Jenis Makanan Dan Minuman
Jenis Makanan Dan Minuman
G). Jenis Makanan dan Minuman Halal dan Haram (Versi II)
Minuman yang Halal
Minuman yang halal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian :
1. Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia, baik
membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa, maupun aqidah.
2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya pernah memabukkan
seperti arak yang berubah menjadi cuka.
3. Air atau cairan itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis.
4. Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Minuman yang Haram
Allah berfirman : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya”. (QS. Al-Baqarah : 219)
Dalam ayat lain Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah : 90)
Nabi SAW bersabda : “Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam
keadaan sedikit juga tetap haram.” (HR An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).
Binatang-Binatang Mati
Orang normal harus mematikan lebih dahulu binatang yang akan dikonsumsinya. Ini sudah
jelas. Lalu, apa maksud pengharaman binatang mati? Dijelaskan dalam 5:3 bahwa binatang-
binatang mati yang diharamkan adalah yang mati tanpa disembelih. Binatang-binatang yang
mati tanpa penyembelihan adalah yang mati karena :
1. dicekik,
2. dipukul dengan keras,
3. dijatuhkan kepalanya lebih dahulu,
4. dilukai dengan tanduk, atau
5. dimakan oleh binatang liar.
Jadi, binatang-binatang mati yang diharamkan adalah yang mati tanpa penyembelihan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, menyembelih berarti menggorok leher.
Penggorokan leher binatang dimaksudkan agar darahnya mengucur keluar dan kemudian
binatang tersebut mati. Artinya, tidak semua binatang bisa disembelih karena ada binatang
yang tidak berleher. Contoh binatang berleher adalah kambing, ayam, dan sapi sedangkan
contoh binatang yang tidak berleher adalah ikan dan serangga. Jenis binatang yang tidak
berleher tidak bisa disembelih. Kita tidak akan bisa mengeluarkan darah serangga dengan
cara mengiris bagian antara kepala dan perut. Demikian pula, kita tidak akan bisa
menyembelih ikan karena ikan tidak berleher. Apabila kita mengiris bagian antara kepala dan
perut ikan, darahnya tidak akan mengucur seperti yang terjadi pada penyembelihan leher
ayam atau kambing. Oleh karena itu, binatang yang dijelaskan dalam 5:3 adalah binatang
yang bisa disembelih.
Darah
Dijelaskan dalam 6:145 bahwa darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir keluar.
Darah yang dimaksudkan adalah yang mengalir dalam tubuh binatang yang keluar jika
disembelih. Sudah barang tentu, darah yang dimaksud juga dapat keluar karena penyebab
lain. Pendek kata, darah yang mengalir dalam tubuh binatang adalah haram.
Akibat dari penyembelihan adalah pengeluaran darah sehingga kandungan darah dalam
daging menjadi semakin sedikit. Artinya, keberadaan darah dalam daging mungkin masih ada
meskipun hanya sedikit. Menurut penulis, jika memakan sisa darah yang mungkin masih
tersisa dalam daging yang sudah dimasak, kita tidak berdosa jika itu dilakukan karena tidak
ingin berbuat dosa.
Untuk menghindari makan darah ikan, kita harus membersihkan darahnya ketika kita
membersihkan perut dan kepalanya. Ini perlu dilakukan karena darah ikan yang keluar jika
diiris adalah sedikit atau bahkan tidak ada.
Darah yang berupa cairan dikonsumsi dalam bentuk cairan. Artinya, orang
mengkonsumsinya akan meminumnya. Pengharaman darah sekaligus memperkuat pendapat
penulis yang sudah diutarakan sebelumnya bahwa pengertian makan mencakup aktivitas
memasukkan benda padat atau cair ke dalam tubuh. Dengan kalimat lain, makanan dapat
berupa benda padat atau benda cair. Jika pengertian makan adalah memasukkan makanan ke
dalam mulut serta mengunyah dan menelannya, orang dapat berdalih bahwa meminum darah
tidak berdosa karena orang tersebut tidak memakannya tetapi meminumnya.