Besarnya pendapatan dapat dihitung dengan mengumpulkan data
tentang hasil akhir barang dan jasa untuk suatu unit produksi yang
menghasilkan barang dan jasa.
b) Pendekatan Pendapatan
Pendapatan dapat dihitung dengan mengumpulkan data tentang
pendapatan yang diperoleh oleh suatu rumah tangga.
c) Pendekatan Pengeluaran
Menghitung besarnya pendapatan dengan menjumlahkan seluruh
pengeluaran rumah tangga.
45
47
Karanganyar Tahun 2. Untuk mengetaahui karakteristik Kelurahan Lalung cukup baik kriteria ekonomi (
2008. (Nasir Nugroho: social ekonomi pengrajin batu pekerjaan pengrajin batu bata sebagai pekerjaan
Skripsi tahun 2008. bata di Kelurahan Lalung pokok, pendapatan pengrajin Rp. 500.000
Pend. Geografi FKIP Kecamatan Karanganyar sampai Rp. 1.000.00 (58,82%), rumah dinging
UNS) Kabupaten Karanganyar mayoritas tembok, jumlah tanggungan keluarga
antara 2-3 orang (88,24)) criteria sosial (tingkat
pendidikan pernah sekolah (35,30%), kesehatan)
3. Kontribusi industri 1. Untuk mengetahui alasan Diskripsi 1. Alasan masyarakat Desa Ngerombo
kecil kerajinan gitar masyarakat Desa Ngrombo spasial dan mengembangkan industri kerajinan gitar yaitu
dalam upaya mengembangkan industri kecil Deskrip merea mempunyai keinginan menjadikan
penyerapan tenaga kerajinan gitar. industri kerajinan gitar sebagai pekerjaan
kerja desa Ngerombo 2. untuk mengetahui konstribusi sampingan disamping pekerjaan utama mereka
Kecamatan Baki industri kecil kerajinan gitar di sector pertanian selain itu mereka mempunyai
abupaten Sukoharjo. dalam menyerap tenaga kerja alasan untuk menambah penghasilan dan
(Lestari 2010, Skripsi yang ada di Desa Ngerombo memanfaatkan waktu luang industri kecil
Tahun 2010. Pend. Kecamatan Baki, Kabupaten kerajinan gitar yang berada di Desa Ngerombo
Sos-ant FKIP UNS) Sukoharjo. merupakan subtitusi mata pencaharian penduduk
3. untuk mengetahui cara mengatasi Desa Ngerombo.
masalah yang menghambat 2. Keberadaan industri kerajinan gitar memberikan
jalannya industri kecil di Desa lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,
Ngerombo Kecamatan Baki, memberikan konstribusi terhadap penyerapan
Kabupaten Sukoharjo tenaga kerjadengan membuka lapangan
pekerjaan baru disektor tersebut. konsribusi
yang terkait dengan berdirinya industri kerajinan
gitar yaitu memberikan pendapatan masyarakat
yang bekerja di sector tersebut penghasilan
tersebut bisa merupakan penghasilan tambahan
bagi mereka selain dari penghasilan yang
46
48
47
49
48
49
C. Kerangka Berfikir
Faktor Produksi
Karakteristik Pengrajin - Bahan Baku
-Umur - lama usaha - Sumberdaya tenaga
-Jenis kelamin - pendidikan - Tenaga kerja
-Status Pekerjaan - Suplay air
- Pasaran
- transportrasi
Keterangan :
: Arah Penelitian
: Hasil Penelitian
: Data