Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Penyakit Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit di mana zat lilin yang
disebut plak menumpuk di dalam arteri koroner atau dikenal dengan aterosklerosis yang
membuat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung mengalami penurunan (National Institute
of Health, 2015).
Penumpukan plak di arteri dalam waktu yang cukup lama membuat plak mengeras
dan mempersempit arteri koroner dan mengurangi aliran darah yang kaya oksigen ke
jantung. Jika aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung berkurang atau diblokir, maka
dapat terjadi angina (nyeri dada atau ketidaknyamanan) maupun serangan jantung.Rasa sakit
juga bisa terjadi pada Anda bahu, lengan, leher, rahang, atau kembali.Serangan jantung
terjadi jika aliran darah yang kaya oksigen ke bagian otot jantung terputus.Jika aliran darah
tidak dikembalikan dengan cepat, bagian dari otot jantung mulai mati.Tanpa pengobatan yang
cepat, serangan jantung dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius atau kematian
(National Institute of Health, 2015).
Di Amerika, penyakit Penyakit Coronary Artery Disease (CAD) adalah pembunuh No
1, yang mempengaruhi lebih dari 13 juta orang Amerika (Beckerman, 2016).
Dalam beberapa dekade terakhir, kematian penyebab penyakit jantung kian meningkat
khususnya pada negara berkembang.Untuk Indonesia, pada tahun 2013 Penyakit Coronary
Artery Disease (CAD)r menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian. Tingginya
angka kematian di Indonesia akibat Penyakit Coronary Artery Disease (CAD)mencapai 26%
dari seluruh jumlah kematian akibat penyakit. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut cenderung mengalami
peningkatan (Info-kes, 2013).
WHO menyatakan penyakit kardiovaskular jantung dan pembuluh darah, terutama
penyakit jantung koroner masih menduduki peringkat teratas di negara berkembang hingga
tahun 2020. dr. Antono Sutandar, SpJP selaku wakil chairman Siloam Heart Institute (SHI)
mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil Survei Kesehatan Nasional 3 dari 1000 atau empat
persen penduduk Indonesia menderita Penyakit Coronary Artery Disease (CAD)
(Tribunkesehatan, 2016).
1
Faktor risiko yang mempercepat terjadinya penyakit Penyakit Coronary Artery
Disease (CAD) adalah merokok, obesitas, stres, diabetes mellitus, hipertensi, kolestrol tinggi,
infeksi, dan gangguan pada darah. Keluhan penderita penyakit jantung koroner bervariasi
umumnya berupa nyeri dada yang dirasakan di daerah bawah tulang dada agak ke sebelah kiri
dengan rasa seperti beban berat, ditusuk-tusuk, rasa terbakar yang kadang menjalar ke
rahang, lengan kiri, dan ke belakang punggung.Juga disertai keringat yang banyak
(Tribunkesehatan, 2016).
1.3 Manfaat
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Penyakit Coronary Artery Disease (CAD) adalah keadaaan dimana terjadi ketidakseimbangan
antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang di berikan oleh
pembuluh darah coroner (Mila, 2010).
Kondisi dimana terjadi penumpukan plak pada arteri koroner yang menyebabkan arteri
koroner menjadi menyempit.Kondisi ini biasanya disebabkan oleh terkumpulnya kolesterol
sehingga membentuk plak pada dinding arteri dalam jangka waktu yang cukup lama. Proses
akumulasi tersebut disebut aterosklerosis. Seiring berjalannya waktu, CAD dapat
menyebabkan otot jantung melemah, dan menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung dan
aritmia (gangguan irama jantung).
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel,
sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi
rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh. (Danny, 2009)
2.2 Etiologi
Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi
2.2.1.1 Merokok
3
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding
arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan
mobilisasi katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau
dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding arteri.
2.2.1.2 Hiperlipoproteinemia
2.2.1.3 Hiperkolesterolemia
2.2.1.4 Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga
menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri
(faktormiokard).Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma langsung
terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya
aterosklerosis koroner (factor koroner).
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada
perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol.
Resiko CADakan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal.
1. Inaktifitas fisik
2. Perubahan keadaan sosial dan stress
Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang stress satu setengah
kali lebih besar mendapatkan resiko CAD. Stress disamping dapat menaikkan tekanan darah
juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
4
2.2.1.7 Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada
waktu bayi, sehingga menyebabkan kretinisme atau terhambatnya pertumbuhan
tubuh.
Gejala CAD :
1. Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak,
waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras, napas tersengal-sengal,
kadang-kadang disertai mual, muntah dan tubuh mengeluarkan banyak keringat.
2. Nyeri dada
Sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari dalam.Nyeri dada yang dirasakan pasien
juga bermacam-macam seperti ditusuk-tusuk, terbakar, tertimpa benda berat, disayat,
panas.Nyeri dada dirasakan di dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di ulu hati,
dada kanan, nyeri dada yang menembus hingga punggung, bahkan ke rahang dan leher.
Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas dan tengah sampai ke telapak
tangan. Terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang
1. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa menyebabkan
pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut
yang hebat).
5
Tanda CAD :
1. Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika
kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu penumpukan lemak
yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit.
2. Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38°C
3. Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
4. Muka pucat pasi
5. Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh
6. Gerakan menjadi lamban (kurang semangat)
7. Sesak nafas
8. Cemas dan gelisah
9. Pingsan
2.4 Klasifikasi
2.4.1.1 Kolesterol
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida.Trigliserida adalah
suatu ester gliserol.Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol.Apabila terdapat
satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida.Fungsi utama
Trigliserida adalah sebagai zat energi.Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk
trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah.
Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan
menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O). Trigliserida bersirkulasi dalam
darah bersama-sama dengan VLDL (Very Low Densitiy Lipoprotein) yang bersifat
aterogenik.Trigliserida serum juga berhubungan positif dengan risiko CAD.
6
2.4.1.3 Fosfolipid
Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa fungsi
biologik lainnya antara lain adalah sebagai surfactant paru-paru yg mencegah perlekatan
dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi.
Asam lemak memiliki empat peranan utama.Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun
fosfolipid dan glikolipid.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam
lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada
membran.Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar.Asam lemak disimpan dalam
bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan.Triasilgliserol
disebut juga lemak netral atau trigliserida.Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai
hormon dan cakra intrasel.
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah.
Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut
dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak
(kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata
Lipo=lemak, dan protein).
1. Kilomikron
Merupakan lipoprotein densitas rendah paling banyak berisi trigliserid yang berasal dari
makanan. Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain,
kecuali ginjal.
Merupakan zat yang berfungsi untuk membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati ke
jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi.
7
1. IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
2. LDL (Low Density Lipoprotein)
Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah
yang terlibat dalam proses terjadinya CAD. Semakin tinggi kadar kolesterol-LDL dalam
darah menjadi petanda semakin tingginya risiko CAD, karena itu kolesterol-LDL biasa juga
disebut 'kolesterol jahat'.
High Density Lipoprotein (HDL) merupakan lipoprotein yang bersifat menurunkan faktor
risiko pembentukan aterosklerosis.Kolesterol-HDL beredar dalam darah dan kembali ke
hepar mengalami katabolisme membentuk empedu serta dieliminasi melalui usus besar.
Sehingga semakin tinggi kadar HDL, semakin banyak kolesterol yang
dieliminasi.Berdasarkan Framinghan Heart Study penurunan HDL sebesar 1 % berarti
peningkatan risiko CAD sebesar 3 - 4 %. Dengan demikian HDL sering disebut kolesterol
yang baik, makin tinggi kadar HDL makin baik untuk pasien tersebut.
2.5 Patofisiologi
Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar
kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang
disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol.
Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi
penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah).Ateroma berisi bahan lembut
seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan
sel-sel jaringan ikat.
Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada
dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian
ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol
dan zat lemak lainnya).Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada
dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri).Bila ateroma yang terbentuk semakin
tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat
menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut.
8
Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting
seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung.Bila mengenai arteri koronaria
yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai
darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark
miokard).
9
Web Of Coution
Konsumsi Makanan
Mengandung
Kolesterol
Kelebihan Kelesterol
(Hiperkolesterolemia)
Lemak Sel-sel
jaringan ikat
Penumpukan Plak
Sesak MK:Intoleransi
MK: Aktifitas
Nyeri Akut
MK:Ketidakefektifan
Pola Nafas
10
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran.Di samping
itu dapat juga dilihat gambaran paru.Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto
rontgen ini.Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada
CAD lanjut.Mungkin saja CAD lama yang sudah berlanjut pada payah jantung.Gambarannya
biasanya jantung terlihat membesar.
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor resiko. Dari pemeriksaan darah
juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.
2.6.4 Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa CAD belum berhasil ditegakkan,
biasanya dokter jantung/ kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan
treadmill.
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic CAD. Berupa ban berjalan serupa dengan
alat olah raga umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG.
Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan.Dapat terjadi berupa gambaran
EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya CAD.Hal ini disebabkan karena jantung
mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada keadaan tertentu dalam
keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal.
11
Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita CAD.Memang tidak
100% karena pemeriksaan dengan treadmill ini sensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria
sedangka untuk wanita hanya 72%.Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%,
artinya dari 100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang.Biasanya perlu
pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam selang seukuran ujung
lidi.Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri).Bisa melalui pangkal paha,
lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah.Kateter didorong dengan
tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner.Setelah tepat di lubangnya,
kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner yang
dimaksud.Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada
penyumbatan.Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada
satu pembuluh koroner.Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh koroner. Atas dasar
hasil kateterisasi jantung ini akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah apsien
cukup hanya dengan obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan bourgeois
resiko.Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon.Banyak juga yang
menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi.Saat ini disamping dibalon dapat pula
dipasang stent, semacam penyangga seperti cincin atau gorng-gorong yang berguna untuk
mencegah kembalinya penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan
atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas koroner. (Carko, 2009)
2.7 Penatalaksanaan
Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi
menurut UPT – Balai Informasi Tekhnologi LIPI adalah :
Karena kolesterol dan lemak jenuh makanan telah terbukti menaikkan kolesterol-LDL, maka
masukan zat gizi ini harus dikurangi.Kalori berlebihan menaikkan LDL dan trigliserida-
VLDL, serta menurunkan HDL, yang membuat pengaturan berat badan menjadi penting.
1. Berhenti merokok, sebab rokok dapat menurunkan kadar HDL.
12
2. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet rendah kolesterol
dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.
3. Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar LDL-
kolesterol dan menambah kadar HDL-kolesterol.
4. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
5. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral biasanya menderita peningkatan
trigliserida yang bisa mempengaruhi HDL, yang tergantung atas komposisi estrogen-
progesteron pil. Kontrasepsi oral dengan dominan progestin bisa menurunkan HDL.
6. Saat ini penggunaan obat-obat antioksidan menjadi babak baru dalam upaya
pengendalian faktor-faktor risiko PJK, dimana obat-obat tersebut relatif lebih murah.
Santoso (1998) mengemukakan bahwa perubahan oksidatif LDL dapat dihambat
dengan memberi antioksidan, misalnya vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,
vitamin E dan beta-karoten), vitamin C dan probukal. Beberapa penelitian telah
membuktikan manfaat vitamin E bila dipakai dengan tujuan pencegahan primer, yaitu
menghambat terjadinya CAD pada pria, wanita, dan orang tua.
13
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
1.1 Pengkajian
Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, maka fokus perawat adalah tingkah laku pasien
seperti, cemas, ketakutan dan memegang dada, disamping itu, perawat juga perlu melihat
melihat tanda-tanda vital dan perubahan irama jantung.
3.1.3 Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4
mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak
berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi
cardia).Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension,
odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit mungkin
pucat baik di bibir dan di kuku.
14
3.1.4 Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, muntah dan perubahan berat badan.
3.1.5 Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat
yang pernah di alami.Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang
menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama
jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
3.1.6 Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga
merah muda/ pink tinged.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
3.1.8 Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi,
perokok.
ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang T
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan
adanya nekrosis. Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam,
dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak
pada 36 jam.
3.1.10 Elektrolit
Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan
kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
15
3.1.11 Pemeriksaan penunjang
1. White blood cell
Leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
3.1.12 Analisa gas darah
Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis ata akut.
3.1.13 Kolesterol atau trigliserid
Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
3.1.14 Chest X ray
Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler.
3.1.15 Echocardiogram
Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang
pada jantung.
3.1.16 Exercise stress test
3.3 Intervensi
3.3.1 Nyeri Akut berhubungan dengan penurunan aliran darah ke miokardium, peningkatan
kerja jantung
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam klien di harapkankerja jantung berkurang
dan gangguan rasa nyaman nyeri berkurang / hilang.
16
Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri, tahu penyebab nyeri
2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
1) Pantau tanda vital tiap 5 menit selama Mengetahui tingkat nyeri yang dialami pasien
serangan angina dari data objektif dan mengetahui tingkat
kerja jantung.
2) Kaji dan catat respon pasien / efek obat Mengetahui kinerja obat didalam tubuh.
3) Kaji dan catat skala dan lokasi nyeri Mengetahui skala nyeri yang dialami pasien,
guna untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan, apakah harus dibantu dengan
tindakan farmakoterapi.
4) Tinggikan kepala tempat tidur bila klien Mengurangi gaya gravitasi pada dada pasien
sesak
dan memperluas pengembangan paru.
5) Pantau kecepatan irama jantung Menentukan kinerja jantung, apakah
normalatau tidak.
6) Pertahankan lingkungan tenang dan nyaman Memberikan rasa nyaman pada pasien agar
pasien bisa mengurangi rasa stress yang
dapat memicu nyeri.
7) Batasi pengunjung bila perlu Memberi ruang waktu lebih pada pasien
untuk istirahat.
8) Pantau perubahan seri EKG Mengetahui kinerja gelombang listrik
jantung
9) Berikan makanan lembut, biarkan klien mengurangi aktifitas pasien yang bisa
istirahat selama1 jam setelah makan menyebabkan kinerja jantung meningkat.
10) Berikan O2 tambahan sesuai indikasi Mengurangi kerja otot pernafasan,
sehingga kerja jantung tidak meningkat.
11) Kolaborasi dengan Dokter Melakukan konsultasi tentang kasus yang
dihadapi, sehingga keluhan pasien segera
teratasi.
17
3.3.2 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kekuatan kontraksi ditandai
dengan gangguan irama dan kecepatan jantung
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan diharapkan
penurunan curah jantung berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
1. Tanda Vital dalam rentang normal ( Tekanan Darah, Nadi, Respirasi )
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3. Tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites
4. Tidak ada penurunan kesadaran
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital Untuk memonitoring kondisi pasien
2. Evaluasi status mental, catat terjadinya Mengetahui keadaa mental pasien untuk
bingung, disorientasi maengontrol emosi pasien untuk
menghindari kinerja jantung meningkat.
3. Catat warna kulit dan kualitas nadi Mengetahui apakah terjadi kekurangan
oksigen pada jaringan.
4. Auskultasi bunyi nafas dan bunyi jantung Mengetahui kenormalan bunyi jantung.
5. Mempertahankan tirah baring pada posisi Memberikan istrahat yang bermutu pada
nyaman selama priode akut pasien
6. Berikan waktu istirahat adekuat Supaya pasien mendapatkan istrahat yang
cukup.
7. Bantu dalam melakukan aktifitas Mengurangi aktifitas yang bisa memicu
kerja jantung yang berat
8. Kaji tanda-tanda dan gejala CAD Mengetahui tingkat kematian jaringan.
18
3.3.3 Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen,adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien
menunnjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi,
irama dalam batas normal) tidak adanya angina
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi Untuk memonitoring kondisi pasien
sebelum, selama dan sesudah melakukan.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak Agar kerja jantung tidak berat, sehingga
beristirahat terlebih dahulu jantung dapat relaksasi
3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” Agar pembuluh darah tidak mengalami
pada saat buang air besar. vasokontriksi yang menyebabkan kerja
jantung meningkat
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap Agar pasien mengetahui apa saja aktivitas
aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien. yang tidak boleh dilakukan
19
Kriteria Hasil :
5. Mempertahankan pola napas normal / efektif bebas sianosis dan tanda / gejala lain dari
hipoksia dengan bunyi nafas sama secara bilateral
Intervensi Rasional
1. Evaluasi frekuensi pernapasan dan Pengenalan dini dan pengobatan ventilasi
kedalaman abnormal dapat mencegah komplikasi
2. Auskultasi bunyi nafas, catat area yang Krekels atau ronki dapat menunjukkan
menurun/tak ada bunyi napas dan adanya kaumulasi cairan atau obstruksi jalan napas
bunyi tambahan contoh krekels atau ronki parsial
3. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan Merangsang fungsi pernapasan / ekspansi
pada posisi duduk tinggi atau semi fowler paru
4. Dorong pasien berpartipasi / bertanggung Membantu reekspasi / mempertahankan
jawab selama latihan napas dalam, potensi jalan napas kecil khususnya setelah
gunakan alat bantu (meniup botol) dan melepaskan selang dada
batuk sesuai indikasi
5. Berikan tambahan O2 dengan kanula atau Meningkatkan pengiriman O2 ke paru untuk
masker sesuai indikasi kebutuhan sirkusi khususnya pada gangguan
ventilasi
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam Memudahkan gerakan dada dan menurunkan
pemberian obat analgesik sebelum ketidaknyamanan sehubungan dengan nyeri
pengobatan pernapasan sesuai indikasi insisi
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Perlunyaupaya kesehatan bagi penderita Penyakit Coronary Artery Disease (CAD) yaitu
melaksanan upaya promotif, perilaku hidup sehat, upaya prventif, upaya kuratif, dan
upaya rehabilitative
2. Mengonsumsi makanan berserat, jangan makan berlebihan serta kontrol kolesterol,
kontrol tekanan darah dan gula darah, serta kontrollah kesehatan secara rutin.
3. Hentikan kebiasaan merokok, karena merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah
berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri yang memicu
stroke.
21
DAFTAR PUSTAKA
3. Info-Kes.com, 2013
http://www.info-kes.com/2013/07/penyakit-jantung-koroner-pjk.html/diakses pada
tanggal 2016
22