SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
RIKI PRASETYO
NIM. 12.22.2.1.1107
i
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah apa yang terdapat dalam diri mereka” (QS. Ar. Ra’ad: 11)
“Tak ada langkah mundur bagi orang yang ingin maju. Tak ada kemajuan bagi
orang yang menghendaki mundur” (KH. Wachid hasyim)
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Marita Kusuma Wardani, SE., M.Si., Ak., C.A., Ketua Jurusan Akuntansi
menyelesaikan skripsi.
5. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skrispi.
ix
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
7. Ibu dan Bapakku, terimakasih atas doa, cinta dan pengorbanan yang tak
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa serta
puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kepada semuanya.
Amin.
Penulis
x
ABSTRACT
xi
ABSTRAK
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
xii
1.7. Jadwal Penelitian ............................................................................12
2.1.1 Pengungkapan.......................................................................14
xiii
3.5. Teknik Pengumpulan Data .............................................................47
Informasi .............................................................................66
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
semakin ketat dalam dunia usaha. Untuk dapat bersaing perusahaan diharapkan
yang luas dalam laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak perusahaan
terutama oleh para investor dan calon investor kaitannya dalam pengambilan
keputusan. Adanya informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu investor
dengan jelas, maka laporan kauangan harus disusun berdasarkan pada prinsip
yang dihadapinya sehingga dapat memberikan informasi yang jelas bagi pihak-
pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Penyajian informasi yang riil, dapat
yang terjadi pada saat terdapat perbedaan informasi yang dimiliki oleh perusahaan
dalam perusahaan jelas merugikan investor atau calon investor, karena investor
dimiliki perusahaan.
3
manajer sebagai agen dengan pemilik yang dalam hal ini merupakan pemegang
dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi yang penting bagi investor
lainnya dalam membuat keputusan ekonomi supaya terarah dan dapat memperoleh
oleh investor dan pemengang saham, khusunya kalau informasi tersebut berupa
berita baik. Perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan
keputusan investasi.
Adapun faktor lain yang juga mempengaruhi seberapa baik laporan yang
kepentingan yang lebih luas daripada perusahaan kecil, sehingga nilai informatif
seberapa besar nilai perusahaan yang biasanya dilihat dari total aset. Semakin
besar total aset maka diperlukan modal yang besar pula, hal ini menunjukkan
bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar juga tingkat
teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan
6
pasar modal syariah, dimana pada pertengahan tahun 2000 dikeluarkan Jakarta
Islamic Index. Indeks ini mensyaratkan saham dengan jenis usaha utama dan ratio
keuangan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan diharapkan menjadi
tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih
Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham
yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan saham
dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam – LK
Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. (PT.BEI,
2008).
informasi.
7
di PT. Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan di perbankan yang go public
dan tercatat di PT. Bursa Efek Indonesia 2003-2005. Penelitian ini membuktikan
informasi.
berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan. Umur listing dan ukuran kap
negatif terhadap luas pengungkapan model penelitian tahap kedua, variabel luas
dari penelitian dilakukan oleh Heriyanthi (2013) dan Saputra (2016) yang mana
terjadi antara principal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi
manajeman laba pada cost of equity capital dengan asimetri informasi sebagai
asimetri informasi.
informasi karena menunjukkan adanya perbedaan hasil antara penelitian yang satu
kepentingan yang lebih luas daripada perusahaan kecil, sehingga nilai informatif
lebih banyak. Hal ini dapat menjadi kabar baik bagi investor. Semakin banyak
sehingga semakin banyak hal yang dapat diungkapkan untuk keputusan investasi
pemegang saham/investor.
tinggi, tetapi belum tentu pengguna mampu menyerap semua informasi yang
moderating.
yaitu indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia yang berdasarkan atas prinsip
sukarela yang lengkap dan relevam, sehingga investor merasa percaya dan
keputusan.
Batasan masalah ini dibuat agar penelitian tidak menyimpang dari arah dan
yang mengeluarkan laporan tahunan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada
asimetri informasi.
sebagai berikut:.
2. Bagi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan
Terlampir
13
tugas akhir ini secara menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan tentang teori dasar pengertian konflik peran, sifat
Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian, desain penelitian,
data.
hipotesis).
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengungkapan
berikut:
media masa lain serta informasi di luar lingkup pelaporan keuangan tidakmasuk
dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayanai
bahwa investor dan kreditur tidak homogen tetapi bervariasi dalam hal
khusus.
2. Tujuan Melindungi
terbuka. Dengan tujuan ini, tingkat atau voluma pengungkapan akan menjadi
tinggi.
SEC atau Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Hal ini dapat dipahami
3. Tujuan Informatif
16
pengawas melalui formulir-formulir yang harus diisi oleh perusahaan pada waktu
tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa
yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan
harga dan prakiraan) dan data informatif ke depan banyak dihindari oleh SEC
atau tersesat.
beralasan dan dibuat dengan itikad baik. Ketentuan ini menjadi lebih aman bagi
dianggap menyesatkan.
disclosure), wajar atau etis (fair or ethical disclosure), dan penuh (full disclusure).
statement keuangan secara keputusan yang diarah. Tingkat wajar adalah tingkat
yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan
informasional yang sama. Artinya, tidak ada satu pihak pun yang kurang
posisinya. Dengan kata lain, tidak ada preferensi dalam pengungkapan informasi.
18
Tingkat penuh menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut
Oleh karena itu, diperlukan kriteria atau pertimbangan untuk menentukan batas
atas dan batas bawah. Batas atas (kos>benefit) dan batas bawah (materialitas)
a. Pengungkapan Wajib
Pengungkapan wajib adalah informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang
Setiap emiten atau perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek wajib
Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik diatur dalam peraturan
nomor X.K.6. Laporan tahunan wajib memuat ikhtisar data keuangan penting,
laporan dewan komisaris, laporan dewan direksi, profit perusahaan, analisis dan
Tabel 2.1
Data Laporan Keuangan Tahunan Wajib
b. Pengungkapan Sukarela
menjadi informasi yang sangat penting bagi investor untuk membuat keputusan
sukarela ini, tingkat pngungkapan wajib yang dapat ditetapkan dapat diarahkan ke
Indeks =
Keterangan :
Semakin banyak item yang diungkap oleh perusahaan, semakin banyak juga
angka indeks yang diperoleh perusahaan. Perusahaan dengan angka indeks yang
(Purwandari, 2012).
kepada pemilik merupakan nilai lebih bagi manajeman, dalam artian bahwa
Bawono, 2006).
1. Adverse Selection
sekelompok orang tertentu yang tidak dimiliki oleh kelompok lainya (hidden
22
pihak. Banyak masalah yang timbul akibat terjadinya adverse selection bisa
sudah go public. Pemegang saham tidak yakin atas kinerja manajernya sedangkan
manajer tidak yakin atas kinerja karyawannya. Dan para konsumen juga tidak
yakin atas kualitas produk dan bagaimana perusahaan tersebut dapat melayani dan
2. Moral Hazard
laporan keuangan yang memuaskan bagi para pemegang saham atau manajer
ketentuan minimal atas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang
memiliki. Asimetri informasi dalam penelitian ini diukur dengan proksi bid-ask
SPREADit =
Keterangan :
Askit = Harga penawaran tertinggi saham perushaan i yang terjadi pada hari t
Bidit = Harga permintaan terendah saham perushaan i yang terjadi pada hari t
perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva
yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Besar kecilnya perusahaan
(Ismail, 2004).
dalam menjalankan usahanya. Maksudnya yaitu dengan risiko yang minimal akan
Pada konflik kepentingan yang pertama, jika utang mencapai jumlah yang
semakin besar. Sebaliknya, hal tersebut bukan merupakan berita baik bagi
pemegang utang. Payoff pemegang utang akan tetap sebesar bunga yang
perusahaan meningkat.
utang semakin banyak. Untuk mencegah semacam itu, pemegang utang akan
perusahaan pasti akan melakukan sinyal yang berupa informasi positif mengenai
kondisi perusahaan yang diharapkan dapat menarik minat para investor untuk
Leland dan Pyle (1977) berpendapat bahwa sinyal merupakan tindakan yang
kepada investor. Salah satu sinyal tersebut dapat berupa informasi keuangan yang
(Hargyantoro, 2010).
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan
27
laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Di samping itu, juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang
akuntansi. Banyak pendapat tentang tujuan yang selama ini, baik objek maupun
penekanannya, namun tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas adalah
SAK No.1 (IAI, 2009: 3) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
ekonomi.
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
Disamping itu, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
diharapkan bahwa para pemakai laporan keuangan dapat menilai informasi yang
perusahaan tersebut.
(IAI, 2007), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan, yaitu
(Suwardjono, 2006).
29
a. Nilai Informasi
sama saja dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi
b. Keterpahaman (Understandibility)
c. Keberpautan (Relevance)
tentang beberapa munculan (outcomes) dari kejadian masa lalu, sekarang atau
d. Nilai Prediktif
harapan pemakai akan munculan/hasil (outcomes) suatu kejadian masa lalu atau
masa yang datang akan terjadi. Nilai prediktif disini adalah jenis dan sifat
informasi yang menjadi masukan dalam proses prdiktif. Dengan kata lain, nilai
f. Ketepatwaktuan (Timeliness)
informasi lama setalah suatu kejadian yang memerlukan tanggapan atau keputusan
g. Keterandalan (Reliability)
bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi akan menjadi berkurang
validitas informasi tersebut. Informasi aka memiliki nilai yang tinggi kalau
h. Ketepatan Penyimbolan
adalah kondisi fisis, kondisi keuanga, dan kegiatan ekonomik badan usaha berupa
i. Keterujian
memberi keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana
j. Kenetralan (Naturaly)
dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Kegitan dalam pasar modal
syariah secara umum tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional.
modal melalui instrumen hutang karena dapat diartikan sebagai jual beli hutang
atau bai’ al-dayn (Said, 2012). Selain itu terdapat karakteristik khusus dalam
pasar modal syariah, dimana produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan
a. Saham Syariah
b. Sukuk
melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu aset atau proyek. Dalam
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang
1) Nilai manfaat dari aset berwujud tertentu (ayyan maujudat), baik yang
Syariah sebagai Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan
Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli
Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang
maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional
Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini
merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad
mudharabah.
Perkembangan tersebut dimulai dari MOU antara Bapepam dan DSN-MUI pada
tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah
masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit
yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan
Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut
yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah
dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek
35
Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek
Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.
Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai
landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk
dan II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah (www.ojk.go.id).
Pengertian Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham di Bursa Efek
Indonesia yang berdasarkan atas prinsip syariah. Indeks saham ini diperkenalkan
oleh BEI dan Danareksa Investment Management (DIM) pada tanggal 3 juli 2000.
Agar dapat menghasilkan data historis yang lebih panjang, hari dasar yang
digunakan untuk menghitung JII adalah tanggal 2 januari 1995 dengan angka
indeks dasar sebesar 100. Metodologi perhitungan JII sama dengan yang
JII terdiri dari 30 saham emiten yang dibuat dengan urutan sebagai berikut:
36
1. Saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10
kapitalisasi besar).
Tabel 2.2.
Daftar Saham Syariah Berdasar DES
Berdasar kriteria tersebut, maka setiap saat akan ada saham yang keluar-
masuk dalam JII yang perhitungannya dilakukan setiap enam bulan sekali.
Namun, tidak berarti bahwa saham berbasis syariah hanya ada 30 seperti yang
termasuk dalam JII karena rujukan yang dipakai adalah Daftar Efek Syariah
(DES).
37
asimeri informasi. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara
39
principal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak
dan manajeman laba pada cost of equity capital dengan asimetri informasi sebagai
terhadap asimetri informasi tidak terbukti, penelitian ini tidak ditemukan pengaruh
dilihah dari nilai signifikansi sebesar 0,806 > 0,05 lebih besar.
disajikan. Perusahaan yang besar memiliki basis kepentingan yang lebih luas
40
dapat mengurangi asimetri informasi. Adapun bagan alur kerangka berpikir pada
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Pengungkapan Asimetri
Sukarela Informasi
Ukuran
Perusahaan
2.4 Hipotesis
adal untuk menurunkan biaya modal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
keuangan.
informasi.
oleh investor dan pemegang saham, teori yang mendasari adanya pengungkapan
merupakan solusi atas kendala pengungkapan secara penuh yang dibahas diatas.
pengungkapan wajib yang dapat ditetapkan dapat diarahkan ke tingkat wajar atau
bahkan memadai tidak perlu penuh. Diharapkan dengan ukuran perusahaan yang
BAB III
METODE PENELITIAN
2016. Wilayah yang dilakukan pada penelitian ini seluruh perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah keseluruhan yang terdiri atas obyek atau subyek
yang memiliki kualitas dan karakter tertentu yang diinginkan dan ditetapkan oleh
Sasaran atau populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Tabel 3.1
Hasil pemilihan sampel
No Keterangan Jumlah
perusahaan
sampling yaitu pemilihan sampel dari suatu populasi tertentu dengan kriteria
sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun sampel
pengamatan.
laporan keuangan).
Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan Sampel
Data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder merupakan data
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara.
Pada umumnya data sekunder tersaji dalam bentuk bukti, catatan atau data historis
yang telah tersusun dalam arsip. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
diambil dari KP. BEI Yogyakarta tahun 2013 sampai 2015, IDX Statistic,
sudah ada, seperti data yang dipublikasikan dalam IDX statistic, laporan
yang terstruktur dan dilakukan dengan survey data Bursa Efek Indonesia. Survey
integral dari sistem organisasi sumber data. Selain itu, peneliti memang benar
47
benar tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi variabel, dan data yang
Variabel adalah objek pokok yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Lanjutan Tabel 3
Data yang diperoleh dalam penelitian ini perlu dianalisis lebih lanjut agar
dapat ditarik kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu perlu diterapkan teknik
analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak disampaikan untuk
1. Analisis Deskriptif
penelitian dilakukan menguji apakah model regresi tersebut baik atau tidak.
Penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah Uji Normalitas, Uji
a. Uji Normalitas
variabel residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
Penelitian ini menggunakan uji statistik, salah satu uji statistik yang biasa
pada hasil uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05,
maka data berdistribusi normal dan sebaliknya, jika p-value lebih kecil dari 0,05
b. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variable
sesama variable independen sama dengan nol. Ada dua cara untuk mendeteksi ada
korelasi antara variable independen dan perhitungan nilai Tolerande dan Varian
c. Uji Heteroskedastisitas
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikan hitung lebih
besar dari alpha = 5%, maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Tetapi jika
nilai signifikan hitung kurang dari alpha = 5% maka dapat disimpulkan bahwa
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem
51
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Salah satu
cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah dengan uji
Durbin Watson (DW). Adapun dalam pengambilan keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi :
Tabel 3.4
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
a. Uji F
membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dengan taraf signifikan yang telah
ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikan <0,05 maka variabel independen
Fhitung =
Keterangan :
R2 : Koefisien determinasi
N : Banyaknya observasi
a. Bila F hitung > F table atau probabilitas < nilai signifikan (≤ 0,05), maka
hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel
b. Bila F hitung < F table atau probabilitas > nilai signifikan (≥ 0,05), maka
determinai adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
4. Analisis Regresi
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable independen (bebas),
53
dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai
(Gujarati, 2003)
Adapun rumus regresi yang sesuai model dalam penelitian ini adalah
Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi dari dua variabel
Keterangan:
Y = Asimetri Informasi (AI)
X = Pengungkapan Sukarela (PK)
Z = Ukuran Perusahaan (UP)
X.Z = Interaksi antara PK dan NP
α = Konstanta
B1-3 = Koefisien Regresi
e = Standar eror
variable dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak di uji adalah apakah
parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi = 0, artinya apakah suatu variable
dependen. Hipotesis alternative (HA) parameter suatu variable tidak sama dengan
54
a. Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan
ditolak bila nilai t lebih dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita
b. Membandingkan nilai t dengan titik kritis menurut table. Apabila Jika thitung >
BAB IV
ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN
yang terdaftar di JII periode 2013 - 2015 yang memenuhi kriteria sampel
penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu asimetri informasi sebagai variabel
Tabel 4.1
Perusahaan Sampel
yang diperoleh dari hasil penelitian. Deskripsi data ini meliputi nilai minimum,
nilai maximum, mean dan standar deviasi. Hasil perhitungan deskripsi data
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh
peraturan yang berlaku dengan rumus jumlah item pengungkapan dibagi seluruh
penngungkapan sukarela mempunyai rental nilai antara 0,27 sampai dengan 0,76
dengan rata-rata 0,5498 dan standar deviasi sebesar 0,10888 dengan jumlah
di JII periode 2013 – 2015 cukup tinggi yaitu sebesar 51,39% atau sebesar 17 item
item pengungkapan terendah pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk periode
sebanyak 24 item pengungkapan sukarela yang dimiliki oleh PT. Semen Gresik
dilihat dari total aset yang dirumuskan dengan menggunakan logaritma natural
(Ln) total aset. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa ukuran
perusahaan (size) memiliki nilai minimum sebesar 15,89 dan nilai maksimum
sebesar 23,63 dengan rata-rata sebesar 18.4716 dan standar deviasi sebesar
Tbk periode 2015 atau memiliki total asset sebesar Rp. 18.312.141.566,00 dan
Sumatra Tbk periode 2013 sebesar 15,89 atau memiliki total asset sebesar Rp.
7.974.876,00.
diperoleh rentang nilai asimetri informasi dari 10,26 sampai 108,39 dengan rata-
rata sebesar 53,3879 dan standar deviasi sebesar 20.45899 dengan jumlah sampel
terendah terdapat pada PT Vale indonesia Tbk periode 2015 sebesar 10,26
regresi yang dilakukan adalah bebas dari uji asumsi klasik yang dilihat dari tabel
sebagai syarat uji regresi tersebut. Peneliti harus melakukan uji asumsi klasik
yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji
heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal yang
dimaksud yaitu dapat dilihat dari hasil uji non parametik Kolmogorov-Smirnov
jika nilai Sig > 0,05. Sebagai berikut adalah hasil dari uji tersebut :
Tabel 4.3.
Hasil Uji Normalitas
2. Uji Multikolonieritas
korelasi antar variabel bebas dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai tolerance
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tabel 4.4
Uji Multikolonieritas
memiliki Tolerance lebih dari 0,1 dan semua variabel independen memiliki nilai
VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
korelasi antar variabel independen sehingga model regresi ini tidak ada masalah
multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Sig > 0,05 (α) maka tidak terjadi Heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik
60
ini adalah hasil dari uji heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot
secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu serta arah peyebarannya
berada diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. dengan demikian dapat
digunakan.
Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas
a
Coefficients
Berdasarkan gambar Tabel 4.5 diatas dari Uji Glejser menunjukkan bahwa
mempengaruhi variabel dependen nilai AbsRes. Hal ini terlihat dari nilai sig
diatas tingkat kepercayaan 0.05 jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
4. Uji Autokorelasi
linier pada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
yang berurutan waktu yang berkaitansatu sama dengan yang lainnya. Dalam
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-
Estimate Watson
1 .438a .191 .136 19.01325 1.756
Du= 1,670 4-du = 2,3292
a. Predictors: (Constant), Interaksi Pengungkapan dan Size, Size (Z),
Pengungkapan Sukarela (X)
b. Dependent Variabel: Asimetri Informasi
Sumber : Data Sekunder diolah, 2016
nilai dw 1.756 lebih besar dari batas atas (du) 1.670 dan kurang dari (4-du)
2.3292. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam
1. Uji F
variabel dependen secara simultan dan untuk mengetahui ketepatan model regresi
Tabel 4.7
Hasil Uji F
a
ANOVA
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 3766.648 3 1255.549
3.473 .024b
1 Residual 15906.159 44 361.504
Total 19672.807 47
a. Dependent Variabel: Asimetri Informasi (Y)
b. Predictors: (Constant), X*Z, Size (Z), Pengungkapan Sukarela (X)
Sumber: Data skunder diolah, 2016
Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar (3,473) > F tabel ( 2,81 ) dengan
nilai signifikannya sebesar 0,024 pada tingkat signifikan 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang dipilih sudah tepat digunakan dalam
sumbangan dari seluruh variabel bebas (X) yang terdapat dalam model regresi
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Mode R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
l
1 0.438a 0.191 0.136 19.01325
a. Predictors: (Constant), Interaksi Pengungkapan Sukarela dengan Size, Size,
Pengungkapan Sukarela
Sumber: Data skunder diolah, 2016
Tabel 4.9
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -102.920 36.849 -2.793 .008
Pengungkapan
-18.922 6.247 -4.183 -3.029 .004
1 Sukarela (X)
Size (Z) 24.424 7.884 2.640 3.098 .003
X*Z -42.080 14.251 -4.227 -2.953 .005
a. Dependent Variabel: Asimetri Informasi (Y) T tabel = 2.0129
Sumber: Data sekunder diolah, 2016
dan variabel ukuran perusahaan (size) memiliki thitung sebesar 3,098. Hasil analisis
moderating diperoleh nilai thitung sebesar -2,953 lebih besar dibandingkan ttabel
sebesar 2,0129 pada taraf signifikansi 5% (0,05) yang berarti ukuran perusahaan
Selain itu dari tabel 4.9 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
diinterpretasikan:
c. Nilai kofisien (b2) sebesar 24,424; artinya ukuran perusahaan bernilai positif
sebesar 24,424 yang berarti jika ukuran perusahaan meningkat maka asimetri
d. Nilai kofisien (b3) sebesar -42,080; artinya jika pengungkapan sukarela dan
42,080.
65
sukarela bernilai negatif sebesar 18,922 dengan nilai t hitung (3,029) < t tabel
(2,0129), jadi Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh antara
terdaftar di JII periode 2013-2015. Nilai koefisien regresi negatif disini dapat
diartikan bahwa semakin luas pengungkapan sukarela maka semakin kecil nilai
keputusan investasi.
66
Secara umum hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Utami (2006) tentang dampak pengungkapan sukarela dan manajeman laba
informasi.
sebesar 0,004< 0,05 dan variabel ukuran perusahaan (size) diperoleh nilai thitung
sebesar 3,098 dengan signifikansi sebesar 0,003 > 0,05. Sedangkan hasil moderasi
67
diperoleh nilai thitung sebesar 2,953 dengan signifikansi sebesar 0,005 < 0,05,
Dari nilai koefisien regresi yang negatif disini menunjukkan bahwa dengan
sukarela terhadap asimetri informasi. Hal ini dikarenakan asimetri informasi yang
dimiliki mayoritas perusahaan yang terdaftar di JII periode 2013 – 2015 lumayan
atau bursa efek sehingga akan melaksanakan pengungkapan sukarela dengan baik.
dengan baik atau minimal sesuai dengan aturan Bapepam terlepas dari ukuran
perusahaan baik besar ataupun kecil, maka dari itu ukuran perusahaan justru
68
informasi.
kreditor dan manajer. Konflik kepentingan yang terjadi sering disebabkan adanya
diketahuinya.
tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca
tergolong sangat minim, hal ini cukup beralasan karena pada kenyataannya
pengungkapan dari laporan tahunannya, hal ini berdasarkan observasi dan kajian
tedahulu disebabkan oleh ketakutan manajemen akan adanya free riding, dimana
69
ada pihak tertentu yang memanfaatkan informasi yang potensial untuk tujuan
tidak sedikit dan biasanya keuntungan dari biaya tersebut lebih rendah dari biaya
yang dibutuhkan.
pihak lain memiliki informasi lebih sedikit. Secara umum perusahaan manufaktur
tingkat wajar ini lebih banyak dilakukan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia
asimetri informasi.
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai variable moderating (Studi pada perusahaan yang terdaftar di JII periode
yang telah diuraikan diatas berdasarkan data penulis peroleh maka dapat ditarik
informasi. Hal ini terbukti dari nilai t hitung sebesar 3,029 < t tabel (2,0129)
asimetri informasi. Hal ini terbukti dari nilai t hitung sebesar 2,953 > t tabel
1. Penelitian ini terbatas pada periode penelitian yang dilakuka hanya selama 3
tahun, karena rentang waktu yang terbatas maka hasil penelitian ini kurang
dapat digeneralisasikan.
jumlah sampel yang bisa terpenuhi sesuai kriteria pemilihan sampel purposive
71
3. Masih banyak variabel lainnya selain variabel pada penelitian ini yang belum
5.3 Saran
1. Bagi Investor
untuk digunakan secara efektif dan efisien, sehingga dapat menurunkan risiko
investasi.
2. Bagi Perusahaan
sehingga dapat memberikan dampak yang baik nantinya bagi perusahaan dan
steakholder.
hasil penelitian dapat semakin menjelaskan kondisi secara nyata dan dapat
digeneralisasikan.
corporate governance.
c. Disarankan agar jumlah sampel yang bisa terpenuhi sesuai kriteria pemilihan
penelitian tidak hanya yang terdasftar di JII namun juga perusahaan yang
nyata.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ompusunggu, K.B dan Bawono I.R. (2006). Pengaruh partisipasi anggaran dan
job relevansi information (JRI) terhadap asimetri informasi. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang
Priyatno, D. (2008). Paham Analisis Statistik data dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex
Media Komputer
Purwandari, A dan Agus .P. (2012). Pengaruh profitabilitas, leverage, struktur
kepemilikan dan status perusahaam terhadap pengungkapan laporan
keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Diponegoro journal of
Accounting Vol. 1, No.2, 1 – 10.
Putri, A.E. (2012). Pengaruh pengungkapan sukarela dan kepemilikan
blockholder terhadap asimetri informasi dan kensinkronan harga saham.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rahmawati, Y dan Nurul .Q. (2006). Pengaruh asimetri informasi terhadap praktik
manajeman laba pada perusahaan perbankan publik yang terdaftar di BEJ.
Simposium Nasional 9, Padang:1-24.
Said, S. (2012). Pemikiran ekonomi muslim tentang pasar modal syariah. Al-Fikr.
Vol. 16. No. 2.
Santoso, A. (2012). Pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap asimetri informasi
dengan ukuran perusahaan sebagai variable moderating pada perusahaan
manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah mahasiswa akuntansi, Vol.1, No.4, Hal: 32-
37.
Saputra, E. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan
sukarela dan implikasinya terhadap asimetri informasi (studi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2012-2014). Skripsi .Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji.
nd
Scott, W.R. (2000). Financial accounting theory, 2 edition. Prentice-Hall
Canada Inc: Scarborough, Ontario.
Spiegel, Methew, and Xiaotong wang. (2005). Cross sectional variation in stock
return; liquidity and Idiosyncratic risk. Working Paper. Yale university.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian bisnis. Cet ke-lima belas. Bandung: CV.
Alvabeta.
Suwardjono. (2006). Teori Akuntasi perekayasaan pelaporan keuangan. Cet. Ke-
tiga. Yogyakarta: BPFE UGM.
Utami, W. (2006). Dampak pengungkapan sukarela dan manjeman laba terhadap
asimetri informasi. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol.6.
No.1,19-49.
76
Yoga. (2010). Hubungan teori signalling dengan under pricing saham pada
penawaran perdana (ipo) di BEJ. Eksplorasi vol.5, no.1, edisi maret 2010.
77